************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Jumat, 29 Januari 2010

Aku Mencintai Muhammad Saw Tanpa Harus Kehilangan Yesus


Katagori : Journey to Islam
Oleh : Redaksi 01 Dec 2009 - 11:00 pm

Manuela-Mirela Tanasecu, perempuan asal Bucharest, Rumania ini terlahir sebagai anak tunggal dari keluarga yang menganut agama Kristen Ortodoks. Meski tidak terlalu relijius, keluarga Mirela percaya akan adanya Tuhan. Mirela mulai mengenal Islam dari seorang da'i asal Tepi Barat, Palestina, Walid Sulaiman yang kemudian menjadi suaminya.

Tapi sebelumnya, ia sudah tertarik dengan Islam setelah berkunjung ke sejumlah negeri Muslim seperti Yordania, Suriah, Iran, Pakistan, Malaysia dan Indonesia. Setelah menikah dengan Walid pada tahun 1991 di Bucharest, Mirela memutuskan menjadi muslimah. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat di Iran, saat melakukan kunjungan ke negara itu. Mirela tertarik dengan Islam karena menurutnya doktrin-doktrin dalam Islam sangat jelas dibandingkan doktrin-doktrin dalam ajaran agama Kristen. Sebagai contoh, doktrin Trinitas yang dinilainya samar-samar, membingungkan dan sulit dipahami. "Doktrin semacam itu tidak ada dalam Islam yang mengajarkan monoteisme absolut," kata Mirela.

Ia menilai umat Islam lebih serius dalam masalah agamanya dibandingkan kaum Kristiani pada umumnya. "Umat Islam salat lima waktu sehari, sedangkan penganut Kristen ke gereja hanya pada hari Minggu dan kebanyakan yang datang ke gereja juga orang-orang yang sudah tua," ujarnya.

Salah satu perbedaan yang mencolok antara Islam dan Kristen, sambung Mirela, Islam sangat menghormati dan memuliakan para nabi dan rasulnya, tanpa pengecualian. "Ini merupakan titik kekuatan Islam, yang menunjukkan bahwa siapa saja yang mencintai Yesus bisa memeluk Islam tanpa harus menghentikan rasa cinta pada Yesus, karena Islam mengajarkan umatnya untuk meyakini dan mencintai para rasul Allah Swt," papar Mirela.

"Jadi, bisa saya katakan bahwa menjadi seorang muslim, saya mencintai dan memuliakan Rasulullah Muhammad Saw tanpa harus kehilangan Yesus yang dalam Islam dikenal sebagai Nabi Isa," imbuhnya.

Perjalanan Mirela ke sejumlah negeri Muslim membuka matanya bahwa umat Islam adalah umat yang ramah, dermawan dan siap membantu siapa saja yang membutuhkan bantuan. Sebelum mengenal Islam, Mirale memiliki pandangan yang negatif tentang Islam karena Islam membolehkan seorang suami beristeri hingga empat orang. Mirale menganggap aturan itu merendahkan perempuan. Tapi kemudian, ia menilai lelaki muslim sangat perhatian dengan keluarga dan isterinya dibandingkan lelaki Barat non-Muslim.

Mirale mengatakan, Barat telah salah menilai Islam yang dituding merendahkan kaum perempuan. Pandangan itu muncul karena Barat mendapatkan informasi yang salah dan tidak memahami ajaran Islam yang sesungguhnya. Mirale tidak menepis kenyataan bahwa ada segelintir orang Islam yang berkontribusi menimbulkan pandangan yang salah tentang Islam, karena berperilaku tidak islami.

Sebagai muslimah, Mirale menghimbau para muslimah lainnya agar tidak mencontoh gaya hidup kaum perempuan Barat. Menurutnya, kaum perempuan di Barat sebenarnya sudah menjadi peradaban Barat yang sangat materilistis.

"Barat mengklaim telah membebaskan perempuan. Padahal jika dikaji lebih dalam, kaum perempuan di Barat sebenarnya sudah diperlakukan tidak manusiawi dan dijadikan sebagai komoditi serta obyek seksual semata. Setelah saya mengenal Islam, saya bisa mengatakan bahwa tidak ada agama yang memuliakan perempuan selain Islam," tutur Mirale. (ln/readislam/eramuslim)


Membina Persaudaraan

Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara. Karena itu, damaikanlah kedua saudara kalian, dan bertakwalah kalian kepada Allah supaya kalian mendapatkan rahmat. (QS. 49 : 10).

Suasana kerukunan dan kedamaian mengalir dengan indah dari ayat Al Quran diatas. Meskipun potensi akan ada perselisihan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, tetapi sebagai saudara perselisihan itu segera berakhir melalui perdamaian, karena demikianlah kalau manusia itu ingin mendapatkan kemulian dan rahmat dari Allah. Dalam hadist berikut, secara detail dijelaskan bagaimana agar terjaga persaudaraan diantara sesama mukmin.

Dari 'Abdullah bin 'Umar r.a, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, janganlah ia menzhaliminya dan membiarkannya. Barangsiapa membantu menutupi kebutuhan saudara seislam, maka Allah akn membantu menutupi kebutuhannya. Barangsiapa membebaskan seoarang muslim dari suatu kesulitan niscaya Allah akan membebaskan seorang musilm dari suatu kesulitan niscaya Allah akan membebaskannya dari kesulitan-kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa menutupi aib seorang Muslim niscaya Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat," (HR Bukhari - Muslim).

Pertanyaan yang mungkin timbul, mengapa dalam kenyataan sehari-hari sesama muslim lebih sering terjadi gontok-gontokan, sehingga banyak terjadi lebih senang berintegrasi dan berkawan dengan orang-orang non muslim. Ada apa yang terjadi. Sebagai mukmin yang baik harus yakin akan kebenaran dari Firman Allah dan Sabda RasulNya. Dengan demikian kesalahan ada pada kita, karena kita tidak memegang teguh ajaran agama kita sendiri.

Tunjukilah kami jalan yang lurus, [QS. 1 : 6]

Sebagai contoh, apabila kita memedomani dan mendalami makna dari ayat tersebut diatas, akan mengantar kita kepada persaudaraan yang hakiki. Coba bayangkan anda mendoakan seseorang minimal 17 kali dalam sehari semalam, apakah anda membenci, memusuhi, menjelek-jelekkan, orang tsb. Tentu saja tidak. Apakah pernah terbayang dalam hati ketika membaca ayat diatas bahwa ‘kami’ dalam ayat tersebut adalah semua kaum muslimin, termasuk didalamnya; tetangga, teman, pejabat, ulama, rakayat biasa, pengamen, pencopet, koruptor, dsb. Semua punya potensi untuk menjadi baik, dan boleh jadi karena doa-doa yang tidak putus-putus kita panjatkan.

