************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Minggu, 25 Oktober 2009

Berilah Peringatan


Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. [QS. 51:55]

Sebagai manusia, sangat wajar kalau dalam kehidupan sehari-hari sering berbuat kesalahan dan pelanggaran, baik aturan yang dibuat oleh kesepakatan antar masyarakat ataupun aturan yang datangnya dari perintah agama. Mungkin dilakukan karena keteledoran atau karena ketidaktahuan atau dilakukan karena kelemahan sifat manusia. Disinilah pentingnya suatu peringatan.

Melakukan pelanggaran karena tidak tahu aturan, beri peringatan agar tahu
Malakukan pelanggaran karena kelalaian, beri peringatan agar sadar
Melakukan pelanggaran karena pembangkangan, beri peringatan agar insaf

oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat, [QS. 87:9]

Berilah selalu peringatan kepada anak-anak sebaik atau senakal apapun, karena suatu waktu mereka akan mengingat, mengikuti atau menyadari peringatan yang diberikan

Berilah peringatan kepada sahabat dan teman walaupun mereka kadang-kadang tidak menyukainya, bukan hanya sekedar memuji segala prestasi yang dilakukannya, suatu waktu ia akan menyadari bahwa egonya tidak selalu yang terbaik bagi dirinya.

Berilah peringatan kepada tetangga atau masyarakat sekitar pada umumnya walaupun mereka kadang acuh tak acuh, suatu waktu Allah akan membukakan hatinya melalui kejadian menyenangkan atau menyedihkan.

Dan Kami tidak membinasakan sesuatu negeripun, melainkan sesudah ada baginya orang-orang yang memberi peringatan; [QS. 26:208]

Berilah peringatan, meski ilmumu hanya sebuah ayat. Berilah peringatan kepada siapa saja disekelilingmu, bahkan kepada yang lebih berilmu sekalipun, karena ketaatan tidak berbanding lurus dengan ilmu yang dimiliki, tetapi kesadaran sebagai hamba, maka berilah peringatan

Peringatan yang diberikan tidak selalu dengan kata-kata, bisa berupa tingkah laku yang baik, informasi yang berguna, ide atau opini yang bermanfaat, tulisan yang mencerahkan, bahkan dengan doa, ingat kalau kita mendoakan seseorang malaikat balik mengaminkan doa kita sesauai doa yang dipanjatkan. Kalau doanya baik, baik buat kita, kalau doanya berupa kutukan, kutukan juga buat kita.

Saudaraku, memberi peringatan bukan sekedar mengajak orang menjadi lebih baik, tetapi peringatan adalah kemualiaan yang melakukannya, dan tanggungjawab atau kewajiban kita semua yang harus dilaksanakan, kebaikannyapun jauh lebih banyak berdampak kepada diri kita sendiri, baik di dunia maupun di akhirat.

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.. [QS. 3:110]

Berilah peringatan, karena dari orang-orang yang mengikuti peringatan tersebut, anda akan mendapat investasi amal setiap orang mengamalkan peringatan yang diberikan.

Hai orang yang berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan! (QS. 74:1-2)


Kisah Seorang Pendoa

ManajemenQolbu.Com :

Ketika kumohon pada Allah kekuatan,
Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat.

Ketika kumohon pada Allah kebijaksanaan,
Allah memberiku masalah untuk kupecahkan.

Ketika kumohon pada Allah kesejahteraan,
Allah memberiku akal untuk berpikir.

Ketika kumohon pada Allah keberanian,
Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi.

Ketika kumohon pada Allah sebuah cinta,
Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong.

Ketika kumohon pada Allah bantuan,
Allah memberiku kesempatan.

Aku tak pernah menerima apa yang kupinta, tapi aku menerima segala yang kubutuhkan.

Do'aku terjawab sudah.

Senin, 19 Oktober 2009

Berniaga dengan Allah


Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, [QS. 35:29]

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, [QS. 61:10-11]

laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang. [QS. 24:37]

Al Quran sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa adalah kitab suci yang mudah dipelajari dan dipahami, sebagaimana firman Allah swt.

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. 54:40)

Salah satu metode yang digunakan Al Quran untuk memudahkan memahami ayat-ayatnya adalah dalam membahas suatu persoalan berbicara disesuaikan dengan kebiasaan yang umum dalam masyarakat tersebut. Pada saat periode turunnya Al Quran, orang-orang quraisy dikenal sebagai pedagang yang ulung. Sampai saat sekarangpun setiap masyarakat sangat familiar dengan perdagangan atau perniagaan, bahkan mendominasi kegiatan masyarakat sehari-hari. Dalam hal ini Nabi Muhammad saw bersabda,

Hendaklah kamu berdagang, karena di dalamnya terdapat 90 % pintu rezeki (HR. Ahmad).

