************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Rabu, 26 November 2008

Bertumbuh


Jangan pernah berpikir kita bisa bertumbuh dalam menjalani kehidupan rohani bersama Tuhan sendirian. Orang percaya tidak pernah dimaksudkan untuk bertumbuh sendirian. Kita bertumbuh karena bertumbuh bersama-sama dengan orang percaya lainnya.

Hidup ini adalah perjalanan panjang. Jalan-jalan yang dilalui bisa berbagai macam, mulai dari yang licin beraspal, berbatu-batu, hingga yang tandus dan kering. Kita membutuhkan orang percaya lainnya untuk saling menopang. Itulah mengapa kita harus menyadari perlunya kita dibimbing dan membimbing.

Menjadi pembimbing saja akan melelahkan karena kita tidak memiliki orang yang menopang dan mendukung perjalanan kita. Menjadi orang yang dibimbing saja juga tidak akan membuat kita dewasa dalam perjalanan iman. Kita perlu dibimbing dan membimbing. Tuhan ingin kita semua hidup bersama saling membangun dengan saudara-saudara seiman lainnya. Oh betapa indahnya bila saudara seiman hidup rukun dan saling membangun.

riel - January 15, 2004 11:28 PM
URL: http://www.unitedfool.com/violet/arsip/2004/01/000435print.html

Semua harus dipertanggungjawabkan


Rasulullah SAW bersabda, “ada dua ni’mat yang banyak orang sering melupakannya yaitu ni’mat kesehatan dan ni’mat kesempatan untuk berbuat baik (HR Bukhari)

Dalam sehari kita punya kesempatan 86.400 detik. Dalam setahun kita memiliki 31.536.000 detik. Kesempatan ini sama persis untuk setiap orang; orang dewasa atau anak-anak, presiden atau rakyat jelata, ustazd atau preman, jutawan atau pengemis, dst. Semuanya akan dimintakan pertanggungjawaban dihadapan Allah SWT. kemana kesempatan-kesempatan itu digunakan. Tidak ada yang bisa mengelak. Saksinya adalah setiap desahan napas yang telah kita keluarkan, setiap kejadian yang telah kita lakukan, setiap tempat yang telah kita lalui, setiap debu yang menerpa atau angin yang membelai tubuh kita. Tidak ada lagi kebohongan.

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. [QS. 103:1-3]

Detik adalah suatu periode atau kesempatan yang sangat berharga atau sangat berbahaya, tergantung setiap individu-individu untuk memanfaatkannya. Boleh jadi detik yang kita miliki, bernilai jauh lebih besar dibandingkan dengan detik.com (website terbesar di Indonesia yang menghidupi ribuan keluarga). Bukankah UU Pornography hanya perlu satu atau dua detik untuk menandatanganinya, dan berapa banyak jiwa yang teselamatkan dengan adanya ketentuan ini, sebaliknya berapa banyak korban yang terbunuh di Irak akibat keputusan George Bush untuk menandatangani persetujuan untuk invasi atau penyerangan ke Irak, yang ditanda tangani kurang dari dua detik.

Kalau ingin tahu bertapa berharganya waktu satu detik, tanyakanlah kepada orang yang baru saja terhindar dari kecelakaan atau pelari 100 meter pada pertangdingan olimpiade. Di dunia ini betapa berharganya satu detik apalagi di akhirat kelak.

Kalau anda sekarang berumur 63 tahun 4 bulan, berarti anda telah memiliki kesempatan sekitar 2 milyar detik. Kira-kira berapa ratus juta digunakan didepan televisi?, berapa puluh juta digunakan jalan-jalan di Mall?, berapa puluh juta digunakan ngobrol dipinggir jalan?, berapa puluh juta digunakan untuk ngerumpi dan gossip?, berapa ratus juta digunakan untuk tidur?, lalu berapa juta digunakan untuk beribadah kepada Allah?. Hisablah sendiri dan bersiaplah untuk mempertanggungjawabkannya kepada Sang Pemberi Kesempatan.

Saudaraku, masih sudihkah untuk menghamburkan-hamburkan puluhan juta atau bahkan ratusan juta kesempatan, yang mungkin masih anda akan terima dari Allah, untuk hal-hal yang tidak jelas manfaat dan kegunaannya. Apakah anda ragu dengan Allah firman berikut ini ” Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? [QS. 23:115]”

Saudaraku,sadarilah ni’mat yang sejenak kita rasakan bisa jadi azab berkepanjangan disana.