Saudaraku, janganlah membenci saudaramu yang lain, kalau saat ini dia masih bergelimang dengan kelakuan yang tidak baik, yang kita tidak sukai adalah sifatnya, mungkin dengan doa-doa yang kita panjatkan besok lusa dia akan sadar dan insaf. Kebencian kita terhadap saudara, bukan saja merugikannya tetapi juga merugikan kita, sedangkan kecintaan sesama saudara tidak hanya membahagiakannya, tetapi juga membahagian kita, akhirnya terciptalah masyarakat muslim yang sejahtera.

Takutlah dengan berburuk sangka, karena buruk sangka itu sedusta-dustanya perkataan. Janganlah memata-matai, mencari cari kesalahan orang, menyaingi, saling mendengki, saling bermusuhan dan saling mendendam. Dan jadilah kamu sebagai hamba Allah yang bersaudara. (HR. Muslim)


My Facebook 18-12-2009 to 10-01-2010


From 2002 to 2008, the dollar lost 40% of its value…the dollar weakened 20% against the euro between March 3 - December 1, 2009… Gampangnya kalau anda memiliki simpanan dolam bentuk dollar dari thn 2002 – 2009 (7 tahun), berarti kehilangan nilai 60%.. bagaimana kalau deposito/tabungan dalam bentuk rupiah, berapa nilai ...% yang hilang…. hey, looking for an alternative investment !!!

10 Januari jam 20:52

[21.1] Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling.
[21.2] Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Qur'an pun yang baru (diturunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main, akhirnya ....
[21.14] Mereka ber...kata: "Aduhai, celaka kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lalim".
06 Januari jam 12:15

Ikhwanfillah, mari kita awali tahun baru ini dengan memperkokoh keimanan dengan banyak membaca surat Al Ikhlas:

[112.1] Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
[112.2] Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. [112.3] Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
[112.4] dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".

01 Januari jam 21:19

Kata para akhli, tubuh manusia 70 air, kalau air ini sehat maka 70% organ kita sdh sehat. Menurut Dr Masaro Emoto, air berprilaku positif bagaikan kristal yg cemerlang kalau diperdengarkan kata2 yg baik, seperti terima kasih, cantik, hebat dsb. Bayangkan kalau sering2 berzikir, kondisi air dlm tubuh kita akan menjadi ...cemerlang & sehat dan tentunya dpt mempengaruhi seluruh tubuh, maka banyak2lah berzikir.
23 Desember 2009 jam 21:39

Rutinitas sering membuat kita jenu, pening dan stress. Lupakan semua itu, mari memperbaiki niat "pergi pagi pulang petang" jadikan journey in the cause of Allah. "A place equal to an area occupied by a whip in Paradise is better than the world and whatever is in it; and an undertaking in the forenoon or in the aftern...oon for Allah's Cause, is better than the whole world and whatever is in it." (HR Bukhari )

21 Desember 2009 jam 23:14

Konsep dan pedoman way of life telah sempurnah engkau turunkan, tetapi kadang-kadang bahkan sering kami lebih tertarik kepada teori-teori dari hamba-hambaMu yang dhaif untuk kami terapkan pada kehidupan kami, sekali lagi kami mohon ampun atas kebodohan kami.. Tahun baru ini, jadikanlah tonggak bagi kami untuk mampu mer...ubah polah hidup kami menuju pola kehidupan yang Engkau Ridhoi...Amin

18 Desember 2009 jam 21:11

Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah.. engkau telah berikan kesempatan tahun yang lewat kepada kami hamba-hambamu untuk mengabdi kepadaMu.. Kami telah berusaha sekuat mungkin untuk memperbaiki amal ibadah kami, tetapi nampaknya syetan musuh kami yang nyata masih terlalu kuat, sehingga kami sering terbawa oleh lagu dan ...iramanya.. untuk itu kami tak henti-hentinya mohon ampun kepadaMu. ....

18 Desember 2009 jam 21:10


Jumat, 22 Januari 2010

Tamsil



Di dalam Al Qur’an banyak sekali tamsil atau perumpamaan yang digunakan untuk menjelaskan suata persoalan sehingga mudah memahaminya, sebagaimana firmanNya.

Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. adapun orang-orang yang beriman, Maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?.” dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, [QS. 2:26]

Salah satu contoh perumpamaan yang sering kita dengar adalah yang berhubungan dengan pengeluaran harta, suatu perilaku yang sangat berat untuk dilakukan, tetapi dengan perumpamaan tersebut dapat mendorong kita untuk melaksanakannya, firman Allah :

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. [QS. 2:261]

Untuk mendorong agar kita selalu berusaha dan senang berucap dengan perkataan yang baik, Allah memberikan perumpaan dengan FirmanNya:

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, [QS. 14:24]

Agar terhindar dari syirik dan ketergantungan terhadap sesuatu apapun, Allah berfirman :

Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. [QS. 29:41]

Supaya tidak ada keragu-raguan terhadap keesaan Allah, dapat di pikirkan melalui ayat :

Allah membuat perumpamaan seorang laki-laki yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki ; Adakah kedua budak itu sama halnya? [QS. 39:29]

Saudaraku, dengan perumpamaan-perumpamaan seperti diatas, dan banyak lagi yang bertebaran dalam Al Qur’an, sangat memudahkan kepada kita untuk memahami pesan yang disampaikan Allah Swt. dan janji-janji yang terkandung didalamnya, sayang pesan yang disampaikan tersebut seringkali kita tidak meyakininya. Sungguh benarlah firman Allah sbb.:

Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia dalam Al Qur'an ini tiap-tiap macam perumpamaan, tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari (nya). [QS.17:89]


Kamis, 14 Januari 2010

Sudah Bangkrut, Ditinggalkan Pengikut!


Monday, 28 December 2009 14:03

Gereja Katolik Roma, yang pada tahun 1998 memiliki 1.217.800 orang, akan tetapi pada tahun 2005 jumlahnya turun menjadi 875.600 orang

Hidayatullah.com--Banyaknya jumlah gereja yang terjual dan kosong di Inggris, disebabkan banyaknya warga Inggris yang enggan melakukan peribadatan. Untuk tahun 2007 saja, tercatat hanya 10 persen penduduk negara itu yang berangkat ke gereja tiap pekannya. Sedangkan 15 persen pergi ke gereja tiap bulannya. Adapun penduduk yang beribadah setahun sekali di gereja mencapai 26 persen. Dan mereka yang tidak pernah ke gereja sama sekali sudah mencapai 59 persen, sebagaimana hasil riset Tearfund (3/4/2007).