Pada ayat-ayat tersebut diatas tidak hanya menyebutkan perdagagan sebagai perniagaan tetapi juga; membaca Al Quran, mendirikan shalat, bersedekah, berjihad, berzikir, dan mengeluarkan zakat diberikan penekanan sebagai perniagaan yang tidak pernah merugi.

Saudaraku, ketika kita membaca Al Quran, dimana setiap hurufnya akan diberi pahala dan dilipatgandakan 10 sampai 700 kali atau terserah Allah, sesungguhnya kita sedang berniaga dengan Allah, perniagaan yang tidak merugi bahkan memberikan keuntungan yang tidak terbatas, demikianlah halnya dengan ibadah-ibadah lain seperti shalat, sedekah, jihad, zikir dan zakat. Demikian pula halnya ketika kita mencari cinta dan ridho Allah, sesungguhnya kita sedang berniaga dengan Cinta dan RidhoNya.

Saudaraku, memang dekat atau jalan-jalan mendekat kepada Allah selalu menguntungkan, sekecil apapun kegiatan yang kita lakukan untuk hal itu. Kalau menemui jalan yang menurut perasaan dan pikiran kita merugikan atau tidak baik bagi kita, sesungguhnya pada saat itu pikiran dan perasaan kitalah sedang dirasuki oleh setan. Jalan lain menyesatkan.

Saudaraku, jangan ragu mari berniaga dengan Allah Swt. Disinilah investasi yang abadi.

Konflik Rumah Tangga Membuatnya Memilih Islam


Oleh : Redaksi Swara Muslim 18 Oct 2009 - 3:00 pm

Tidak hanya dikucilkan oleh keluarga, dirinya juga dijauhi teman-teman sepergaulannya. Terlahir dalam keluarga dengan keyakinan yang sama, ternyata tidak menjadi sebuah jaminan bahwa kehidupan spiritual seseorang akan berjalan mulus dan tanpa hambatan berarti. Namun, tidak demikian yang dialami Sephy Lavianto. Berbagai benturan terkait dengan kepercayaan yang ia anut datang silih berganti. ''Meski berasal dari keluarga Katolik dan sejak lahir sudah memeluk Katolik; dalam perjalanannya, saya mendapatkan banyak benturan dalam kepercayaan yang saya anut,'' ujar Sephy.

Benturan tersebut berupa keganjilan-keganjilan yang ia rasakan terhadap ajaran-ajaran yang terdapat dalam agama Katolik. Salah satu contohnya adalah keharusan untuk menghormati pastor sedemikian rupa sehingga ia bisa dijadikan sebagai perwakilan Tuhan. Selain itu, sikap lembaga gereja, kata dia, juga tidak ramah terhadap penganutnya sendiri. Puncak benturan terhadap keyakinan lamanya ini terjadi manakala pria kelahiran Medan, 5 September 1976, ini mengalami kegagalan dalam membina rumah tangga. ''Kejadian yang paling menyentak adalah setelah saya menikah secara Katolik.

Dalam perjalanannya, ternyata saya tidak berhasil dalam pernikahan itu,'' ungkap ayah seorang putra ini.

Keinginannya untuk mengakhiri biduk rumah tangganya ternyata mendapat tentangan dari pihak gereja. Dalam ajaran Katolik, pemeluknya tidak diperbolehkan untuk menceraikan istri atau suami.

Karena itu, ketika biduk rumah tangganya sudah tidak bisa dipertahankan lagi, dia pun memilih pengadilan negeri untuk memproses persidangan perceraiannya. Dan, ketika perceraian telah diproses dan dirinya sudah mendapatkan surat cerai, lagi-lagi dirinya harus berhadapan dengan pihak gereja. Pihak gereja tidak mengakui surat keputusan cerai yang telah dikeluarkan pihak pengadilan negeri tersebut.

''Menurut ajaran Katolik, suatu ikatan pernikahan tidak bisa diceraikan oleh yang namanya manusia dengan sebab apa pun. Karena itu, seorang romo dan pastor sendiri tidak mengakui keputusan pengadilan tersebut,'' paparnya.

Konsekuensi ini membawa Sephy dalam sebuah kondisi kehidupan pernikahan yang tidak jelas. Secara hukum agama Katolik yang dianutnya, ia masih terikat dalam sebuah perkawinan. Sementara itu, berdasarkan hukum negara, ikatan perkawinannya sudah berakhir.

Menghadapi kenyataan seperti ini, akhirnya ia memutuskan untuk mencari jalan keluar dengan menjajaki ke agama Kristen Protestan. Namun, di agama ini, ia justru menemukan kenyataan yang sama seperti pada agama yang ia anut sebelumnya. Keinginannya untuk mendapatkan persetujuan cerai dari gereja Protestan, jika ia memutuskan memeluk agama tersebut, justru direspons secara negatif oleh pihak gereja.

