************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Kamis, 31 Desember 2009

Doa Akhir tahun 2009


Dengan namaMu ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga selawat dan rahmat tetap Engkau curahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabat beliau….

Setahun yang lewat, telah kami lalui dengan dosa-dosa dan kesalahan yang tidak terbilang. Dipenutup tahun ini, sebagaimana setiap hari kami mohonkan, Ya Allah ampunilah dosa-dosa dan kesalahan kami itu semuanya. Ampuni pula sikap kami yang salama ini mohon ampun kepadaMu dengan cara-cara yang tidak khusuk dan serius…

Ya Allah, walaupun amal-amal yang kami kerjakan pada tahun yang lewat, tidak ada artinya, dikerjakan tidak dengan keyakinan penuh, serta masih mengharapkan pujian dari orang lain, terimalah dengan Kasih SayangMu…..

Ya Allah, sekiranya Engkau masih memberikan kesempatan kepada kami beberapa saat kedepan, berikanlah kemampuan kepada kami untuk ikhlas dan rdho menerima segala kejadian yang engkau takdirkan, karena kami tahu segala ketetapan yang Engkau takdirkan kepada kami adalah yang terbaik bagi kami..

Ya Allah, berikanlah kepada kami kemampuan untuk mengeluarkan segala potensi yang Engkau berikan untuk beramal, berkarya dan berbakti kepadaMu.


Semoga sholawat dan salam tetap tercurahkan atas nabi Muhammad SAW dan atas semua keluarga dan para sahabatnya, Amien…



Persaingan atau persaudaraan


Maka berlomba-lombalah kamu (dalam membuat) kebaikan. (QS. 2 :148)

Apabila kita mendengar kata persaingan, maka akan terlintas dalam pikiran kita adanya suatu pertarungan untuk saling mengalahkan. Yang menang dialah yang hebat, sedangkan yang kalah adalah si pecundang, berarti diantara mereka tidak ada sifat persaudaraan.

Walaupun dalam agama tidak ada etika seperti ini, tetapi inilah yang mewarnai kehidupan kita sehari-hari. Untuk menjadi orang pimpinan tertinggi di suatu tempat/instansi, harus direbut dengan seribu macam cara, termasuk jalan-jalan yang tidak terhormat. Ketika kedudukan telah direbut, maka hilanglah persaudaraan dan pada akhirnya akan hilanglah pula kedamaian. An-Nawawi dalam syarah Muslim berkata : 'Para ulama berkata, 'Persaingan kepada sesuatu adalah berlomba kepadanya dan tidak suka orang lain mengambilnya, ia adalah permulaan tingkatan sifat dengki. Adapun hasad (dengki) yaitu inginnya hilang nikmat dari orang lain.’

Rasulullah bersabda: "Kamu saling bersaing, kemudian saling mendengki, kemudian saling membelakangi, kemudian saling membenci…" (HR. Muslim)

Kenapa harus saling mengalahkan, karena kita percaya bahwa hanya dengan cara itulah rezeki yang akan kita peroleh akan terjamin langgeng. Inilah logika terbalik yang ditanamkan setan kedalam pikiran kita, sehingga dibidang manapun kita berada selalu muncul nafsu untuk mengalahkan orang lain, teman, atau bahkan saudara sekalipun. Kadang-kadang kita mendengar kata-kata; “mari kita saling bersaing secara sportif atau professional”. Tetapi titik pandang akhirnya adalah kalahkan pesaingmu, bukan dari sudut maksimalkan prestasimu.

Dengan kaca mata iman yang jernih, bukan persaingan yang dikedepankan tetapi fastabikul khairat, berlomba-lamba untuk melakukan kebaikan, dengan demikian bukan persaingan yang dipikirkan tetapi persaudaraan yang diutamakan, sama-sama memacu prestasi, sehingga dua-duanya menang dan sama-sama mendapat manfaat yang maksimal.

Yang terpenting didalam fastabikul khairat adalah proses, bukan hasilnya. Hasilnya mutlak keputusan Allah, dan Allah lebih mengetahui yang terbaik bagi kita. Hasil yang sedikit jauh lebih baik apabila prosesnya dilakukan dengan benar daripada hasil besar tetapi prosesnya tidak benar.

Peruntungan kita semua telah tercatat dalam kitab Lauhul Mahfudz, tetapi kerja keras yang kita lakukan dalam mencapai tujuan (peruntungan) adalah pilihan kita. Disinilah amal shaleh dilakukan, mau banyak atau sedikit terserah kita. Dengan demikian dimanapun posisi kita pada akhir dari suatu perlombaan bukan yang terpenting, dan kita tidak perlu iri dan dengki terhadap posisi saudara-saudara kita yang lain.

Saudaraku, persaingan hanya sekedar pisau untuk mempertajam kreatifitas dan kerja kita untuk memacu agar semua potensi yang kita miliki digunakan untuk mencari ridha Allah. Inilah intinya; tidak ada ‘persaingan’ dalam islam yang ada hanyalah persaudaraan.

Dan berjihadlah (berkerja keras dengan menggunakan semua anugera Allah yang kita miliki) kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. [QS. 22.78]


Senin, 21 Desember 2009

Hikmah dirahasiakannya kematian


Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS.67: 2)

Manusia harus meyakini bahwa perkara dirahasiakannya kematian seseorang adalah semata-mata pencerminan dari kasih sayang Allah kepada hamba-hambaNya. Kesadaran seperti ini sangat penting karena kita dapat merespon kematian dengan baik, pada akhirnya membawa kita kepada kesiapan yang tiada putus-putusnya untuk menghadapi kematian.