Sabtu, 22 November 2008

Berkaca diri


Pernahkah anda melihat saudara kita yang memiliki ketidaksempurnaan fisik, sehingga kalau shalat perlu perjuangan khusus? Lihatlah, dia dapat melakukan shalat-shalat sunnah dan ibadah sunnah lain dengan tekun dan istiqomah.

Wahai manusia! Sesungguhnya engkau mesti bekerja keras dengan bersungguh-sungguh menuju kepada Tuhanmu yang engkau akan menemui-Nya. (QS. 84:6)

Pernahkah anda melihat saudara kita yang serba kekurangan dalam harta benda, sehingga kebutuhan sehari-hari saja masih dibawah standar kesehatan? Perhatikanlah, dalam kesehariannya masih dapat merogoh recehan dari sakunya, memberikan kepada orang lain yang dia anggap membutuhkan bantuannya, mesikpun tidak seberapa jumlahnya.

Rasulullah SAW bersabda ‘Sesungguhnya bagi tiap-tiap umat itu ada ujian dan ujian bagi umatku ialah harta’ ( HR. Al-Tirmizi)

Pernahkah anda melihat saudara Kita yang secara akademik tidak memiliki kompetensi yang memadai untuk memberi tausyah atau pencarahan spiritual? Simaklah, dia keluarkan apa yang ada dalam hatinya dengan semangat dan cinta, sehingga yang mendengar juga dapat menerima dengan hati yang lapang.

Ibnu Mas’ud, meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda; ‘Tiap orang yang diberi oleh Allah ilmu agama, lalu disembunyikannya, maka Allah mengendalikan mulutnya pada hari kiamat dengan kendali dari api neraka’(HR. Al-Tabrani )

Saudaraku, kita semua punya potensi, yang betapapun kecilnya, dapat kita eksplorasi untuk dikembangkan dan dimanfaatkan kepada orang lain. Munculkanlah potensi itu, galilah dengan tekun dan tak kenal putus asa, suatu saat nanti ia akan mekar, matang dan siap digunakan. Ini adalah karunia Allah yang harus disyukuri. Kecil dalam ukuran manusia, tetapi dengan keikhlasan dan iman semata boleh jadi sangat besar di sisi Allah.

Bagi mereka yang kondisinya bertolak belakang secara fisik dengan saudara-saudara kita seperti diatas, keadaan ini dapat dijadikan cermin diri, apakah kita sudah lebih tekun dibandingkan dengan ketekunan mereka.Kalau demikian halnya bolehlah kita mengucapkan Alhamdulillah, tetapi apabila hanya sebanding dengan mereka, atau bahkan lebih sedikit, maka saatnya untuk evaluasi dan perbaikan diri. Apakah kita tidak malu kepada Allah kalau amal dan perbuatan kita sama dengan orang yang berkurangan sementara kita diberikan kelebihan dari Allah.

Saudaraku, menunaikan kewajiban dalam kondisi yang serba kekurangan nilai bobotnya jauh labih tinggi dibandingkan dengan melakukan dalam kondisi yang lapang, tentu saja selain keikhlasan. Oleh karena itu dalam kondisi lebih lapang, kualitas dan kwantitas ibadahnya harus lebih ditingkatkan lagi, kalau kita menginginkan nilai yang sama.

Saudaraku, jangan terlena dengan kelebihan, tetapi perteballah iman dengan kelebihan tsb.

JANGAN PANDANG HUTAN DARI SEMAKNYA


Tak ada sesuatu dalam hidup ini yang perlu ditakutkan. Anda hanya perlu mengerti. Ketakutan berasal dari keterbatasan pikiran. Bukalah pikiran untuk memahami ketakutan anda. Maka akan anda temui keberanian untuk menghadapinya.

Jangan sembunyi, jangan tunda, dan jangan berhenti memecahkan masalah anda. Persoalannya bukan karena masalah itu akan membesar, namun pikiran anda yang semakin kerdil - pandangan anda yang semakin sempit.