Di satu sisi, pihak gereja Protestan menyetujui keinginannya untuk berpindah keyakinan dan mengakuinya sebagai umat Protestan. Tetapi, di sisi lain, pihak gereja Protestan tidak mengizinkan dirinya untuk bisa melakukan perkawinan lagi secara Protestan ataupun Katolik.

Dari situ, kemudian timbul rasa kekecewaan dalam diri Sephy terhadap kedua agama tersebut. ''Waktu itu, yang ada dalam pikiran saya cuma kedua agama ini aneh sekali. Mengapa orang yang lagi butuh pertolongan dan bimbingan justru ajaran agama yang dianutnya tidak memberikan solusi yang baik.''

Memimpikan Makkah
Keinginan untuk mendapatkan solusi atas persoalan hidup yang dialaminya akhirnya membawa Sephy pada agama Islam. Kesemua itu, menurut Sephy, sebenarnya berawal dari mimpi-mimpi yang kerap datang dalam tidurnya di pertengahan November dan Desember 2007 silam. Dalam mimpinya itu, Sephy diperlihatkan yang namanya kota suci bagi umat Islam, Makkah. ''Dalam mimpi itu, saya diajak orang ke Makkah dan orang itu bilang ini tempatmu,'' ujarnya.

Seringnya mendapat mimpi seperti itu muncul rasa keingintahuannya terhadap agama Islam secara lebih mendalam. Ia mengaku, selama memeluk Katolik, agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sering kali diidentikkan dengan agama yang penuh kekerasan, tidak toleran, militan, dan sangat tidak permisif untuk segala sesuatu yang haram di dunia. Kemudian, ia mencoba mencari tahu Islam melalui buku-buku mengenai perbandingan Islam dan Kristen.

Dari buku-buku yang dibacanya, Sephy justru menemukan gambaran mengenai agama Islam yang jauh berbeda dengan yang ia peroleh selama ini. ''Setelah saya baca dan pelajari, betul ternyata Islam, menurut saya pribadi, adalah agama yang menuntun seseorang untuk menjadi orang yang lebih baik tanpa ada kepura-puraan di dalamnya. Gambaran ini jauh berbeda dengan yang saya dapatkan sebelumnya,'' paparnya.

Setelah banyak membaca dan mempelajari lebih jauh, ia sampai pada satu kesimpulan bahwa Islam adalah agama yang sangat baik dan Nabi Muhammad SAW adalah seorang teladan yang baik. Tidak seperti pada agama yang lain, ungkapnya, aturan dalam Islam benar-benar harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

''Berbeda dengan ajaran Katolik atau Protestan yang semuanya enak, nggak ada larangan sama sekali. Kalaupun ada, larangan itu bisa dilanggar oleh pemeluknya karena perintahnya tidak jelas. Jadi, apa yang dilarang dalam Alkitab pun masih bisa dilakukan dalam kehidupan nyata,'' ungkap Sephy tentang agama lamanya itu.

Keinginannya untuk mendalami Islam terus dilakukan Sephy. Tidak hanya dari buku-buku bacaan, ia juga sering berdiskusi dengan teman-teman Muslimnya. Selama berdiskusi yang memakan waktu sekitar tujuh bulan itu, Sephy akhirnya mantap memilih Islam sebagai jalan hidupnya. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat di rumah saudaranya yang beragama Islam.

''Sejak awal, orang-orang di sekeliling saya tidak pernah memaksa saya untuk memeluk Islam. Justru mereka menyarankan saya untuk mencari tahu dulu dan belajar dulu tentang semua ajaran Islam.''

Setelah menjadi seorang Muslim, Sephy berusaha mengamalkan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini dengan sebaik-baiknya.

Namun, tak lama menjadi Muslim, ujian mulai datang. Kedua orang tuanya marah besar ketika mengetahui anak semata wayangnya masuk Islam. Ia pun lantas dibuang oleh keluarganya. Semua cobaan itu ia terima dengan pikiran positif. Ibunya dulu juga seorang Muslim. Namun, setelah menikah dengan bapaknya, ibunya akhirnya berpindah agama dan menjadi penganut Katolik.

Tidak hanya dikucilkan oleh keluarga, teman-teman pergaulan dulu juga menjauhi dirinya begitu mengetahui Sephy berpindah keyakinan. Lagi-lagi, ia melihat hal ini sebagai bentuk transformasi menuju jalan hidup yang lebih baik. ''Saya melihatnya, kita dulu kan sama-sama rusak. Kalau dia masih mau rusak, silakan. Tapi, saya ingin memperbaiki kerusakan itu. Artinya, saya sudah puas untuk segala macam dosa yang aneh-aneh dan cenderung ke hal yang berbau maksiat.''

