************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Rabu, 29 Juli 2009

Menikmati pengampunan Allah

Email untuk Sahabat

Sahabat, sepatutnyalah kita bersyukur karena setiap hari masih diberi kesempatan oleh Allah Swt. untuk melakukan shalat fardhu lima kali dalam sehari semalam. Shalat adalah spectrum peribadatan yang sangat komprehensif dan intens, sebut saja didalam shalat kita melihat adanya :

Peneymbahan, tentu saja
Ada doa-doa. Doa kepada diri sendiri, kepada Rasulullah dan kepada segenap shalihin
Ada dzikir; subhanallah, alhamdulillah, allahu akbar, istighfar.
Ada perliindungan dari syetan, jahannam, fitnah dunia, dajjal
Ada shalawat kepada Rasulullah
Ada syahadat
Ada ikrar, melalui doa iftitah dll.
Ada tauhid, melalui niat lillahi taala

Selain itu ada juga ilmu kontemporer keduniaan, seperti :

Visi yang jelas, dilambangkan melalui niat
Leadership yang telah baku, lihat melalui proses penggantian imam
Positioning; ada muadzim, ada iman, ada makmun
Time management yang jelas, lihat melalui pengaturan waktu-waktu salah dan juga pergantian gerakan dalam shalat
Disiplin yang ketat ala kemeliteran, seperti pergantian gerakan dalam shalat. Oleh karena itu sebaiknya makmum bergerak setelah imam telah sempurna mengucapkan komando/aba-abanya.
Ada komitment, melalui doa iftitah dll.
Ada konsistensi, shalat dari waktu-ke-waktu
Ada GCG, melalui wudhu
Ada wawasan universe, alam semesta, melalu akhir ayat robbul alamiin
Ada wawasan sejarah, didalam shirotalladzina anamta alaihim….
Ada pencapaian tujuan secara kolektif, lihat pada ayat nasthaim (kami minta)..dan pada tahiyat
Ada sejarah orang-orang besar, tokoh ibrahim dan ismail (bagaimana kita mendoakan Rasulullah seperti ibrahim kalau tidak mengetahui keselamatan apa yang telah diperoleh ibrahim dan keluarganya)
Hubungan kemasyarakatan dan lingkungan hidup (Salam, memberikan jaminan keselamatan kepada orang lain disekelinling kita, tetapi juga keselamatan lingkungan (termasuk binatang dan tanam-tanaman)
Dan banyak lagi untuk digali…

Sahabat, sesaui dengan topic kita diatas, salah satu yang sering kita lakukan pada saat shalat adalah permintaan ampun kepada Allah. Kalau pada saat ruku’ dan sujud doa yang dibaca adalah :

“ Suhbanakallahumma Rabbana Wabihamdi kallahummaghfirlii”

maka dalam sehari semalam permohonan ampun dilakukan sebanyak minimal 72 kali, atau setiap rakaat dilakukan empat kali yaitu pada sujud dua kali duduk antara dua sujud sekali dan pada saat ruku’ sekali. Apabila ditambahkan dengan istighfar yang dilakukan setelah shalat dan pada saat-saat tertentu, dalam sehari semalam kurang lebih sebanyak 100 kali sehari. Sangat luarbiasa sebenarnya. Pertanyaannya adalah apakah kita sadar bahwa kita minta ampun sebanyak itu dalam sehari, dan kalau menyadarinya apakah kita menikmatinya.

Sahabat, Allah Swt, yang sebenarnya Maha tidak membutuhkan kita, sangat menikmati permintaan ampun dan taubat dari setiap hamba-Nya, seperti yang digambarkan dalam sabda Rasulullah Swa, dibawah ini. :

“Allah sangat gembira dengan taubat hambanya ketika ia bertaubat. Sekiranya salah seorang diantara kamu ada diatas kendaraan (keledai) di gurun pasir yang tandus, kemudian keledai tersebut lepas sedang diatasnya ada makanan dan minuman (bekal), sipenunggang tadi putus asa, dia hampiri sebuah pohon dan berbaring diteduhnya, sementara ia telah putus asa dengan hewan tunggangan itu, maka tetkala berbaring tiba-tiba keledai tersebut muncul berada disampingnya, kemudian ia pegang talinya lalu ia berkata dengan luapan kegemberiaan : “Ya Allah kamu adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu, maka ia salah (mengucapkannya) karena luapan kegembiraannya”. (HR. Bukhori)

Allah tidak murka dengan ucapannya yang salah tersebut karena kegembiraannya yang meluap-luap dan Allah lebih gembira daripada kegembiraan orang yang bertaubat tersebut. Subhanallah. Ya Allah Engkau Maha Penyayang.