Karena kerahasiaan kematian memaksa atau memotivasi kepada kita untuk selalu melalukan perbuatan baik dari pagi hingga sore, dari sejak kecil hingga dewasa yang bisa mengantarkan kita kepada akhir kehidupan yang baik. Kalau kita mempunyai pengetahuan kapan kematian terjadi, katakanlah misalnya pada umur 45 tahun, maka kemungkinan persiapan kematian kita lakukan setahun menjelang kematian. Bukankah setahun itu sudah cukup untuk bertaubat nasuha dan mengerjakan perbuatan baik sebanyak-banyaknya sudah dapat mengantarkan seseorang ke surga. Kalau seperti ini kejadiannya, maka sesungguhnya kita mengalami kerugian selama 44 tahun untuk beribadah dan berbuat baik.

Apabila kita mempunyai pengetahuan tentang kematian, maka pikiran kita akan selalu terfokus ke sana, betapapun waktunya masih jauh, sehingga menurunkan gairah untuk hidup, padahal hidup ini adalah sesempurna-sempurnanya persiapan untuk mati.

Keluarga kita, anak dan istri, sungguh menjadi beban apabila mengetahui kapan kematian kita, demikian pula dengan kerabat atau teman-teman sekalian. Akan semakin berat karena mereka juga memikirkan kematiannya sendiri. Suasana kelabu selalu menggantung, Akhirnya yang akan terjadi adalah kekacauan dalam masyarakat.

Kematian tidak mengenal waktu, tua-muda, miskin-kaya, bila saatnya tiba, maka tidak ada seorangpun yang sanggup menangguhkannya meski sesaat (QS. 63 : 11)

Oleh karena kematian adalah misteri, maka misteri ini kita harus jawab dengan berbuat amal ibadah sebanyak-banyaknya tanpa menunda-nunandanya, menghindarkan diri dari perbuatan tercela, serta memohon ampunan dan taubah sebanyak-banyaknya kepada Allah. Dengan demikian maka sepantasnyalah kalau kita diajak berdoa untuk memohon kepada Allah Hadiah atau ganjaran yang terbaik

“Apabila kamu memohon Surga kepada Allah, maka mohonlah surga Firdaus, karena sesungguhnya Firdaus itu adalah Surga paling tengah-tengah dan Surga paling atas, dan DI ATAS-nya adalah ‘ARSY-Nya Yang Maha Rahman”. (HR. Bukhari)

Saudaraku, apabila memkirkan kematian anggaplah esok hari maut akan menjemput, hal ini akan mendorong kita selalu tekun beribadah dan selalu mohon ampun atas dosa-dosa serta menghindari kemaksiatan, sementara memikirkan kehidupan anggaplah hidup selamanya, dengan demikian akan mendorong kita untuk sekuat tenaga mengerahkan seluruh potensi yang ada untuk berusaha dan bekerja untuk membiayai kehidupan kita. Kedua perilaku ini secara otomatis akan memproduksi amal ibadah sebanyak-banyaknya. Dan itulah syarat untuk mendapat ganjaran yang terbaik, surga firdaus.


Rabu, 16 Desember 2009

My Facebook 28-07-2009 to 21-09-2009


maaf dan mohon kata yang berkibar saat-saat seperti saat ini, mulut-mulut kita mengucapkannya, hati-hati mereka menerimanya, Insya Allah, ketika maaf dan mohon tidak hadir, apakah kita membiarkan kekeruhan, mungkin kita perlu melangkah lagi, memberi maaf tanpa mulut-mulut berbicara, agar kemurnian dan keselamatan sela...lu hadir, Selamat idul fitri 1430 H Selamat mudik ke fitri … 21 September 2009

Ramadhan beranjak melewati paruh jalan, ada semangat yang menggebu menpaki hari demi hari, ada yang terseok-seok melangkah kepayahan, yang lain telah mendahului keluar dari jalur perburuhan, para muballigh kehilangan resep yang mujarab, diluar sana resep murahan para juragan dunia jadi rebutan, Itulah yang terjadi dari... ramadhan ke ramadhan, meski gempa silih berganti dipergulirkan, pingin lebih dahsyat? … 05 September 2009

Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun Semoga arwah-arwah saudara-saudara kita yang meninggal karena gempa bumi tadi siang (Jawa Barat) diterima disisiNya. Amin. Dibulan yang suci ini mereka menghadap ilahi puasa dan tarawihnya insya Allah telah mensucikan diri mereka bukanakah mereka yang mati karena gempa adalah mati sahid kepada kel...uarga yang ditinggal semoga tabah dan ikhlas mari kita bacakan Al Fataihah … 02 September 2009

bulan ramadhan adalah bulan mengendalikan hawa nafsu
ketika engkau melihat kelalaian, keonaran, berilah nasihat
ketika hatimu merajuk, melihat kenyataan, maafkanlah bulan ramadhan adalah bulan kedamaian
ketika engkau melihat kekacauan, tebarkanlah salam
pada saatnya hati nurani akan menyapa
bulan ramadhan adalah bulan... cahaya bukalah hatimu menerima cahaya ilahi agar duniamu tidak gulita
… 02 September 2009

detik-detik adalah jam-jam diluar ramadhan
menit-menit adalah bulan-bulan diluar ramadhan
jam-jam adalah tahun-tahun diluar ramadhan
hari-hari adalah ribuan tahun diluar ramadhan
sahabatku, jangan biarkan detik berlalu tanpa makna
pancangkan spirit detik awal sampai detik akhir
sesaki oleh amal ibadah jangan tergoda ol...eh gosip, mall, tidur, game, bahakn fb kesempatan, boleh jadi ini yang terakhir dan terbaik
… 20 Agustus 2009