Puncak cobaan dirasakan Sephy ketika hidupnya menjadi susah secara ekonomi dan hubungan dengan orang-orang yang dahulu dekat dengannya mulai merenggang. Saat itu, menurut Sephy, ia seperti bernapas melalui sedotan. Namun, semua cobaan tersebut bisa ia lalui. ''Sekarang, hidup saya sudah mulai tertata,'' ujar Managing Partner The Serenity Project, sebuah perusahaan yang bergerak di bisnis properti ini.

Selain kehidupannya mulai tertata dengan baik setelah memeluk Islam, Sephy bertekad menjadi seseorang Muslim dengan kepribadian yang lebih baik. Orang mengenal sosok Sephy dahulu sebagai pribadi yang sombong, mudah marah, dan tidak ramah. ''Dan, itu terbukti pada saat saya diminta untuk menjadi panitia acara reuni SMA saya. Dari 80 orang yang kita undang, yang datang hanya 20 orang. Mungkin, karena mereka melihat panitianya saya,'' ungkapnya.

Untuk lebih matang dalam mempelajari agama Islam, Sephy memanggil guru mengaji ke rumah. Selain itu, ia berusaha untuk konsisten menjalankan semua ajaran dalam Islam, baik yang sifatnya wajib maupun sunah. Dengan menjalankan semua itu, ia merasakan ketenangan dalam menjalani hidup.

Meski dengan pemahaman yang masih minim, Sephy juga mulai mengenalkan agama barunya ini kepada buah hatinya, Ferreneza Amevie Lavianto, yang masih berusia tiga tahun. Hak asuh yang ia peroleh terhadap putra semata wayangnya ini memudahkan Sephy untuk memantau perkembangan dan pendidikan sang anak. ''Memang, dari awal, dia sudah dipermandikan dan dibaptis. Tetapi, untuk saat ini, saya melihat ibu saya sendiri tidak pernah mengajak dia ke gereja. Begitu juga dengan mantan istri saya juga tidak pernah mengajari dia ke gereja.''

Kendati demikian, ia tidak bisa terlalu banyak berharap jika kelak nanti sang anak akan mengikuti keyakinan yang dianutnya. ''Pada akhirnya, saya serahkan keputusan untuk memilih ke anak saya. Tapi, mungkin, sedari dini saya akan arahkan dia dengan pendidikan Islam. Semoga Allah memberikan hidayah kepada keluarga saya untuk senantiasa taat dalam menjalankan ajaran Islam,'' tukasnya. nidia zuraya (mualaf.com)

Biodata
Nama : Sephy Lavianto [ See Sephy @ Facebook ]
TTL : Medan, 5 September 1976
Masuk Islam : Mei 2008

Senin, 12 Oktober 2009

Orang-orang yang beruntung



Hai orang-orang yang beriman,rukuklah kamu,sujudlah kamu,sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. [ QS. 22:77]

Wahai orang-orang yang beriman setiap kali engkau rukuk maka bertambahlah keuntunganmu, setiap kali engkau sujud maka bertambahlah kemenanganmu, setiap kali engkau berbuat kabajikan maka bertambahlah keuntungan dan kemenanganmu. Oleh karena itu perbanyaklah rukuk, perbanyaklah sujud, perbanyaklah berbuat kebajikan.

Kenapa ketika rukuk dan sujud begitu penting bagi kehidupan orang-orang yang beriman? Karena pada saat itu manusia memposisikan dirinya sebagai hamba yang sangat lemah dan hina dihadapan ke-Maha Perkasa-an dan ke-Maha Mulia-an Allah Swt. Ada kesadaran yang timbul bahwa kita tidak memiliki apapun dan kekuasaan selain karena pertolongan Allah. Dengan kesadaran seperti ini, kita mempunyai ketergantungan yang sangat tinggi kepada Allah. Sehingga kita berada pada jarak yang sangat dekat denganNya

Sedekat-dekat seseorang dengan Tuhannya ialah saat ia bersujud. Maka itu banyaklah berdoa saat sedang sujud. (HR. Muslim)

Makin tinggi ketergantungan kita kepada Allah makin sedikit ketergantungan kepada selain Allah. Kalau hal ini dapat dicapai, maka kita akan menjadi manusia yang bebas, bahagia dan Mulia, kita tidak diperbudak lagi oleh harta, jabatan, popularitas, hobby, makanan, dsb., kecuali menghamba kepada Allah Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang, Maha Dermawan, Maha Kaya, seterusnya akan muncul suatu kekuatan dimana tidak ada lagi rasa takut kepada siapapun selain Kepada Allah. Itulah Takwa.

