************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Kamis, 31 Desember 2009

Doa Akhir tahun 2009


Dengan namaMu ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga selawat dan rahmat tetap Engkau curahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabat beliau….

Setahun yang lewat, telah kami lalui dengan dosa-dosa dan kesalahan yang tidak terbilang. Dipenutup tahun ini, sebagaimana setiap hari kami mohonkan, Ya Allah ampunilah dosa-dosa dan kesalahan kami itu semuanya. Ampuni pula sikap kami yang salama ini mohon ampun kepadaMu dengan cara-cara yang tidak khusuk dan serius…

Ya Allah, walaupun amal-amal yang kami kerjakan pada tahun yang lewat, tidak ada artinya, dikerjakan tidak dengan keyakinan penuh, serta masih mengharapkan pujian dari orang lain, terimalah dengan Kasih SayangMu…..

Ya Allah, sekiranya Engkau masih memberikan kesempatan kepada kami beberapa saat kedepan, berikanlah kemampuan kepada kami untuk ikhlas dan rdho menerima segala kejadian yang engkau takdirkan, karena kami tahu segala ketetapan yang Engkau takdirkan kepada kami adalah yang terbaik bagi kami..

Ya Allah, berikanlah kepada kami kemampuan untuk mengeluarkan segala potensi yang Engkau berikan untuk beramal, berkarya dan berbakti kepadaMu.


Semoga sholawat dan salam tetap tercurahkan atas nabi Muhammad SAW dan atas semua keluarga dan para sahabatnya, Amien…



Persaingan atau persaudaraan


Maka berlomba-lombalah kamu (dalam membuat) kebaikan. (QS. 2 :148)

Apabila kita mendengar kata persaingan, maka akan terlintas dalam pikiran kita adanya suatu pertarungan untuk saling mengalahkan. Yang menang dialah yang hebat, sedangkan yang kalah adalah si pecundang, berarti diantara mereka tidak ada sifat persaudaraan.

Walaupun dalam agama tidak ada etika seperti ini, tetapi inilah yang mewarnai kehidupan kita sehari-hari. Untuk menjadi orang pimpinan tertinggi di suatu tempat/instansi, harus direbut dengan seribu macam cara, termasuk jalan-jalan yang tidak terhormat. Ketika kedudukan telah direbut, maka hilanglah persaudaraan dan pada akhirnya akan hilanglah pula kedamaian. An-Nawawi dalam syarah Muslim berkata : 'Para ulama berkata, 'Persaingan kepada sesuatu adalah berlomba kepadanya dan tidak suka orang lain mengambilnya, ia adalah permulaan tingkatan sifat dengki. Adapun hasad (dengki) yaitu inginnya hilang nikmat dari orang lain.’

Rasulullah bersabda: "Kamu saling bersaing, kemudian saling mendengki, kemudian saling membelakangi, kemudian saling membenci…" (HR. Muslim)

Kenapa harus saling mengalahkan, karena kita percaya bahwa hanya dengan cara itulah rezeki yang akan kita peroleh akan terjamin langgeng. Inilah logika terbalik yang ditanamkan setan kedalam pikiran kita, sehingga dibidang manapun kita berada selalu muncul nafsu untuk mengalahkan orang lain, teman, atau bahkan saudara sekalipun. Kadang-kadang kita mendengar kata-kata; “mari kita saling bersaing secara sportif atau professional”. Tetapi titik pandang akhirnya adalah kalahkan pesaingmu, bukan dari sudut maksimalkan prestasimu.

Dengan kaca mata iman yang jernih, bukan persaingan yang dikedepankan tetapi fastabikul khairat, berlomba-lamba untuk melakukan kebaikan, dengan demikian bukan persaingan yang dipikirkan tetapi persaudaraan yang diutamakan, sama-sama memacu prestasi, sehingga dua-duanya menang dan sama-sama mendapat manfaat yang maksimal.

Yang terpenting didalam fastabikul khairat adalah proses, bukan hasilnya. Hasilnya mutlak keputusan Allah, dan Allah lebih mengetahui yang terbaik bagi kita. Hasil yang sedikit jauh lebih baik apabila prosesnya dilakukan dengan benar daripada hasil besar tetapi prosesnya tidak benar.

Peruntungan kita semua telah tercatat dalam kitab Lauhul Mahfudz, tetapi kerja keras yang kita lakukan dalam mencapai tujuan (peruntungan) adalah pilihan kita. Disinilah amal shaleh dilakukan, mau banyak atau sedikit terserah kita. Dengan demikian dimanapun posisi kita pada akhir dari suatu perlombaan bukan yang terpenting, dan kita tidak perlu iri dan dengki terhadap posisi saudara-saudara kita yang lain.

Saudaraku, persaingan hanya sekedar pisau untuk mempertajam kreatifitas dan kerja kita untuk memacu agar semua potensi yang kita miliki digunakan untuk mencari ridha Allah. Inilah intinya; tidak ada ‘persaingan’ dalam islam yang ada hanyalah persaudaraan.

Dan berjihadlah (berkerja keras dengan menggunakan semua anugera Allah yang kita miliki) kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. [QS. 22.78]


Senin, 21 Desember 2009

Hikmah dirahasiakannya kematian


Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS.67: 2)

Manusia harus meyakini bahwa perkara dirahasiakannya kematian seseorang adalah semata-mata pencerminan dari kasih sayang Allah kepada hamba-hambaNya. Kesadaran seperti ini sangat penting karena kita dapat merespon kematian dengan baik, pada akhirnya membawa kita kepada kesiapan yang tiada putus-putusnya untuk menghadapi kematian.

Karena kerahasiaan kematian memaksa atau memotivasi kepada kita untuk selalu melalukan perbuatan baik dari pagi hingga sore, dari sejak kecil hingga dewasa yang bisa mengantarkan kita kepada akhir kehidupan yang baik. Kalau kita mempunyai pengetahuan kapan kematian terjadi, katakanlah misalnya pada umur 45 tahun, maka kemungkinan persiapan kematian kita lakukan setahun menjelang kematian. Bukankah setahun itu sudah cukup untuk bertaubat nasuha dan mengerjakan perbuatan baik sebanyak-banyaknya sudah dapat mengantarkan seseorang ke surga. Kalau seperti ini kejadiannya, maka sesungguhnya kita mengalami kerugian selama 44 tahun untuk beribadah dan berbuat baik.

Apabila kita mempunyai pengetahuan tentang kematian, maka pikiran kita akan selalu terfokus ke sana, betapapun waktunya masih jauh, sehingga menurunkan gairah untuk hidup, padahal hidup ini adalah sesempurna-sempurnanya persiapan untuk mati.

Keluarga kita, anak dan istri, sungguh menjadi beban apabila mengetahui kapan kematian kita, demikian pula dengan kerabat atau teman-teman sekalian. Akan semakin berat karena mereka juga memikirkan kematiannya sendiri. Suasana kelabu selalu menggantung, Akhirnya yang akan terjadi adalah kekacauan dalam masyarakat.

Kematian tidak mengenal waktu, tua-muda, miskin-kaya, bila saatnya tiba, maka tidak ada seorangpun yang sanggup menangguhkannya meski sesaat (QS. 63 : 11)

Oleh karena kematian adalah misteri, maka misteri ini kita harus jawab dengan berbuat amal ibadah sebanyak-banyaknya tanpa menunda-nunandanya, menghindarkan diri dari perbuatan tercela, serta memohon ampunan dan taubah sebanyak-banyaknya kepada Allah. Dengan demikian maka sepantasnyalah kalau kita diajak berdoa untuk memohon kepada Allah Hadiah atau ganjaran yang terbaik

“Apabila kamu memohon Surga kepada Allah, maka mohonlah surga Firdaus, karena sesungguhnya Firdaus itu adalah Surga paling tengah-tengah dan Surga paling atas, dan DI ATAS-nya adalah ‘ARSY-Nya Yang Maha Rahman”. (HR. Bukhari)

Saudaraku, apabila memkirkan kematian anggaplah esok hari maut akan menjemput, hal ini akan mendorong kita selalu tekun beribadah dan selalu mohon ampun atas dosa-dosa serta menghindari kemaksiatan, sementara memikirkan kehidupan anggaplah hidup selamanya, dengan demikian akan mendorong kita untuk sekuat tenaga mengerahkan seluruh potensi yang ada untuk berusaha dan bekerja untuk membiayai kehidupan kita. Kedua perilaku ini secara otomatis akan memproduksi amal ibadah sebanyak-banyaknya. Dan itulah syarat untuk mendapat ganjaran yang terbaik, surga firdaus.


Rabu, 16 Desember 2009

My Facebook 28-07-2009 to 21-09-2009


maaf dan mohon kata yang berkibar saat-saat seperti saat ini, mulut-mulut kita mengucapkannya, hati-hati mereka menerimanya, Insya Allah, ketika maaf dan mohon tidak hadir, apakah kita membiarkan kekeruhan, mungkin kita perlu melangkah lagi, memberi maaf tanpa mulut-mulut berbicara, agar kemurnian dan keselamatan sela...lu hadir, Selamat idul fitri 1430 H Selamat mudik ke fitri … 21 September 2009

Ramadhan beranjak melewati paruh jalan, ada semangat yang menggebu menpaki hari demi hari, ada yang terseok-seok melangkah kepayahan, yang lain telah mendahului keluar dari jalur perburuhan, para muballigh kehilangan resep yang mujarab, diluar sana resep murahan para juragan dunia jadi rebutan, Itulah yang terjadi dari... ramadhan ke ramadhan, meski gempa silih berganti dipergulirkan, pingin lebih dahsyat? … 05 September 2009

Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun Semoga arwah-arwah saudara-saudara kita yang meninggal karena gempa bumi tadi siang (Jawa Barat) diterima disisiNya. Amin. Dibulan yang suci ini mereka menghadap ilahi puasa dan tarawihnya insya Allah telah mensucikan diri mereka bukanakah mereka yang mati karena gempa adalah mati sahid kepada kel...uarga yang ditinggal semoga tabah dan ikhlas mari kita bacakan Al Fataihah … 02 September 2009

bulan ramadhan adalah bulan mengendalikan hawa nafsu
ketika engkau melihat kelalaian, keonaran, berilah nasihat
ketika hatimu merajuk, melihat kenyataan, maafkanlah bulan ramadhan adalah bulan kedamaian
ketika engkau melihat kekacauan, tebarkanlah salam
pada saatnya hati nurani akan menyapa
bulan ramadhan adalah bulan... cahaya bukalah hatimu menerima cahaya ilahi agar duniamu tidak gulita
… 02 September 2009

detik-detik adalah jam-jam diluar ramadhan
menit-menit adalah bulan-bulan diluar ramadhan
jam-jam adalah tahun-tahun diluar ramadhan
hari-hari adalah ribuan tahun diluar ramadhan
sahabatku, jangan biarkan detik berlalu tanpa makna
pancangkan spirit detik awal sampai detik akhir
sesaki oleh amal ibadah jangan tergoda ol...eh gosip, mall, tidur, game, bahakn fb kesempatan, boleh jadi ini yang terakhir dan terbaik
… 20 Agustus 2009

Allahumma ya Allah, siapapun yang mendoakan/mengucapkan selamat kapadaku ya Allah Engkau ijabah doanya, dan dengan segala kebaikan yang pernah aku kerjakan aku memohon kepadaMu mencerahkan kehidupan mereka dan melindungi mereka dari kejahatan makhluk-makhlukMu serta meringankan langkah mereka menggapai cintaMu dan surgaMu. Terima kasih semuanya, mengingatkan sisa umur saya makin menipis.... 8 Agustus 2009

Allhumma Ya Allah, Engkau telah panggil hambamu Dosa-dosanya telah engkau ampuni dengan rentetan penyakitnya Engkau kurangi lagi dengan sakaratul maut Kalau masih ada sisa-sisanya bersihkanlah dengan doa anak-anaknya Sucikanlah dengan doa-doa kaum muslimin
Allahumma Ya Allah, Jadikanlah rentetan peristiwa mengingatkan kami ke halte sakarulmaut Jadikanlah setiap kejadian mengingatkan kami akan tujuan akhir – kembali kepadaMu Jadikanlah nafsu-nafsu kami tunduk kepada Maha Kasihmu Jadikanlah akhir periode kami sebagai khusnul khotimah.... 5 Agustus 2009

“Jangan engkau mengatakan engkau sendiri, sesungguhnya Allah bersamamu. Dan jangan pula mengatakan tak ada yang mengetahui isi hatimu, sesungguhnya Allah mengetahui”. (HR. Ahmad, ) ... 28 Juli 2009


Professi terbaik


”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijaIan Allah ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad)

Ada yang berkata bahwa guru adalah profesi yang termulia. Ada yang berpendapat bahwa perawat adalah profesi yang termulia. Ada yang yakin bahwa relawan kemanusiaan adalah profesi yang termulia, ada juga yang menilai bahwa para petanilah yang mengemban profesi termulia. Tentu semua profesi diatas merupakan pekerjaan yang mulia, karena banyak membantu dan menolong orang yang mengalami kesulitan sehingga banyak bermanfaat kepada orang lain.