Penurunan anggota jumlah jama’ah beberapa komunitas Kristen, semakin lama-semakin meningkat tajam. Gereja Katolik Roma, yang pada tahun 1998 memiliki 1.217.800 orang, akan tetapi pada tahun 2005 jumlahnya turun menjadi 875.600 orang, artinya komunitas ini telah kehilangan 49 persen pengikutnya. Hal yang sama dialami komunitas Metodis, yang pada tahun yang sama telah kehilangan 44 persen pengikut. Dan yang paling parah adalah kondisi Serikat Gereja Reformasi, yang telah kehilangan 53 persen anggotanya, sejak tahun 2005, sesuai data hasil sensus gereja Inggris pada tahun 2005, yang dilansir National Secular Society (14/9/2007).

Antara tahun 1990 hingga 2001, seluruh gereja Inggris kehilangan 18 persen jama’ah pekanan, 17 persen rohaniawan, dan 1 persen dari bangunan yang mereka miliki. Dampaknya, sumbangan yang masuk ke “kantong” gereja berkurang hingga 3,5 milyar pound sterling, sebagaimana dilansir The Economist (8/4/2003).
Jual Gereja

Yang menyedihkan, bukan hanya sepi pengunjung saja, beberapa gereja juga ikut terjual. Di penghujung tahun 2007, boleh dikata sebagai tahun “menyedihkan” bagi para penganut Katolik yang bermukim di Bufallo, New York. Pasalnya, mereka tak bisa melakukan ibadah lagi di Queen of Peace, sebuah gereja besar nan ekstotik yang berdiri di jalan Genesee 1955. Hal itu disebabkan karena gereja yang telah dibangun tahun 1920 itu segera ditutup di akhir 2007, karena akan dijual!

Sebelumnya, hiasan-hiasan gereja sudah terlebih dahulu dijual ke sebuah gereja paroki Katolik di Colorado. Sedangkan sebagian besar bangku-bangku telah dibersihkan dan simbol-simbol Kristen telah dihapus.

Sebegaimana dilansir oleh The Bufallo News (18/4/2009) Penjualan gereja yang dirancang oleh arsitek ternama George Dietel itu digunakan untuk melunasi hutang gereja-gereja lainnya, serta hutang keuskupan atas pemeliharaan dan perbaikan-perbaikan segala properti yang dimilikinya.

Sebenarnya ada 4 pihak yang melakukan penawaran, akan tetapi transaksi akhirnya jatuh ke tangan Yayasan Darul Hikmah dengan harga 300 ribu dolar, atau senilai 2,8 milyar rupiah. Rencananya area gedung dengan luas tanah 15.875 kaki persegi dan sekolah dengan luas tanah 13.338 kaki persegi itu akan digunakan sebagai masjid dan pusat kegiatan para pemuda Muslim, yang bakal menyemarakkan aktivitas umat Islam New York, yang sebelumnya telah memiliki 9 masjid.

Gereja yang telah terjual sebenarnya bukan hanya Queen of Peace saja. Ia merupakan gereja Katolik kedelapan yang sudah terjual di Bufallo, semenjak tahun 2006. Dan Keuskupan masih juga berusaha untuk menjual 30 properti lainnya, 7 diantaranya gedung yang berada di kota itu.

Beberapa gereja Amerika lainnya, ada juga yang memiliki nasib serupa dengan Queen of Peace. Yakni, sengaja dijual, untuk menutupi kekurangan dana yang melanda komunitas gereja. Adalah gereja St. Matthew, sebuah gereja yang berlokasi di Indian Orchard juga dijual. Sebelumnya, gereja yang telah berusia 140 tahun lebih itu telah dipromosikan selama lebih dari satu tahun.

Gereja yang dibangun sejak tahun 1864 itu dibeli oleh Komunitas Islam Turki-Amerika, dengan harga 150 ribu dolar, atau sekitar 1,4 milyar rupiah. Dan pada bulan Oktober 2006, kepemilikan bangunan itu sudah resmi berpindah ke komunitas tersebut.

Pada awalnya, gereja tua itu dijadikan tempat ibadah para imigran Irlandia yang sebagian besar bekerja di pabrik-pabrik Indian Orchard dan Ludlow. Kegiatan di gereja itu sempat aktif selama beberapa tahun, kemudian didirikanlah Paroki St Matthew pada tahun 1879.

Komunitas Islam Turki-Amerika menginginkan bangunan tua itu, karena keanggotaan komunitas ini sudah mencapai 80 keluarga, sehingga mereka memerlukan tempat ibadah sendiri. Dan kemungkinan, tidak hanya anggota Komunitas Islam Turki-Amerika yang bakal meramaikan kegiatan ibadah di tempat itu, tapi komunitas Meshkitian Turki juga ikut bergabung. Mereka merupakan pengungsi dari bekas Republik Soviet Georgia. Mereka mulai menetap di wilayah itu setahun yang lalu. Demikian lansiran dari Catholic News (12/7/2006).

Nasib gereja Utica, juga nyaris sama dengan dua gereja di atas. Sebagaimana diberitakan oleh uticaod.com (28/3/2008), bangunan yang beralamat di 306 Court Street, yang lengkap dengan menara itu telah dinego, oleh Bosnia Islamic Assocation of Utica (Komunitas Islam Bosnia Utica) sejak Maret 2008 lalu. Mereka telah menemui Walikota David Roefaro, guna membahas kemungkinan penjualan bangunan bekas gereja yang dulu dimiliki oleh United Methodist Church (Persatuan Gereja Metodis) itu.

Penawaran itu disambut posistif oleh walikota, karena sejak bangunan itu beralih tangan ke pemerintah kota, tidak ada satu pihak pun yang berminat untuk membelinya. Bahkan pada tahun 2006 tagihan air sebanyak 208 dolar pun belum dibayar. Sedangkan untuk menghancurkannya, juga memerlukan biaya tidak sedikit, yakni membutuhkan biaya kurang lebih satu juta dolar.