Saudaraku, rukuklah, sujudlah, shalatlah, karena setiap kali melakukan itu maka bertambah pula keuntungan, kemenangan, kemuliaan yang diraih (bahkan balasan yang diterima boleh jadi jauh lebih berharga dari apa yang dibayangkan). Kesampingkan rasa berat dan malas, bukankah mencari uang ribuan saja cukup berat. Kesampingkan rasa khusuk, bukankah rasa khusuk itu akan muncul sendirinya setelah melalui pembiasaan yang istiqomah. Kesampingkan omongan dan hambatan orang lain, bukankah segala gerak gerik dan aktivitas kita menjadi tanggung jawab sendiri-sendiri di hadapan Allah.

Saudaraku, rukuklah, sujudlah, shalatlah, karena semua makhluk di langit dan bumi bertasbih dan sujud kepada Allah kecuali setan dan sebagian manusia dan jin karena kesombongan dan kebodohannya. Kalau tidak dengan kesadaran sendiri, akan tiba saatnya sujud dilakukan dengan terpaksa, tetapi mungkin tidak berguna lagi.

Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri atau pun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari. [QS. 13:15]

Saudaraku, semua orang mencari kenikmatan dan kebahagiaan, tetapi otak dan hati kita lebih banyak dibelenggu oleh nafsu, sehingga yang kita sangka sumber kenikmatan dan kebahagian yang sesuai dengan nafsu. Kita harus tahu bahwa struktur raga dan jiwa kita telah diciptakan oleh Allah dengan sempurna, dan pemeliharaan raga dan hati kita harus dilakukan dengan aturan yang sempurna pula dari Penciptanya, dan dengan rukuk dan sujudlah kenikmatan dan kebahagiaan sejati dapat diperoleh.

Nasib itu Tak Logis

Nasrudin sedang berjalan-jalan dengan santai, ketika tanpa permisi ada orang jatuh dari atap rumah dan menimpanya. Orang yang terjatuh itu tidak terluka sama sekali, tetapi Nasrudin yang tertimpa malah menderita cedera leher. Ia pun diangkut ke rumah sakit. Para tetangganya datang menjenguknya, mereka bertanya, ''Hikmah apa yang didapat dari peristiwa itu, Nasrudin?'' ''Jangan percaya lagi pada hukum sebab akibat,'' jawabnya. ''Orang lain yang jatuh dari atap rumah, tetapi leherku yang jadi korbannya. Jadi tidak berlaku lagi logika, ''Kalau orang jatuh dari atap rumah, lehernya akan patah!''

Orang Tolol

Nasrudin membawa serantang makanan dari pasar. Karena kurang hati-hati, rantang itu jatuh dan isinya tumpah berantakan. Segara saja datang orang-orang berkerumun. ''Hai para tolol,'' teriak Nasrudin sambil memungt rantang-rantangnya, ''Apa kalian belum pernah melihat orang tolol?''

Belajar Musik

Pada suatu hari Nasrudin mendengar ada seorang muda yang bia bermain musik dengan amat bagus. Ia pun tertarik untuk belajar musik. Keesokan harinya, ia pergi ke kota dan menemui guru musik kenamaan. ''Tuan, saya ingin belajar musik, berapa bayarannya?'' Guru itu sejenak melihat wajahnya, sebelum akhirnya menjawab,''Murid-muridku membayar tiga dirham untuk bulan pertama, dan kemudian untuk tiap bulan berikutnya membayar satu dirham. Nasrudin berpikir sejenak dan kemudian berkata, ''Baiklah,'' katanya, ''Saya akan mulai kursus pada bulan kedua saja.''
( )

Republika, Jumat, 27 Agustus 2004

Selasa, 06 Oktober 2009

Luas Tata Surya

From: darwin malang [darwin.malang@bni.co.id]
Sent: Thursday, September 25, 2003 2:39 PM
Subject: renungan


Tahukah anda berapa luas langit dan bumi ………. Wallahu alam
Tetapi untuk renungan simaklah angka-angka dibawah ini
Bumi kita ini adalah bagian kecil dari bintang Matahari ( Matahari terdiri dari 9 planet dan 40 satelit)

Matahari salah satu bintang dari ratusan milyar bintang pada Galaxy Milky Way, dan
Milky way adalah salah satu galaxy dari 50-an milyar galaxy pada Universe
Berapa besar luas Universe ini …….Tidak ada yang tahu
Tetapi sepanjang pengukuran sceintific manusia, kira-kira seperti ini