Rasulullah SAW bersabda "..Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia." [HR. Thabrani]

Semua jenis pekerjaan yang halal adalah merupakan bidang profesi yang baik. Apabila pekerjaan tersebut dapat mengantarkan seseorang menjadi orang yang bertakwa maka itulah profesi yang terbaik, sebagaimana firman Allah Swt,

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” (QS. 49:13)

Substansinya bukan terletak pada pekerjaan kantoran atau pedagang kaki lima, pilot atau tukang ojek, makelar tanah atau pedagang minyak tanah keliling, tetapi apakah dengan pekerjaan itu dapat membawa seseorang menjadi paling bertakwa, disitulah profesi terbaiknya. Itulah sebabnya sorang tukang sepatu tidak perlu merasa rendah diri kepada manager kantoran, pedagang asongan kepada distributor mobil mewah, dst. Ketahuilah Nabi Nuh tukang kayu, Nabi Idris tukang jahit, Nabi Daud pandai besi, Rasulullah pengembala.

“Sesungguhnya Allah Ta‘ala suka melihat hamba-Nya bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal”. (HR. Dailami)

Bahkan melalui pekerjaan yang berat dan susah payah dapat menjadi jalan untuk melebur dosa-dosa kita yang tidak dapat dihapus melainkan dengan jalan ini. Sabda Rasullullah,

”Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah.” (HR. Bukhari)

Saudaraku, Apapun jenis pekerjaan yang dijalani saat ini dan seberapapun hasil yang diperoleh darinya, sepanjang kita telah berusaha dengan maksimal, maka syukurilah. Inilah syarat pertama yang harus dimiliki, apabila ingin merasakan nikmatnya bekerja dan nikmatnya kehidupan. Mensyukuri yang kecil berarti anda melatih diri untuk mensyukuri yang besar, karena begitulah sunnatullah setelah anda mensyukuri yang kecil yang besar akan datang menghampiri anda. Akhirnya nikmat-nikmat yang kecil dalam perhitungan orang lain, menjadi nikmat yang besar bagi anda. Subhanallah.

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, (QS. 14:7)


My Facebook 26-10-2009 to 13-12-2009

"Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu" Keimanan dapat ditingkatkan dengan memperbanyak ilmu dan kerja keras, tetapi pada akhirnya hanyalah sebagai karunia dan nikmat dari Allah, oleh karena itu banyklah bermohon dan berdoa kepadaNya... 13 Desember 2009

"Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu" Keimanan dapat ditingkatkan dengan memperbanyak ilmu dan kerja keras, tetapi pada akhirnya hanyalah sebagai karunia dan nikmat dari Allah, oleh karena itu banyklah bermohon dan berdoa kepadaNya... 13 Desember 2009

Bacaan (doa) pagi dan sore... “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari susah dan sedih, lemah dan malas, takut dan kikir, serta tertekan hutang dan penindasan orang lain”. (HR. Bukhari)... 10 Desember 2009

Monday is beautiful.. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dgn kesanggupannya. Ia mendapatkan pahala yg diusahakan dan ia mendapat siksa yg dikerjakan.(QS 2:286). Untuk hamba2Ku yg shaleh, Aku sediakan kesenangan2 yg tidak pernah terlihat oleh mata, tak pernah terdengar oleh telinga dan tak pernah terlinta...s dalam hati manusia. HADITS QUDSI. Monday is the first day of jihad.. kerja... 13 Desember 2009

Seribu kali engkau berbuat salah kepadu, seribu kali maaf kuberikan....Sikap mulia yang sangat berat dilakukan, tetapi karena komitmen kita menjadi orang yang bertakwa, maka tidak ada jalan lain... harus diusahakan.... …orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang …. memaafkan (kesalahan) orang.lain [QS. 3:133-134]... 2 Desember 2009

Prophet Muhammad (Peace be upon him) said: "Whoever guides [another] to a good deed will get a reward similar to the one who performs it." [HR Muslim ]... 30 Nopember 2009

Seribu langkah seribu tasbih, Seribu langkah seribu subhaanallah,
Seribu langkah limaratus Alhamdulillah,
Seribu langkah limaratus laa ilaahaa illallah.

Kapan dan dimana sebaiknya dilakukan?
Ketika jalan-jalan menghirup udara segar dipagi hari,
Ketika menuju halte untuk menunggu angkutan,
Ketika menuju ke pasar memu...lai usaha,
Ketika ke mesjid untuh shalat berjamaah.
... 29 Nopember 2009

Saya yakin kita memiliki tradisi ilmu yg mumpuni demikian pula dengan wawasan yg kita miliki, tetapi sayang tradisi ilmu dan wawasan yg luas itu lebih banyak meng-awang2, tidak membumi, bayangkan seabrek janji Allah yg sangat menggiurkan sebagai motivasi untuk menjalankan titahNya sangat sering kita abaikan, sementara ...setan dan teman-temannya yg nyata2 musuh besar kita, kita terima dengan antusias dan bangga... 26 Oktober 2009

Minggu, 06 Desember 2009

Keluh kesah


Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang – orang yang mengerjakan sholat (QS. 70 : 19 – 22 ).

Keluh kesah benar-benar menjadi watak dasar manusia dari sisi yang negatif. Tetapi watak dasar manusia yang lain masih banyak, seperti; suka menolong, mencintai keindahan, senang melakukan penyembahan, ingin terkenal dst. Watak dasar yang kita miliki bisa bertahan dan menjadi kuat, tetapi juga bisa hilang melalui kebiasaan-kebiasaan yang dipupuk dan dikembangkan sepanjang perjalanan hidup manusia.

Keluh kesah sebagai subyek bahasan kita kali ini, merupakan salah satu sifat yang hampir menghinggapi seluruh umat manusia, dengan kadar dan intensitas yang berbeda-beda. Ketika kita berkeluh kesah, terjadi karena ada sesuatu yang tidak berkenan dengan kamauan kita, sayang kemauan disini lebih banyak karena dorongan nafsu. Selain juga disebabkan karena sering berangan-angan diluar kamampuan yang dimiliki.

Keluhan seperti ini tidak berguna karena melemahkan integritas kita sebagai makhluk yang mulia, dan sangat merugikan karena banyak menyita waktu yang kita miliki. Sementara yang dikeluhkan tidak terpecahkan permasalahaannya. Keluh kesah seperti penyakit menular. Pada awalnya kita mengeluh karena ada persoalan yang besar, namun setelah kebiasaan ini terbentuk, persoalan kecilpun selalu dikeluhkan.

Ayolah, apapun kondisi dan kenyataan yang kita hadapi saat ini, terimalah, syukurilah, dan berhenti berkeluh kesah. Apa yang ada dihadapan kita itulah medan jihad utama yang perlu kita perani dan carikan solusi terbaik, sembari selalu minta petunjuk dari Allah Swt.

Sebuah hadits qudsi yang menyatakan bahwa "Barang siapa yang tidak ridha terhadap ketentuan-Ku, dan tidak sabar atas musibah dari-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku." (HR. Bukhari dan Muslim)

Energi yang kita peroleh dari kemampuan meredam keluh kesah, sangat luar biasa. Hidup terasa enteng sekalipun persoalan kehidupan silih berganti. Ada kekuatan untuk selalu mencari jalan keluar dari setiap masalah dan keyakinan untuk meperoleh solusinya. Keyakinan yang muncul karena menggantung diri atas pertolongan Allah.

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. [QS. 94:5-6]

Satu kesulitan diapit dua kemudahan, satu persoalan disediakan banyak jalan keluarnya.

Saudaraku, kenapa setiap episode kehidupan kita dipenuhi dengan keluh kesah. Karena karakter kita yang malas dan ingin enaknya saja (itupun enak menurut hawa nafsu). Sekarang mari kita balik, bahwa segala kejadian yang dihadapi adalah ladang untuk memproduksi amal atau pahala, yang pasti kita nikmati nanti di akhirat. Bukankah segala gerak gerik, niat dan dan doa yang kita kerjakan, tidak akan disia-siakan Allah Swt.

Barang siapa yang mengerjakan kebaikan dan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. [Saduran QS.99.7-8]

Aku Tinggalkan Anak-anakku Demi Islam

Saturday, 25 July 2009 12:43
Meski pedih, ia hancurkan rasa cinta kepada dua putranya tersayang, karena Kavita lebih memilih cintanya kepada Islam

Hidayatullah.com--Namaku dulu adalah Kavita, dan nama panggilanku Poonam. Setelah memeluk Islam, aku bernama Nur Fatima. Usiaku 30-an tahun. Tapi aku merasa baru berumur lima tahun, karena pengetahuanku tentang Islam tidak melebihi pengetahuan anak usia 5 tahun.

Aku dulu bersekolah di Mumbai, di sebuah sekolah yang cukup besar khusus untuk anak-anak dari keluarga bangsawan. Kemudian aku melanjutkan pendidikan ke Universitas Cambridge. Setelah menyelesaikan program master, aku mengambil banyak kursus komputer.

Aku menyesal, banyak gelar duniawi yang sudah diraih, tapi aku belum melakukan apapun untuk kehidupan akhirat. Sekarang aku ingin melakukan sesuatu untuk akhiratku.

Lingkungan tempat aku dibesarkan, adalah lingkungan Hindu ekstrimis yang sangat membenci Islam. Keluargaku bagian dari dari organisasi Hindu garis keras, Shiv Sena.

Aku menikah di Mumbai, dan memiliki dua orang putra. Bersama suami dan anak-anak, kami kemudian pindah ke Bahrain.

Aku memeluk Islam setelah menikah, tapi aku sudah tidak meyukai menyembah dewa-dewa pujaanku sejak aku beranjak dewasa. Aku ingat, suatu hari aku membuang sesembahanku ke kamar mandi. Ketika ibu menegur aku, kukatakan padanya bahwa benda-benda itu tidak bisa melindungi diri mereka sendiri. Jadi mengapa kita meminta berkah dari mereka, menyembah mereka. Apa yang bisa mereka berikan kepada kita?

Ada sebuah ritual di keluarga kami, jika seorang gadis sudah menikah, maka ia membasuh kaki suaminya, lalu meminum air basuhannya. Tapi aku menolak melakukan hal itu sejak hari pertama menikah. Karena itu aku dimarahi habis-habisan.

Ketika masih sendiri aku pernah mengikuti sekolah pendidikan guru, dan aku suka mengendarai mobil sendirian. Aku kadang mengunjungi sebuah Islamic Center terdekat. Di sana, aku mendengarkan pembicaraan orang, dan akhirnya mengetahui bahwa orang Islam tidak menyembah dewa.

Mereka tidak mencari karunia dari seseorang yang lain. Mereka tidak punya Baghawan. Aku suka cara pandang mereka. Pada akhirnya aku mengetahui, yang mereka sembah ternyata adalah Allah, Yang Mengurus segala sesuatu.

Aku terkesan sekali dengan shalat. Awalnya aku tidak tahu itu adalah cara orang Islam berdoa. Yang aku tahu orang Islam sering melakukannya. Dulu kusangka itu semacam olahraga. Aku baru mengetahui gerakan itu dinamakan shalat ketika mulai mengunjungi Islamic Center.

Aku sering bermimpi setiap kali tidur. Aku melihat ada sebuah ruangan persegi empat. Mimpi itu selalu mengganggu tidurku dan membuat aku terbangun dalam keadaan berkeringat. Ruangan yang sama selalu muncul dalam mimpi ketika aku tidur kembali.

Setelah menikah aku pindah ke Bahrain, tempat yang membantu aku memahami Islam dengan lebih baik. Karena itu adalah sebuah negara Muslim, maka aku dikelilingi oleh tetangga Muslim. Aku berteman dengan seorang Muslimah. Ia jarang mengunjungiku, tapi aku sering mengunjunginya.

Suatu hari ia melarang aku mengunjungi rumahnya, karena waktu itu bulan Ramadhan, bulan untuk beribadah. "Ibadahku terganggu karena kamu berkunjung ke rumah," begitu katanya.

Aku sangat ingin tahu tentang ibadah ritual yang dilakukan orang Islam. Oleh karena itu aku memintanya untuk tidak melarangku berkunjung ke rumahnya. Aku berkata, "Lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan. Aku hanya akan melihat apa yang kamu lakukan. Aku tidak akan berkata apapun, dan hanya akan mendengar apa yang kamu baca." Maka ia pun tidak melarangku berkunjung ke rumahnya.

Ketika aku melihatnya sedang beribadah, aku tertarik untuk menirukannya. Kemudian aku bertanya padanya tentang "gerak badan" itu. Ia memberitahu, itu namanya shalat. Dan buku yang selalu ia baca, adalah kitab suci Al-Quran.

