************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Kamis, 23 April 2009

Banyak jalan ke surga


Orang sering mengatakan banyak jalan menuju Roma. Ini adalah semacam pribahasa yang sering digunakan orang untuk mengatakan bahwa untuk mencapai sesuatu, tersedia banyak cara dan jalan. Mungkin jalan yang satu kita tidak berhasil, tetapi dengan jalan yang lain kita berhasil. Demikian pula halnya untuk mencapai surga, banyak jalan dan cara yang dapat ditempuh untuk sampai di sana. Bukankah kita tidak perlu menjadi uztasd semuanya untuk menggapai surga.

Rasulullah Saw bersabda: “Semua ummatku akan masuk surga, kecuali orang yang enggan (tidak mau).” (HR Bukhori 22/248)

Profesi apapun yang kita jalani; presiden, pemulung, direktur utama, kuli bangunan, pengacara, pengamen, atau apapun semua akan masuk surga, asal taat kepada rasulullah.

Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju Surga.” (HR. Ahmad, Abu daud, at-tarmidzi …)

Bagaimana kita mengetahui bahwa kita termasuk yang taat kepada Rasulullah. Kuncinya adalah: Ilmu. Itulah sebabnya dengan ilmu memudahkan kita menuju surga.

“Apabila kalian berjalan melewati taman-taman Surga, perbanyaklah berdzikir.” Para Shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud taman-taman Surga itu?” Beliau menjawab, “Yaitu halaqah dzikir (majelis ilmu).” (HR at-Tirmidzi, Ahmad)

Dengan banyak berdzikir, ingatan kita akan terus terpaut dengan Allah Swt, yang pada akhirnya akan menimbulkan kecintaan kepadaNya. Dan Allah Yang Maha Agung tidak pernah menolak cinta dari hamba-hambaNya.

Abu Dzar RA pernah bertanya kepada Rasulullah saw “Maukah engkau memberitahukan kepadaku amalan yang membawaku masuk Surga”, Rasulullah saw menjawab : “Hendaknya engkau beribadah kepada Allah tanpa menyekutukan dengan sesuatu apapun.”

Tentu sangat panjang apabila contoh-contoh seperti diatas dikemukan semua. Pada artikel sebelumnya pernah kita singgung hadist yang meriwayatkan seorang yang telah membunuh 100 orang akhirnya masuk surga karena tobat. Pada hadist yang lain, seorang pelacur masuk surga, hanya karena membantu memberi minum anjing yang kehausan.

Saudaraku, jalan ke surga sangat banyak, mungkin sebanyak orang yang masuk ke dalamnya. Ini berarti apapun posisi atau pekerjaan yang sedang digeluti saat ini, tekuni dan hayatilah, mungkin itulah jalan terbaik anda menuju surga, yang penting fondasinya yaitu iman dan taat kepada Allah dan RasulNya yang perlu selalu dijaga dan dipelihara. Keringat yang bercucuran, punggung yang bongkok, kerumitan yang membebani pikiran, cercaan dan penghinaan, semua itu mungkin cara Allah meningkatkan derajat kita disurga kelak.

dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan. [QS. 93:4]

KUBERIKAN SAAT MASIH HIDUP


Suatu ketika seorang yang sangat kaya bertanya kepada temannya.

"Mengapa aku dicela sebagai orang yang kikir? Padahal semua orang tahu bahwa aku telah membuat surat wasiat untuk mendermakan seluruh harta kekayaanku bila kelak aku mati."

"Begini," kata temannya, akan kuceritakan kepadamu tentang kisah babi dan sapi.

Suatu hari babi mengeluh kepada sapi mengenai dirinya yang tidak disenangi manusia.
"Mengapa orang selalu membicarakan kelembutanmu dan keindahan matamu yang sayu itu, tanya babi. Memang kau memberikan susu, mentega dan keju. Tapi yang kuberikan

jauh lebih banyak. Aku memberikan lemak, daging, paha, bulu, kulit. Bahkan kakiku pun dibuat asinan! Tetapi tetap saja manusia tak menyenangiku. Mengapa?" Sapi berpikir sejenak dan kemudian menjawab, "Ya, mungkin karena aku telah memberi kepada manusia ketika aku masih hidup."

"Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu, dan dengarlah dan taatilah, serta dan nafkahkanlah (hartamu) Itulah yang lebih baik untuk dirimu. Dan barang siapa yang terpelihara dari kekikiran dirinya, maka merekalah orang-orang yang beruntung" - (At Taghaabun - QS 64:16)

Sumber : Internet/milis

Minggu, 19 April 2009

Orang-orang terlaknat


Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya. [QS.2:161]

Bagi orang yang beriman ayat tersebut diatas diyakini secara haqqul yakin, tidak ada keraguan sedikitpun, tidak ada pertanyaan yang mengganjal dalam hatinya. Demikianlah adanya, dan dia mengarahkan dan memelihara kehidupannya agar selalu istiqomah dalam keyakinan seperti itu.

Lalu apakah keyakinan ini menghalangi kita untuk bergaul dan berhubungan dengan orang-orang tidak beriman. Sama sekali tidak. Bukankah Rasulullah diutus menjadi rahmatan lil alamin. Dan kita sebagai pengikutnya harus berjuang keras untuk menjadi seperti itu juga.

Tidaklah Aku mengutusmu(Muhammad) kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. [QS. 21:107)

Yakinkanlah, bahwa kita ini adalah duta-duta rahmatan lil alamin, sehingga apabila kita mempunyai teman, rekan bisnis, atau siapa saja yang kita kenal, seharusnya bahkan bisa jadi wajib untuk mengajak mereka bergabung dengan kita. Apakah kita tega mempunyai kenalan yang baik, partner yang saling menopang dan menghargai, disuatu hari kelak terperosok kedalam jurang yang memilukan,

Sesungguhnya Allah melaknat orang-orang yang kafir, dan menyiapkan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka). [QS. 33:64].

Hendaknya pula kita harus introspeksi, setelah kita ketahui ancaman terhadap orang-orang tidak beriman. Apakah sifat-sifat kekafiran sudah bersih dari diri kita. Bukankah kita lebih bangga disebut orang modern ketimbang sebagai orang islam yang taat? Bukankah masih sering kita menganggap bahwa segala urusan bisa diselesaikan dengan uang? Bukankah kita lebih senang mengambil referensi orang-orang barat daripada Al Quran untuk mengarahkan kehidupan kita? Bukankah kita lebih bangga ke café daripada ke mesjid? Bukankah kita bangga melihat anak-anak kita bergaya glamour model barat daripada islami?

Saudaraku, camkanlah hadist ini : "Al-Islamu ya'lu wa laa yu'la 'alaihi" Artinya : Islam itu tinggi dan tiada yang dapat menandingi ketinggiannya

Sedangkan mereka yang sering membuat kita silau, lebih rendah, bahkan sangat rendah :
Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman. [QS. 8:55]

Saudaraku, apakah ayat-ayat diatas belum meyakinkan kita, untuk berpikir saja menjadi bagain dari mereka (orang-orang kafir) adalah suatu pekerjaan yang paling bodoh dan mengerikan, apalagi meniru-niru atau mengikuti mereka.

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu. [QS. 66:6). Inilah intinya Saudaraku seiman.


PEMBELI ISTIMEWA


(Dikutip dari artikel, Konosuke Matsushita, Food For Thought, dari buku Etos
Bisnis dan Etika Manajemen)

Pada suatu hari, ketika jepang belum semakmur sekarang, datanglah seorang peminta-minta ke sebuah toko kue yang mewah dan bergengasi untuk membeli manju (kue Jepang yang terbuat dari kacang hijau dan berisi selai). Bukan main terkejutnya si pelayan melihat pelanggan yang begitu jauh sederhana itu di tokonya yang mewah dan bergengsi itu. Karena itu dengan terburu-buru ia membungkus manju itu. Tapi belum lagi ia sempat menyerahkan manju itu kepada si pengemis, muncullah si pemilik toko berseru, "Tunggu, biarkan saya yang menyerahkannya." Seraya berkata begitu, diserahkannya bungkusan itu kepada si pengemis.