Jika penjualan itu disetujui oleh Dewan Umum, maka di Utica akan hadir satu-satunya masjid bermenara, yang mampu menampung 600 jama’ah. Padahal di akhir tahun 2008 Bosnia Islamic Assocation of Utica yang mayoritas anggotanya adalah pengungsi itu telah membangun masjid di kawasan Albany Street dan Maria Street. Setelah sebelumnya mereka beribadah di masjid yang didirikan oleh Muslim Community Association (Perkumpulan Komunitas Muslim) di Kemble Street.. [Thoriq/SAHID/www.hidayatullah.com]


30 Tahun Berjuang, Ubah Gereja Jadi Masjid

Monday, 28 December 2009 14:45

Di Clitheroe, mengubah gereja untuk dijadikan sebuah masjid, tidak semudah mengubah gereja untuk dijadikan pabrik

Hidayatullah.com--Dulu bangunan besar dengan dinding bata merah yang “teronggok” di kota Clitheroe itu tidak ada yang merawat dan tidak pula berpenghuni. Bangunan yang dikenal dengan nama Mount Zion Methodist Church (Gereja Metodis Bukit Zion) sudah ditinggalkan para pengikutnya, sejak tahun 1960. Dimana saat itu, praktik Rata Penuhperibadatan Kristen Inggris mengalami penurunan drastis. Setelah kosong dari jama’ahnya, gedung yang telah berdiri sejak abad ke 19 itu menjelma menjadi pabrik selendang yang mengekspor produknya ke Timur Tengah. Atap runcing dengan salib di puncaknya ikut berjajar dengan cerobong pabrik-pabrik lainnya di kota industri yang berjarak 20 mil dari Manchester itu.

Namun pada tanggal 21 Desember tahun 2007, “pabrik selendang” itu mulai memasuki sejarah barunya. Ia akan segera beralih fungsi menjadi tempat yang amat dihargai dan disucikan. 300 Muslim Clitheroe, telah siap memakmurkannya. Dengan sedikit renovasi, maka tidak ada yang barubah atau berkurang dengan bangunan itu. Hanya salib di puncak atap yang akan segera diturunkan.

Lembaran baru itu berganti setelah 150 anggota dewan kota setempat berkumpul guna memberikan suara mengenai persetujuan perubahan “mantan” gereja itu menjadi masjid. Hasilnya, suara pihak yang menyetujui perubahan mencapai 7-5. Walau di luar gedung para polisi telah mempersiapkan diri, tapi tidak terjadi tindakan anarkis di lokasi tersebut.

Tentu saja peristiwa itu amat berharga bagi umat Islam Clitheroe. Karena mereka telah melakukan usaha berliku-liku selama 30 tahun guna mewujudkan cita-cita untuk memiliki tempat ibadah sendiri. Dipimpin oleh Bagaskara Arshad (31), seorang manajer proyek di British Aerospace, mereka dengan susah-payah mengurus perizinan untuk mendirikan masjid.

Sebenarnya, yang dilakukan Arshad adalah meneruskan usaha ayahnya, Muhammad Arshad, imigran Pakistan yang datang ke kota itu sejak tahun 1965. Akan tetapi sayang, sampai ia meninggal pada tahun 2000, keinginan untuk membangun masjid belum tercapai.

Untuk satu masjid saja, 8 aplikasi permohonan sudah dibuat. Tidak hanya itu, Arshad juga telah meminta izin kepada dewan perwakilan kota setempat, untuk membeli rumah sederhana di pinggiran kota dan membeli tanah. Akan tetapi semua itu ditolak. Tak jarang ucapan yang bernada pelecehan juga ia terima, karena sering kali di rapat anggota dewan ia mendengar olokan,”Pulanglah Paki!”

Tidak hanya itu, beberapa surat pembaca telah ditayangkan dua media lokal, The Clitheroe Advertiser dan Times. Surat itu berisi peringatan akan “ancaman” dengan adanya aktivitas umat Islam di Clitheroe. Mereka ditakutkan bisa berkembang pesat seperti yang terjadi di dua kota indutri lainnya, yakni di Blackburn dan Priston, yang memiliki populasi umat Islam lebih banyak.

Akan tetapi, bagi Arshad, hambatan yang ada tidak menjadikannya patah semangat, justru hal itu membuatnya merasa lebih tertantang. Ia merasa berhak mendapatkan izin membangun masjid karena ia merasa bahwa kewajibannya sebagai warga negara telah ditunaikan. Maka haknya sebagai warga negara pun harus dipenuhi. ”Saya pikir, kenapa saya diperlakukan kurang baik? Seperempat gaji saya juga terkena pajak. Saya ingin membangun masjid.” Ungkapnya kepada The New York Times (2/4/2007).

Usaha terus dilakukan laki-laki bercambang lebat ini. Salah satunya mengorganisir kegiatan untuk menunjukkan bahwa Islam bukanlah ancaman. Salah satunya dengan mendirikan Pusat Studi Islam Madinah, untuk kalangan dewasa, yang menerima pelajar dari berbagai agama. Ia pun terus-menerus menjalin hubungan dengan dewan kota setempat. Tidak hanya itu, pendidikan, kecakapan berkomunikasi dengan logat lokal, serta posisinya sebagai pemuda yang tumbuh dan tinggal di kota itu turut memberi kontribusi, hingga dukungan sebagian besar anggota dewan mengalir kepadanya di malam yang bersejarah itu.

Tapi, walau demikian pihak-pihak yang membenci peralihan fungsi Mount Zion Methodist Church menjadi masjid tetap ada. Mereka tetap menilai bahwa umat Islam tidak akan berhenti dengan pembangunan masjid saja. Dan sepertinya, “perseteruan” ini tidak akan pernah berakhir. Terbukti, setelah hasil voting menunjukkan bahwa “kemenangan” memihak kepada umat Islam. Beberapa orang menyerang bangunan bekas gereja itu, hingga beberapa kaca jendela pun pecah. [Thoriq/Sahid/www.hidayatullah.com]



Rabu, 13 Januari 2010

Manisnya Iman


Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu, .. (QS. 49:7)

Sebagai orang yang beriman, tentu kita semua mendambakan dan ingin merasakan bagaimana manisnya iman dalam kehidupan ini. Apakah saat ini kita telah merasakannya, wallahu a’lam. Akan tetapi dengan memiliki indikator-indikator tertentu, mungkin dapat dijadikan parameter untuk menilainya.

kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. 3:139)

Percaya diri, tidak merasa rendah diri kepada siapapun, dengan kodisi yang dimiliki. Bagaimanapun kondisi status, ekonomi, sosial, dan pendidikannya. Tidak malu melakukan kewajiban atau meninggalkan larangan agamanya, meskipun dianggap kuno oleh orang lain, tentu saja juga tidak berlaku sombong dengan agamanya. Kita orang-orang beriman adalah paling tinggi derajatnya disisi Allah.

maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. 2:38)

Kesulitan dan tantangan apapun yang dihadapinya tidak membuat khawatir dan takut karena dia yakin Allah akan menolongnya. Dan apabila ia kehilangan sesuatu, sebesar apapun peristiwanya, dia tidak merasa bersedih, karena sejatinya segala sesuatu adalah kepunyaan Allah dan semua akan kembali kepadaNya. Apapun yang terjadi, itu adalah ketentuan Allah dan dia ridho menerima dan yakin bahwa itulah yang terbaik bagi dirinya.

Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijalan Allah ‘Azza Wa Jalla. (HR. Ahmad)

Harta yang banyak bukan merupakan tujuan utama dalam bekerja. Harta yang banyak tanpa bekerja keras, misalnya karena warisan atau hadiah, adalah kekayaan yang menjerumuskan. Bekerja keras dengan menggunakan seluruh potensi yang dimiliki; tenaga, kecerdasan, bakat, modal, dsb. itulah yang terutama dan bukan pada hasilnya. Bukankah dalam bekerja keras itulah proses amal shaleh mengalir, bahkan bekerja keras sama dengan jihad seperti pada sabda Rasulullah diatas.

Saudaraku, sungguh banyak sifat-sifat yang dapat mengantarkan kita kepada manisnya iman, namun dengan menghayati dan mempedomani beberapa ayat dan hadist diatas dalam kehidupan kita, insya Allah kita bisa sampai kesana, merasakan manisnya iman. Hal ini sejalan dengan hadist berikut :

Diriwayatkan dari Anas ra., dia telah berkata: Nabi Saw telah bersabda: “Tiga perkara, jika terdapat di dalam diri seseorang maka dia akan memperoleh kemanisan iman: “Mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi kecintaannya terhadap sesuatu yang lain, mencintai seseorang semata-mata hanya karena Allah, tidak suka kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkan dirinya dari kekafiran sebagaimana dia merasa tidak suka dicampakkan ke dalam siksa neraka.” (HR. Buhari, Muslim, Nasa’i)


Kamis, 07 Januari 2010

Anakku Dirampas karena Aku Memilih Islam


Kalau bukan karena kemurahan Allah, sudah gila aku menghadapi liku-liku perjalanan nasib. Murka keluarga, cacian sanak kerabat, cemoohan teman, memberondongku tanpa ampun. Bak anjing kurapan pembuat onar, ali disiksa sadis. Bahkan selembar selembar nyawa ini nyaris hilang. Muaranya satu, karena aku masuk Islam.

Mulanya memang aku seorang Katolik taat. Orangtuaku pimpinan dewan gereja. Mereka terpandang dan sangat dosegani. Bukan status sosialnya saja yg membuat pamor tersohor, tapi juga kekayaan yang kami miliki. Banyak orang menjuluki kami tuan tanah. Gemilang kemewahan membuat pribadiku keras hati. Apa saja mauku selalu ingin dituruti. Tapi, lama lama hatiku meradang. Tanpa tahu penyebabnya, aku kerap dilanda perasaan resah. Bosan. Tidak bersemangat.

Persaan tak karuan itu kontan berpengaruh pada seluruh kegiatanku. AKu jadi suka bolos sekolah dan malas kegereja, Sampai guru dan teman teman mencapku anak nakal. Padahal sebenarnya aku sering menyendiri. Ingin mencari jati diri.

Hingga suatu saat, aku disadarkan pada sebuah takdi yang harus kuterima. Aku seringkali didatangi mimpi mimpi aneh. Keanehan mimpi itulah yang akhirnya membuat perubahan besar dalam hidupku.

HIDAYAH LEWAT MIMPI
Lelaki paruh baya berbaju dan bersorban putih dengan selendang hijau tiba tiba muncul dalam mimpiku. Dia menanti dipertigaan jalan yang biasa kulewati menuju gereja. "Nak, jalan kamu bukan kesitu!" tegurnya. Lalu dia tunjukkan sebuah jalan lurus yang bercahaya. Setiap kali mau melangkah, ada telapak tangan bertuliskan Lafaz Allah.

Ugh.. untung cuma mimpi. Sebagai orang Katolik, aku khawatir dengan mimpi ini. Namun ternyata malam malam berikutnya, mimpi yang sama terulang lagi. Sejak saat itulah aku dilanda perasaan aneh. Semacam dis-orientasi. Aku enggan bersekolah. Ke gereja pun tidak sama sekali. Anehnya aku malah penasaran terus mengenal Islam.

Mimpi senada terus mendatangi selama setahun lebih. Bahkan suatu ketika, setiap mau tidur, di dalam kamarku sering kudengar orang sholawatan, qasidahan, serta segala ritual lain yang biasa dikerjakan umat Islam. Penasaran, lalu kutanyakan pada orang seisi rumah, apakah mereka mendengar seperti yang kudengar. Ternyata tidak. Malah ketika kuceritakan mimpi-mimpi anehku, mereka mengatakan bahwa mungkin leluhurku yang beragama Islam sedang kangen padakui.

Aku tak digubris. Sementara mimpi anehku datang lagi. Kali ini aku dikasih jubah putih. "Pak, saya kan Katolik, bagaimana mungkin saya Shalat?" tanyaku. Lelaki itu lalu mengajakku ketanah lapang. Disana banyak sekali orang berpakaian serba putih. Oleh lelaki itu aku diajarkan membaca Al-Qur'an, dituntun mengucapkan Dua Kalimat Syahadat. Herannya dengan pasrah kurelakan diriku melakukan semua itu.

"Pegang tongkat ini nak, bimbing orang-orang itu pergi Haji!", pesanya. Hatiku dilanda ketakutan luar biasa. Tak lama kudengar azan. Badanku bergetar menggigil. Setelah azan, dalam mimpi itu kubaca surah Yaasin.

Apa sebenarnya maka mimpi itu? Dalam mimpi aku diajarkan membaca Al-Qur'an, begitu terjaga benar benar bisa kubuktikan bahwa aku bisa. Subhanallah... Hatiku yang lusuh kontan terang.

Ada perasaan pedih jika aku meninggalkan shalat. Sementara kalau tidak kegereja, hati ini biasa biasa saja. Perasaanku kini gampang melunak, mudah tersentuh, padahal sebelumnya sangat egois. Hati jadi lembut. Mengapa bisa hanya dengan mempelajari buku-buku Islam aku berubah seperti ini? Sekonyong konyong aku menjadi pribadi penuh santun dan menghormati orang lain.

BABAK AWAL PENYIKSAAN ITU
Sejak itu kudalami Islam. Kubeli buku buku tuntunan ibadah, beberapa kaset ceramah K.H. Zainudin MZ yang waktu itu jadi trend, serta sebuah jilbab. Tentu saja kegiatan baru itu ini kulakukan tanpa sepengetahuan keluarga. Aku sangat menikmatinya. Maka lama-kelamaan sudah bisa kulaksanakan sholat, puasa, bahkan berjilbab.

Syahdan aku menjadi muslim sebelum aku benar-benar sah sebagai seorang muslim. Inikah hidayah itu?

Interesku akan jilbab ini memicu tindakan yang lumayan ekstrim. Alu sering datang ke mesjid layaknya seorang muslimah. Aku ingin bertanya pada orang-orang disana tentang tata cara gerakan sholat. Aku tahu tindakan ku bakal menuai resiko besar. Kalau sampai penyemaranku sampai terbongkar, aku pasti dibunuh.