Sahabat, dengan 100 kali sehari semalam memohon ampun kepada Allah seharusnya memunculkan motivasi yang sangat kuat untuk lebih istiqomah kepada-Nya. Siapah yang tidak bersemangat kalau merasa disayangi oleh dirut, siapakah yang tidak bersemangat kalau merasa disayangi oleh president. Lalu kenapa kita tidak bersemangat kalau merasa disayangi oleh Allah, bahkan Dia lebih menyayangi kita daripada kita menyangi Dia. Dan siapakah lagi yang ada diatas Allah?. Apakah kita tidak malu kalau seandainya kita bertamu ke rumah seorang teman, kemudian melayani kita dengan perhatian yang istimewa, sampai-sampai; sarung yang belum pernah mereka pakai dikasikan kepada kita, pavilyun yang dirwatnya dengan baik dan jarang mereka gunakan, diserahkan kepada kita?. Tentunya pelayanana yang sangat istimewa. Tetapi Allah, pelayanannya lebih istimewa lagi. Kita yang selalu mengingkari-Nya, melupakan-Nya, menyepelekan-Nya, siang malam menunggu kita untuk mendatangi-Nya. Simaklah, sabda Rasulullah SAW, sbb. :

“Sesungguhnya Allah SWT membentangkan tangannya dimalam hari agar orang yang berbuat jelek disiang hari bertaubat, dan membentangkan tangannya disiang hari agar orang yang berbuat jelek dimalam hari bertaubat, sampai matahari terbit dari barat”. (HR. Bukhori)

Dimana lagikah kita akan menemukan suasan welcome seperti ini. Kita yang hina ini. ”Mahasuci Allah, dan dengan memuji-Nya, sbanyak jumlah makluk-Nya dan keridhaan-Nya, setimbang berat Arsy-Nya dan sebanyak tinta kalimat-Nya”, sebanyak inilah rasa terima kasih yang kita panjatkan kepada-Nya atas ke-Maha Ampunan-Nya. Dan ingatlah, bahwa mohon ampun adalah salah satu perintah dan kewajiban, seperti disebutkan pada Surah Al’ Imran 133 :

[3.133] Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

Selamat menikmati, kasih sayang Allah. Semoga

Wassalam

Oase Amal


Setelah mengalami perjalanan berhari-hari, berbulan-bulan, yang melelahkan di padang tandus gurun pasir, perhitungannya beberapa hari ke depan akan bertemu dengan wadi oase. Dalam situasi seperti ini, semangat dan keceriaan yang tidak bersinar lagi beralih menjadi menggebu-gebu dan mendendangkan berjuta harapan dan kesenangan.

Masyarakat petani memahami dengan baik siklus perjalanan musim dari tahun ke tahun. Dengan demikian mereka tahu benar harus menanam apa, dan apa yang harus dilakukan pada musim tertentu, agar panen berhasil dengan baik dan terhindar dari kegagalan. Namun demikian ada suatu waktu tertentu dimana hasil panen diharapkan sangat banyak memberikan hasil, itulah sebabnya mereka menunggu waktu tersebut dangan semangat dan harapan yang tinggi.

Pedagang yang sukses umumnya mengetahui dengan baik waktu-waktu tertentu dan produk apa yang sesuai untuk ditawarkan pada waktu tersebut. Waktu yang sangat menguntungkan tersebut biasanya berlangsung tidak lama, akan tetapi waktu itu bisa berkesinambungan dengan variasi produk yang ditawarkan, sehingga dengan kejelian mereka dapat meraih untung sepanjang tahun. Benarlah sabda Nabi bahwa rezeki itu dikuasa 90% oleh para pedagang.

Bagi pegawai kerja keras memang harus dilakukan sepanjang tahun. Namun demikian ada waktu tertentu yang sangat dinantikan yaitu saat evaluasi penilaian dan pembagian bonus sesuai dengan prestasi kerjanya

Hari raya atau hari jum’at, merupakan hari yang istimewa bagi para pengemis.

Itulah moment-moment tertentu yang sangat dinantikan semua orang dengan ragam dan profesinya masing-masing. Semua orang atau profesi memiliki kesempatan seperti ini. Kesempatan dan peluang yang harus digunakan untuk memobilisasi semua potensi yang ada untuk meraih keuntungan dan harapan-harapan yang jauh lebih baik. Waktu tsb kita nantikan dengan persiapan dan kesiapan untuk menghadapinya, sehingga ketika datang saatnya dapat dilalui dengan prestasi puncak yang dapat diusahakan.