Si pengemis memberikan pembayarannya. Sembari menerima pembayaran dari tangan si pengemis, ia membungkuk hormat dan berkata, "Terima kasih atas kunjungan anda."

Setelah si pengemis berlalu, si pelayan bertanya pada si pemilik toko, "Mengapa harus anda sendiri yang menyerahkan kue itu? Anda sendiri belum pernah melakukan hal itu pada pelanggan mana pun. Selama ini saya dan kasirlah yang melayani pembeli."

Si pemilik toko itu berkata, "Saya mengerti mengapa kau heran. Semestinya kita bergembira dan bersyukur atas kedatangan pelanggan istimewa tadi. Aku ingin langsung menyatakan terima kasih. Bukankah yang selalu datang adalah pelanggan biasa, namun kali ini lain."

"Mengapa lain," tanya pelayan.

"Hampir semua dari pelanggan kita adalah orang kaya. Bagi mereka, membeli kue di tempat kita sudah merupakan hal biasa. Tapi orang tadi pasti sudah begitu merindukan manju kita sehingga mungkin ia sudah berkorban demi mendapatkan manju itu. Saya tahu, manju itu sangat panting baginya. Karena itu saya memutuskan ia layak dilayani oleh pemilik toko sendiri. Itulah mengapa aku melayaninya," demikian penjelasan sang pemilik toko.

Pojok Renungan : Konosuke Matsushita, pemilik perusahaan Matsushita Electric yang terkemuka itu, menutup cerita tadi dengan renungan bahwa setiap pelanggan berhak mendapatkan penghargaan yang sama. Nilai seorang pelanggan bukanlah ditentukan oleh prestise pribadinya atau besarnya pesanan yang dilakukan. Seorang usahawan sejati mendapatkan sukacita dan di sinilah ia harus meletakkan nilainya.

(Dikutip dari artikel, Konosuke Matsushita, Food For Thought, dari buku Etos Bisnis dan Etika Manajemen)

ONGKOS PARKIR ROLLS-ROYCE


Unknown

Sebelum bepergian ke Eropa untuk suatu urusan bisnis, seorang pria kaya mengendarai Rolls-Roycenya menuju ke sebuah bank di pusat kota New York.
Pada petugas bank ia mengajukan pinjaman uang segera sebesar USD. 5.000,- Petugas bank meminta jaminan pada pria itu, yang lalu dijawabnya, "Baiklah, kalau begitu aku berikan Rolls-Royceku ini sebagai jaminan." Petugas bank langsung menyetujui tawaran itu. Ia lalu memarkirkan Rolls-Royce itu di lantai bawah gedung bank itu demi keamanan. Kemudian, ia menyerahkan USD. 5.000,-

Dua minggu kemudian, pria kaya itu pulang dari Eropa dan mengunjungi bank itu lagi. Ia bermaksud melunasi hutangnya serta mengambil Roll-Roycenya kembali. Petugas bank itu menghitung. "Anda harus mengembalikan pinjaman pokok anda sebesar USD. 5.000,- ditambah USD. 15,40 sebagai bunganya," kata petugas bank.

Pria itu segera menulis cek tunai. Ketika ia akan meninggalkan gedung, petugas bank itu menegur dan menanyakan sesuatu, "Tunggu tuan! Kami baru tahu bahwa anda adalah seorang jutawan, tetapi mengapa anda memerlukan datang ke sini dan meminjam uang USD. 5.000,-?"

Pria itu tersenyum, "Di mana lagi saya bisa memarkitkan Rolls-Royce di Manhattan ini selama dua minggu dan hanya membayar USD. 15,40?"

Smiley...! Cerdik bukan? (090601)

(Unknown)

Cerdik dan pelit (dm)

Rabu, 15 April 2009

Selangkah lagi ..


Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". [QS. 9:105]

Ayunkan kakimu langkah demi langkah, karena setiap langkah adalah catatan emas yang akan datang dari arah pundak sebelah kanan ketika tidak ada lagi bantuan dari orang-orang lain, bahkan dari anak dan orang tua sekalipun. Ayo melangkah lagi. Walau terengah-engah karena tidak ada yang sia-sia asal diawali dengan niat yang baik dan dikerjakan dengan penuh keimanan.