Allahumma ya Allah, siapapun yang mendoakan/mengucapkan selamat kapadaku ya Allah Engkau ijabah doanya, dan dengan segala kebaikan yang pernah aku kerjakan aku memohon kepadaMu mencerahkan kehidupan mereka dan melindungi mereka dari kejahatan makhluk-makhlukMu serta meringankan langkah mereka menggapai cintaMu dan surgaMu. Terima kasih semuanya, mengingatkan sisa umur saya makin menipis.... 8 Agustus 2009

Allhumma Ya Allah, Engkau telah panggil hambamu Dosa-dosanya telah engkau ampuni dengan rentetan penyakitnya Engkau kurangi lagi dengan sakaratul maut Kalau masih ada sisa-sisanya bersihkanlah dengan doa anak-anaknya Sucikanlah dengan doa-doa kaum muslimin
Allahumma Ya Allah, Jadikanlah rentetan peristiwa mengingatkan kami ke halte sakarulmaut Jadikanlah setiap kejadian mengingatkan kami akan tujuan akhir – kembali kepadaMu Jadikanlah nafsu-nafsu kami tunduk kepada Maha Kasihmu Jadikanlah akhir periode kami sebagai khusnul khotimah.... 5 Agustus 2009

“Jangan engkau mengatakan engkau sendiri, sesungguhnya Allah bersamamu. Dan jangan pula mengatakan tak ada yang mengetahui isi hatimu, sesungguhnya Allah mengetahui”. (HR. Ahmad, ) ... 28 Juli 2009


Professi terbaik


”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijaIan Allah ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad)

Ada yang berkata bahwa guru adalah profesi yang termulia. Ada yang berpendapat bahwa perawat adalah profesi yang termulia. Ada yang yakin bahwa relawan kemanusiaan adalah profesi yang termulia, ada juga yang menilai bahwa para petanilah yang mengemban profesi termulia. Tentu semua profesi diatas merupakan pekerjaan yang mulia, karena banyak membantu dan menolong orang yang mengalami kesulitan sehingga banyak bermanfaat kepada orang lain.

Rasulullah SAW bersabda "..Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia." [HR. Thabrani]

Semua jenis pekerjaan yang halal adalah merupakan bidang profesi yang baik. Apabila pekerjaan tersebut dapat mengantarkan seseorang menjadi orang yang bertakwa maka itulah profesi yang terbaik, sebagaimana firman Allah Swt,

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” (QS. 49:13)

Substansinya bukan terletak pada pekerjaan kantoran atau pedagang kaki lima, pilot atau tukang ojek, makelar tanah atau pedagang minyak tanah keliling, tetapi apakah dengan pekerjaan itu dapat membawa seseorang menjadi paling bertakwa, disitulah profesi terbaiknya. Itulah sebabnya sorang tukang sepatu tidak perlu merasa rendah diri kepada manager kantoran, pedagang asongan kepada distributor mobil mewah, dst. Ketahuilah Nabi Nuh tukang kayu, Nabi Idris tukang jahit, Nabi Daud pandai besi, Rasulullah pengembala.

“Sesungguhnya Allah Ta‘ala suka melihat hamba-Nya bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal”. (HR. Dailami)

Bahkan melalui pekerjaan yang berat dan susah payah dapat menjadi jalan untuk melebur dosa-dosa kita yang tidak dapat dihapus melainkan dengan jalan ini. Sabda Rasullullah,

”Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah.” (HR. Bukhari)

Saudaraku, Apapun jenis pekerjaan yang dijalani saat ini dan seberapapun hasil yang diperoleh darinya, sepanjang kita telah berusaha dengan maksimal, maka syukurilah. Inilah syarat pertama yang harus dimiliki, apabila ingin merasakan nikmatnya bekerja dan nikmatnya kehidupan. Mensyukuri yang kecil berarti anda melatih diri untuk mensyukuri yang besar, karena begitulah sunnatullah setelah anda mensyukuri yang kecil yang besar akan datang menghampiri anda. Akhirnya nikmat-nikmat yang kecil dalam perhitungan orang lain, menjadi nikmat yang besar bagi anda. Subhanallah.

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, (QS. 14:7)


My Facebook 26-10-2009 to 13-12-2009

"Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu" Keimanan dapat ditingkatkan dengan memperbanyak ilmu dan kerja keras, tetapi pada akhirnya hanyalah sebagai karunia dan nikmat dari Allah, oleh karena itu banyklah bermohon dan berdoa kepadaNya... 13 Desember 2009

"Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu" Keimanan dapat ditingkatkan dengan memperbanyak ilmu dan kerja keras, tetapi pada akhirnya hanyalah sebagai karunia dan nikmat dari Allah, oleh karena itu banyklah bermohon dan berdoa kepadaNya... 13 Desember 2009

Bacaan (doa) pagi dan sore... “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari susah dan sedih, lemah dan malas, takut dan kikir, serta tertekan hutang dan penindasan orang lain”. (HR. Bukhari)... 10 Desember 2009

Monday is beautiful.. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dgn kesanggupannya. Ia mendapatkan pahala yg diusahakan dan ia mendapat siksa yg dikerjakan.(QS 2:286). Untuk hamba2Ku yg shaleh, Aku sediakan kesenangan2 yg tidak pernah terlihat oleh mata, tak pernah terdengar oleh telinga dan tak pernah terlinta...s dalam hati manusia. HADITS QUDSI. Monday is the first day of jihad.. kerja... 13 Desember 2009

Seribu kali engkau berbuat salah kepadu, seribu kali maaf kuberikan....Sikap mulia yang sangat berat dilakukan, tetapi karena komitmen kita menjadi orang yang bertakwa, maka tidak ada jalan lain... harus diusahakan.... …orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang …. memaafkan (kesalahan) orang.lain [QS. 3:133-134]... 2 Desember 2009

Prophet Muhammad (Peace be upon him) said: "Whoever guides [another] to a good deed will get a reward similar to the one who performs it." [HR Muslim ]... 30 Nopember 2009

Seribu langkah seribu tasbih, Seribu langkah seribu subhaanallah,
Seribu langkah limaratus Alhamdulillah,
Seribu langkah limaratus laa ilaahaa illallah.