Aku berharap bisa melakukan semua yang ia lakukan. Aku pulang ke rumah dan mengunci diri dalam kamar. Aku meniru semua apa yang dilakukan temanku secara diam-diam, meskipun aku tidak tahu banyak mengenai hal itu.

Suatu hari aku lupa mengunci kamar dan melakukan shalat, ketika itu suamiku masuk. Ia bertanya, apa yang aku lakukan. Aku bilang, "Aku melakukan shalat." Ia pun berkata, "Apakah kamu masih waras? Kamu tahu apa yang kamu katakan?"

Awalnya aku ragu. Mataku terpejam dan ketakutan. Tapi tiba-tiba, aku merasa ada sebuah kekuatan besar dalam diriku, yang membuat aku berani untuk menghadapi situasi saat itu. Aku berkata bahwa aku sudah memeluk agama Islam, dan karena itu aku melakukan shalat.

Suamiku berseru, "Apa?! Apa kamu bilang? Coba kamu katakan sekali lagi?" Aku mengulangi ucapanku, sambil memberi tekanan, "Ya! Aku masuk Islam." Mendengar hal itu ia langsung memukuli aku.

Kakakku mendengar suara ribut-ribut dan mendatangi kami. Ia berusaha menyelamatkan aku. Tapi, ketika suamiku menceritakan semuanya, ia pun maju dan ikut memukuli aku.

Aku berusaha menghentikannya dengan berkata, "Kamu tidak perlu ikut campur. Aku tahu apa yang baik dan apa yang buruk buatku. Aku telah memilih jalanku."

Mendengar perkataanku itu, suamiku semakin naik pitam. Ia menyiksaku sedemikian rupa hingga aku tidak sadarkan diri.

Ketika itu semua terjadi, kedua putraku berada di rumah. Saat itu putra pertamaku berusia 9 tahun dan adiknya 8 tahun.

Tapi setelah peristiwa itu, aku tidak diperbolehkan bertemu siapapun. Aku dikurung dalam sebuah ruangan. Meskipun sebenarnya belum benar-benar memeluk Islam, tapi aku selalu mengatakan bahwa aku telah masuk Islam.

Suatu malam, ketika aku masih dikurung, putra sulungku datang dan menangis dalam pelukanku. Aku bertanya, kemana anggota keluarga yang lain. Ia bilang mereka semua pergi mengunjungi sebuah acara. Tak ada seorang pun di rumah. (Malam itu ada sebuah festival keagamaan).

Putraku minta agar aku kabur dari rumah, karena keluargaku akan membunuhku. Aku katakan padanya, bahwa hal seperti itu tidak akan terjadi. Mereka tidak akan menyakiti aku. Dan kukatakan pada putraku, agar ia menjaga dirinya sendiri dan juga adiknya.

Tapi ia terus memaksa dan memohon agar aku meninggalkan rumah. Aku berusaha membuatnya mengerti, jika aku pergi maka aku tidak bisa bertemu dirinya dan adiknya. Namun ia menjawab, aku akan bisa menemui mereka jika aku masih hidup. "Pergilah mama, mereka akan membunuhmu," katanya.

Akhirnya aku memutuskan untuk pergi. Aku tak bisa melupakan peristiwa itu, ketika putra pertamaku membangunkan adiknya dan berkata, "Bangunlah. Mama akan pergi meninggalkan rumah. Temuilah ia sekarang, karena kita tidak tahu apakah kita akan berjumpa lagi dengannya atau tidak."

Itu pertama kali si bungsu melihatku setelah kami tak jumpa sekian lama. Ia mengusap-usap matanya ketika melihatku. Ketika aku mendekatinya, ia pun memelukku dan menangis tersedu-sedu. Anak-anak mungkin sudah mengetahui semuanya. Ia hanya berkata, "Mama akan pergi?" Aku hanya mengangguk, dan meyakinkannya jika kami akan bertemu lagi.

Aku merasa meremukkan cinta seorang ibu dengan kakiku. Di satu tangan aku menggenggam cinta anak-anakku, dan di tangan lain aku menggenggam cintaku pada Islam yang akan menggantikannya. Aku merintih dan memeluk erat anak-anakku. Aku berusaha menghancurkan cintaku pada mereka.

Luka-lukaku masih segar, aku tidak bisa berjalan. Namun aku berusaha untuk melakukannya.

Kedua putraku menyaksikan kepergianku malam itu, di malam yang gelap dan dingin. Mereka melambaikan tangan sambil menangis di pintu gerbang.

Aku tidak bisa melupakan saat-saat itu. Setiap kali aku mengingatnya, aku teringat orang-orang yang telah meninggalkan rumah dan keluarga mereka demi untuk Islam.

Setelah meninggalkan rumah, aku langsung menuju ke kantor polisi. Masalahku saat itu, mereka tidak mengerti bahasaku. Untungnya, seorang di antara mereka bisa berbahasa Inggris.

Saat itu aku sulit bernapas dan tidak bisa bicara karena gemetaran. Aku memintanya agar mengizinkanku beristirahat sampai aku bisa memulihkan keadaanku.

Tak lama kemudian aku pun pulih. Aku katakan padanya kalau aku meninggalkan rumah dan ingin memeluk Islam. Aku ragu-ragu untuk menceritakan semua kejadian yang sebenarnya. Namun polisi itu berusaha menenangkanku dan berkata bahwa ia seorang Muslim, ia akan membantuku semaksimal mungkin. Kemudian aku diajak pulang ke rumahnya dan diberi tempat menginap di sana.

Pagi harinya, suamiku mendatangi kantor polisi meminta bantuan. Ia mengatakan bahwa istrinya telah diculik. Tapi kemudian dikatakan kepadanya bahwa istrinya tidak diculik. Istrinya datang sendiri ke kantor polisi. Karena ia ingin memeluk Islam, maka suaminya tidak lagi memiliki hubungan dengannya karena berbeda agama. Jadi istrinya tidak boleh pergi dengannya.

Suamiku memaksa, dan mulai mengancam. Tapi aku sendiri menolak untuk pergi bersamanya. Aku mengatakan bahwa ia boleh mengambil semua perhiasanku, tabungan, dan rumah milikku. Tapi aku tidak akan pergi dengannya.

Awalnya ia tidak menyerah. Namun, karena melihat kegigihanku menolaknya, ia pun minta dibuatkan pernyataan tertulis bahwa ia mendapatkan semua harta bendaku.

Polisi yang menolongku berkata bahwa sekarang keluargaku tidak bisa menyakitiku lagi, dan aku bisa memeluk Islam. Aku berterima kasih padanya, lalu pergi ke rumah sakit, karena seluruh badanku penuh dengan luka.

Aku tinggal beberapa hari di rumah sakit. Suatu hari seorang dokter bertanya, "Dari mana asalmu? Tidak ada seorang anggota keluarga pun yang datang menjengukmu ke rumah sakit." Aku diam, tidak menjawab. Sebab aku meninggalkan rumah karena mencari satu hal. Dan sekarang aku tidak memiliki rumah atau keluarga. Yang aku miliki hanya Islam.

Polisi Muslim yang menolongku, ia memanggilku sebagai seorang saudara perempuan. Dan ketika aku berada di rumahnya, ia memperlakukanku seperti saudara kandungnya. Ia telah memberiku tempat berteduh di malam yang dingin, ketika aku kehilangan seluruh keluargaku. Aku tidak akan pernah melupakan jasanya.

Dan ketika aku berada di rumah sakit, aku bingung. Apa selanjutnya yang harus aku lakukan? Kemana aku harus mencari tempat berlindung yang aman.

Setelah keluar dari rumah sakit, aku langsung pergi ke Islamic Center. Saat itu tidak ada seorang pun, hanya ada seorang bapak tua yang sepertinya tinggal di sana. Aku menemuinya, dan kukatakan maksud kedatanganku. Sejenak ia merasa ragu, lalu berkata, "Nak, sari ini bukanlah pakaian seorang Muslimah. Pergi dan pakailah kerudung, tutupilah dirimu sebagaimana orang Muslim."

Aku mempunyai sisa uang yang kubawa ketika meninggalkan kantor polisi. Kubeli seperangkat pakaian dengan uang itu, lalu kembali ke Islamic Center.

Pak tua itu mengajariku cara berwudhu. Setelah aku berwudhu, ia membawaku ke sebuah ruangan. Ketika memasuki ruangan itu, aku melihat sebuah gambar tergantung di dinding. Aku terdiam, karena aku melihat ruangan seperti yang ada dalam mimpiku. Seketika aku berseru, "Ini yang sering aku lihat dalam mimpiku. Yang selalu mengganggu tidurku."

Pak tua tersenyum, ia berkata bahwa itu adalah rumah Allah. Muslim dari seluruh penjuru dunia datang ke rumah itu untuk melakukan haji dan umrah. Namanya Baitullah. Aku terkejut mengetahuinya. Aku pun bertanya, "Apakah Allah tinggal di sebuah rumah?" Ia menjawab, pertanyaan-pertanyaanku dengan senyum dan penuh perhatian. Sepertinya ia tahu banyak tentang Islam.

Aku tidak mengalami kesulitan berbicara dengannya. Ia menjelaskan setiap hal dalam bahasa ibuku. Aku merasakan kebahagiaan yang aneh saat itu.

Ia membimbingku mengucapkan syahadat. Kemudian menjelaskan tentang Muslim dan Islam. Setelah itu aku merasa tidak takut dan juga tidak ada beban dalam pikiranku. Aku merasa diriku sangat cerah. Rasanya seperti berenang di tempat kotor, lalu pindah ke dalam air yang jernih.

Pengelola Islamic Center itu mengangkatku sebagai anak, dan membawaku pulang ke rumahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun menikahkah aku dengan seorang Muslim. Keinginan pertamaku saat itu adalah melihat rumah Allah. Lalu aku pun pergi melakukan umrah.

Setelah aku memeluk Islam, aku tidak pernah kembali ke India, dan aku pun tidak ingin pergi ke sana. Keluargaku mempunyai hubungan dengan organisasi-organisasi politik dan Hindu di sana. Mereka bahkan telah menawarkan sejumlah uang untuk kepalaku.

Dulu aku diberitahu bahwa mujahidin adalah orang-orang yang suka menindas. Dan mereka sering melakukan penindasan melewati batas. Kami dibuat agar membenci mujahidin. Tapi sekarang aku telah mendapatkan kebenaran, dan aku mencintai mereka. Kuucapkan doa untuk mujahidin dalam setiap shalatku.

Aku juga berdoa kepada Allah, jika Ia mengaruniaiku dengan anak-anak laki-laki, aku akan sangat bahagia jika melihat mereka ada dalam barisan para mujahid. Aku akan mempersembahkan mereka untuk kejayaan Islam. Insya Allah.[di/iw/www.hidayatullah.com]



Amal Saleh


Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (QS. 98:7).

Amal saleh adalah segala aktivitas yang dilakukan dengan dilandasi niat baik yang bermanfaat bagi dirinya maupun bagi orang lain dan dirhidoi oleh Allah Swt. Amal saleh adalah suatu proses untuk mencapai sesuatu, dengan menggunakan segala potensi yang dimiliki, pikiran, tenaga, harta, dan doa. Amal saleh adalah kerja. Amal saleh adalah jihad.

Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [QS. 16:97]

Iman dan amal saleh selalu bergandengan. Apabila iman meningkat, maka amal salehnya pun meningkat. Sebaliknya kalau amal saleh menurun, hal itu menunjukkan bahwa kadar keimanannya mengalami penurunan. Pada dua ayat diatas memberikan gambaran betapa mulia dan beruntungnya orang-orang yang selalu meningkatkan iman dan amal salehnya.

Mari kita menengok kebelakang, sejak kapan terakhir kita mengalami perubahan dan peningkatan dalam amal saleh. Sehari yang lewat, seminggu yang lalu, sebulan, setahun. Makin jauh kebelakang peningkatan yang pernah kita lakukan, berarti makin mandeg keimanan kita. Sebenarnya tidak ada alasan yang dapat digunakan untuk tidak dapat meningkatkan amal saleh. Kalau anda sehat dan kaya, dapat menggunakan tenaga dan kekayaan, orang miskin, dengan bekerja membantu orang lain, berdoa dan berzikir. Hambatan fisik, dengan nasihat, zikir dan doa. Kurang pengetahuan, mencari ilmu, tenaga, dan doa. Apapun kondisi kita selalu ada ruang untuk meningkatkan amal saleh.