Satu langkah bisa jadi penentu kehidupan. Kebahagiaan atau kehancuran. Ingat riwayat seorang pembunuh yang telah membunuh 100 orang, ingin bertobat dan hijrah ke tempat atau kampung orang baik-baik. Sayang, sebelum sampai ke kampung yang dituju ia meninggal dalam perjalanan. Dua malaikat memperebutkan nasibnya, malaikat yang satu menganggap tobatnya diterima berarti masuk surga, malaikat yang lain menganggap tobatnya tidak diterima karena ia belum sampai ketempat yang dituju, berarti masuk neraka. Malaikat yang lainnya menengahi perebutan ini dengan menyuruh untuk mengukur jarak perjalanan dari tempat ia berangkat ke tempat ia meninggal, dengan tempat ia meninggal ke kampung yang dituju. Ternyata setelah diukur jarak ketempat kampung yang dituju lebih dekat dibandingkan dengan tempat ia berasal, berarti tobatnya diterima. Dan tahukah anda berapa perbedaan jauhnya, hanya setapak, kurang dari selangkah. Hanya setapak yang mengantarkan dia ke kehidupan yang aman sentosa. Kalau saja ia tertinggal satu langkah maka hidupnnya penuh kesengsaraan.

Setelah sisa-sisa nafas tersisa jangan pernah berhenti melangkah, walau langkah-langkah lemah dan pendek. Boleh jadi tembok penghalang keberhasilan hanya sebatu bata. Bukankah Thomas Alva Edison melakukan percobaan 999 kali dan belum berhasil, nanti setelah percobaan ke 1000 hasilnya tercapai. Apakah percobaan ke 9, percobaan 19 atau percobaan ke 99 tidak bermanfaat. Semuanya adalah langkah-langkah keberhasilan, tetapi seandainya tidak ada percobaan (langkah) ke seribu, maka semua kehilangan makna.

Abdullah bin Amru bin Ash meriwayatkan Rasulullah saw bersabda, “Di akhirat nanti, ada yang berseru kepada para pembaca al-Quran, ‘Bacalah dan naiklah! Ulangi bacaanmu dengan teratur sebagaimana bacaanmu ketika di dunia, karena tempatmu (di surga) berada sesuai dengan akhir ayat yang kamu baca.” (HR Ibnu Majah).

Saudaraku. Jangan berhenti berkarya, jangan berhenti; belajar, mengaji, membaca, menulis, melukis, mencangkul, mendayung, dst.. karena disanalah catatan-catatan amal yang pasti akan diterima balasannya sekecil apapun. Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. [QS. 99:7]

Ayo selangkah lagi boleh jagi kesuksesan kita disitu. Kalau tidak disini. Disana, akhirat. Pasti.

Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan. [QS.45:22]

Bear and the Two Travelers


by: Author Unknown, Source Unknown

Two men were traveling together, when a Bear suddenly met them on their path. One of them climbed up quickly into a tree and concealed himself in the branches. The other, seeing that he must be attacked, fell flat on the ground, and when the Bear came up and felt him with his snout, and smelt him all over, he held his breath, and feigned the appearance of death as much as he could. The Bear soon left him, for it is said he will not touch a dead body.

When he was quite gone, the other Traveler descended from the tree, and jocularly inquired of his friend what it was the Bear had whispered in his ear. "He gave me this advice," his companion replied. "Never travel with a friend who deserts you at the approach of danger."

Senin, 06 April 2009

JALAN MENUJU SUKSES


Unknown

Seorang eksekutif muda bertemu dengan seorang guru di sebuah jalan raya. Ia bertanya, "Guru, yang manakah jalan menuju sukses?"

Sang guru terdiam sejenak. Tanpa mengucapkan sepatah kata, sang guru menunjuk ke arah sebuah jalan. Eksekutif muda itu segera berlari menyusuri jalan yang ditunjukkan sang guru. Ia tak mau membuang-buang waktu lagi untuk meraih kesuksesan. Setelah beberapa saat melangkah tiba-tiba ia berseru, "Ha! Ini jalan buntu!" Benar, di hadapannya berdiri sebuah tembok besar yang menutupi jalan. Ia terpaku kebingungan, "Barangkali aku salah mengerti
maksud sang guru."