Lalu sebagai muslim, moment apa yang paling dinantikan dalam perjalanan tahunannya. Ya, anda benar, bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat dinantikan. Ia adalah oase di padang pasir, Musim subur bagi petani, transaksi yang mengguntungkan bagi pedagang, bonus dan tunjangan bagi pegawai, dan sedekah yang melimpah bagi pengemis.

Dan siapa yang mengerjakan satu fardhu di bulan Ramadhan, maka samalah dengan orang yang mengerjakan tujuh puluh fardhu di bulan lainnya. (HR. Ibnu Khuzaimah)

Saudaraku, Ramadhan adalah waktu dan kesempatan bagi kita semua; pengembara, petani, pedagang, profesional, buruh dan seluruh kaum muslimin. Ramadhan adalah hadiah dan cinta Allah yang dicurahkan kepada kita untuk menyambung tali kasih kepadaNya. Begitu berlimpah kebaikan, menjadi 70 kali, 700 kali, 365.000 kali (1000 bulan), dapat diperoleh bagi yang ingin menggapainya. Raihlah kesempatan ini, rengkuhlah Suguhan Ilahi. Alangkah lalim terhadap dirinya orang yang membiarkan Ramadhan berlalu tanpa makna.

Kamis, 23 Juli 2009

Dari AS ke Mesir, Wanita Katolik Menemukan Islam


By Republika Newsroom
Rabu, 22 Juli 2009 pukul 17:32:00


Mengapa saya memilih Islam? Saya ingat dengan jelas hari dimana saya resmi menjadi wanita mualaf di masjid Al-Azhar Kairo. Saya datang langsung dari AS, Namun apa yang telah membimbing saya menuju hari itu adalah semacam tuntunan bawah sadar yang terus mencari kebenaran Allah.

Saat kecil, saya selalu percaya kepada agama dan Allah, tetapi tidak pernah cocok dengan konsep yang disajikan dalam Katolik. Saya tidak bisa menerima bagaimana Tuhan ada tiga (dengan konsep Trinitas), bagaimana kita bisa berdoa kepada banyak orang seperti Yesus, Maria dan bermacam-macam orang suci. Bagaimana kita bisa menerima konsep dosa asal, bagaimana imam dapat "menghapus" dosa-dosa Anda, atau mengapa ada ratusan bibel yang berbeda.

Ini hanya sekelumit pertanyaan yang mestinya ada dalam benak setiap orang, termasuk imam. Sangat mengherankan bahwa saya pergi ke gereja belajar agama, namun keluar dan pulang tanpa mengetahui apa yang harus saya lakukan untuk menjadi seorang Kristen yang baik. Saya mengetahui saya seharusnya menjadi orang "baik", "dermawan", "simpati", "penuh kasih-sayang", dan sifat-sifat mulia lainnya, tetapi tidak pernah ada ajaran praktis yang adapat diaplikasikan dengan baik.

Karena kebingungan itulah, saya kemudian mencari cara untuk terhubung dengan satu Tuhan yang saya kenal dan saya selalu berdoa kepada-Nya. Saya mencari aturan pasti dari Tuhan yang mengajarkan saya secara detil dalam menjalani hidup. Tetapi kehidupan berjalan, dan karena tekanan dari keluarga meskipun saya keberatan, saya dibaptis dalam gereja Katolik. Sampai ketika saya di bangku kuliah, bagi saya agama ini tidak lebih daripada gangguan pada Minggu pagi. Walaupun saya tetap percaya Tuhan.

Namun akhirnya, ajaran Kristen dan Katolik sudah tidak bisa saya terima lagi, begitu pun ajaran Yahudi karena ajaran ini menolak Yesus. Meskipun saya memiliki masalah dengan ajaran Kristen, namun saya selalu yakin Yesus mempunyai pesan besar kepada manusia--pesan menyembah kepada satu Tuhan. Saya tidak dapat memahami bagaimana Kristen akhirnya menyembah Yesus sendiri. Saya merasa yakin bahwa dia tidak pernah menginginkan itu. Bagi saya tersisa satu pilihan--Islam.