Galaxy yang terdekat dari galaxy kita adalah Andromeda jauhnya 2.000.000 tahun cahaya
Kecepatan cahaya kira-kira sejauh 300.000 kilometer per detik, berarti
Kecepatan cahaya pertahun adalah 300.000 x 60 x 60 x 24 x 365 = 9.460.800.000.000 kilometer
Berati jarak galaxy andomeda adalah 2.000.000 x 9.460.800.000.000 = 18.921.600.000.000.000.000,- km

Galaxy terjauh yang diketahui manusia sampai saat ini sejauh sekitar 14 milyar tahun cahaya,
Berarti kalau dihitung garis tengah universe adalah 28 milyar tahun cahaya, jadi….
Luas Universe adalah 28.000.000.000 x 9.460.800.000.000 = 264,902,400,000,000,000,000,000,- km
Dan luas tersebut semakin berkembang (membesar)

Menurut perhitungan ahli astronom, matahari berjalan menjauh dari poros universe dengan kecepatan luar biasa, 720 ribu km per jam atau kira-kira 17.280.000 km. dalam sehari.

Subhanallah …………………..

[3: 190] Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

[3: 191] (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Bandingkanlah dengan kekuasaan manusia yang paling berkuasa…
Lebih kecil dari 1/1000.000.000 atom dari kekuasaan Allah

Bandingkanlah dengan kekayaan kita yang tidak habis tujuh turunan
Lebih kecil dari 1/1.000.000.000 tetes embun dari kekayaan Allah

Bandingkanlah dengan kekuasaan kita …..
Bandingkanlah dengan kekayaan kita ….

Lalu
Lalu mengapa manusia masih ingkar
Bahkan merasa bangga akan keingkarannya

Gempa, gempa dan gempa



Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. [ QS. 7:96]

Mengapa gempa selalu menimpa kita, menimpa Indonesia. Apakah karena Allah telah murka kepada kita, karena perbuatan kita sebagai individu dan bangsa tidak lagi menghiraukan titah dan aturanNya. Orang-orang pintar mungkin menjawab, karena negara kita memang tempat pertemuan dua patahan/lempeng Indo Australia dari sebelah kiri dan Eurasia di sebelah kanan Sumatera, jadi wajar saja kalau sering terjadi gempa.

Bagi orang yang beriman setiap peristiwa yang besar patut dipertanyakan mengapa hal seperti itu terjadi, bukan sekedar sebab akibat, tetapi jauh dibalik rekayasa akal. Bukankah kaum-kaum saman dulu telah banyak mengalami bencana karena ulah mereka sendiri yang tidak menghiraukan lagi aturan-aturan Allah. Jangan-jangan karena perilaku jahilia telah menyebar disekitar kita. Lihatlah dalam masyarakat kita, penjarahan besar-besaran yang dilakukan individu-individu dan berkelompok-kelompok terhadap kekakyaan negara dan rakyat. Ada yang sembunyi-sembunyi ada yang direkayasa melalui undang-undang yang juga diundangkan melalui pesanan yang tidak benar. Sementara ditataran masyarakat bawah kesalahan yang kecil bisa menyebabkan nyawa melayang. Memaafkan tidak ada lagi dalam kamus kehidupan.

Sialnya, apabila terjadi gempa tidak hanya memporak porandakan orang-orang jahat dan harta bendanya, tetapi juga kepada orang-orang baik yang berada disekitar daerah tersebut. Oleh karena itu menjadi tugas mutlak kita semua untuk selalu mengajak dan mengingatkan orang-orang disekitar kita untuk selalu berperilaku baik,bukan hanya berpangku tangan bila melihat kemungkaran dan mengucapkan,“biarkan saja toh bukan saya yang melakukannya”.

Dalam skala yang lebih kecil sebenarnya kita selalu tertimpa bencana (gempa); gampang terkena stress, kehidupan tidak tenang, cekcok dengan isteri, anak terjerat narkoba, berat melakukan kebaikan, menyepelekan kewajiban agama, dsb. diantara contoh-contoh bencana yang sering kita alami yang terkadang tidak disadari. Tentunya bencana seperti ini menimpa kita disebabkan karena perbuatan kita sendiri.

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri,.. [QS. 17:7]

Saudaraku, bagi orang yang berhati jernih dan berakal sehat, tidak ada jalan lain untuk mengatasi bencana dan gempa-gempa dalam kehidupan kita, kecuali kembali kepada Allah. Kembali kepada aturan Allah yang telah sangat sempurna dan lengkap, sangat mudah dan simple. Apabila kita menganggap sulit dan berat, hal itu terjadi karena kita menggunakan kacamata hawa nafsu dan pikiran setan, yang selalu merongrong dan membujuk untuk menentang kehendak Allah, padahal ia adalah musuh besar yang nyata bagi kita.

Saudaraku, mari merestorasi gempa yang kita alami dimulai dengan beristighfar dan mengganti onderdil-onderdil pembawa bencana serta menghidupkan mesin hati nurani, Insya Allah, Dia akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi, seperti janjiNya pada ayat diatas.