Nabi SAW bersabda : "Bersegeralah kalian mengerjakan amal-amal (saleh) sebelum datang tujuh perkara, (yaitu) tiadalah yang kalian tunggu melainkan hanya kemiskinan yang kalian lupakan; kaya yang membuat kalian melampaui batas; penyakit yang merusak diri kalian; pikun yang membuat kalian seperti anak kecil; maut yang mendadak; datangnya Dajjal, dia adalah sejahat-jahat orang yang sedang kalian tunggu; atau datangnya kiamat, dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit." ( HR. Turmudzi dan Hakim)

Saudaraku, ladang untuk beramal saleh sangat banyak, tetapi tetap saja tidak akan mengalami peningkatan kalau tidak direncanakan peningkatannya secara bertahap melalui latihan (mujahadah) yang terus-menerus. Sedekah, tingkatkan setiap bulannya, meski kecil. Kuantitas zikir tingkatkan setiap minggu, Shalat sunnah tambah setiap bulan, puasa sunnah tingkatkan setiap tahun, demikian pula dengan amal-amal yang lain, frekuensi peningkatannya atur sendiri sesuai kemampuan, tetapi harus ada peningkatan. Anda pasti bisa, karena anda pasti mati dan setelah itu baru merasakan betapa beruntungnya usaha-usaha yang dilakukan dalam meningkatkan amal saleh tsb. Sebagaimana janji Allah. Dan janji siapa lagi yang paling memotivasi kita selain janji Allah.

“Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.” (QS. 5 : 9)


Menikmati Dakwah Lewat Radio di Filipina

Friday, 04 December 2009 17:32

Radio tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk menyiarkan musik dan acara hiburan. Di Filipina, banyak orang tertarik masuk Islam dari program acara radio


Hidayatullah.com--Islam bukan monopoli orang Arab dan para ulama. Dari mana pun asal dan latar belakang seorang Muslim, ia dapat menyebarkan Islam dengan cara yang mampu dilakukannya. Seperti pengalaman Duston "Hajji Saifullah" Barto, seorang warga Amerika Serikat yang bekerja sebagai penyiar radio di Filipina. Dengan kepiawaiannya memproduksi acara radio, ia berhasil menyampaikan pesan-pesan Islam, sehingga banyak orang tertarik untuk memeluk Islam.

***

Hanya beberapa pekan setelah empat orang Filipina mengucapkan dua kalimat shahadat, saya (Barto) dan istri saya Aisyah, diundang untuk menyaksikan orang lain yang juga ingin masuk Islam. Dengan gembira mereka menyambut tiga orang Muslim baru, salah satunya bernama Paula.

Paula, seorang wanita Katolik berusia 20 tahun, tertarik untuk masuk Islam setelah mendengarkan acara-acara radio yang diproduksi Barton. Paula datang bersama dengan Deena, seorang wanita yang dikenalnya dalam sebuah acara debat antara Muslim dan pengikut Kristen Advent Hari Ketujuh. Deena adalah pendengar setia "Wanita dalam Islam", sebuah program radio yang dikelola Barton. Ketika Paula memutuskan untuk pindah agama, ia ingin ada pengelola acara tersebut yang menjadi saksi baginya.

Beberapa hari setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, Paula memilih "Jannah" sebagai nama barunya, yang dikiranya berarti "taman". Dengan senang hati Barton memberitahukan, bahwa Jannah bukan sekedar taman biasa, tapi itu artinya adalah "taman surga".
Keponakan laki-laki Deena yang berusia sepuluh tahun juga ikut mengucapkan syahadat. Saat usianya sembilan tahun, bocah itu telah memutuskan untuk mendalami Islam, meskipun tidak ada seorang pun di keluarga terdekatnya yang Muslim. Ia kemudian belajar bagaimana membaca huruf-huruf Arab dan berhasil menghapal 19 surat dalam Al-Quran.

Di keluarga, ia mendapat siksaan dari saudara-saudara kandungnya, namun bocah itu tetap mempertahankan keyakinannya.

Satu hari, ibunya menyiapkan makan malam, ia berkata pada ibunya, "Ibu, saya tidak bisa makan daging itu, karena tidak halal. Saya hanya akan makan nasi dan garam saja."

Mendengar hal tersebut kontan ibunya marah dan memukuli pantat bocah itu.

Perlakuan kasar sang ibu, tidak menggoyahkan imannya. Ia malah khawatir syahadatnya tidak diterima, karena hanya disaksikan oleh bibinya, Deena. Oleh sebab itu, ia meminta Barton dan istri menjadi saksi bahwa ia masuk Islam.

Dalam waktu satu minggu setelah pertama kali videonya ditampilkan di Youtube, lebih dari 360 orang telah menyaksikan rekaman syahadatnya. Dan hal yang paling menggembirakan adalah, keislaman bocah itu menjadikan ibunya tertarik untuk mempelajari Islam.

Keponakan Deena tersebut mempunyai seorang teman berusia 12 tahun. Anak itu juga telah menjadi seorang Muslim. Keduanya saling tolong-
menolong dalam menghapalkan al-Qur'an dan selalu pergi bersama ke rumah Deena untuk melaksanakan shalat.

Heidi dan Cecille, adalah dua orang perempuan lain yang disaksikan keislamannya oleh Barton. Mereka berasal dari keluarga Katolik. Usianya baru 20-an tahun, tapi mereka sangat bersemangat menunjukkan Islam kepada teman-temannya.

“Senang sekaligus merasa beruntung karena menyaksikan semakin banyak orang yang memeluk Islam, “ ujar Barton semangat. Barton akhirnya giat membuat program acara radio untuk disebarluaskan ke berbagai radio Muslim di seluruh dunia. Barton juga berupaya mencari sponsor untuk membiayai acara radio yang dibuatnya.

Baginya sangat ajaib, untuk menghasilkan tiga buah acara, "The Message" dan versinya dalam bahasa Tagalog, serta "Women in Islam", total biaya setiap bulan yang dikeluarkan hanya 500 dollar.

Barton dan teman-temannya juga membuat drama radio Muslim pertama di Filipina. Empat episode pertama ditulis oleh ibu mertua dan disutradarai oleh temannya, Rallam Muhammad. Drama itu menggunakan suara-suara orang yang sudah berpengalaman di Filipina, baik Muslim maupun non-Muslim. Naskahnya bercerita seputar masalah-masalah nyata yang kerap ditemui sehari-hari dan diberikan solusi sesuai dengan hadist-hadist Rasulullah. Selama sebulan mereka mampu memproduksi drama radio berkualitas tinggi hanya dengan biaya 1.000 dollar, sudah termasuk biaya studio, pemain, pengeditan suara dan biaya tayang.

Setiap hari Barton merasa bersyukur, karena Allah telah membawanya ke Filipina, sehingga ia bisa ikut menyebarkan pesan-pesan Islam dengan cara yang mungkin tidak bisa dilakukannya di Amerika. [di/dmu/www.hidayatullah.com]

Senin, 30 November 2009

Rahmat Allah


Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami. (Al-A'raaf: 156).

Kalau bukan karena rahmat Allah tentu kita tidak dapat bersilaturrahim melalui buletin ini, kalau bukan karena rahmat Allah tentu para pembaca tidak dapat memperoleh manfaat dari artikel ini, kalau bukan karena rahmat Allah kita tidak dapat menghadiri shalat di masjid ini, dst. Semua hal yang terjadi adalah cerminan dari RahmatNya.

Betul-betul pak Haji Amin mendapat rahmat Allah karena rumahnya terhindar kehancuran dari gempa bumi yang terjadi bulan lalu. Tentu saja statemen ini benar, tetapi bisa juga keliru karena bisa berarti orang-orang yang hancur rumahnya karena gempa bumi tidak mendapat rahmat Allah.

Kelompok rombongan haji kami mendapat rahmat Allah karena mendapat penginapan yang dekat dengan Mesjidil Haram, kata seorang teman. Benar adalah rahmat Allah, tetapi karena dekatnya malah datang ke mesjid untuk shalat berjamaah sering terlambat. Dengan kelompok lain yang lebih jauh malah lebih duluan berada di Mesjid. Tentu saja kelompok ini yang mendapat rahmat lebih besar, langkahnya ke mesjid lebih banyak dan datangnya di mesjid lebih duluan.

Alhamdulillah, orang tua saya betul-betul merasa mendapat rahmat Allah dalam kehidupan ini, pekerjaan bagus, kesehatan juga selalu prima dan selalu mendapat kemudahan kalau ada urusan dengan pihak lain. Suatu dambaan kehidupan yang ideal. Lain dengan paman saya, kondisi kehidupannya naik turun, badannya juga sering sakit-sakitan dan harus berjuang keras membereskan setiap ada urusanya. Kesamaannya, mereka berdua orang-orang yang taat beribadah. Siapakah yang memperoleh rahmat Allah lebih besar, tentunya pada pembaca dapat menebaknya.

“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.” (QS. 7:156)

Itulah kasih sayang Allah, dalam kondisi apapun (dalam keadaan taat, durahaka, sehat, sakit, kaya, miskin, patuh, liar) selalu ada rahmatNya (petunjukNya). Selanjutnya apa rahmat itu kita ambil dan mengembangkannya menjadi rahmat yang lebih besar lagi, atau kita biarkan berlalu menjadi sekadar kenikmatan dunia yang tidak jarang bahkan menyeret kita ke jurang kenistaan lebih dalam lagi.

Saudaraku, Semua yang kita miliki; kekayaan, ilmu, kekuasaan, popularitas adalah rahmat dari Allah, oleh karena itu tidak sepantasnya bersikap sombong dalam menggunakan pemberian Allah tersebut. Tentu saja setiap orang bebas mengelola apa-apa yang dimilikinya, apakah digunakan untuk kebaikan dan keburukan, tetapi orang-orang yang beriman akan selalu menggunakan rahmat Allah yang diperolehnya sehingga menjadi jalan bagi saudaranya yang lain untuk memperoleh rahmat dari Allah Swt.

Tiadalah sempurna iman seseorang di antara kalian, hingga ia menginginkan untuk saudaranya apa yang ia inginkan untuk dirinya sendiri. (HR Muttafaq `Alaih).

Senin, 23 November 2009

Dari Pub Koktail ke Islam

Friday, 20 November 2009 13:56

Seorang wanita ratu pesta dan narkoba akhirnya mendapatkan kebahagian sejati setelah memeluk Islam

Hidayatullah.com--Laura Pistorious adalah seorang wanita muda kulit putih Afrika Selatan, yang dulu mengelola sebuah pub koktail di Camps Bay, sebuah kota pantai di pinggiran Cape Town.

"Saya memiliki kebiasaan menggunakan narkoba yang sangat parah dan saya mengira menjalani gaya hidup kelas atas," cerita Laura kepada IslamOnline.

Dari luar ia kelihatannya gembira mengenakan pakaian rancangan desainer, menggunakan obat-obatan dan berpesta sepanjang waktu.

Tapi di dalam, Laura selalu merasa ada sesuatu yang tidak benar, rasanya ada sesuatu yang membakar.

Meskipun ia dibesarkan dalam keluarga Katolik yang taat, ia berhenti percaya pada Tuhan, sebagai akibat dari gaya hidupnya yang tinggi dan kecanduan narkoba.

"Saya mencapai satu titik dalam kehidupan, di mana saya tidak lagi mempercayai Tuhan."

Kehidupan Laura seketika berubah setelah ia bertemu dengan seorang teman yang telah memeluk Islam.

"Setelah mendengarkan teman Muslim saya malam itu, saya banyak menangis dan berdoa."

Laura mengatakan, setelah ia berdoa sekian lamanya, sebuah keajaiban terjadi dalam hidupnya.

Secara tiba-tiba ia mampu mengatasi kecanduan narkoba yang telah dideritanya selama empat tahun. Dan Laura mulai membaca lebih banyak tentang Islam.

Pada saat itu, ia belum berpikir untuk menjadi seorang Muslim.

Namun, pada September 2007 sebelum bulan Ramadhan, Laura akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat.

"Alhamdulillah, saya masuk Islam melalui teman, dan hidup saya berubah sama sekali."

Lebih bahagia

Setelah memeluk Islam, Laura berhenti bekerja di pub koktail.

"Setelah menjadi seorang Muslim, saya mengetahui lebih banyak tentang Islam dan memperhatikan tempat saya bekerja. Saya bahkan berhenti tanpa ada penawaran kerja lainnya," cerita Laura yang kini memakai hijab.

"Tapi saya percaya pada Allah."

Orangtua Laura, terutama ayah, telah bisa menerima agama yang dipilihnya dan sering bertanya tentang Islam.

"Sejak saya memeluk Islam dan berhenti dari pekerjaan manajerial di pub, saya pulang ke rumah lebih awal. Orangtua saya senang karenanya," cerita Laura.

"Saya berharap satu hari mereka juga akan memeluk Islam."

Sebulan kemudian, Laura mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik. Tapi ia mengatakan kepada bosnya, seorang Kristen fundamentalis, dirinya mau mengambil pekerjaan itu asalkan diberi waktu istirahat untuk shalat.