Berjalan di jalan keberhasilan adalah berjalan di hutan lebat. Jangan berhenti hanya karena onak belukar. Dan jangan pandang hutan dari semaknya belaka. Anda harus mampu melewatinya. Sekali anda berhasil mengatasi ketakutan, anda memiliki ketahanan untuk menghadapi kesulitan serupa. Pahami bahwa semua itu sangat baik bagi kekuatan anda untuk mengatasi tantangan yang lebih besar. (Editor-080301)

Saat Yang Paling Sempurna.


Mungkin ada sesuatu yang selalu anda ingin kerjakan. Sebuah hasrat untuk mengerjakan sesuatu yang anda cita-citakan. Mengapa anda tidak coba mengerjakannya hari ini? Hari ini adalah saat paling sempurna untuk memulainya. Dari semua hari yang tersedia, tidak ada yang lebih tepat daripada hari ini.

Anda menginginkan kesempurnaan? Berangkatlah dari yang tidak sempurna terlebih dahulu. Perbaiki satu bagian demi satu bagian, maka apa yang anda inginkan akan terwujud di depan mata. Tidak ada karya besar yang muncul dengan sekali duduk.

Mengambil langkah pertama tidaklah sulit. Semuanya ada di dalam jangkauan anda, termasuk hari ini. Jadi tunggu apa lagi, yang terpenting adalah anda memulainya sekarang, karena anda adalah pemilik hari ini.

Mengapa tidak besok? Karena hari esok belum tentu ada.

***************************************************************
Kata Bijak Hari Ini.

Orang bijak adalah dia yang hari ini mengerjakan apa yang orang bodoh akan mengerjakannya tiga hari kemudian. (Abdullah Ibnu Mubarak)

Sumber : Milis

Kamis, 13 November 2008

Air mata Mutiara


Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. "Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu." Si ibu terdiam, sejenak, "Aku tahu bahwa itu sakit anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit terkadang masih terasa. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.

Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

**********

Cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan "kerang biasa" menjadi "kerang luar biasa". Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang luar biasa".

Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami. Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki: menjadi `kerang biasa' yang disantap orang atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara'. Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja'.

Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka karena orang-orang di sekitar kamu cobalah utk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan di dalam hatimu.. "Airmataku diperhitungkan Tuhan.. dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara."
Semoga........

Salam,
M. Isrok

Anak dan Harapan


Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), di sisi Allah-lah pahala yang besar. [QS. 64:15]

Bagi seorang mukmin, anak adalah titipan Allah yang harus dijaga dan dipelihara karena ia adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Ia juga menjadi penyambung amal-amal setelah kita kembali kehadirat-Nya, apabila ia bisa menjadi anak yang shaleh.

Ada dua sikap paradok orang tua dalam mempersiapkan anaknya dimasa depan. Yang pertama, orang tua yang berusaha menyediakan segala fasilitas kebutuhan anak-anaknya setelah ia tinggalkan. Mulai dari pendidikan, pekerjaan, kekayaan, dan sebagainya, sehingga kalau perlu anaknya tersebut tidak berbuat apapun kehidupannya tetap terjamin sampai anak-anaknya, bahkan sampai tujuh turunan.

Yang kedua, orang tua yang bekerja membanting tulang untuk mempersiapkan anaknya agar berhasil sehingga dihari tua kelak hidupnya terjamin. Apabila anaknya tidak berhasil atau anaknya tidak tahu balas budi maka hidupnya akan sengsara.

Ada kekhawatiran yang tinggi kalau mereka tidak bisa mempersiapkan seperti itu. Orang tua pertama takut anaknya kekurangan, sedangkan orang tua kedua takut hidupnya kekurangan dihari tuanya. Mereka berani berkorban apapun untuk keberhasilan anak-anaknya dan kadang-kadang melupakan dirinya sendiri, melupakan kewajiban kepada Tuhannya, seperti enggan membayar zakat, shalatnya sering terabaikan, dan kewajiaban lainnya, karena kesibukan untuk kepentingan anak-anaknya.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. [QS. 63:9]

Saudaraku, rezeki anak-anak kita sudah ditentukan Allah Swt, dan rezeki mereka tidak perlu harus melalui kita. Persiapan yang perlu kita berikan tidak perlu sejauh yang kita bayangkan diatas. Ingat ketika kita masih muda dahulu, yang kita makan, yang kita miliki tidak semua dari orang tua. Anak-anak malu kalau sudah berkeluarga masih dihidupi dari usaha orang tuanya. Mereka punya kebanggaan sendiri dengan usaha dan pekerjaannya walaupun mungkin lebih sederhana.