Doa Panjang Umur

From: darwin malang [darwin.malang@bni.co.id]
Sent: Wednesday, July 18, 2007 2:48 AM
Subject: Doa Panjang Umur


Sahabat, Setiap ulang tahun menyapa kita, dalam benak akan selalu terlintas dan diteruskan dalam bentuk doa untuk meminta kepada Yang Maha Kuasa agar dipanjangkan umur. Yang perlu lebih pendalaman lagi adalah apakah semata-mata umur dalam arti hidup kita lebih lama dan lebih lama atau ada makna yang lebih berati dibalik itu. Kalau seandainya doa dikabulkan dan diberi umur panjang misalnya 150 tahun, apakah kita sanggup dan mau. Rasanya kalau kita berdoa panjang umur, makna hakiki yang lebih dominan adalah berupa nilai atau value daripada hidup itu sendiri, sedangkan phisikalnya hanya sebagian kecil.

Sahabat, kalau benar seperti itu maka doa panjang umur yang kita panjatkan sangat mungkin kita capai. Kuncinya adalah dengan berbuat baik sebanyak-banyaknya sesuai yang dituntunkan Rasulullah saw. Kalau kita jabarkan lebih konkrit, panjang umur dalam makna hakiki diantaranya dapat dicapai dengan menjalankan hal-hal sebagai beikut :

Melakukan shalat dengan berjama'ah
Selalu dalam kondisi suci (berwudhu)
Ikhlas dan Khusyuk dalam mengerjkan suatu kewajiban
Beramal sebanyak-banyak pada malam lailatul Qadr
Melakukan perbuatan sebanyak-banyaknya melalui orang lain


Sahabat, kalau kita dapat menjaga shalat berjamaah selama 2 tahun berarti sama dengan orang yang shalat sendirian selama 54 tahun. Tidak perlu kita menunggu ulang tahun untuk meminta panjang umur, tetapi kita dapat melipatgandakan umur kita 27 kali lipat sebanyak lima kali sehari semalam. Bagaimana mungkin kita selalu minta dipanjangkan umur, sementara Allah Swt. Yang Maha Pemurah telah menyiapkan sarananya dengan shalat berjamaah, tetapi kita sendiri enggan untuk melaksanakannya. Wahai Saudaraku, renungkanlah, renungkanlah, renungkanlah.

Sahabat, kita tengok yang kedua. Ketika kecil dulu di kampung orang tua mengajarkan kepada kita kalau akan mengaji agar sebelumnya berwudhu dulu, karena mengaji dengan berwudhu pahala yang diperoleh berlipat 10 kali. Apakah wudhu berdampak hanya pada membaca Al Quran?, tentu saja tidak. Pekerjaan yang dilakukan dalam keadaan suci bobotnya juga jauh lebih baik daripada dalam keadaan tidak berwudhu. Apabila ditelusuri lebih lanjut dari pahala wudhu itu sendiri, akan berdampak sangat besar karena wudhu yang sempurna dapat menggugurkan semua dosa-dosa yang terbasuh oleh air wudhu itu. Banyak hadits-hadits sahih yang meriwayatkan hal ini.

Sahabat, Amal ibadah yang dikerjakan dari hari ke hari akan berbeda kwalitasnya sesuai dengan kondisi yang menyertainya. Amal ibadah dengan ilmu tentu berbeda dengan hanya ikut-ikutan, akan berbeda apabila dilakukan dengan ogah-ogahan dibandingkan dengan serius, dalam keadaan tenang dibandingkan dengan gelisah. Nah, demikianlah apabila kita melaksanakan kewajiban-kewajiban dan sunnah dengan ikhlas dan khusuk maka bobotnya jauh lebih baik. Tentunya hal ini berat, tetapi bukan tidak mungkin. Melalui latihan yang intensif dan melakukan secara kontinue, pelan-pelan tapi pasti keikhlasan dan kekhusukan akan dapat dicapai.

Sahabat, walaupun malam lailatul qadr datangnya hanya setahun sekali, tetapi nilai spritualnya sangat tinggi. Dalam surah Al Qadr disebutkan bahwa nilainya lebih baik dari seribu bulan. Karena nilainya sangat tinggi, ayo kita persiapkan dari sekarang untuk menikmati malam lailatul qadr, tinggal dua bulan lagi. Tekadkanlah bahwa pada malam-malam ramadhan akan kita maksimalkan semuanya, sehingga malam lailatul qadr itu tidak lepas dari kita.