Sebelumnya saya sudah tahu Islam--perkenalan saya dengan Islam terjadi saat saya melakukan perjalanan ke Mesir, karena itu saya cukup membuka diri untuk keyakinan ini. Islam tidaklah asing bagi saya, walaupun pada saat saya tidak mengenal orang Islam kecuali satu atau dua orang temen di Mesir.

Saya mulai membaca Alquran dan mencari informasi tentang Islam melalui internet. Saya ingat apa yang saya rasakan saat pertama kali membaca Alquran insting saya mengatakan itu bukan buatan tangan manusia; Alquran di luar kemampuan manusia. Hal ini bebeda sekali dengan yang saya rasakan saat membaca Alkitab, saya merasa hanya kumpulan cerita yang ditulis oleh seorang laki-laki. Belum lagi fakta bahwa Alquran hanya ada satu versi yang tidak berubah sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Namun, itu bukanlah satu-satunya yang membuat saya kagum.

Saya merasa nyaman dengan semua yang saya pelajari tentang Islam. Hal inilah yang mendorong saya untuk lebih mendalami Islam. Yang terpenting, saya telah menemukan jawaban atas dua masalah utama agama di masa lalu (hanya mau menyembah satu Tuhan dan aturan jelas). Islam merupakan agama tauhid yang mana umat Islam hanya menyembah Allah dan tidak menyekutukannya. Umat Islam juga wajib mengikuti Alquran dan Sunnah juga yang memberikan aturan dan cara hidup yang lengkap. Akhirnya, saya tahu persis apa yang saya harus lakukan untuk menjadi seorang Kristen yang baik, yakni saya harus menjadi seorang Muslimah.

Selama dua tahun terakhir di kampus, saya memegang kepercayaan Islam, saya benar-benar tidak tahu bagaimana harus bersikap dengan teman-teman di lingkungan sekolah Katolik. Dalam hati, saya sadar bahwa saya seorang Muslimah, tapi saya tidak tahu bagaimana memberitahu keluarga dan teman-teman.

Setelah lulus perguruan tinggi, saya ditawari untuk magang di Mesir dan saya menerimanya dengan gembira. Saya menjalin persahabatan dengan teman-teman Muslim, termasuk suami saya saat ini, yang membantu saya resmi menjadi mualaf dan belajar banyak hal yang penting dalam agama. Saya beruntung memiliki semua dukungan indah tersebut.

Memang tidak mudah memberitahu orang-orang bahwa saya adalah orang Muslimah. Meskipun beberapa orang senang saya telah menemukan agama yang saya cari dan cintai, saya tidak selalu diterima dengan baik, tetapi justru karena itu saya menjadi kuat. Saya dapat mempertahankan iman saya. Rasa syukur saya panjatkan pada Allah tiap hari, karena saya menjadi Muslimah. Saya ingat, saya tumbuh dengan kebingungan tentang Tuhan dan agama. Akhirnya, saya merasa cukup puas dan bahagia setiap hari, karena sekarang saya memahami kebenaran. taq/iol

Selasa, 21 Juli 2009

Puncak


Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.
Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat.
[QS.110:1-3]

Surah ini memberi arahan kepada kaum mukminin, bagaimana bersikap setelah memperoleh puncak kemenangan, bagaimana bersikap setelah memperoleh kesuksesan, bagaimana bersikap setelah memperoleh pencapaian target, bagaimana bersikap setelah menyelesaikan tugas dengan baik. Yaitu dengan bertasbih, memuji, memohon ampun, dan bertaubat kepada Allah Swt. Sangat kontras dengan kelakuan kita yang biasanya dengan pesta pora yang dibungkus dengan alasan syukuran.

Mengapa harus bertasbih, memuji, memohon ampun, dan bertaubat kepada Allah Swt. setelah memperoleh apa yang diperjuangkan? Orang yang selesai melaksanakan tugas dengan hasil yang baik, sering terlintas dalam perbuatan dan pikirannya rasa bangga dan hebat telah mencapai hal seperti itu. Strategi yang dijalankan, pemilihan sumber daya yang digunakan, seni manajeman yang dipakai, seakan-akan itulah semua yang menentukan keberhasilannya. Kalau hal ini berjalan lama akan membentuk sifat dan karakter orang yang bersangkutan, dan dapat membuat melupakan peranan Allah dalam keberhasilannya.