Tapi kawan, tidak bisa kugambarkan perasaan ini ketika aku telah mengenal Islam. Ketika aku membawa AL-Qur'an, Tasbih, Yaasin, hatiku tenang. Relung hatiku syahdu.

Untuk mempelajari Islam lebih lanjut, kudatangi sanak kerabat yang muslim. "Bisa gila aku kalau sampai tidak bisa masuk Islam, kak!" kataku kepada mereka. Malangnya, reaksi mereka diluar dugaanku. Tak satupun yang percaya bahwa aku ingin masuk Islam. Mungkin karena keluargaku termasuk keluarga Katolik berpengaruh, mereka tak mau ambil resiko jika harus menampungku.

Serapat rapat bangkai ditutup pasti akan tercium juga. Saat pembagian raport, 'aktivitas baruku' akhirnya terbongkar. Pasalnya pihak sekolah memberitahu orangtuaku bahwa aku nunggak bayar SPP berbulan-bulan. Belum lagi aku sering bolos sekolah. Aku di interogasi. Aku bersikukuh tidak menceritakan aktivitasku yang sedang mendalami Islam.

Hingga suatu ketika aku berpapasan dengan teman kakakku dijalan. Dia mengamatiku penuh selidik. Sebab waktu itu aku sedang berjilbab. Jujur aku gugup. Takut ketahuan. Ternyata benar firasatku. Saat tiba dirumah, aku langsung babak belur dihantam oleh kakakku yang kebetulan seorang tentara.

Masya Allah. Inilah awal petaka itu. Seperti orang kesurupan , tubuhku dihujani pukulan dan tendangan. Aku roboh. Sepatu laras dengan tubuh besarnya menginjak tubuhku yang tak berdaya. Dari ujung rambut sampai kaki. Oh Tuhan. Sakit sekali. Darah bereceran. Aku pingsan. Bibirku robek. Badanku biru lebam.

Celakanya tidak satupun yang mau melindungiku. Malah mereka menggeledah kamarku. Mereka temukan semua "simpananku", Al-Qur'an, buku-buku tuntunan ibadah, tasbih, sajadah. Mendapatkan itu semua, kakakku yang kejam makin blingsatan menyiksaku.

Allahui Akbar. Tubuhku tak kuat lagi. Tapi hei, anehnya nyaliku ini sama sekali tak ciut. Semakin keras sikasaan menimpaku, semakin aku merasa punya kekuatan.

"Ananda ingin masuk Isam..." pintaku lirih dengan suara parau."Gila kamu! Sinting!! Otakmu sudah tidak waras!! teriak saudara saudaraku. Bak pencuri yang tertangkap basah, aku jadi bulan bulanan. Yaa Allah! Tolong aku!

MALAIKAT PENOLONG
Mereka menduga aku dipengaruhi oleh seseorang. Untuk anak sebayaku yang sedang ranum begini, jejaka mudalah yang jadi sasaran curiga mereka. Dikiranya aku sedang menjalin kasih dengan seorang pemuda muslim. Padahal pacaranpun aku tidak pernah.

Sejak peristiwa itu aku dikurung. Setiap hari, setiap jam, setiap menit, mereka menegorku, Pukulan bak suguhan makanan. Dalam satu minggu, kadang lebih dari 20 kali kakakku menyiksaku. Tapi masya Allah, semakin aku ditekan begitu, keinginanku masuk Islam malah semakin kuat. Ketenangan dan kedamaian yang kutemukan dalam Islam membuatku mudah berbesar hati.

Satu satunya cara agar aku lepas dari cengkeraman keluarga adalah keluar dari rumah. Kuutarakan pada keluarga bahwa aku ingin melamar kerja disebuah perusahaan besar. Padahal yang terpikir olehku adalah melamar jadi pembantu. Entah kenapa mereka membiarkan aku melenggang.

Jauh dari rumah kurasakan kebebasan nyata. Tapi aku belum juga melaksanakan niatku untuk masuk Islam. Sampai akhirnya aku bertemu dengan seorang pria. Dia seorang Intel. Kayaknya bertemu kawan lama, kuceritakan keinginanku masuk Islam dan penyiksaan keluarga.

Dia sangat terkejut. Sadar akan bahaya yang mengintaiku setiap saat, dia menawarkanku untuk pergi kekapmpung halamannya. Disana aku ditempatkan disebuah pondok pesantren. Dan atas bombingan tokoh agama setempat akhirnya aku dibimbing mengucapkan Dua Kalimat Syahadat.

MEREKA MERAMPAS ANAKKU
Rupanya lelaki yang menolong itu ditakdirkan Allah menjadi suamiku. Beberapa bulan kemudian kami menikah. Dan tak lama kami dikaruniai anak. Aku hamil. Melihat kebahagiaan ini, menyarankan agar aku silaturahmi mengunjungi orang tua dan sanak keluargaku. Mungkin dengan kehadiran anakku nanti hati mereka lunak.

Aku pulang seorang diri karena suami sedang ditugaskan keluar daerah. Begitu sampai dirumah, ternyata drama penyiksaan itu kembali disuguhkan. Aku dikurung hingga waktu melahirkan. Kondisiku yang berbadan dua ternyata tidak mengibakan hati mereka. Bahkan ketika aku berhasil melahirkan, anakku langsung direbut.

Kawan, hati ibu mana yang rela dipisahkan dari anaknya. Tak boleh aku berdekatan dengan anakku. Bahkan untuk menyusui sekalipun. Selama aku tidak mau ke gereja tak akan ada kesempatan menimang anakku.

"Apa kamu bisa besarkan anak padahal kamu kere!" Begitu jawaban saudara saudaraku jika aku meminta anakku. Hatiku remuk redam.

Mereka kembali mengejekku, menertawakanku. "Rasain, siapa suruh masuk Islam!" Kesalahan sedikit yang kubuat selalu dijadikan senjata oleh mereka untuk mengintimidasiku. Bahkan saat anggota keluarga yang lain yang melakukan kesalahan, tetap kesalahan dituduhkan padaku. Mereka ciptakan jarak, sepertinya aku ini tak pantas berada ditengah tengah mereka.

Sampai suatu ketika ada kesempatan untuk kali kedua, aku kembali berhasil kabur. Walau harus kutinggalkan anakku. Kelak jika Allah mengizinkan aku akan menjemputnya.

Saat itu sedang ramai ramainya orang mendaftarkan diri sebagai TKW. AKu ikut mendaftar dengan harapan bisa dibawa pihak perusahaan pergi jauh.