Sahabat, kemampuan kita untuk melakukan perbuatan baik tetap ada batasnya, meskipun telah berlipat ganda dengan melakukan secara konsisten point-point tersebut diatas. Limit ini dibatasi oleh umur phisik kita di dunia. Untuk melampaui limit ini hanya dapat dilakukan melalui keterlibatan orang lain. Untuk yang ini, meskipun tetap mempunyai limit tetapi dapat diperpanjang sepanjang-panjangnya, tergantung jenis amal jariyah yang dilakukan. Ambillah contoh perawi hadits, misalnya Imam Bukhari, amalnya terus mengalir selama umat islam masih merujuk kepada hadits-hadits yang dirawikan. Dapatkah kita melakukan hal seperti ini. Jawabnya, dapat! Meskipun dalam skala yang lebih kecil; Mendidik anak menjadi anak saleh, memelihara anak yatim, bersedekah untuk sarana kemaslahatan ummat seperti, mambangun mesjid, rumah sakit, sekolah, irigasi, memperbaiki jalanan, menanam pohon, atau mewakapkan sesuatu yang penggunaannya bersifat jangka panjang, adalah hal-hal yang dapat kita usahakan.

Sahabat, tentu banyak lagi yang lain, dan kalau mau sharing, mari saling memberi input dan pendapat untuk amal kita bersama.

Bila anda merasa email ini bermanfaat, maka berikanlah manfaat tersebut kepada orang-orang yang anda sayangi



Kamis, 01 Oktober 2009

Siksaan dan ampunan



Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [ QS. 7:167]

Ketika Allah memerintahkan menjalankan ibadah, bukan berarti Allah membutuhkan pujian atau sesembahan dari hambaNya. Kalau hambaNya menyembah atau tidak menyembahNya sama sekali tidak ada pengaruh atau keuntungan bagi Allah. Demikian pula halnya, ketika Ia memerintahkan kita untuk menginggalkan larangan-laranganNya, Ia sama sekali tidak berkepentingan dengan semuanya itu. Berbeda sekali dengan manusia, ketika ia menyuruh atau melarang melakukan sesuatu, tentu ia berkepentngan dengan perintahnya tersebut, sementara bagi kita yang disuruh belum tentu memberikan keuntungan.

Kenikmatan beribadah dapat dicapai apabila dari semula kita menancapkan dalam diri bahwa menjalankan setiap perintah dan atau meninggalkan setiap larangan Allah semata-mata adalah untuk kebaikan kita sendiri. Hal ini menang tidak mudah karena manusia lebih terpaku kepada hal-hal phisik yang mudah dilihat dan dicerna otak tanpa berpikir panjang. Apalagi hawa nafsu yang mudah sekali dipengaruhi oleh setan lebih tertarik kepada kesenangan-kesenangan sesaat yang ada di depan mata.

Untuk menuju kepada kesadaran bahwa segala perintah dan larangan Allah adalah untuk kemaslahatan manusia itu sendiri, Allah menjanjikan kenikmatan berupa surga atau kenikmatan lain yang diterima di dunia dan ancaman siksaan berupa neraka atau bencana-bencana yang dialami di dunia. Sebagaimana juga para rasul-rasul diutus untuk membawa berita gembira dan ancaman.

“(mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana”. (QS. 4:165)

Manejemen modern mengenal konsep ini dengan Reward and punishment (penghargaan dan hukuman). Pada dasarnya semua bertujuan untuk menimbulkan kesadaran bahwa apapun yang dilakukan berdampak pada diri sendiri. Kalau kebaikan yang dilakukan maka yang akan diperoleh adalah keuntungan dan kebahagiaan, sebaliknya kalau kejahatan atau pembangkangan yang dilakukan maka siksaan dan penderitaan yang akan diterima.

Karena Allah sangat mencintai hambanya, sangat banyak diketemukan dalam Al Quran ancaman dengan siksaan mengerikan, sebagaimana banyak juga berita gembira berupa kenikmatan. Demikianlah cara Allah membawa hambanya agar sadar bahwa perintah dan larangan Allah itu semuanya baik bagi manusia, dengan demikian ia akan mematuhi perintah dan larangan itu dengan ikhlas.

Saudaraku, siksaan Allah itu sangat cepat, sebagaimana disebutkan pada ayat diatas, tetapi ampunanNya jauh lebih cepat apabila kita menghendakinya. Itulah sebabnya setiap kita melakukan kesalahan harus segera diiringi dengan istighfar dan tobat, kalau tidak diiringi siksaan Allah akan mengiringinya berupa perbuatan kesalahan yang lebih besar lagi. Seperti pemakai narkoba, apabila pada pemakaian awal segera minta ampun dan tobat maka tidak akan menjadi pecandu, dan pecandu inilah merupakan siksaan dunia akirat. Marilah menggapai ampunan Allah dengan cepat, mengalahkan siksaanNya yang cepat.