Kapan dan dimana sebaiknya dilakukan?
Ketika jalan-jalan menghirup udara segar dipagi hari,
Ketika menuju halte untuk menunggu angkutan,
Ketika menuju ke pasar memu...lai usaha,
Ketika ke mesjid untuh shalat berjamaah.
... 29 Nopember 2009

Saya yakin kita memiliki tradisi ilmu yg mumpuni demikian pula dengan wawasan yg kita miliki, tetapi sayang tradisi ilmu dan wawasan yg luas itu lebih banyak meng-awang2, tidak membumi, bayangkan seabrek janji Allah yg sangat menggiurkan sebagai motivasi untuk menjalankan titahNya sangat sering kita abaikan, sementara ...setan dan teman-temannya yg nyata2 musuh besar kita, kita terima dengan antusias dan bangga... 26 Oktober 2009

Minggu, 06 Desember 2009

Keluh kesah


Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang – orang yang mengerjakan sholat (QS. 70 : 19 – 22 ).

Keluh kesah benar-benar menjadi watak dasar manusia dari sisi yang negatif. Tetapi watak dasar manusia yang lain masih banyak, seperti; suka menolong, mencintai keindahan, senang melakukan penyembahan, ingin terkenal dst. Watak dasar yang kita miliki bisa bertahan dan menjadi kuat, tetapi juga bisa hilang melalui kebiasaan-kebiasaan yang dipupuk dan dikembangkan sepanjang perjalanan hidup manusia.

Keluh kesah sebagai subyek bahasan kita kali ini, merupakan salah satu sifat yang hampir menghinggapi seluruh umat manusia, dengan kadar dan intensitas yang berbeda-beda. Ketika kita berkeluh kesah, terjadi karena ada sesuatu yang tidak berkenan dengan kamauan kita, sayang kemauan disini lebih banyak karena dorongan nafsu. Selain juga disebabkan karena sering berangan-angan diluar kamampuan yang dimiliki.

Keluhan seperti ini tidak berguna karena melemahkan integritas kita sebagai makhluk yang mulia, dan sangat merugikan karena banyak menyita waktu yang kita miliki. Sementara yang dikeluhkan tidak terpecahkan permasalahaannya. Keluh kesah seperti penyakit menular. Pada awalnya kita mengeluh karena ada persoalan yang besar, namun setelah kebiasaan ini terbentuk, persoalan kecilpun selalu dikeluhkan.

Ayolah, apapun kondisi dan kenyataan yang kita hadapi saat ini, terimalah, syukurilah, dan berhenti berkeluh kesah. Apa yang ada dihadapan kita itulah medan jihad utama yang perlu kita perani dan carikan solusi terbaik, sembari selalu minta petunjuk dari Allah Swt.

Sebuah hadits qudsi yang menyatakan bahwa "Barang siapa yang tidak ridha terhadap ketentuan-Ku, dan tidak sabar atas musibah dari-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku." (HR. Bukhari dan Muslim)

Energi yang kita peroleh dari kemampuan meredam keluh kesah, sangat luar biasa. Hidup terasa enteng sekalipun persoalan kehidupan silih berganti. Ada kekuatan untuk selalu mencari jalan keluar dari setiap masalah dan keyakinan untuk meperoleh solusinya. Keyakinan yang muncul karena menggantung diri atas pertolongan Allah.

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. [QS. 94:5-6]

Satu kesulitan diapit dua kemudahan, satu persoalan disediakan banyak jalan keluarnya.

Saudaraku, kenapa setiap episode kehidupan kita dipenuhi dengan keluh kesah. Karena karakter kita yang malas dan ingin enaknya saja (itupun enak menurut hawa nafsu). Sekarang mari kita balik, bahwa segala kejadian yang dihadapi adalah ladang untuk memproduksi amal atau pahala, yang pasti kita nikmati nanti di akhirat. Bukankah segala gerak gerik, niat dan dan doa yang kita kerjakan, tidak akan disia-siakan Allah Swt.

Barang siapa yang mengerjakan kebaikan dan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. [Saduran QS.99.7-8]

Aku Tinggalkan Anak-anakku Demi Islam

Saturday, 25 July 2009 12:43
Meski pedih, ia hancurkan rasa cinta kepada dua putranya tersayang, karena Kavita lebih memilih cintanya kepada Islam

Hidayatullah.com--Namaku dulu adalah Kavita, dan nama panggilanku Poonam. Setelah memeluk Islam, aku bernama Nur Fatima. Usiaku 30-an tahun. Tapi aku merasa baru berumur lima tahun, karena pengetahuanku tentang Islam tidak melebihi pengetahuan anak usia 5 tahun.

Aku dulu bersekolah di Mumbai, di sebuah sekolah yang cukup besar khusus untuk anak-anak dari keluarga bangsawan. Kemudian aku melanjutkan pendidikan ke Universitas Cambridge. Setelah menyelesaikan program master, aku mengambil banyak kursus komputer.

Aku menyesal, banyak gelar duniawi yang sudah diraih, tapi aku belum melakukan apapun untuk kehidupan akhirat. Sekarang aku ingin melakukan sesuatu untuk akhiratku.

Lingkungan tempat aku dibesarkan, adalah lingkungan Hindu ekstrimis yang sangat membenci Islam. Keluargaku bagian dari dari organisasi Hindu garis keras, Shiv Sena.

Aku menikah di Mumbai, dan memiliki dua orang putra. Bersama suami dan anak-anak, kami kemudian pindah ke Bahrain.