Dengan bertasbih, memuji, memohon ampun, dan bertaubat kepada Allah Swt. Membuatnya sadar bahwa keberhasilannya melibatkan banyak pihak, seperti pegawai, pelanggan, keluarga, lingkungan dan terutama karena atas izin Allah. Sehingga seharusnya yang harus dipuji adalah Allah, dan pada saat yang sama mohon ampun dan taubat karena dalam pencapaian hasil tersebut mungkin banyak hak-hak Allah dan orang lain yang terabaikan, baik yang dilakukan dengan kesadaran maupun karena terdesak situasi.

Ada riwayat yang mengatakan bahwa tidak lama setelah surah diatas diturunkan, Rasulullah Saw. wafat, karena tugas kerasulannya sudah selesai. Oleh karena itu surah ini juga mengisyaratkan kepada kita bahwa apabila kita telah menyelesaikan tugas, misalnya telah memasuki masa pensiun, anak-anak sudah dewasa, atau tanggung jawab besar lainnya, maka seharusnya lebih banyak kita lakukan adalah bertasbih, memuji, memohon ampun, dan bertaubat kepada Allah Swt.

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, [QS. 94:7]

Saudaraku, setelah menikmati kesuksesan demi kesuksesan yang melenakan, saatnya anda bersujud seraya bertasbih, “Subhanallah, walhamdulillah, Astagfirullah, Wa atubuh ilaih”. Dan mempersiapkan dengan sungguh-sungguh urusan akhirat untuk menyambut kemenangan dan kesuksesan yang sebenarnya.

Saudaraku, setelah mengarungi perjalanan hidup yang panjang dengan wawasan dan hikmah yang telah dimiliki, marilah memperbanyak untuk melantunkan zikir ini “Subhanallah, walhamdulillah, Astagfirullah, Wa atubuh ilaih” untuk membersihkan diri menyongsong perjalanan panjang, dalam jarak dan waktu yang tidak ada ujungnya.

Sabtu, 18 Juli 2009

Memahami Kristen Justru Setelah Masuk Islam

Saturday, 18 July 2009 10:55

Troy tidak mudah percaya berita di media Barat tentang Islam yang selalu digambarkan secara negatif. Dampaknya ia masuk Islam

Hidayatullah.com--Nama saya Troy Bagnall. Usia 22 tahun dan sebentar lagi 23 tahun. Mahasiswa di Arizona State University (ASU), berasal dari Poenix, Arizona. Saya mempelajari film dan media di ASU.

Saya masuk Islam Februari lalu karena berbagai alasan. Saya sudah tertarik dengan Islam cukup lama, karena Islam merupakan topik hangat dalam berita-berita dan peristiwa belakangan ini. Saya tertarik dengan sejarah kuno dan sejarah dunia, serta masalah perang dan politik.

Jika saya mendengar berita mengenai sebuah konflik yang terjadi di berbagai tempat seperti Sudan, Somalia, Palestina, Iraq, Afganistan, Pakistan, Chechnya, Libanon, dan lain-lain, saya akan segera mencari tahu informasi mengenai konflik tersebut sehingga saya bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi pada konflik-konflik itu, sebab media di sini (Amerika) cenderung tidak jelas mengabarkannya secara jujur dan tanpa prasangka apa-apa.

Ketika saya mencari informasi tentang konflik terkait, saya juga tertarik untuk mempelajari sejarah dunia Muslim. Saya menghabiskan waktu dengan belajar sendiri mengenai sejarah dan kebudayaan dunia Muslim. Saya juga mengambil kelas peradaban Islam di ASU. Saat saya belajar sejarah dan kebudayaan dunia Muslim, saya tertarik dengan agamanya, Islam.

Saya dibesarkan sebagai seorang Kristen, tapi berhenti mengamalkan ajarannya sejak usia 15 tahun. Menurut saya pribadi, ajaran Kristen sangat membingungkan dan tidak masuk akal. Masalah doktrin trinitas dan penebusan dosa sangat tidak masuk akal, apalagi mengingat di dalam Bibel juga terdapat ayat-ayat yang bertentangan dengan doktrin itu.

Ketika saya mengambil kelas sejarah Islam, saya bertemu dengan saudara Mohammad Totah yang sangat paham masalah Bibel, Al-Qur'an, dan seluruh 3 agama Ibrahimi lainnya. Kami melakukan banyak diskusi tentang perbandingan agama. Di samping itu saya juga melakukan penelitian sendiri. Saya mendapat lebih banyak pelajaran bagaimana ajaran Kristen itu bertentangan dengan kitabnya sendiri.