Bosnya setuju

"Jika Anda melakukan hal-hal baik untuk alasan yang tepat, Allah akan memberkatimu," begitu keyakinan Laura, yang menjadi pembawa acara bincang-bincang di sebuah radio di Cape Town.

"Sekarang saya memiliki hubungan yang baik dengan keluarga, teman dan alhamdulillah saya menjalani hidup yang lebih sehat, karena Islam."[di/iol/www.hidayatullah.com]


Wajah Allah


Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. [QS. 2:115]

Betapa dahsyat ayat ini. Siapapun yang dapat menghayatinya pasti sampai pada suatu tujuan yaitu pasrah, tunduk, dan patuh dan bahagia.

Ingin menghindar dari pengawasan dan penglihatan Allah (wajah Allah)? Tidak mungkin. Kalau ingin membangkang, memberontak atau acuh tak acuh, sangat bisa, karena kita memang diberi kebebasan untuk memilih. Namun pilihan kedua ini tidak memberikan kepercayaan diri dan kebahagiaan yang diinginkan di dunia apalagi di akhirat.

Bagaimana mungkin kita tidak bahagia kalau Sang Maha Pencinta selalu mencintai kita, Sang Maha Pemurah menjamin kehidupan kita, Sang Maha Penjaga mengawasi kita setiap saat, Yang Maha Membangkitkan Semangat selalu memotivasi kita, Yang Maha Pemberi Rezeki menjamin rezeki kita, Yang Maha Pemberi Petunjuk selalu memberi jalan terbaik kepada kita. Tidak masuk diakal kalau kita tidak bahagia, kecuali kalau memang tidak mau, karena memang kita diberi kebebasan untuk memilih.

Kadangkala ketika kita hanyut dalam kondisi kehidupan yang penuh kesulitan, bukan karena Allah membenci kepada kita, tetapi kita di tempah menjadi orang-orang yang tangguh, tidak mudah menyerah atau mengeluh menghadapi situasi yang sulit. Tanpa latihan, karakter ini tak mungkin kita miliki. Keuntungan kedua dengan banyaknya kesulitan, kita kreatif mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan tsb. Nah setiap langkah-langkah, pikiran, atau tetesan keringat yang dikeluarkan tsb. menjadi aktivitas amal saleh yang sangat banyak. Bandingkan dengan orang-orang yang hanya ongkang-ongkang kaki lalu kebutuhannya telah tersedia. Keuntungan ketiga, segala kesulitan dan penderitaan yang kita alami otomatis dapat menghapus dosa-dosa yang pernah kita kerjakan.

Dalam suasana penuh kenikmatan, Allah memberi pelajaran yang lain. Kenikmatan apapun didunia ini kalau terus-menerus dinikmati lama-lama tidak terasa nikmat lagi, sehingga tidak memberikan kebahagiaan yang langgeng. Itulah nikmat yang bersifat fisik. Keyakinan yang kuat, jiwa yang bersih akan menimbulkan penyerahan diri secara total, disitulah munculnya kebahagian, suatu kenikmatan yang makin lama makin bertambah.

Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya? [QS. 28:60]

Saudaraku, barat, timur,utara, selatan atau arah darimana saja disitulah wajah Allah, tetapi bukan berarti Allah ada pada tempat-tempat tersebut, karena Allah tidak bertempat, maknanya adalah bahwa Allah begitu dekat dengan kita, kemanapun kita pergi Ia selalu hadir bersama kita, apa yang kita mohonkan akan selalu direspon sesuai kebutuhan kita yang terbaik. Bahkan kita diberi kebebasan untuk memilih, setelah Ia menjelaskan sebelumnya mana hal yang baik dan mana hal yang buruk, termasuk akibat dari pilihan yang diambil tersebut. Tetapi manusia kebanyakan salah pilih mengikuti hawa nafsunya.


Dunia yang dikagumi


Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan.… Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. [QS. 57:20]

Perandaian waktu kita didunia ini adalah laksana titik (satu titik) pada garis lurus yang panjangnya tidak terhingga. Kita maklumi bahwa sebelum didunia ini, kita berada dalam perut ibu selama sembilan bulan lebih, dan sebelumnya kita berada dalam alam ruh yang lamanya mungkin puluhan ribu tahun, kemudian sesudah itu kita menuju ke alam yang kekal dan abadi tidak terbatas.

Coba bayangkan hidup dalam satu titik, tetapi berusaha untuk meraih segala sesuatu. Tidak mungkin. Semuanya sangat terbatas. Kenikmatan terbatas, sepele karena dinikmati dalam ruang waktu yang sangat singkat. Penderitaan juga terbatas, sebesar apapun bencana yang kita alami, sangat terbatas dan sebentar sekali kita telah melaluinya. Senang dan susah waktu itu kita lalui sangat pendek.

Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya? [QS. 28:60]

Perandaian luas bumi atau dunia dengan jagad alam raya semesta adalah laksana sebutir pasir dilautan seantero dunia. Sangat kecil. Dalam sebutir pasir itulah segala aktivitas makhluk yang ada di bumi berjalan. Ada Amerika yang mencaplok kekuasaan negara dimana-mana, ada milyaran umat manusia yang mempertahankan hidupnya dengan selimut kelaparan, ratusan juta anak-anak yang mencari ekosistem yang bersahabat, atau jutaan koruptor yang menggerogoti kekayaan negaranya. Dan yang paling dahsyat, milyaran orang, mencari kenikmatan hidup seakan-akan hidup tak mati-mati. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). [QS. 13:26]

Saudaraku, alangkah bodohnya kita, kalau waktu kita di dunia ini hanya setitik, mungkin satu detik, dan luasnya hanya sebiji pasir tapi kita mati-matian mempertahankannya, dan mencurahkan seluruh umur kita hanya mencari dunia yang demikian remeh temeh. Padahal disana, di akhirat, itulah tempat abadi kita. Meskipun didunia ini singkat dan kecil, disinilah penentuan tempat kita di alam keabadian, yang tidak terbatas jangka waktu dan luasnya. Ingin berfoya-foya disini, pasti dapat tetapi di akhirat akan sengsara. Lihatlah kebanyakan orang-orang kafir sangat menikmati dunia ini, memang dunianya, tetapi di akhirat nanti mereka tidak punya bagian lagi.

Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka [QS. 11: 15-16]

Saudaraku, dunia yang banyak dikagumi orang lebih hina dari sebuah bangkai, menurut Sabda Rasululloh Saw., "Demi Alloh, sesungguhnya dunia lebih hina disisi Alloh Ta’ala dari pada anggapanmu terhadap bangkai ini". (HR. Muslim)


Jumat, 06 November 2009

Menjemput Sakaratul maut



Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. [QS. 29:57]

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu bertanya : Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini? Semua murid-muridnya dapat memberi jawaban yang benar, tetapi yang paling dekat menurut sang Iman adalah kematian sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.

Sesuatu yang pasti selalu dekat. Ketika seseorang divonis bahwa hidupnya sisa 5 tahun lagi sesuai dengan diagnosa penyakit yang dideritanya, sungguh kematian itu sangat dekat, lebih dekat dibandingkan dengan antri ambil uang di teller.

Karena kematian itu pasti, maka ia sangat dekat, karena begitu dekatnya, tidak ada orang yang dapat memastikan besok masih dapat melihat matahari terbit.

Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. [QS. 63:11]

Sekarang anda divonis akan meninggal besok. Mungkin hidup anda akan berjalan sbb.:
• Shock, kaget, atau pingsan. Muka pucat pasi, menangis, sedih, tetapi pelan-pelan sadar dan mulai beristighfar, komat kamit berzikir dan bertaubat nasuha, shalat taubat dan membersihkan diri dari dosa-dosa yang pernah dikerjakan.
• Langkah berikutnya adalah mengumpulkan seluruh keluarga, minta maaf dan mohon doa keselamatan dari mereka. Mengunjungi tetangga dekat untuk mohon maaf secara langsung, mohon maaf kepada teman dan lawan melalui telepon yang lebih jauh.
• Kalau anda memiliki harta yang banyak, lunaskan utang-utang, sisanya wasiatkan 1/3 untuk di wakafkan, sisanya diwariskan dan meminta kepada keluarga agar dibagi sesuai dengan hukum syariah.
• Waktu selebihnya anda gunakan untuk beribadah dan beribadah; tahajjud, shalat taubat, sunah rawatib, tadarrus, zikir, istighfar, berdoa. Semua dilakukan dengan khusuk, dan itulah ibadah-ibadah yang terkhusuk sepanjang hidup anda.

Ternyata anda sangat beruntung karena diberi kesempatan membersihkan diri sebelum maut menjemput, “Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.” [QS. 69:27]

Saudaraku, saya kira skenario perjalanan sisa hidup diatas, kurang lebih akan kita jalani seandainya kita tahu pasti kapan kematian kita; setahun, sebulan, seminggu, atau bahkan sejam. Sayang kita tidak sadar bahwa kematian kita bahkan bisa lebih dekat dibandingkan dengan waktu-waktu diatas, tidak mustahil setelah membaca artikel ini sakaratul maut telah menanti anda.

Saudaraku, kematian datang tidak perlu bersama penyakit, gempa, kebakaran, teroris, atau banjir bandang, tetapi ia datang tanpa pra kondisi bersama malaikat Israel.

Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali, tidak dapat dikalahkan, [QS. 56:60]


Minggu, 25 Oktober 2009

Berilah Peringatan


Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. [QS. 51:55]

Sebagai manusia, sangat wajar kalau dalam kehidupan sehari-hari sering berbuat kesalahan dan pelanggaran, baik aturan yang dibuat oleh kesepakatan antar masyarakat ataupun aturan yang datangnya dari perintah agama. Mungkin dilakukan karena keteledoran atau karena ketidaktahuan atau dilakukan karena kelemahan sifat manusia. Disinilah pentingnya suatu peringatan.

Melakukan pelanggaran karena tidak tahu aturan, beri peringatan agar tahu
Malakukan pelanggaran karena kelalaian, beri peringatan agar sadar
Melakukan pelanggaran karena pembangkangan, beri peringatan agar insaf

oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat, [QS. 87:9]

Berilah selalu peringatan kepada anak-anak sebaik atau senakal apapun, karena suatu waktu mereka akan mengingat, mengikuti atau menyadari peringatan yang diberikan

Berilah peringatan kepada sahabat dan teman walaupun mereka kadang-kadang tidak menyukainya, bukan hanya sekedar memuji segala prestasi yang dilakukannya, suatu waktu ia akan menyadari bahwa egonya tidak selalu yang terbaik bagi dirinya.

Berilah peringatan kepada tetangga atau masyarakat sekitar pada umumnya walaupun mereka kadang acuh tak acuh, suatu waktu Allah akan membukakan hatinya melalui kejadian menyenangkan atau menyedihkan.

Dan Kami tidak membinasakan sesuatu negeripun, melainkan sesudah ada baginya orang-orang yang memberi peringatan; [QS. 26:208]

Berilah peringatan, meski ilmumu hanya sebuah ayat. Berilah peringatan kepada siapa saja disekelilingmu, bahkan kepada yang lebih berilmu sekalipun, karena ketaatan tidak berbanding lurus dengan ilmu yang dimiliki, tetapi kesadaran sebagai hamba, maka berilah peringatan

Peringatan yang diberikan tidak selalu dengan kata-kata, bisa berupa tingkah laku yang baik, informasi yang berguna, ide atau opini yang bermanfaat, tulisan yang mencerahkan, bahkan dengan doa, ingat kalau kita mendoakan seseorang malaikat balik mengaminkan doa kita sesauai doa yang dipanjatkan. Kalau doanya baik, baik buat kita, kalau doanya berupa kutukan, kutukan juga buat kita.

Saudaraku, memberi peringatan bukan sekedar mengajak orang menjadi lebih baik, tetapi peringatan adalah kemualiaan yang melakukannya, dan tanggungjawab atau kewajiban kita semua yang harus dilaksanakan, kebaikannyapun jauh lebih banyak berdampak kepada diri kita sendiri, baik di dunia maupun di akhirat.

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.. [QS. 3:110]

Berilah peringatan, karena dari orang-orang yang mengikuti peringatan tersebut, anda akan mendapat investasi amal setiap orang mengamalkan peringatan yang diberikan.

Hai orang yang berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan! (QS. 74:1-2)


Kisah Seorang Pendoa

ManajemenQolbu.Com :

Ketika kumohon pada Allah kekuatan,
Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat.

Ketika kumohon pada Allah kebijaksanaan,
Allah memberiku masalah untuk kupecahkan.

Ketika kumohon pada Allah kesejahteraan,
Allah memberiku akal untuk berpikir.

Ketika kumohon pada Allah keberanian,
Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi.

Ketika kumohon pada Allah sebuah cinta,
Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong.

Ketika kumohon pada Allah bantuan,
Allah memberiku kesempatan.

Aku tak pernah menerima apa yang kupinta, tapi aku menerima segala yang kubutuhkan.

Do'aku terjawab sudah.