SUAMI SELINGKUH
Aku kembali ke kampung halaman suamiku. Namun mertuaku kecewa karena tak bisa melihat cucunya. Sementara suami yang sedang tugas di rantau tak juga kembali. Malah kudengar kabar suamiku selingkuh. Aku berusaha sabar. Apapun yang terjadi. Alhamdulillah, akhirnya rumah tangga kami selamat. Bahkan tak berapa lama kami dikarunai beberapa anak.

Namun itu tak lama. Suamiku kambuh lagi. Bahkan lebih parah. Dia jarang pulang. Sering menginap dirumah kos wanita simpanannya. Padahal aku sedang hamil lagi. Ya Allah, semoga ujian ini menjadi jalan agar kau tambah sayang padaku!.

Aku jalani kehidupan rumah tangga seperti biasa. Aku berusaha tak mau tahu walaupun tahu. Namun aku tak mau dibuat bimbang, apakah suami menceraikanku atau tidak. Akhirnya, kutemui suami ditempat simpanannya. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Kudapati suami sedang tidak berbaju dengan perempuan itu. Dan teganya dia mengusirku sambil menjatuhkan talak.

Sempat kupikir, mungkin suami begini karena aku tak kerja (lantaran hamil). Memang penghasilanku cukup lumayan. Bahkan dari hasil kerja kerasku bisa kubangun rumah, beli kendaraan, tanah, ternak sampai menyekolahkan saudara-saudara iparku.

Aku tetap ingin mempertahankan rumah tanggaku. Subhanallah. Allah Maha Mendengar. Suamiku sadar kembali. Tapi inipun tak lama. Suamiku selingkuh lagi. Parahnya kini dia jadi tukang pukul. Tidak ada ujung pangkalnya, dia sering memukuliku. Dia tidak mau menyentuhku. Bahkan dengan tegas dia mau tinggal dengan simpanannya. Yang sangat menyakitkan, dia membawa anak anak kerumah kontrakan itu.

Dihadapkan pada persoalan sebesar in, beruntung kepalaku tetap dingin. Perasaanku tetap tenang. Tidak mudah tersulut emosi. Aku sendiri heran, mengapa aku bisa sekuat ini.
Ketika kuputuskan mendatangi suamiku, rasa cemburu dan amarah bisa kutekan. Malangnya, dia malah menjatuhkan talak, memaki dan menempelengku.

Yang kusesalkan, ulah suamiku kali ini didukung bapak mertua dan saudara-saudaranya. bahkan bapak mertua rela menceraikan ibu mertuaku gara-gara ibu mmebelaku.

Suamiku semakin gila. Kini dia berani membawa simpannnya kerumah. Bahkan berbuat mesum dikamar. Kutemukan suami sedang berzinah. Seketika itu juga aku pingsan. Dan disaat aku tak sadar, mereka sedang siap-siap kabur. Menyadari situasi yang membahayakan anaknya, bapak mertua membantu kabur sambil membawa anak-anakku. Aku heran, kenapa mertua mendukung anaknya dalam kemaksiatan?

Begitu siuman muka dan badanku dihantam ketembok. Sampai bibirku sobek. Saat itu juga dia jatuhkan talak tiga. Aku berusaha mengiba agar dia jangan menceraikanku. Namun ia menjawabnya dengan tendangan. Ya Allah, kuabdikan diri ini untuk mereka, suami dan keluarganya. Karena kuanggap orangtuaku telah tiada. Namun tak satupun peghargaan diberikan atas pengorbananku.

Tak kusangka tanpa sepengetahuanku rumah dan harta bendaku telah dibalik nama atasnama suami dan nama saudara saudaranya. Aku diusir. Setelah sebelumnya mereka mengeroyokku. Semua pintu rumah ditutup. AKu dicekik. Aku megap megap teriak minta tolong. Oh teganya mereka melakukan ini, padahal aku sedang hamil lagi. Mirisnya mertuaku tak percaya. Ia menuduhku bahwa itu bukan janin cucunya.

Aku bingung mau kemana. Untuk beberapa saat aku hidup dari belas kasihan orang lain. Hingga akhirnya aku lari kepondok pesantren.

Tak berapa lama kudengar kabar suami meninggal. Ia tewas tertembak saat sedang bertugas. Allah memisahkan kami saat kami belum berbaikan. Tapi sudah kuikhlaskan semua kelakuannya. Tidak ada kebencian sedikitpun terhadap dia. Kuanggap dia sedang tersesat dan harus dibimbing. Akupun berusaha berpikir positif. Kalau dia hidup hanya akan terus menerus berbuat dosa, lebih baik dia diambil Allah.

Masa melahirkan semakin dekat. Aku tak ingin merepotkan orang lain. Termasuk pihak pesantren. Dengan berbagai pertimbangan, kucoba telpon kerumah. Tak diduga respon mereka baik. Bukan seperti yang kubayangkan. Mereka berjanji tidak akan menyiksaku jika aku pulang.

LEPAS DARI MULUT HARIMAU, KEMBALI KE MULUT BUAYA
Sambutan hangat benar-benar kurasakan saat kakiku kembali menginjak rumah. Terima kasih, ya Allah, mereka tulus menerimaku. Tidak ada yang mencurigakan. Tapi belum genap sebulan, penyiksaan gila itu terulang lagi. Bahkan kini lebih sadis.

Aku tidak diberi makan, Kalaupun dusuguhi makanan, makanan itu makanan haram, seperti daging babi atau anjing. Dua anakku telah berhasil dibaptis. Sementara yang belum terus dibiasakan ke gereja.

Aku berusaha mencuri kesempatan bercengkrama dengan anak anak. "Kakak dan adik saya nggak, sama mama?" tanyaku. Mereka mengangguk. AKu mewanti wanti. "Ingat ya nak, apa yang sedang kita lakukan disini adalah pura-pura. Pura pura kristen. Inga ya nak, kita ini orang Islam, sayang. Insya Allah, Allah selamatkan kita".

Pilu tak tertahankan. Aku merasa sebatangkara. Tiada teman curhat. Aku ingin tumpahkan semua beban ini pada Allah. "Ya Allah... ingin sekali kugenggam tanganMU..". "Kenapa aku tidak dilahirkan dalam keadaan Islam saja!"

YA ALLAH TOLONG KAMI
Kabur sedari dulu kurencanakan. Tapi penjagaan ketat membuatku tak berkutik. Lagi pula aku bingung mau kabur kemana? Tetapi kalau tidak lari mereka akan membaptis anak anakku. Aku khawatir akidah anak anak akan terkikis.