Saya juga banyak belajar bahwa begitu banyak ajaran dalam Bibel yang sebenarnya mendukung Islam. Hal lain yang saya temukan adalah, ajaran Barnabas mengabarkan dan menyebut nama akan kedatangan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasalam. Dan ajaran itu dihilangkan dari dalam Bibel.

Mengenai Qur'an yang sangat mengagumkan dan tidak ada noda sedikit pun, saya mendapati Qur'an itu sangat sederhana dan sangat mudah untuk dipahami. Islam sendiri sangat sederhana dan lugas tanpa ada doktrin yang rumit. Dalam Islam tidak ada kepercayaan buta seperti yang ada dalam Kristen.

Islam mengakui adanya Nabi terakhir, yang tidak ada dalam kepercayaan Yahudi, karena Yahudi mengingkari Nabi yang akan datang, seperti Nabi Isa alaihissalam.

Semakin saya mempelajari Islam, saya memahami ketidakpastian yang dulu saya temui dalam ajaran Kristen. Sebenarnya saya lebih mengetahui banyak tentang Bibel dan ajaran Kristen sejak saya memeluk agama Islam daripada ketika saya masih beragama Kristen.

Sejak menjadi Muslim saya juga merasa lebih dekat dengan Tuhan. Bukan bermaksud meremehkan Kristen, tapi menurut saya agama itu lebih mengajarkan ajaran Paus dan para murid Yesus lainnya dari pada ajaran Yesus (Nabi Isa) itu sendiri.

Saya juga banyak menghabiskan waktu belajar mengenai sejarah-sejarah agama semenjak mereka ada dan penyebarannya ke seluruh penjuru dunia. Saya tahu Islam, yang di Barat dipandang sebagai sebuah ajaran eksotis dari timur. Tapi sesungguhnya Islam mengajarkan apa yang dibawa oleh seluruh nabi yang diutus untuk mengajarkannya, yaitu penyembahan kepada Allah semata. Sangat menyebalkan melihat bagaimana media selalu menggambarkan Islam secara negatif.

Saya memahami jika ada konflik dan kekerasan di beberapa bagian dunia Islam, tapi konflik itu sebenarnya tidak lebih dari masalah politik.

Ya, saya akui sangat berat mempraktikkan ajaran Islam di tempat saya hidup, di Amerika, sementara media di sini terus-menerus selalu menjejali dengan stereotipe negatif atas Islam. Dan agak berat bagi saya karena banyak mahasiswa Amerika yang hidup bebas dan hura-hura. Meskipun demikian hal itu tidak terlalu menjadi masalah bagi saya, karena saya tipe seorang kutu buku.

Saya mendapat banyak pertanyaan dari non-Muslim seputar masalah politik, dan kebudayaan Timur Tengah. Dan saya harus menunjukkan kepada mereka, sangat berbeda antara apa itu Islam dengan ideologi politik dan adat kebiasaan budaya.

Timur Tengah sudah jelas merupakan pusat dunia Islam, tapi sangat menggemaskan juga bagaimana media selalu mengidentikkan Muslim dengan Timur Tengah. Karena Muslim berasal dari berbagai penjuru dunia. Saya kira ada rasisme di sana, sebab Barat sepertinya tidak melihat fakta bahwa Yahudi dan Kristen berasal dari Timur Tengah juga, sebagaimana Islam.

Secara ringkasnya, saya menerima Islam hanya karena saya bersaksi bahwa itu adalah agama yang benar dari Tuhan. Islam itu sederhana, lugas, dan tidak membingungkan.

Saya juga menyukai, bagaimana Islam memiliki ikatan universal di antara para pengikutnya. Islam telah menolong saya menjadi seorang manusia yang lebih baik.

Saya merasa lapang ketika mempraktikkan ajaran Islam. Hal itu membantu saya merasakan hidup yang lebih baik dan membantu saya mengatasi tekanan dan masalah-masalah dalam kehidupan.

Saya sungguh berharap, orang-orang di Barat lebih mendapatkan pendidikan tentang dunia Islam dan memahami Islam itu sesungguhnya, daripada mendengarkan kritik negatif dan tidak sepenuhnya benar seperti yang sering digambarkan media tentang Islam.

Saya berharap, kisah saya ini bisa memberi inspirasi bagi mereka yang tertarik dengan Islam agar mau belajar lebih banyak tentangnya. [di/iol/www.hidayatullah.com]

ilustrasi syahadat imamthahir


Minggu, 12 Juli 2009

Memperluas kebahagiaan


Adalah manusiawi kalau setiap orang yang waras ingin merasakan kebahagiaan. Sayangnya, kebahagiaan yang selalu didambakan ini, diletakkan diluar dirinya. jauh dalam impian, jauh dari jangkauannya, jauh dari pemikirannya. Kalaupun telah diraihnya hanya diletakkan pada kenikmatan sesaat yang mudah hilang dan cepat berlalu.