Eksekutif muda itu berbalik menemui sang guru untuk menanyakan sekali lagi, "Guru, yang manakah jalan menuju sukses."

Sang guru menunjuk ke arah yang sama.

Eksekutif muda itu berjalan ke arah itu lagi. Namun yang ditemuinya tetap saja sebuah tembok yang menutupi jalan. Ia merasa dipermainkan. Dengan penuh amarah ia menemui sang guru, "Guru, aku sudah menuruti petunjukmu. Tetapi yang aku temui adalah sebuah jalan buntu. Aku tanyakan sekali lagi padamu, yang manakah jalan menuju sukses? Kau jangan hanya menunjukkan jari saja, tetapi bicaralah!"

Akhirnya sang guru berbicara, "Di situlah jalan menuju sukses. Hanya beberapa langkah saja di balik tembok itu."

Pojok Renungan Editor: Keberhasilan seringkali tak tampak karena ia bersembunyi di balik kesulitan. Cuma orang-orang yang mampu mendaki "tembok" itulah yang akan menemui keberhasilan. (270301)

Musibah atau ni’mat


Musibah situ gintung yang menelan korban lebih dari 100 orang, adalah rangkaian paling akhir dari rentetan kejadian-kejadian besar di tanah air yang banyak menelan korban. Sebelumnya ada tsunami di Aceh, ada gempa di Yogyakarta, ada tsunami di Pangandaran, ada Lumpur lapindo di Sidoarjo. Jauh sebelum ini semua, tentu lebih banyak lagi. Itulah sunnatullah, akan selalu ada musibah-musibah besar, baik karena fenomena alam maupun kerusakan karena disebabkan oleh keserakahan tangan-tangan manusia.

Didalam Al-Quran kita dapati banyak cerita tentang peristiwa-peristiwa besar terhadap kaum-kaum yang dahulu. Bencana alam tersebut selalu dikaitkan dan ditimpakan kepada kaum yang tidak mentaati perintah Allah yang disampaikan melalui para nabi dan rasul. Tentu banyak peristiwa alam yang besar yang terjadi di planet bumi kita ini yang terjadi karena fenomena alam yang kemungkinan tidak terkait dengan kedurhakaan umat manusia.

Setiap hari kita berhadapan dengan peristiwa atau musibah dengan intensitas yang berbeda-beda; kematian, penyakit, kehilangan harta, penghinaan selalu akan ditemui dalam kehidupan ini, dan ini sudah ketentuan Allah, sebagaimana dalam firmanNya sbb:

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar." (QS. 2:155)

Bagi orang mukmin, musibah itu adalah sarana peningkatan kualitas diri, karena hanya orang-orang berkualitaslah yang dijanjikan dengan: Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. 2:157)

Musibah bukan bala atau laknat, tetapi sarana pembersihan dosa-dosa dan kesombongan yang masih melekat dalam diri orang-orang mukmin, karena hanya orang-orang bersih hatinya yang mendapat ridho Allah Swt.

"Tidak sesuatu musibah pun yang menimpa seorang muslim dari penyakit, penderitaan, kesedihan, kesulitan, sampai-sampai duri yang terinjak kakinya, kecuali Allah akan menghapus dengan musibah tadi, kesalahan-kesalahannya." (Mutafaq alaihi)

Musibah itu ni’mat bagi orang-orang mukim, meskipun secara kasat mata sangat membebani. Beban dan kesulitan, memang itulah jalan untuk mencapai tujuan-tujuan besar. Kalau ingin yang enak-enak saja, tentu semua orang dengan mudah mencapainya. Bahkan menurut At tirmidzi meriwayatkan dari Jabir secara marfu'. "Manusia pada hari kiamat menginginkan kulitnya di cabik-cabik ketika di dunia karena iri melihat pahala orang - orang yang tertimpa cobaan."

Saudaraku, musibah yang merupakan bala dan laknat bukanlah karena gempa bumi, tsunami, kebakaran dsb. tetapi meninggalkan shalat, berzina, berggunjing, korupsi, mabuk, madat, dst. itulah sebenar-benarnya musibah dan kehancuran.