"Allahu Akbar.. Dia yang Maha Mendengar dan Melihat" membukakan jalan. Sehari sebelum dibaptis, hujan besar terus menerus. Dari pagi kemalam, hingga pagi lagi. Semua penghuni rumah terlelap. Biasanya mereka tidur diruang tengah sambil mengelilingi anak anakku. Tapi malam itu mereka masuk kamar masing masing.

Kuajak anakku tiga orang. Sementara yang dua tidak bisa. Tak mungkin mereka kubawa lari semua, berjalan selama berkilo-kilo menuju kerumah saudaraku yang Islam. Sayangnya tidak satupun yang mau menerima kami, karena mereka tahu kondisi pengawasan terhadapku semakin gawat. Mereka takut keluargaku yang terpandang dan punya pengaruh besar itu mengamuk.

Yang bisa mereka lakukan hanya memberi sumbangan ala kadarnya. Saat itu juga terkumpul dana 300 ribu rupiah. Aku disuruh kerumah saudara yang ada di pulau seberang.

Maka malam itu juga kami ke dermaga. Malangnya kapal baru berlayar dua hari lagi. Oh jadi selama itu kami harus bermalam di dermaga.

Perasaan haru dan bersalah tak bisa kututupi melihat ketiga buah hatiku. Yang kelas kelas 3 & 1 SD, serta yang berumur 1.5 tahun. Kami bertahan hidup dengan makan seadanya. Beruntung kedua anakku yang bersekolah sudah biasa puasa, sehingga dua bungkus nasi sudah cukup untuk makan sehari.

Pelarianku kepulau seberang ini ternyata tak bisa bertahan lama. Kabar tentang keluargaku yang tahu akan keberadaanku membuat saudaraku dipulau itu panik. Mereka tahu dari daftar nama penumpang. Apa susahnya bagi kakakku tang tentara itu menyelidiki keberadaanku??

Akhirnya kuputuskan untuk kembali kerumah mertua. Apapun resikonya. Yang terpenting bagiku saat itu adalah menyelamatkan aqidah anak-anakku. Meski mertua kejam kepadaku, tapi tidak kepada cucu-cucunya.

Adapun pekerjaanku disebuah LSM Internasional kini sudah berakhir. Rupanya atasanku dekat dengan tanteku yang Katolik. Bosku membujuk agar aku kembali lagi ke Katolik. Aku ditawari rumah mewah dengan wilayah domisili dibeberapa negara hebat didunia. Bahkan dia akan membuat asuransi pendidikan buat anak-anakku agar dapat bersekolah sampai level tertinggi.

Biarlah kesengsaraan menggelayutiku. Toh kedua tangan dan kakiku masih berfungsi. AKu akan cari kerja lagi. Aku ingin dapat tempat tinggal agar cepat bisa berkumpul dengan anak-anakku.

Nun jauh dilubuk dasar hatiku terselip perasaan rindu dapa orang tuaku. Demi Allah, aku masih menyayangi mereka meski aku disisihkan dan disampakkan. Yang aku inginkan hanyalah pengertian mereka akan keputusanku memilih islam.

Pernah kucuci kaki kedua orangtuaku dan kuminum air basuhannya. Tapi mereka bergeming. Dan akupun sama. Tak sejengkalpum kuubah pendirianku dan kembali keagama lama. Walau harus kehilangan segala-galanya, aku rela. Tapi aku tak rela jika Islam tercerabut dariku dan aku meninggal dalam keadaan murtad, tanpa menyebut nama Allah, tanpa zikir Laa Ilaaha Illa Allah... Aku tidak rela

Sumber : Tabloid Hidayah "ediri 75" Oktober 2007"
Catatan : dengan berbagai pertimbangan atas permintaan nara sumber, redaksi tidak dapat mencantumkan identitas pribadi saudara kita ini beserta fotonya. Semoga menjadi maklum


Rabu, 06 Januari 2010

Berikan yang dimiliki


Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). [QS. 93:11]

Memberi biasanya dipahami sebagai suatu sikap atau kegiatan yang dilakukan seseorang karena memiliki sesuatu yang berlebih dari kebutuhannya. Kalau statemen ini disepakati, maka spektrum yang berkaitan dengan beri memberi ini sangat luas. Senyum, berarti memberi kegembiraan. Ringan tangan, berarti memberi bantuan tenaga kepada orang lain. Nasehat, membagi dan memberi ilmu dan hikmah. Service, memberi pelayanan. Opini, memberi gagasan dan pengalaman. Sedekah, memberi sebagian harta, dst...

Demikianlah beberapa contoh darimana timbul dan asalnya potensi untuk memberi, sehingga siapapun kita, selalu banyak hal yang dapat diberikan. Jangan membatasi pemberian hanya pada sekedar uang atau harta lainnya, bahkan sebenarnya orang kaya adalah orang yang paling banyak menerima dan paling sedikit memberi.

Dalam Hadist Bukhari Muslim dari Abi Hurairah diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "…menolong orang dengan mengangkut barangnya dengan kendaraannya atau mengangkatnya adalah sedekah, mengucapkan kalimat yang bagus adalah sedekah, setiap langkah seseorang menuju shalat adalah sedekah, dan menyingkirkan duri-duri di jalanan adalah sedekah". Pada riwayat yang lain mengatakan ”... menemani mereka ketika sakit, atau menolong orang yang minta tolong, atau membuka kesusahan mereka, menjauhkan mereka dari sedih dan duka, memerintahkan kebaikan, tasbih, takbir, tahmid, tahlil, semuanya adalah sedekah, bahkan berhubungan dengan isteri juga adalah sedekah ".

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. [QS. 2:263]

Pemberian, dalam bentuk apapun, bertujuan untuk meringankan beban dan kesulitan yang dialami seseorang, sehingga apabila hal ini menjadi tabiat dan kebiasaan, maka alangkah berbahagia kita, karena Allah telah menjanjikan melalui RasulNya :

Barangsiapa yang memberi kemudahan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, maka Allah akan memberi kemudahan kepadanya di dunia dan di akhirat. (HR. Muslim)

Saudaraku, bagaimanapun kondisi kita, tanamkanlah dalam hati dan pikiran bahwa potensi untuk member;, mungkin itu berupa memberi maaf, buah pikiran, wawasan, informasi, doa, pengalaman, waktu, ilmu, harta, dst..., adalah jauh lebih besar daripada potensi untuk meminta. Disinilah kita memaknai menyampaikan atau menyebut-nyebut serta mensyukuri nikmat sebagaiman disebutkan pada ayat diatas. Memang kebahagiaan yang kita peroleh jauh lebih berbobot ketika memberi dari pada ketika menerima, Rasulullah bersabda;

“Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang dibawah. Tangan yang di atas adalah si pemberi, sedang tangan yang di bawah adalah si peminta” [HR Bukhari No. 1429 dan Muslim No. 103]