Saudaraku, harta yang anda miliki gunakanlah secara proposional untuk kepentingan sendiri sesudah mati, dengan jalan menyimpan melalui pemanfaatan untuk orang banyak. Ini menjadi ukuran tingkat kecintaan anda kepada Allah.

"Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya (kekuasan-Nya), salah seorang di antara kamu tidaklah beriman sehingga saya lebih dicintai olehnya daripada orang tua dan anaknya". (HR: Bukhari)

Saudaraku, persiapan terbaik untuk anak kita adalah menanamkan semangat juang dan iman yang kokoh, sehingga dimanapun mereka berada minimal tidak menjadi beban dan gangguan terhadap orang lain.

Hati Ibarat Rumah


Ada tiga macam rumah, Pertama Rumah Raja, di dalamnya ada simpanannya, tabungannya serta perhiasannya. Kedua Rumah Hamba, di dalamnya ada simpanan, tabungan dan perhiasan yang tidak seperti yang dimiliki seorang raja. Dan ketiga adalah Rumah Kosong, tidak ada isinya.

Jika datang seorang pencuri, rumah mana yang akan dimasukinya?

Apabila anda menjawab, ia akan masuk rumah yang kosong, tentu suatu hal yang tidak masuk akal, karena rumah kosong tidak ada barang yang bisa dicurinya.

Karena itulah dikatakan kepada Ibnu Abbas Radhiallahu 'anhu, bahwa ada orang-orang Yahudi mengklaim bahwa di dalam shalat, mereka 'tidak pernah terganggu', Maka Ibnu Abbas berkata: "Apakah yang bisa dikerjakan oleh syetan dalam rumah yang sudah rusak?"

Bila jawaban anda adalah: "Pencuri itu akan masuk rumah raja." Hal tersebut bagaikan sesuatu yang hampir mustahil, karena tentunya rumah raja dijaga oleh penjaga dan tentara, sehingga pencuri tidak bisa mendekatinya.

Bagaimana mungkin pencuri tersebut mendekatinya sementara para penjaga dan tentara senantiasa siap siaga di sekitar raja?

Sekarang tinggal rumah ketiga, maka hendaklah orang-orang berakal memperhatikan permisalan ini sebaik-baiknya, dan menganalogikannya (rumah) dengan hati, karena inilah yang dimaksudkannya.

Hati yang kosong dari kebajikan, yaitu hati orang-orang kafir dan munafik, adalah rumah setan, yang telah menjadikannya sebagai benteng bagi dirinya dan sebagai tempat tinggalnya. Maka adakah rangsangan untuk mencuri dari rumah itu sementara yang ada didalamnya hanyalah peninggalan setan, simpanannya dan gangguannya? (rumah ketiga).

Hati yang telah dipenuhi dengan kekuasaan Allah Subhanahu wa ta'ala dan keagungan-Nya, penuh dengan kecintaanNya dan senantiasa dalam penjagaan-Nya dan selalu malu darinya, Syetan mana yang berani memasuki hati ini? Bila ada yang ingin mencuri sesuatu darinya, apa yang akan dicurinya? (rumah pertama).

Hati yang di dalamnya ada tauhid Allah, mengerti tentang Allah, mencintaiNya, dan beriman kepadaNya, serta membenarkan janjiNya, Namun di dalamnya ada pula syahwat, sifat-sifat buruk, hawa nafsu dan tabiat tidak baik. Hati ini ada diantara dua hal. Kadang hatinya cenderung kepada keimanan, ma'rifah dan kecintaan kepada Allah semata, dan kadang condong kepada panggilan syetan, hawa nafsu dan tabiat tercela.(rumah kedua )

Hati semacam inilah yang dicari oleh syetan dan diinginkannya. Dan Allah memberikan pertolongan-Nya kepada yang dikehendakiNya. "Dan kemenanganmu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi maha bijaksana." (Ali Imran:126)

Syetan tidak bisa mengganggunya kecuali dengan senjata yang dimilikinya, yang dengannya ia masuk dalam hati. Di dalam hati seperti ini syetan mendapati
senjata-senjatanya yang berupa syahwat, syubhat, khayalan-khayalan dan angan-angan dusta yang berada di dalam hati.
Saat memasukinya, syetan mendapati senjata-senjata tersebut dan mengambilnya serta menjadikannya menetap di hati. Apabila seorang hamba mempunyai benteng keimanan yang mengimbangi serangan tersebut, dan kekuatannya melebihi kekuatan penyerangnya, maka ia akan mampu mengalahkan syetan. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah semata.