Senin, 19 Oktober 2009

Berniaga dengan Allah


Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, [QS. 35:29]

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, [QS. 61:10-11]

laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang. [QS. 24:37]

Al Quran sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa adalah kitab suci yang mudah dipelajari dan dipahami, sebagaimana firman Allah swt.

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. 54:40)

Salah satu metode yang digunakan Al Quran untuk memudahkan memahami ayat-ayatnya adalah dalam membahas suatu persoalan berbicara disesuaikan dengan kebiasaan yang umum dalam masyarakat tersebut. Pada saat periode turunnya Al Quran, orang-orang quraisy dikenal sebagai pedagang yang ulung. Sampai saat sekarangpun setiap masyarakat sangat familiar dengan perdagangan atau perniagaan, bahkan mendominasi kegiatan masyarakat sehari-hari. Dalam hal ini Nabi Muhammad saw bersabda,

Hendaklah kamu berdagang, karena di dalamnya terdapat 90 % pintu rezeki (HR. Ahmad).

Pada ayat-ayat tersebut diatas tidak hanya menyebutkan perdagagan sebagai perniagaan tetapi juga; membaca Al Quran, mendirikan shalat, bersedekah, berjihad, berzikir, dan mengeluarkan zakat diberikan penekanan sebagai perniagaan yang tidak pernah merugi.

Saudaraku, ketika kita membaca Al Quran, dimana setiap hurufnya akan diberi pahala dan dilipatgandakan 10 sampai 700 kali atau terserah Allah, sesungguhnya kita sedang berniaga dengan Allah, perniagaan yang tidak merugi bahkan memberikan keuntungan yang tidak terbatas, demikianlah halnya dengan ibadah-ibadah lain seperti shalat, sedekah, jihad, zikir dan zakat. Demikian pula halnya ketika kita mencari cinta dan ridho Allah, sesungguhnya kita sedang berniaga dengan Cinta dan RidhoNya.

Saudaraku, memang dekat atau jalan-jalan mendekat kepada Allah selalu menguntungkan, sekecil apapun kegiatan yang kita lakukan untuk hal itu. Kalau menemui jalan yang menurut perasaan dan pikiran kita merugikan atau tidak baik bagi kita, sesungguhnya pada saat itu pikiran dan perasaan kitalah sedang dirasuki oleh setan. Jalan lain menyesatkan.

Saudaraku, jangan ragu mari berniaga dengan Allah Swt. Disinilah investasi yang abadi.

Konflik Rumah Tangga Membuatnya Memilih Islam


Oleh : Redaksi Swara Muslim 18 Oct 2009 - 3:00 pm

Tidak hanya dikucilkan oleh keluarga, dirinya juga dijauhi teman-teman sepergaulannya. Terlahir dalam keluarga dengan keyakinan yang sama, ternyata tidak menjadi sebuah jaminan bahwa kehidupan spiritual seseorang akan berjalan mulus dan tanpa hambatan berarti. Namun, tidak demikian yang dialami Sephy Lavianto. Berbagai benturan terkait dengan kepercayaan yang ia anut datang silih berganti. ''Meski berasal dari keluarga Katolik dan sejak lahir sudah memeluk Katolik; dalam perjalanannya, saya mendapatkan banyak benturan dalam kepercayaan yang saya anut,'' ujar Sephy.

Benturan tersebut berupa keganjilan-keganjilan yang ia rasakan terhadap ajaran-ajaran yang terdapat dalam agama Katolik. Salah satu contohnya adalah keharusan untuk menghormati pastor sedemikian rupa sehingga ia bisa dijadikan sebagai perwakilan Tuhan. Selain itu, sikap lembaga gereja, kata dia, juga tidak ramah terhadap penganutnya sendiri. Puncak benturan terhadap keyakinan lamanya ini terjadi manakala pria kelahiran Medan, 5 September 1976, ini mengalami kegagalan dalam membina rumah tangga. ''Kejadian yang paling menyentak adalah setelah saya menikah secara Katolik.

Dalam perjalanannya, ternyata saya tidak berhasil dalam pernikahan itu,'' ungkap ayah seorang putra ini.

Keinginannya untuk mengakhiri biduk rumah tangganya ternyata mendapat tentangan dari pihak gereja. Dalam ajaran Katolik, pemeluknya tidak diperbolehkan untuk menceraikan istri atau suami.

Karena itu, ketika biduk rumah tangganya sudah tidak bisa dipertahankan lagi, dia pun memilih pengadilan negeri untuk memproses persidangan perceraiannya. Dan, ketika perceraian telah diproses dan dirinya sudah mendapatkan surat cerai, lagi-lagi dirinya harus berhadapan dengan pihak gereja. Pihak gereja tidak mengakui surat keputusan cerai yang telah dikeluarkan pihak pengadilan negeri tersebut.

''Menurut ajaran Katolik, suatu ikatan pernikahan tidak bisa diceraikan oleh yang namanya manusia dengan sebab apa pun. Karena itu, seorang romo dan pastor sendiri tidak mengakui keputusan pengadilan tersebut,'' paparnya.

Konsekuensi ini membawa Sephy dalam sebuah kondisi kehidupan pernikahan yang tidak jelas. Secara hukum agama Katolik yang dianutnya, ia masih terikat dalam sebuah perkawinan. Sementara itu, berdasarkan hukum negara, ikatan perkawinannya sudah berakhir.

Menghadapi kenyataan seperti ini, akhirnya ia memutuskan untuk mencari jalan keluar dengan menjajaki ke agama Kristen Protestan. Namun, di agama ini, ia justru menemukan kenyataan yang sama seperti pada agama yang ia anut sebelumnya. Keinginannya untuk mendapatkan persetujuan cerai dari gereja Protestan, jika ia memutuskan memeluk agama tersebut, justru direspons secara negatif oleh pihak gereja.

Di satu sisi, pihak gereja Protestan menyetujui keinginannya untuk berpindah keyakinan dan mengakuinya sebagai umat Protestan. Tetapi, di sisi lain, pihak gereja Protestan tidak mengizinkan dirinya untuk bisa melakukan perkawinan lagi secara Protestan ataupun Katolik.

Dari situ, kemudian timbul rasa kekecewaan dalam diri Sephy terhadap kedua agama tersebut. ''Waktu itu, yang ada dalam pikiran saya cuma kedua agama ini aneh sekali. Mengapa orang yang lagi butuh pertolongan dan bimbingan justru ajaran agama yang dianutnya tidak memberikan solusi yang baik.''

Memimpikan Makkah
Keinginan untuk mendapatkan solusi atas persoalan hidup yang dialaminya akhirnya membawa Sephy pada agama Islam. Kesemua itu, menurut Sephy, sebenarnya berawal dari mimpi-mimpi yang kerap datang dalam tidurnya di pertengahan November dan Desember 2007 silam. Dalam mimpinya itu, Sephy diperlihatkan yang namanya kota suci bagi umat Islam, Makkah. ''Dalam mimpi itu, saya diajak orang ke Makkah dan orang itu bilang ini tempatmu,'' ujarnya.

Seringnya mendapat mimpi seperti itu muncul rasa keingintahuannya terhadap agama Islam secara lebih mendalam. Ia mengaku, selama memeluk Katolik, agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sering kali diidentikkan dengan agama yang penuh kekerasan, tidak toleran, militan, dan sangat tidak permisif untuk segala sesuatu yang haram di dunia. Kemudian, ia mencoba mencari tahu Islam melalui buku-buku mengenai perbandingan Islam dan Kristen.

Dari buku-buku yang dibacanya, Sephy justru menemukan gambaran mengenai agama Islam yang jauh berbeda dengan yang ia peroleh selama ini. ''Setelah saya baca dan pelajari, betul ternyata Islam, menurut saya pribadi, adalah agama yang menuntun seseorang untuk menjadi orang yang lebih baik tanpa ada kepura-puraan di dalamnya. Gambaran ini jauh berbeda dengan yang saya dapatkan sebelumnya,'' paparnya.

Setelah banyak membaca dan mempelajari lebih jauh, ia sampai pada satu kesimpulan bahwa Islam adalah agama yang sangat baik dan Nabi Muhammad SAW adalah seorang teladan yang baik. Tidak seperti pada agama yang lain, ungkapnya, aturan dalam Islam benar-benar harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

''Berbeda dengan ajaran Katolik atau Protestan yang semuanya enak, nggak ada larangan sama sekali. Kalaupun ada, larangan itu bisa dilanggar oleh pemeluknya karena perintahnya tidak jelas. Jadi, apa yang dilarang dalam Alkitab pun masih bisa dilakukan dalam kehidupan nyata,'' ungkap Sephy tentang agama lamanya itu.

Keinginannya untuk mendalami Islam terus dilakukan Sephy. Tidak hanya dari buku-buku bacaan, ia juga sering berdiskusi dengan teman-teman Muslimnya. Selama berdiskusi yang memakan waktu sekitar tujuh bulan itu, Sephy akhirnya mantap memilih Islam sebagai jalan hidupnya. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat di rumah saudaranya yang beragama Islam.

''Sejak awal, orang-orang di sekeliling saya tidak pernah memaksa saya untuk memeluk Islam. Justru mereka menyarankan saya untuk mencari tahu dulu dan belajar dulu tentang semua ajaran Islam.''

Setelah menjadi seorang Muslim, Sephy berusaha mengamalkan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini dengan sebaik-baiknya.

Namun, tak lama menjadi Muslim, ujian mulai datang. Kedua orang tuanya marah besar ketika mengetahui anak semata wayangnya masuk Islam. Ia pun lantas dibuang oleh keluarganya. Semua cobaan itu ia terima dengan pikiran positif. Ibunya dulu juga seorang Muslim. Namun, setelah menikah dengan bapaknya, ibunya akhirnya berpindah agama dan menjadi penganut Katolik.

Tidak hanya dikucilkan oleh keluarga, teman-teman pergaulan dulu juga menjauhi dirinya begitu mengetahui Sephy berpindah keyakinan. Lagi-lagi, ia melihat hal ini sebagai bentuk transformasi menuju jalan hidup yang lebih baik. ''Saya melihatnya, kita dulu kan sama-sama rusak. Kalau dia masih mau rusak, silakan. Tapi, saya ingin memperbaiki kerusakan itu. Artinya, saya sudah puas untuk segala macam dosa yang aneh-aneh dan cenderung ke hal yang berbau maksiat.''

Puncak cobaan dirasakan Sephy ketika hidupnya menjadi susah secara ekonomi dan hubungan dengan orang-orang yang dahulu dekat dengannya mulai merenggang. Saat itu, menurut Sephy, ia seperti bernapas melalui sedotan. Namun, semua cobaan tersebut bisa ia lalui. ''Sekarang, hidup saya sudah mulai tertata,'' ujar Managing Partner The Serenity Project, sebuah perusahaan yang bergerak di bisnis properti ini.

Selain kehidupannya mulai tertata dengan baik setelah memeluk Islam, Sephy bertekad menjadi seseorang Muslim dengan kepribadian yang lebih baik. Orang mengenal sosok Sephy dahulu sebagai pribadi yang sombong, mudah marah, dan tidak ramah. ''Dan, itu terbukti pada saat saya diminta untuk menjadi panitia acara reuni SMA saya. Dari 80 orang yang kita undang, yang datang hanya 20 orang. Mungkin, karena mereka melihat panitianya saya,'' ungkapnya.

Untuk lebih matang dalam mempelajari agama Islam, Sephy memanggil guru mengaji ke rumah. Selain itu, ia berusaha untuk konsisten menjalankan semua ajaran dalam Islam, baik yang sifatnya wajib maupun sunah. Dengan menjalankan semua itu, ia merasakan ketenangan dalam menjalani hidup.

Meski dengan pemahaman yang masih minim, Sephy juga mulai mengenalkan agama barunya ini kepada buah hatinya, Ferreneza Amevie Lavianto, yang masih berusia tiga tahun. Hak asuh yang ia peroleh terhadap putra semata wayangnya ini memudahkan Sephy untuk memantau perkembangan dan pendidikan sang anak. ''Memang, dari awal, dia sudah dipermandikan dan dibaptis. Tetapi, untuk saat ini, saya melihat ibu saya sendiri tidak pernah mengajak dia ke gereja. Begitu juga dengan mantan istri saya juga tidak pernah mengajari dia ke gereja.''