Orang sering berkata, kalau aku mendapatkan ini atau itu, aku pasti bahagia. Makin banyak yang diinginkan makin jauh dia dari rasa bahagia. Setelah apa yang diinginkan itu tercapai, ternyata belum juga bahagia. Hal ini disebabkan karena pada saat yang diinginkan tercapai, kondisi sudah berubah tidak seperti pada saat keinginan didambahan. Demikianlah seterusnya, setiap keinginan tercapai, rasa bahagia tidak pernah dirasakan karena telah bergesar lagi kepada keinginan yang lebih besar.

Ajaran agama memberitahukan kepada kita bahwa kebahagiaan itu tidak terletak pada materi atau obyek pisik tertentu, tetapi ia hadir ketika kita dapat mensikapi segala peristiwa yang dihadapi dengan sikap yang benar dan tepat. Sifat-sifat seperti syukur, sabar, qana’a, tawakkal dll adalah cara untuk menghadirkan kebahagiaan tanpa batas waktu dan kondisi. Pada akhirnya adalah bagaimana kita mengelola hati dengan sifat-sifat yang ada tersebut.

Sabda Rasulullah saw : “Ketahuilah, sungguh pada tubuh itu terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, jika ia buruk maka buruklah seluruh tubuhnya, ketahuilah bahwa ia adalah hati” (HR. Bukhari)

Kalau hati itu baik, tenang, bahagia maka baik, tenang dan bahagialah seluruh hidupnya.

Hati tidak bertepi. Demikianlah kalau hati sudah bahagia, maka kebahagiaan itu tidak lagi dibungkus oleh sesuatu. Bungkusan apapun yang digunakan ia akan tetap bahagia. Kalau hari ini diselimuti banyak persoalan, persoalan itu akan dipecahkan karena disana ada ikhtiar, dan ikhtiar itu adalah salah satu zikir yang memberikan sumber ketenangan. Kalau giliran mendapatkan nikmat yang berlimpah, ia akan membagi kenikmatan itu dengan orang lain, karena disitu bertebaran berkah dan kedamaian. Musibah dan petaka diterima sebagai bukti kecintaan Allah kepadanya untuk meningkatkan level atau derajatnya disisiNya, sehingga Rasulullah pun kagum kepadanya.

“Sungguh mengagumkan urusan orang beriman itu. Sesungguhnya segala urusannya baginya menjadi kebaikan. Jika ia menerima karunia ia bersyukur, maka hal itu menjadi kebaikan baginya. Dan jika ia mendapatkan musibah ia bersabar. Dan hal itu menjadi kebaikan bagi dirinya.” (HR. Bukhari)

Saudaraku, Kebahagiaan akan langgeng bersama kita kalau yakin bahwa semua perbuatan Allah Swt. itulah yang terbaik bagi kita. Dia Maha Pengasih, bahkan lebih mengasihi kita daripada kita mengasihi diri sendiri, lalu bagaimana mungkin ia memberikan kepada kita sesuatu yang tidak baik. Kalau kita melihat kejadian sebagai bencana, siksaan, penderitaan, semata-mata karena kebodohan kita sendiri. Dibalik semua itu ada suatu yang terbaik buat kita, kalau kita dapat menyikapi dengan benar. Apabila hal ini dapat kita terapkan dan amalkan, maka kebahagiaan itu tdak hanya ada pada karier, kedudukan, kekayaan, popularitas, atau predikat-predikat yang lain, tetapi ia ada dimana-mana dan ada disetiap saat. Wallahu ‘alam bissawab.

Sabtu, 04 Juli 2009

Omar Khayyam:

The Vanity of Regret, c. 1100
________________________________________

Nothing in this world of ours
Flows as we would have it flow;
What avail, then, careful hours,
Thought and trouble, tears and woe?
Through the shrouded veil of earth,
Life's rich colors gleaming bright,
Though in truth of little worth,
Yet allure with meteor light.
Life is torture and suspense;
Thought is sorrow-drive it hence!
With no will of mine I came,
With no will depart the same.
________________________________________

Source.
From: Charles F. Horne, ed., The Sacred Books and Early Literature of the East, (New York: Parke, Austin, & Lipscomb, 1917), Vol. VIII: Medieval Persia, pp. 15-16 (Translated by E. H. Whinfield).
Scanned by Jerome S. Arkenberg, Cal. State Fullerton. The text has been modernized by Prof. Arkenberg.