Sumber : Milis

Irene Handono


Republika, Jumat, 01 Februari 2002
Al-Ikhlas Menuntunnya kepada Kebenaran Islam

Keraguan terhadap doktrin ketuhanan dalam sebuah agama, memang dapat menjadi penyebab terguncangnya keimanan seseorang terhadap agamanya. Hal inilah yang terjadi pada diri Irene Handono, mantan biarawati yang sekarang menjadi ketua Gerakan Muslimah.

Keraguan dirinya terhadap doktrin ketuhanan yang sebelumnya dianut, berawal ketika dia harus mempelajari Alquran sebagai salah satu mata kuliah Islamologi di Institut Filsafat Teknologia Surabaya pada tahun 1976.

Pada suatu malam, ketika ia harus mempersiapkan diri untuk kuliah esok harinya, Irene mencoba membuka kitab suci tersebut. Dan takdir Allah memang tak dapat dielakkan, pada saat itu terbuka olehnya surat Al-Ikhlas yang menegaskan akan keesaan Tuhan, sebuah doktrin ketuhanan yang berbeda dengan doktrin agama yang dianutnya.

Dia lalu membandingkan keesaan Tuhan yang diajarkan Islam dengan trinitas yang dipahami sebelumnya --yang selalu diajarkan dengan perumpaan segitiga, di mana segitiga itu tetap satu walau memiliki tiga sisi.

Pemahaman dan penjelasan pastor di bangku kuliah, tak membuat Irene puas atas doktrin ketuhanan yang dianutnya. Malam hari seusai kuliah, dia kaji lagi surat tersebut. Makin dalam ia mengkaji makin bimbang dirinya memahami doktrin ketuhanan yang dianutnya.

Meski dua tahun dia mengeyam kuliah di institut tersebut, akan tetapi tak membuat Irene makin yakin dengan doktrin ketuhanan agamanya. Sebaliknya, dia makin penasaran akan kebenaran doktrin Islam. Karenanya ia makin intensif mempelajari Islam.

Sekitar delapan tahun Irene mempelajari Islam dan hatinya makin cenderung terhadap agama itu. Secara perlahan ia mulai berseberangan dengan biara tempatnya mengabdi. Dalam kurun waktu itu, ia terus mengasah pengetahuannya tentang Islam selain mempertimbangkan risiko yang harus dihadapinya --baik dari pihak biara maupun keluarganya-- bila kelak ia hijrah ke Islam. Ia membayangkan akan terputusnya hubungan dengan orang-orang yang sangat dicintainya bila ia memeluk Islam.

Kebimbangan sempat muncul dalam benaknya, akan konsekuensi yang akan menimpa dirinya kalau ia menjadi Muslimah. Dia mafhum, dia pasti berpisah dengan keluarga serta saudaranya.

Namun keyakinannya akan Allah, diperkuat dengan pemahaman bahwa dirinya akan mendapatkan persaudaraan yang lebih luas dalam Islam. Keyakinan ini memupuskan kebimbangannya. "Persaudaraan Islam, merupakan persaudaraan universal yang melintasi batas-batas ras, warna kulit, bahasa, maupun negara," tuturnya mantap.

Akhirnya setelah merasa yakin akan kebenaran Islam, lewat doktrin ketuhanan serta persaudaraan dalam Islam, menjelang Ramadhan di tahun 1983, Irena Handono mengucapkan dua kalimat syahadat menjadi seorang Muslimah.

Prosesi ikrar keislaman dirinya, dilaksanakan dengan bimbingan ketua MUI Jawa Timur waktu itu, KH Misbach. Dan ikrar keislaman itu sendiri dilaksanakan di masjid Al-Falah Surabaya.

Tak lama setelah menjadi Muslimah, Allah mempertemukan wanita asal Surabaya itu, dengan seorang pria Muslim bernama Masrukhin Yusufi, dalam sebuah ikatan suci. Hingga kini mereka dikaruniai tujuh putra dan satu putri.