Kendati demikian, ia tidak bisa terlalu banyak berharap jika kelak nanti sang anak akan mengikuti keyakinan yang dianutnya. ''Pada akhirnya, saya serahkan keputusan untuk memilih ke anak saya. Tapi, mungkin, sedari dini saya akan arahkan dia dengan pendidikan Islam. Semoga Allah memberikan hidayah kepada keluarga saya untuk senantiasa taat dalam menjalankan ajaran Islam,'' tukasnya. nidia zuraya (mualaf.com)

Biodata
Nama : Sephy Lavianto [ See Sephy @ Facebook ]
TTL : Medan, 5 September 1976
Masuk Islam : Mei 2008

Senin, 12 Oktober 2009

Orang-orang yang beruntung



Hai orang-orang yang beriman,rukuklah kamu,sujudlah kamu,sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. [ QS. 22:77]

Wahai orang-orang yang beriman setiap kali engkau rukuk maka bertambahlah keuntunganmu, setiap kali engkau sujud maka bertambahlah kemenanganmu, setiap kali engkau berbuat kabajikan maka bertambahlah keuntungan dan kemenanganmu. Oleh karena itu perbanyaklah rukuk, perbanyaklah sujud, perbanyaklah berbuat kebajikan.

Kenapa ketika rukuk dan sujud begitu penting bagi kehidupan orang-orang yang beriman? Karena pada saat itu manusia memposisikan dirinya sebagai hamba yang sangat lemah dan hina dihadapan ke-Maha Perkasa-an dan ke-Maha Mulia-an Allah Swt. Ada kesadaran yang timbul bahwa kita tidak memiliki apapun dan kekuasaan selain karena pertolongan Allah. Dengan kesadaran seperti ini, kita mempunyai ketergantungan yang sangat tinggi kepada Allah. Sehingga kita berada pada jarak yang sangat dekat denganNya

Sedekat-dekat seseorang dengan Tuhannya ialah saat ia bersujud. Maka itu banyaklah berdoa saat sedang sujud. (HR. Muslim)

Makin tinggi ketergantungan kita kepada Allah makin sedikit ketergantungan kepada selain Allah. Kalau hal ini dapat dicapai, maka kita akan menjadi manusia yang bebas, bahagia dan Mulia, kita tidak diperbudak lagi oleh harta, jabatan, popularitas, hobby, makanan, dsb., kecuali menghamba kepada Allah Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang, Maha Dermawan, Maha Kaya, seterusnya akan muncul suatu kekuatan dimana tidak ada lagi rasa takut kepada siapapun selain Kepada Allah. Itulah Takwa.

Saudaraku, rukuklah, sujudlah, shalatlah, karena setiap kali melakukan itu maka bertambah pula keuntungan, kemenangan, kemuliaan yang diraih (bahkan balasan yang diterima boleh jadi jauh lebih berharga dari apa yang dibayangkan). Kesampingkan rasa berat dan malas, bukankah mencari uang ribuan saja cukup berat. Kesampingkan rasa khusuk, bukankah rasa khusuk itu akan muncul sendirinya setelah melalui pembiasaan yang istiqomah. Kesampingkan omongan dan hambatan orang lain, bukankah segala gerak gerik dan aktivitas kita menjadi tanggung jawab sendiri-sendiri di hadapan Allah.

Saudaraku, rukuklah, sujudlah, shalatlah, karena semua makhluk di langit dan bumi bertasbih dan sujud kepada Allah kecuali setan dan sebagian manusia dan jin karena kesombongan dan kebodohannya. Kalau tidak dengan kesadaran sendiri, akan tiba saatnya sujud dilakukan dengan terpaksa, tetapi mungkin tidak berguna lagi.

Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri atau pun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari. [QS. 13:15]

Saudaraku, semua orang mencari kenikmatan dan kebahagiaan, tetapi otak dan hati kita lebih banyak dibelenggu oleh nafsu, sehingga yang kita sangka sumber kenikmatan dan kebahagian yang sesuai dengan nafsu. Kita harus tahu bahwa struktur raga dan jiwa kita telah diciptakan oleh Allah dengan sempurna, dan pemeliharaan raga dan hati kita harus dilakukan dengan aturan yang sempurna pula dari Penciptanya, dan dengan rukuk dan sujudlah kenikmatan dan kebahagiaan sejati dapat diperoleh.

Nasib itu Tak Logis

Nasrudin sedang berjalan-jalan dengan santai, ketika tanpa permisi ada orang jatuh dari atap rumah dan menimpanya. Orang yang terjatuh itu tidak terluka sama sekali, tetapi Nasrudin yang tertimpa malah menderita cedera leher. Ia pun diangkut ke rumah sakit. Para tetangganya datang menjenguknya, mereka bertanya, ''Hikmah apa yang didapat dari peristiwa itu, Nasrudin?'' ''Jangan percaya lagi pada hukum sebab akibat,'' jawabnya. ''Orang lain yang jatuh dari atap rumah, tetapi leherku yang jadi korbannya. Jadi tidak berlaku lagi logika, ''Kalau orang jatuh dari atap rumah, lehernya akan patah!''

Orang Tolol

Nasrudin membawa serantang makanan dari pasar. Karena kurang hati-hati, rantang itu jatuh dan isinya tumpah berantakan. Segara saja datang orang-orang berkerumun. ''Hai para tolol,'' teriak Nasrudin sambil memungt rantang-rantangnya, ''Apa kalian belum pernah melihat orang tolol?''

Belajar Musik

Pada suatu hari Nasrudin mendengar ada seorang muda yang bia bermain musik dengan amat bagus. Ia pun tertarik untuk belajar musik. Keesokan harinya, ia pergi ke kota dan menemui guru musik kenamaan. ''Tuan, saya ingin belajar musik, berapa bayarannya?'' Guru itu sejenak melihat wajahnya, sebelum akhirnya menjawab,''Murid-muridku membayar tiga dirham untuk bulan pertama, dan kemudian untuk tiap bulan berikutnya membayar satu dirham. Nasrudin berpikir sejenak dan kemudian berkata, ''Baiklah,'' katanya, ''Saya akan mulai kursus pada bulan kedua saja.''
( )

Republika, Jumat, 27 Agustus 2004

Selasa, 06 Oktober 2009

Luas Tata Surya

From: darwin malang [darwin.malang@bni.co.id]
Sent: Thursday, September 25, 2003 2:39 PM
Subject: renungan


Tahukah anda berapa luas langit dan bumi ………. Wallahu alam
Tetapi untuk renungan simaklah angka-angka dibawah ini
Bumi kita ini adalah bagian kecil dari bintang Matahari ( Matahari terdiri dari 9 planet dan 40 satelit)

Matahari salah satu bintang dari ratusan milyar bintang pada Galaxy Milky Way, dan
Milky way adalah salah satu galaxy dari 50-an milyar galaxy pada Universe
Berapa besar luas Universe ini …….Tidak ada yang tahu
Tetapi sepanjang pengukuran sceintific manusia, kira-kira seperti ini

Galaxy yang terdekat dari galaxy kita adalah Andromeda jauhnya 2.000.000 tahun cahaya
Kecepatan cahaya kira-kira sejauh 300.000 kilometer per detik, berarti
Kecepatan cahaya pertahun adalah 300.000 x 60 x 60 x 24 x 365 = 9.460.800.000.000 kilometer
Berati jarak galaxy andomeda adalah 2.000.000 x 9.460.800.000.000 = 18.921.600.000.000.000.000,- km

Galaxy terjauh yang diketahui manusia sampai saat ini sejauh sekitar 14 milyar tahun cahaya,
Berarti kalau dihitung garis tengah universe adalah 28 milyar tahun cahaya, jadi….
Luas Universe adalah 28.000.000.000 x 9.460.800.000.000 = 264,902,400,000,000,000,000,000,- km
Dan luas tersebut semakin berkembang (membesar)

Menurut perhitungan ahli astronom, matahari berjalan menjauh dari poros universe dengan kecepatan luar biasa, 720 ribu km per jam atau kira-kira 17.280.000 km. dalam sehari.

Subhanallah …………………..

[3: 190] Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

[3: 191] (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Bandingkanlah dengan kekuasaan manusia yang paling berkuasa…
Lebih kecil dari 1/1000.000.000 atom dari kekuasaan Allah

Bandingkanlah dengan kekayaan kita yang tidak habis tujuh turunan
Lebih kecil dari 1/1.000.000.000 tetes embun dari kekayaan Allah

Bandingkanlah dengan kekuasaan kita …..
Bandingkanlah dengan kekayaan kita ….

Lalu
Lalu mengapa manusia masih ingkar
Bahkan merasa bangga akan keingkarannya

Gempa, gempa dan gempa



Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. [ QS. 7:96]

Mengapa gempa selalu menimpa kita, menimpa Indonesia. Apakah karena Allah telah murka kepada kita, karena perbuatan kita sebagai individu dan bangsa tidak lagi menghiraukan titah dan aturanNya. Orang-orang pintar mungkin menjawab, karena negara kita memang tempat pertemuan dua patahan/lempeng Indo Australia dari sebelah kiri dan Eurasia di sebelah kanan Sumatera, jadi wajar saja kalau sering terjadi gempa.

Bagi orang yang beriman setiap peristiwa yang besar patut dipertanyakan mengapa hal seperti itu terjadi, bukan sekedar sebab akibat, tetapi jauh dibalik rekayasa akal. Bukankah kaum-kaum saman dulu telah banyak mengalami bencana karena ulah mereka sendiri yang tidak menghiraukan lagi aturan-aturan Allah. Jangan-jangan karena perilaku jahilia telah menyebar disekitar kita. Lihatlah dalam masyarakat kita, penjarahan besar-besaran yang dilakukan individu-individu dan berkelompok-kelompok terhadap kekakyaan negara dan rakyat. Ada yang sembunyi-sembunyi ada yang direkayasa melalui undang-undang yang juga diundangkan melalui pesanan yang tidak benar. Sementara ditataran masyarakat bawah kesalahan yang kecil bisa menyebabkan nyawa melayang. Memaafkan tidak ada lagi dalam kamus kehidupan.

Sialnya, apabila terjadi gempa tidak hanya memporak porandakan orang-orang jahat dan harta bendanya, tetapi juga kepada orang-orang baik yang berada disekitar daerah tersebut. Oleh karena itu menjadi tugas mutlak kita semua untuk selalu mengajak dan mengingatkan orang-orang disekitar kita untuk selalu berperilaku baik,bukan hanya berpangku tangan bila melihat kemungkaran dan mengucapkan,“biarkan saja toh bukan saya yang melakukannya”.

Dalam skala yang lebih kecil sebenarnya kita selalu tertimpa bencana (gempa); gampang terkena stress, kehidupan tidak tenang, cekcok dengan isteri, anak terjerat narkoba, berat melakukan kebaikan, menyepelekan kewajiban agama, dsb. diantara contoh-contoh bencana yang sering kita alami yang terkadang tidak disadari. Tentunya bencana seperti ini menimpa kita disebabkan karena perbuatan kita sendiri.

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri,.. [QS. 17:7]

Saudaraku, bagi orang yang berhati jernih dan berakal sehat, tidak ada jalan lain untuk mengatasi bencana dan gempa-gempa dalam kehidupan kita, kecuali kembali kepada Allah. Kembali kepada aturan Allah yang telah sangat sempurna dan lengkap, sangat mudah dan simple. Apabila kita menganggap sulit dan berat, hal itu terjadi karena kita menggunakan kacamata hawa nafsu dan pikiran setan, yang selalu merongrong dan membujuk untuk menentang kehendak Allah, padahal ia adalah musuh besar yang nyata bagi kita.

Saudaraku, mari merestorasi gempa yang kita alami dimulai dengan beristighfar dan mengganti onderdil-onderdil pembawa bencana serta menghidupkan mesin hati nurani, Insya Allah, Dia akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi, seperti janjiNya pada ayat diatas.

Doa Panjang Umur

From: darwin malang [darwin.malang@bni.co.id]
Sent: Wednesday, July 18, 2007 2:48 AM
Subject: Doa Panjang Umur


Sahabat, Setiap ulang tahun menyapa kita, dalam benak akan selalu terlintas dan diteruskan dalam bentuk doa untuk meminta kepada Yang Maha Kuasa agar dipanjangkan umur. Yang perlu lebih pendalaman lagi adalah apakah semata-mata umur dalam arti hidup kita lebih lama dan lebih lama atau ada makna yang lebih berati dibalik itu. Kalau seandainya doa dikabulkan dan diberi umur panjang misalnya 150 tahun, apakah kita sanggup dan mau. Rasanya kalau kita berdoa panjang umur, makna hakiki yang lebih dominan adalah berupa nilai atau value daripada hidup itu sendiri, sedangkan phisikalnya hanya sebagian kecil.