Friday

Wednesday 11 April 2007, by Tariq Ramadan


It came as if by chance.
Chance of my conscience,
Destiny of my heart.
One Friday. A beautiful story.

I was thinking of another thing,
The cave came to me;
And the impatience of men
Who seek, and seek the way

I smiled at the youth of the cave
Who slept, forever chosen;
For three hundred years, and more
In peace, peaceful and without sorrows.

Will remain, the direction, the secrets and the love;
Will remain, His face and His kindness;
Will remain, the Light and His beloved ones;
Will remain, to have passed, and to always remain.

They slept awake,
The Single One loved them
And my heart finally awakes
With the secrets this dream sowed.

I smiled at the chance
Destiny of my heart.
I smiled for having smiled
At the signs of the Hour.

Berpura-puralah


“Bacalah Al-Qur’an dan menangislah karenanya. Bila kalian tidak bisa menangis maka berpura-puralah untuk menangis.”

Inilah salah satu adab didalam membaca Al-Qur’an. Mengapa, karena apabila bisa menangis ketika membaca Al-Qur’an menandakan bahwa seseorang itu telah muncul rasa takut dan cinta kepada Allah yang mendalam. Apabila hal ini telah dimiliki, maka jaminan Allah akan diperolehnya berupa; berada di bawah naungan Allah di hari kiamat, akan terbebas dari adzab Allah, berada dalam limpahan cinta kasih ilahi, dan berada dalam ampunan dan maghfirah-Nya.

Lalu, kenapa harus berpura-pura menangis? Kalau berpura-pura menangis karena dilandasi dengan niat tulus sebagai jalan untuk menggali dan menghadirkan keagungan Allah, maka hal ini benar-benar akan menghantarkan seseorang untuk lebih banyak menangis daripada tertawa. Inilah step pembelajaran yang harus dilalui karena hati masih keras dan lalai.

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Kalau saja kamu mengetahui apa-apa yang aku ketahui, niscaya kamu sedikit tertawa dan banyak menangis". (HR: Bukhari)

Kalau menangis karena takut kepada Allah dapat dicapai dengan latihan pura-pura menangis, maka sewajarnya banyak kebajikan dapat dicapai yang diawali dengan pura-pura menyukai atau melakukannya, tentunya dengan landasan iman dan hasrat yang tinggi untuk mencapai tujuan akhir yang dikehendaki.

Ketika anda pura-pura menikmati berzikir, lalu berusaha untuk berzikir terus-menerus suatu ketika anda benar-benar akan merasakan nikmatnya berzikir tanpa kepura-puraan lagi.

Ketika anda pura-pura mencintai pekerjaan anda, dan anda terus melakukannya (mungkin karena tidak ada pekerjaan di tempat lain, atau kemungkinan yang lain), suatu ketika anda akan menikmati pekerjaan tersebut. Bandingkan kalau terus menerus mengeluh, maka sampai kapanpun yang didapatkan adalah keluhan yang tidak berujung.

Kalau kita lanjutkan, apakah pura-pura cinta kepada Allah akan membangkitkan juga cinta sejati kepada Allah. Kalau metode pura-pura menangis di atas kita terapkan, disertai niat dari awal untuk meraih cinta Allah, maka seharusnya cara ini dapat digunakan untuk meningkatkan kecintaan kepada Allah. Dengungkanlah selalu dalam hati “Ya Allah Aku mencintaiMu”, seraya tetap taat dalam menjalankan kewajiban dan menjauhi laranganNya, Insya Allah akan sampai maksud dan keinginan kita.

Banyak diantara kita ketika pertama kali ketemu pasangan saat ini, berawal dari tidak ada rasa cinta, bahkan mungkin benci dan acuh tak acuh yang ada. Melalui proses waktu yang panjang berbagai jalan sehingga sampai pada kebahagiaan bersama yang dirasakan saat ini.

Saudaraku, ketika kita bertekad untuk mencintai Allah, Cinta Allah telah meliputi seluruh sel-sel dalam tubuh kita, ingatlah “Bila ia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku mendekatinya satu lengan. Bila ia mendekati-ku satu lengan, maka Aku akan mendekatinya satu depa panjang. Bila ia datang pada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlarian.” (HR Al-Tirmidzi).