Aku memeluk Islam setelah menikah, tapi aku sudah tidak meyukai menyembah dewa-dewa pujaanku sejak aku beranjak dewasa. Aku ingat, suatu hari aku membuang sesembahanku ke kamar mandi. Ketika ibu menegur aku, kukatakan padanya bahwa benda-benda itu tidak bisa melindungi diri mereka sendiri. Jadi mengapa kita meminta berkah dari mereka, menyembah mereka. Apa yang bisa mereka berikan kepada kita?

Ada sebuah ritual di keluarga kami, jika seorang gadis sudah menikah, maka ia membasuh kaki suaminya, lalu meminum air basuhannya. Tapi aku menolak melakukan hal itu sejak hari pertama menikah. Karena itu aku dimarahi habis-habisan.

Ketika masih sendiri aku pernah mengikuti sekolah pendidikan guru, dan aku suka mengendarai mobil sendirian. Aku kadang mengunjungi sebuah Islamic Center terdekat. Di sana, aku mendengarkan pembicaraan orang, dan akhirnya mengetahui bahwa orang Islam tidak menyembah dewa.

Mereka tidak mencari karunia dari seseorang yang lain. Mereka tidak punya Baghawan. Aku suka cara pandang mereka. Pada akhirnya aku mengetahui, yang mereka sembah ternyata adalah Allah, Yang Mengurus segala sesuatu.

Aku terkesan sekali dengan shalat. Awalnya aku tidak tahu itu adalah cara orang Islam berdoa. Yang aku tahu orang Islam sering melakukannya. Dulu kusangka itu semacam olahraga. Aku baru mengetahui gerakan itu dinamakan shalat ketika mulai mengunjungi Islamic Center.

Aku sering bermimpi setiap kali tidur. Aku melihat ada sebuah ruangan persegi empat. Mimpi itu selalu mengganggu tidurku dan membuat aku terbangun dalam keadaan berkeringat. Ruangan yang sama selalu muncul dalam mimpi ketika aku tidur kembali.

Setelah menikah aku pindah ke Bahrain, tempat yang membantu aku memahami Islam dengan lebih baik. Karena itu adalah sebuah negara Muslim, maka aku dikelilingi oleh tetangga Muslim. Aku berteman dengan seorang Muslimah. Ia jarang mengunjungiku, tapi aku sering mengunjunginya.

Suatu hari ia melarang aku mengunjungi rumahnya, karena waktu itu bulan Ramadhan, bulan untuk beribadah. "Ibadahku terganggu karena kamu berkunjung ke rumah," begitu katanya.

Aku sangat ingin tahu tentang ibadah ritual yang dilakukan orang Islam. Oleh karena itu aku memintanya untuk tidak melarangku berkunjung ke rumahnya. Aku berkata, "Lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan. Aku hanya akan melihat apa yang kamu lakukan. Aku tidak akan berkata apapun, dan hanya akan mendengar apa yang kamu baca." Maka ia pun tidak melarangku berkunjung ke rumahnya.

Ketika aku melihatnya sedang beribadah, aku tertarik untuk menirukannya. Kemudian aku bertanya padanya tentang "gerak badan" itu. Ia memberitahu, itu namanya shalat. Dan buku yang selalu ia baca, adalah kitab suci Al-Quran.

Aku berharap bisa melakukan semua yang ia lakukan. Aku pulang ke rumah dan mengunci diri dalam kamar. Aku meniru semua apa yang dilakukan temanku secara diam-diam, meskipun aku tidak tahu banyak mengenai hal itu.

Suatu hari aku lupa mengunci kamar dan melakukan shalat, ketika itu suamiku masuk. Ia bertanya, apa yang aku lakukan. Aku bilang, "Aku melakukan shalat." Ia pun berkata, "Apakah kamu masih waras? Kamu tahu apa yang kamu katakan?"

Awalnya aku ragu. Mataku terpejam dan ketakutan. Tapi tiba-tiba, aku merasa ada sebuah kekuatan besar dalam diriku, yang membuat aku berani untuk menghadapi situasi saat itu. Aku berkata bahwa aku sudah memeluk agama Islam, dan karena itu aku melakukan shalat.

Suamiku berseru, "Apa?! Apa kamu bilang? Coba kamu katakan sekali lagi?" Aku mengulangi ucapanku, sambil memberi tekanan, "Ya! Aku masuk Islam." Mendengar hal itu ia langsung memukuli aku.

Kakakku mendengar suara ribut-ribut dan mendatangi kami. Ia berusaha menyelamatkan aku. Tapi, ketika suamiku menceritakan semuanya, ia pun maju dan ikut memukuli aku.

Aku berusaha menghentikannya dengan berkata, "Kamu tidak perlu ikut campur. Aku tahu apa yang baik dan apa yang buruk buatku. Aku telah memilih jalanku."

Mendengar perkataanku itu, suamiku semakin naik pitam. Ia menyiksaku sedemikian rupa hingga aku tidak sadarkan diri.

Ketika itu semua terjadi, kedua putraku berada di rumah. Saat itu putra pertamaku berusia 9 tahun dan adiknya 8 tahun.

Tapi setelah peristiwa itu, aku tidak diperbolehkan bertemu siapapun. Aku dikurung dalam sebuah ruangan. Meskipun sebenarnya belum benar-benar memeluk Islam, tapi aku selalu mengatakan bahwa aku telah masuk Islam.

Suatu malam, ketika aku masih dikurung, putra sulungku datang dan menangis dalam pelukanku. Aku bertanya, kemana anggota keluarga yang lain. Ia bilang mereka semua pergi mengunjungi sebuah acara. Tak ada seorang pun di rumah. (Malam itu ada sebuah festival keagamaan).