Sahabat, kalau benar seperti itu maka doa panjang umur yang kita panjatkan sangat mungkin kita capai. Kuncinya adalah dengan berbuat baik sebanyak-banyaknya sesuai yang dituntunkan Rasulullah saw. Kalau kita jabarkan lebih konkrit, panjang umur dalam makna hakiki diantaranya dapat dicapai dengan menjalankan hal-hal sebagai beikut :

Melakukan shalat dengan berjama'ah
Selalu dalam kondisi suci (berwudhu)
Ikhlas dan Khusyuk dalam mengerjkan suatu kewajiban
Beramal sebanyak-banyak pada malam lailatul Qadr
Melakukan perbuatan sebanyak-banyaknya melalui orang lain


Sahabat, kalau kita dapat menjaga shalat berjamaah selama 2 tahun berarti sama dengan orang yang shalat sendirian selama 54 tahun. Tidak perlu kita menunggu ulang tahun untuk meminta panjang umur, tetapi kita dapat melipatgandakan umur kita 27 kali lipat sebanyak lima kali sehari semalam. Bagaimana mungkin kita selalu minta dipanjangkan umur, sementara Allah Swt. Yang Maha Pemurah telah menyiapkan sarananya dengan shalat berjamaah, tetapi kita sendiri enggan untuk melaksanakannya. Wahai Saudaraku, renungkanlah, renungkanlah, renungkanlah.

Sahabat, kita tengok yang kedua. Ketika kecil dulu di kampung orang tua mengajarkan kepada kita kalau akan mengaji agar sebelumnya berwudhu dulu, karena mengaji dengan berwudhu pahala yang diperoleh berlipat 10 kali. Apakah wudhu berdampak hanya pada membaca Al Quran?, tentu saja tidak. Pekerjaan yang dilakukan dalam keadaan suci bobotnya juga jauh lebih baik daripada dalam keadaan tidak berwudhu. Apabila ditelusuri lebih lanjut dari pahala wudhu itu sendiri, akan berdampak sangat besar karena wudhu yang sempurna dapat menggugurkan semua dosa-dosa yang terbasuh oleh air wudhu itu. Banyak hadits-hadits sahih yang meriwayatkan hal ini.

Sahabat, Amal ibadah yang dikerjakan dari hari ke hari akan berbeda kwalitasnya sesuai dengan kondisi yang menyertainya. Amal ibadah dengan ilmu tentu berbeda dengan hanya ikut-ikutan, akan berbeda apabila dilakukan dengan ogah-ogahan dibandingkan dengan serius, dalam keadaan tenang dibandingkan dengan gelisah. Nah, demikianlah apabila kita melaksanakan kewajiban-kewajiban dan sunnah dengan ikhlas dan khusuk maka bobotnya jauh lebih baik. Tentunya hal ini berat, tetapi bukan tidak mungkin. Melalui latihan yang intensif dan melakukan secara kontinue, pelan-pelan tapi pasti keikhlasan dan kekhusukan akan dapat dicapai.

Sahabat, walaupun malam lailatul qadr datangnya hanya setahun sekali, tetapi nilai spritualnya sangat tinggi. Dalam surah Al Qadr disebutkan bahwa nilainya lebih baik dari seribu bulan. Karena nilainya sangat tinggi, ayo kita persiapkan dari sekarang untuk menikmati malam lailatul qadr, tinggal dua bulan lagi. Tekadkanlah bahwa pada malam-malam ramadhan akan kita maksimalkan semuanya, sehingga malam lailatul qadr itu tidak lepas dari kita.

Sahabat, kemampuan kita untuk melakukan perbuatan baik tetap ada batasnya, meskipun telah berlipat ganda dengan melakukan secara konsisten point-point tersebut diatas. Limit ini dibatasi oleh umur phisik kita di dunia. Untuk melampaui limit ini hanya dapat dilakukan melalui keterlibatan orang lain. Untuk yang ini, meskipun tetap mempunyai limit tetapi dapat diperpanjang sepanjang-panjangnya, tergantung jenis amal jariyah yang dilakukan. Ambillah contoh perawi hadits, misalnya Imam Bukhari, amalnya terus mengalir selama umat islam masih merujuk kepada hadits-hadits yang dirawikan. Dapatkah kita melakukan hal seperti ini. Jawabnya, dapat! Meskipun dalam skala yang lebih kecil; Mendidik anak menjadi anak saleh, memelihara anak yatim, bersedekah untuk sarana kemaslahatan ummat seperti, mambangun mesjid, rumah sakit, sekolah, irigasi, memperbaiki jalanan, menanam pohon, atau mewakapkan sesuatu yang penggunaannya bersifat jangka panjang, adalah hal-hal yang dapat kita usahakan.

Sahabat, tentu banyak lagi yang lain, dan kalau mau sharing, mari saling memberi input dan pendapat untuk amal kita bersama.

Bila anda merasa email ini bermanfaat, maka berikanlah manfaat tersebut kepada orang-orang yang anda sayangi



Kamis, 01 Oktober 2009

Siksaan dan ampunan



Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [ QS. 7:167]

Ketika Allah memerintahkan menjalankan ibadah, bukan berarti Allah membutuhkan pujian atau sesembahan dari hambaNya. Kalau hambaNya menyembah atau tidak menyembahNya sama sekali tidak ada pengaruh atau keuntungan bagi Allah. Demikian pula halnya, ketika Ia memerintahkan kita untuk menginggalkan larangan-laranganNya, Ia sama sekali tidak berkepentingan dengan semuanya itu. Berbeda sekali dengan manusia, ketika ia menyuruh atau melarang melakukan sesuatu, tentu ia berkepentngan dengan perintahnya tersebut, sementara bagi kita yang disuruh belum tentu memberikan keuntungan.

Kenikmatan beribadah dapat dicapai apabila dari semula kita menancapkan dalam diri bahwa menjalankan setiap perintah dan atau meninggalkan setiap larangan Allah semata-mata adalah untuk kebaikan kita sendiri. Hal ini menang tidak mudah karena manusia lebih terpaku kepada hal-hal phisik yang mudah dilihat dan dicerna otak tanpa berpikir panjang. Apalagi hawa nafsu yang mudah sekali dipengaruhi oleh setan lebih tertarik kepada kesenangan-kesenangan sesaat yang ada di depan mata.

Untuk menuju kepada kesadaran bahwa segala perintah dan larangan Allah adalah untuk kemaslahatan manusia itu sendiri, Allah menjanjikan kenikmatan berupa surga atau kenikmatan lain yang diterima di dunia dan ancaman siksaan berupa neraka atau bencana-bencana yang dialami di dunia. Sebagaimana juga para rasul-rasul diutus untuk membawa berita gembira dan ancaman.

“(mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana”. (QS. 4:165)

Manejemen modern mengenal konsep ini dengan Reward and punishment (penghargaan dan hukuman). Pada dasarnya semua bertujuan untuk menimbulkan kesadaran bahwa apapun yang dilakukan berdampak pada diri sendiri. Kalau kebaikan yang dilakukan maka yang akan diperoleh adalah keuntungan dan kebahagiaan, sebaliknya kalau kejahatan atau pembangkangan yang dilakukan maka siksaan dan penderitaan yang akan diterima.

Karena Allah sangat mencintai hambanya, sangat banyak diketemukan dalam Al Quran ancaman dengan siksaan mengerikan, sebagaimana banyak juga berita gembira berupa kenikmatan. Demikianlah cara Allah membawa hambanya agar sadar bahwa perintah dan larangan Allah itu semuanya baik bagi manusia, dengan demikian ia akan mematuhi perintah dan larangan itu dengan ikhlas.

Saudaraku, siksaan Allah itu sangat cepat, sebagaimana disebutkan pada ayat diatas, tetapi ampunanNya jauh lebih cepat apabila kita menghendakinya. Itulah sebabnya setiap kita melakukan kesalahan harus segera diiringi dengan istighfar dan tobat, kalau tidak diiringi siksaan Allah akan mengiringinya berupa perbuatan kesalahan yang lebih besar lagi. Seperti pemakai narkoba, apabila pada pemakaian awal segera minta ampun dan tobat maka tidak akan menjadi pecandu, dan pecandu inilah merupakan siksaan dunia akirat. Marilah menggapai ampunan Allah dengan cepat, mengalahkan siksaanNya yang cepat.

Kamis, 24 September 2009

Anti Klimaks


Hadits ‘Aisyah ra. “Dan agama yang paling beliau (Rasulullah) cintai adalah apa yang dilanggengkan oleh pemiliknya” (HR.Bukhari – Muslim)

Ketika anda berada di puncak maka bersiap-siaplah turun, ketika anda dipilih sebagai pucuk pimpinan maka bersiap-siaplah lengser, ketika sore menjelang maka bersiaplah menyambut malam. Itulah sunnatullah yang tidak pernah berubah. Beruntunglah karena gunung lain masih ada, beruntunglah karena jabatan lain masih banyak, beruntunglah karena hari lain kemungkinan masih ada. Demikianlah kemenangan ramadhan yang telah kita peroleh secara perlahan cahanya surut meredup. Apakah cahaya itu akan bersinar terus dengan terang benderang sampai ramadhan berikutnya, atau harus mulai mengasah pelan-pelan sejak saat ini juga. Kekuatan iman kita yang akan menjawabnya.

Puncak ketaatan bila diamati secara umum terletak pada akhir ramadhan. Cobalah tegok mesjid-mesjid setelah idul fitri, pengunjungnya sangat menurun dibandingkan dengan sebelumnya. Memang ada ketaatan lain yang meningkat yaitu silaturahmi, tetapi secara umum banyak penurunan aktivitas peribadatan misalnya; shalat berjamaah, shalat sunnah, tilawah Al Quran, sedekah dsb.

Tentu saja hal ini tidak sesuai dengan spirit kemenangan dari bulan ramadhan, yang menginginkan kontinuitas kebiasaan-kebiasaan yang telah dilatih sebulan penuh. Barangkali disnilah urgensi dan fungsi dari puasa syawal 6 hari untuk membangkitkan semangat kembali beribadah dengan menjanjikan keutamaan yang besar, sebagai sabda Rasuluallah :

Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan kemudian mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka ia (pahalanya) seperti puasa setahun penuh. (HR.Ahmad,Muslim,Abu Daud,At-Turmudzi).

Bagi orang yang berpuasa untuk mengejar pahala sebanyak-banyaknya (dan itu adalah hal yang terpuji karena perintah Allah juga), seolah hadist ini mengatakan ayo perbanyaklah pahala bukan hanya pada bulan Ramadhan karena pada bulan lain pahalanya juga tinggi. Ada semangat yang harus terus dipompa bukan hanya di bulan Ramadhan tetapi juga pada bulan lain, sehingga spirit dari hadits pertama diatas dapat dijaga.

Secara psikologis hadits ini mengantisipasi kecenderungan orang-orang yang semangatnya menurun setelah Ramadhan. Meskipun yang disebutkan di sini adalah puasa, tetapi harus dianalogikan juga untuk ibadah-ibadah yang lain.

Saudaraku, meskipun kita menyadari bahwa ada penurunan semangat dalam beribadah setelah Ramadhan sangat sulit dihindari, tetapi semangat itu harus segera dibangkitkan lagi. Marilah kita mohon agar usaha yang kita lakukan untuk tetap bergairah dalam menjalankan peribadatan merupakan jihad kita dalam meraih cinta dan ridha Allah. Orientasi kita dalam beribadah melalui cara ini mudah-mudahan mendapat penilaian Allah jauh lebih baik daripada sekedar sekian ribu kali ganjaran pahala.

Saudaraku, kalau hal ini dapat kita pertahankan terus, mudah-mudahan kita termasuk sebagaimana yang difirmankan Allah “Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal kematian)” (QS. 15:99)

Senin, 21 September 2009

Jaminan Rezeki dari Allah


[29.60] Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Sangat rasionil bahwa Allah pasti menjamin rezeki untuk setiap makhluk, karena Dialah yang menciptakannya. Sejahat apapun makhluknya itu, tetap akan di jamin rezekinya.

Kita, manusia yang pelit tidak pernah berhenti memikirkan kebutuhan anak-anak kita, sebandel bagaimanapun anak tersebut. Kadang-kadang kita sendiri kelaparan dan kehausan dapat ditahan asal anak-anak kita terpenuhi kebutuhannya.

Allah Yang Maha Pemurah, tentu saja tidak akan membiarkan hambanya kehilangan sumber rezekinya.

Lalu mengapa dalam kenyataannya barang orang yang kekuarangan rezeki, bahkan ada yang sampai mati kelaparan.

Ada dua penyebab sehingga hal ini terjadi,

1. Ada orang atau sistem yang menintervensi, sehingga sumber itu tidak sampai kepada yang berhak. Boleh jadi, lintah darat, pemerintah yang lalim, sistem ekonomi yang tidak adil, atau kondisi alam yang rusak karena tangan-rangan manusia itu sendiri

2. Orang yang bersangkutan belum bekerja maksimal melakukan ikhtiar untuk memenuhi kebutuhannya

Karena jaminan rezeki kita sudah pasti, tidak usah dipusingkan lagi. Urusan sedikit banyaknya itu adalah urusan Allah, Dialah yang paling tahu untuk model kita rezekinya diberi sedikait atau banyak, dan itulah yang terbaik buat kita.

Yang perlu kita maksimalkan adalah bagaimana meraih cintaNya, dan ini sudah diajarkan kepada kita melalui Alquran dan Al Hadist