Kini, setelah 19 tahun menjadi Muslimah, wanita kelahiran Surabaya 48 tahun lalu ini, makin mantap dengan keislamannya. Dan kemantapan hatinya dalam Islam, mendorong dirinya berkhidmad kepada agama Allah melalui sebuah organisasi bernama Gerakan Muslimah.

Organisasi inilah yang telah memberinya kesempatan untuk mengaktualisasikan ajaran Islam yang ia anut. Dan melalui organisasi ini pula Irene membantu pembinaan para muallaf, khususnya wanita.

Kamis, 06 November 2008

Dibalik Peristiwa


Kita tidak bisa mengubah sejarah,tetapi kita bisa membuat sejarah. Itu kata para bijak. Kata yang sarat dengan motivasi dan tekad yang kuat. Mungkin bukan untuk sejarah nasional, apalagi sejarah dunia, tetapi paling tidak untuk milestone diri sendiri. Setiap orang harus berbuat sesuatu yang berarti, mungkin monumental, yang bermanfaat untuk sesama insan dan makhluk lainnya, karena itulah tujuan kita dihadirkan di dunia ini. Khalifah fil ard.

Krisis ekonomi yang saat ini masih menggema, menelan banyak korban, sebutlah juragan minyak dan bolah sepak: Roman Abramovich dari Rusia. Menurut berita, ia mengalami kerugian sebesar £12 miliar atau setara dengan Rp. 211 trilyun, sementara total kekayaannya sendiri hanya £11 miliar. Assetnya sendiri secara fisik tidak mengalami apa-apa, kerusakan, di landa bom misalnya. Aneh. Tapi begitulah ekonomi kapitalis.

Yang lebih dekat dengan kita adalah keluarga Bakrie & Brothers yang harus melepas asetnya senilai US$ 1,2 miliar atau setara dengan Rp 11 trilyun, untuk menutup utang (kerugiannya) karena krisis bursa saham. Perusahaannya sendiri tidak apa-apa malah sangat menguntungkan. Tetapi itulah gara-gara ekonomi kapitalis lagi.

Waktu berlalu hanya beberapa hari di awal syawal 1429 dan awal Oktober 2008, dua taipan, orang bule sana dan orang kito disini, amblas hartanya Rp. 211 trilyun dan Rp. 11 trilyun.

Pada peristiwa yang lain, masih ingat tukang jagal antara 700 – 3500 orang di Sabra and Shatila, Ariel Sharon, bekas PM Israel, sudah hampir tiga tahun terbujur koma di RS, dengan kondisi badan kurus kering. Sangat kontras dengan badannya yang gemuk, tegap dan tampan ketika masih sehat, sehingga siapun yang melihatnya pasti miris dan menangis, bila saja orang tidak tahu akan kekejamannya terhadap rakyat Palestina.

Sekarang kita lihat akhir kejayaan George Bush yang ‘ahli teroris’. Meskipun ia merasa wakil tuhan di bumi, masanya tetap saja berakhir. Ingat bagaimana dia merekayasa kejadian pengembomam WTC 9/11-2001, untuk memojokkan umat Islam, bahkan tidak sabar untuk langsung menginvasi ke jantung umat Islam di Irak, untuk membuktikan bahwa Islam adalah teroris.Tetapi yang terjadi, bangsanya terperangkap kubangan maut di Irak dan bingung bagaimana mengakhiri pendudukannya, yang sebenarnya membuatnya terperosok disegala bidang. Dan di Negaranya, setiap tahun rakyatnya yang bule berbondong-bondong masuk Islam, diperkirakan lebih dari 50.000 orang pertahun.

Saudaraku, betapapun beratnya keadaan yang harus dilalui suatu ketika ia akan berganti dengan kemudahan (QS 94:5-6). Dan begitulah seterusnya saling berganti. Yang penting adalah akhir daripada kehidupan ini harus lebih baik (QS 93:4). Apapun yang terjadi, selama iman kita tetap kokoh dan terjaga, godaan apapun yang datang tidak masalah. Bukankah hanya orang beriman yang dijanjikan dengan pahala yang besar (QS 3:179).

Saudaraku, cuplikan kejadian-kejadian diatas diharapkan menginspirasi kita melakukan perenungan tentang kekuasaan Allah yang selalu hadir dalam setiap peristiwa. Bukankah dengan perenungan atau tafakur sejenak adalah lebih baik dari shalat seribu rakaat (Hadist).