Putraku minta agar aku kabur dari rumah, karena keluargaku akan membunuhku. Aku katakan padanya, bahwa hal seperti itu tidak akan terjadi. Mereka tidak akan menyakiti aku. Dan kukatakan pada putraku, agar ia menjaga dirinya sendiri dan juga adiknya.

Tapi ia terus memaksa dan memohon agar aku meninggalkan rumah. Aku berusaha membuatnya mengerti, jika aku pergi maka aku tidak bisa bertemu dirinya dan adiknya. Namun ia menjawab, aku akan bisa menemui mereka jika aku masih hidup. "Pergilah mama, mereka akan membunuhmu," katanya.

Akhirnya aku memutuskan untuk pergi. Aku tak bisa melupakan peristiwa itu, ketika putra pertamaku membangunkan adiknya dan berkata, "Bangunlah. Mama akan pergi meninggalkan rumah. Temuilah ia sekarang, karena kita tidak tahu apakah kita akan berjumpa lagi dengannya atau tidak."

Itu pertama kali si bungsu melihatku setelah kami tak jumpa sekian lama. Ia mengusap-usap matanya ketika melihatku. Ketika aku mendekatinya, ia pun memelukku dan menangis tersedu-sedu. Anak-anak mungkin sudah mengetahui semuanya. Ia hanya berkata, "Mama akan pergi?" Aku hanya mengangguk, dan meyakinkannya jika kami akan bertemu lagi.

Aku merasa meremukkan cinta seorang ibu dengan kakiku. Di satu tangan aku menggenggam cinta anak-anakku, dan di tangan lain aku menggenggam cintaku pada Islam yang akan menggantikannya. Aku merintih dan memeluk erat anak-anakku. Aku berusaha menghancurkan cintaku pada mereka.

Luka-lukaku masih segar, aku tidak bisa berjalan. Namun aku berusaha untuk melakukannya.

Kedua putraku menyaksikan kepergianku malam itu, di malam yang gelap dan dingin. Mereka melambaikan tangan sambil menangis di pintu gerbang.

Aku tidak bisa melupakan saat-saat itu. Setiap kali aku mengingatnya, aku teringat orang-orang yang telah meninggalkan rumah dan keluarga mereka demi untuk Islam.

Setelah meninggalkan rumah, aku langsung menuju ke kantor polisi. Masalahku saat itu, mereka tidak mengerti bahasaku. Untungnya, seorang di antara mereka bisa berbahasa Inggris.

Saat itu aku sulit bernapas dan tidak bisa bicara karena gemetaran. Aku memintanya agar mengizinkanku beristirahat sampai aku bisa memulihkan keadaanku.

Tak lama kemudian aku pun pulih. Aku katakan padanya kalau aku meninggalkan rumah dan ingin memeluk Islam. Aku ragu-ragu untuk menceritakan semua kejadian yang sebenarnya. Namun polisi itu berusaha menenangkanku dan berkata bahwa ia seorang Muslim, ia akan membantuku semaksimal mungkin. Kemudian aku diajak pulang ke rumahnya dan diberi tempat menginap di sana.

Pagi harinya, suamiku mendatangi kantor polisi meminta bantuan. Ia mengatakan bahwa istrinya telah diculik. Tapi kemudian dikatakan kepadanya bahwa istrinya tidak diculik. Istrinya datang sendiri ke kantor polisi. Karena ia ingin memeluk Islam, maka suaminya tidak lagi memiliki hubungan dengannya karena berbeda agama. Jadi istrinya tidak boleh pergi dengannya.

Suamiku memaksa, dan mulai mengancam. Tapi aku sendiri menolak untuk pergi bersamanya. Aku mengatakan bahwa ia boleh mengambil semua perhiasanku, tabungan, dan rumah milikku. Tapi aku tidak akan pergi dengannya.

Awalnya ia tidak menyerah. Namun, karena melihat kegigihanku menolaknya, ia pun minta dibuatkan pernyataan tertulis bahwa ia mendapatkan semua harta bendaku.

Polisi yang menolongku berkata bahwa sekarang keluargaku tidak bisa menyakitiku lagi, dan aku bisa memeluk Islam. Aku berterima kasih padanya, lalu pergi ke rumah sakit, karena seluruh badanku penuh dengan luka.

Aku tinggal beberapa hari di rumah sakit. Suatu hari seorang dokter bertanya, "Dari mana asalmu? Tidak ada seorang anggota keluarga pun yang datang menjengukmu ke rumah sakit." Aku diam, tidak menjawab. Sebab aku meninggalkan rumah karena mencari satu hal. Dan sekarang aku tidak memiliki rumah atau keluarga. Yang aku miliki hanya Islam.

Polisi Muslim yang menolongku, ia memanggilku sebagai seorang saudara perempuan. Dan ketika aku berada di rumahnya, ia memperlakukanku seperti saudara kandungnya. Ia telah memberiku tempat berteduh di malam yang dingin, ketika aku kehilangan seluruh keluargaku. Aku tidak akan pernah melupakan jasanya.

Dan ketika aku berada di rumah sakit, aku bingung. Apa selanjutnya yang harus aku lakukan? Kemana aku harus mencari tempat berlindung yang aman.

Setelah keluar dari rumah sakit, aku langsung pergi ke Islamic Center. Saat itu tidak ada seorang pun, hanya ada seorang bapak tua yang sepertinya tinggal di sana. Aku menemuinya, dan kukatakan maksud kedatanganku. Sejenak ia merasa ragu, lalu berkata, "Nak, sari ini bukanlah pakaian seorang Muslimah. Pergi dan pakailah kerudung, tutupilah dirimu sebagaimana orang Muslim."

Aku mempunyai sisa uang yang kubawa ketika meninggalkan kantor polisi. Kubeli seperangkat pakaian dengan uang itu, lalu kembali ke Islamic Center.

Pak tua itu mengajariku cara berwudhu. Setelah aku berwudhu, ia membawaku ke sebuah ruangan. Ketika memasuki ruangan itu, aku melihat sebuah gambar tergantung di dinding. Aku terdiam, karena aku melihat ruangan seperti yang ada dalam mimpiku. Seketika aku berseru, "Ini yang sering aku lihat dalam mimpiku. Yang selalu mengganggu tidurku."

Pak tua tersenyum, ia berkata bahwa itu adalah rumah Allah. Muslim dari seluruh penjuru dunia datang ke rumah itu untuk melakukan haji dan umrah. Namanya Baitullah. Aku terkejut mengetahuinya. Aku pun bertanya, "Apakah Allah tinggal di sebuah rumah?" Ia menjawab, pertanyaan-pertanyaanku dengan senyum dan penuh perhatian. Sepertinya ia tahu banyak tentang Islam.

Aku tidak mengalami kesulitan berbicara dengannya. Ia menjelaskan setiap hal dalam bahasa ibuku. Aku merasakan kebahagiaan yang aneh saat itu.

Ia membimbingku mengucapkan syahadat. Kemudian menjelaskan tentang Muslim dan Islam. Setelah itu aku merasa tidak takut dan juga tidak ada beban dalam pikiranku. Aku merasa diriku sangat cerah. Rasanya seperti berenang di tempat kotor, lalu pindah ke dalam air yang jernih.

Pengelola Islamic Center itu mengangkatku sebagai anak, dan membawaku pulang ke rumahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun menikahkah aku dengan seorang Muslim. Keinginan pertamaku saat itu adalah melihat rumah Allah. Lalu aku pun pergi melakukan umrah.

Setelah aku memeluk Islam, aku tidak pernah kembali ke India, dan aku pun tidak ingin pergi ke sana. Keluargaku mempunyai hubungan dengan organisasi-organisasi politik dan Hindu di sana. Mereka bahkan telah menawarkan sejumlah uang untuk kepalaku.

Dulu aku diberitahu bahwa mujahidin adalah orang-orang yang suka menindas. Dan mereka sering melakukan penindasan melewati batas. Kami dibuat agar membenci mujahidin. Tapi sekarang aku telah mendapatkan kebenaran, dan aku mencintai mereka. Kuucapkan doa untuk mujahidin dalam setiap shalatku.

Aku juga berdoa kepada Allah, jika Ia mengaruniaiku dengan anak-anak laki-laki, aku akan sangat bahagia jika melihat mereka ada dalam barisan para mujahid. Aku akan mempersembahkan mereka untuk kejayaan Islam. Insya Allah.[di/iw/www.hidayatullah.com]



Amal Saleh


Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (QS. 98:7).

Amal saleh adalah segala aktivitas yang dilakukan dengan dilandasi niat baik yang bermanfaat bagi dirinya maupun bagi orang lain dan dirhidoi oleh Allah Swt. Amal saleh adalah suatu proses untuk mencapai sesuatu, dengan menggunakan segala potensi yang dimiliki, pikiran, tenaga, harta, dan doa. Amal saleh adalah kerja. Amal saleh adalah jihad.

Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [QS. 16:97]

Iman dan amal saleh selalu bergandengan. Apabila iman meningkat, maka amal salehnya pun meningkat. Sebaliknya kalau amal saleh menurun, hal itu menunjukkan bahwa kadar keimanannya mengalami penurunan. Pada dua ayat diatas memberikan gambaran betapa mulia dan beruntungnya orang-orang yang selalu meningkatkan iman dan amal salehnya.

Mari kita menengok kebelakang, sejak kapan terakhir kita mengalami perubahan dan peningkatan dalam amal saleh. Sehari yang lewat, seminggu yang lalu, sebulan, setahun. Makin jauh kebelakang peningkatan yang pernah kita lakukan, berarti makin mandeg keimanan kita. Sebenarnya tidak ada alasan yang dapat digunakan untuk tidak dapat meningkatkan amal saleh. Kalau anda sehat dan kaya, dapat menggunakan tenaga dan kekayaan, orang miskin, dengan bekerja membantu orang lain, berdoa dan berzikir. Hambatan fisik, dengan nasihat, zikir dan doa. Kurang pengetahuan, mencari ilmu, tenaga, dan doa. Apapun kondisi kita selalu ada ruang untuk meningkatkan amal saleh.

Nabi SAW bersabda : "Bersegeralah kalian mengerjakan amal-amal (saleh) sebelum datang tujuh perkara, (yaitu) tiadalah yang kalian tunggu melainkan hanya kemiskinan yang kalian lupakan; kaya yang membuat kalian melampaui batas; penyakit yang merusak diri kalian; pikun yang membuat kalian seperti anak kecil; maut yang mendadak; datangnya Dajjal, dia adalah sejahat-jahat orang yang sedang kalian tunggu; atau datangnya kiamat, dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit." ( HR. Turmudzi dan Hakim)

Saudaraku, ladang untuk beramal saleh sangat banyak, tetapi tetap saja tidak akan mengalami peningkatan kalau tidak direncanakan peningkatannya secara bertahap melalui latihan (mujahadah) yang terus-menerus. Sedekah, tingkatkan setiap bulannya, meski kecil. Kuantitas zikir tingkatkan setiap minggu, Shalat sunnah tambah setiap bulan, puasa sunnah tingkatkan setiap tahun, demikian pula dengan amal-amal yang lain, frekuensi peningkatannya atur sendiri sesuai kemampuan, tetapi harus ada peningkatan. Anda pasti bisa, karena anda pasti mati dan setelah itu baru merasakan betapa beruntungnya usaha-usaha yang dilakukan dalam meningkatkan amal saleh tsb. Sebagaimana janji Allah. Dan janji siapa lagi yang paling memotivasi kita selain janji Allah.

“Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.” (QS. 5 : 9)


Menikmati Dakwah Lewat Radio di Filipina

Friday, 04 December 2009 17:32

Radio tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk menyiarkan musik dan acara hiburan. Di Filipina, banyak orang tertarik masuk Islam dari program acara radio


Hidayatullah.com--Islam bukan monopoli orang Arab dan para ulama. Dari mana pun asal dan latar belakang seorang Muslim, ia dapat menyebarkan Islam dengan cara yang mampu dilakukannya. Seperti pengalaman Duston "Hajji Saifullah" Barto, seorang warga Amerika Serikat yang bekerja sebagai penyiar radio di Filipina. Dengan kepiawaiannya memproduksi acara radio, ia berhasil menyampaikan pesan-pesan Islam, sehingga banyak orang tertarik untuk memeluk Islam.

***

Hanya beberapa pekan setelah empat orang Filipina mengucapkan dua kalimat shahadat, saya (Barto) dan istri saya Aisyah, diundang untuk menyaksikan orang lain yang juga ingin masuk Islam. Dengan gembira mereka menyambut tiga orang Muslim baru, salah satunya bernama Paula.

Paula, seorang wanita Katolik berusia 20 tahun, tertarik untuk masuk Islam setelah mendengarkan acara-acara radio yang diproduksi Barton. Paula datang bersama dengan Deena, seorang wanita yang dikenalnya dalam sebuah acara debat antara Muslim dan pengikut Kristen Advent Hari Ketujuh. Deena adalah pendengar setia "Wanita dalam Islam", sebuah program radio yang dikelola Barton. Ketika Paula memutuskan untuk pindah agama, ia ingin ada pengelola acara tersebut yang menjadi saksi baginya.

Beberapa hari setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, Paula memilih "Jannah" sebagai nama barunya, yang dikiranya berarti "taman". Dengan senang hati Barton memberitahukan, bahwa Jannah bukan sekedar taman biasa, tapi itu artinya adalah "taman surga".
Keponakan laki-laki Deena yang berusia sepuluh tahun juga ikut mengucapkan syahadat. Saat usianya sembilan tahun, bocah itu telah memutuskan untuk mendalami Islam, meskipun tidak ada seorang pun di keluarga terdekatnya yang Muslim. Ia kemudian belajar bagaimana membaca huruf-huruf Arab dan berhasil menghapal 19 surat dalam Al-Quran.

Di keluarga, ia mendapat siksaan dari saudara-saudara kandungnya, namun bocah itu tetap mempertahankan keyakinannya.

Satu hari, ibunya menyiapkan makan malam, ia berkata pada ibunya, "Ibu, saya tidak bisa makan daging itu, karena tidak halal. Saya hanya akan makan nasi dan garam saja."

Mendengar hal tersebut kontan ibunya marah dan memukuli pantat bocah itu.

Perlakuan kasar sang ibu, tidak menggoyahkan imannya. Ia malah khawatir syahadatnya tidak diterima, karena hanya disaksikan oleh bibinya, Deena. Oleh sebab itu, ia meminta Barton dan istri menjadi saksi bahwa ia masuk Islam.

Dalam waktu satu minggu setelah pertama kali videonya ditampilkan di Youtube, lebih dari 360 orang telah menyaksikan rekaman syahadatnya. Dan hal yang paling menggembirakan adalah, keislaman bocah itu menjadikan ibunya tertarik untuk mempelajari Islam.

Keponakan Deena tersebut mempunyai seorang teman berusia 12 tahun. Anak itu juga telah menjadi seorang Muslim. Keduanya saling tolong-
menolong dalam menghapalkan al-Qur'an dan selalu pergi bersama ke rumah Deena untuk melaksanakan shalat.

Heidi dan Cecille, adalah dua orang perempuan lain yang disaksikan keislamannya oleh Barton. Mereka berasal dari keluarga Katolik. Usianya baru 20-an tahun, tapi mereka sangat bersemangat menunjukkan Islam kepada teman-temannya.

“Senang sekaligus merasa beruntung karena menyaksikan semakin banyak orang yang memeluk Islam, “ ujar Barton semangat. Barton akhirnya giat membuat program acara radio untuk disebarluaskan ke berbagai radio Muslim di seluruh dunia. Barton juga berupaya mencari sponsor untuk membiayai acara radio yang dibuatnya.

Baginya sangat ajaib, untuk menghasilkan tiga buah acara, "The Message" dan versinya dalam bahasa Tagalog, serta "Women in Islam", total biaya setiap bulan yang dikeluarkan hanya 500 dollar.

Barton dan teman-temannya juga membuat drama radio Muslim pertama di Filipina. Empat episode pertama ditulis oleh ibu mertua dan disutradarai oleh temannya, Rallam Muhammad. Drama itu menggunakan suara-suara orang yang sudah berpengalaman di Filipina, baik Muslim maupun non-Muslim. Naskahnya bercerita seputar masalah-masalah nyata yang kerap ditemui sehari-hari dan diberikan solusi sesuai dengan hadist-hadist Rasulullah. Selama sebulan mereka mampu memproduksi drama radio berkualitas tinggi hanya dengan biaya 1.000 dollar, sudah termasuk biaya studio, pemain, pengeditan suara dan biaya tayang.

Setiap hari Barton merasa bersyukur, karena Allah telah membawanya ke Filipina, sehingga ia bisa ikut menyebarkan pesan-pesan Islam dengan cara yang mungkin tidak bisa dilakukannya di Amerika. [di/dmu/www.hidayatullah.com]