************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Minggu, 28 Februari 2010

Doa Akselerasi

Ya Allah, aku bukanlah orang berlimpa harta, tetapi aku ingin beramal seperti mereka dengan hartanya.

Ya Allah, aku bukanlah seorang penguasa, tetapi aku ingin beramal seperti mereka yang dengan kekuasaannya membuka jalan sehingga banyak orang lain yang merlakukan perbuatan baik.

Ya Allah, aku bukanlah seorang ulama, tetapi aku ingin beramal seperti mereka yang dengan ilmunya banyak memberi petunjuk kepada orang lain.

Ya Allah, aku hanya hamba yang dhaif yang ingin dapat bermanfaat bagi hambaMu yang lain.

Ya Allah, tuntunlah aku dalam dalam berbuat sehingga meskipun kecil tetapi bermanfaat untuk sebanyak mungkin hambaMu

Ya Allah, lipatgandakanlah kekuatanku untuk melakukan peribadatan kepadaMu

Ya Allah, lipatgandakanlah pujianku kepadaMu sebanyak makhlukMu di langit dan di bumi

Sabtu, 27 Februari 2010

Jalan mudah ke surga


Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. [QS. 2:82]

Banyak orang yang membayangkan bahwa jalan menuju surga itu sulit. Padahal ayat diatas mensyaratkan hanya dua yaitu; beriman dan beramal saleh. Bahwa dalam perjalanan untuk menjaga keimanan dan mengerjakan amal saleh banyak tantangan yang harus dihadapi, tetapi itu bukan hal yang sulit kecuali bagi orang-orang yang malas dan bodoh.

Rasulullah Saw bersabda: “Semua ummatku akan masuk surga, kecuali orang yang enggan (tidak mau).” (HR Bukhori)

Syarat masuk surga sesuai dengan lanjutan hadist diatas hanyalah mengikuti dan mentaati Rasulullah, sedangkan yang enggan adalah yang tidak mentaati beliau.
Rasulullah bersabda “Barangsiapa mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan keikhlasan hati, pasti ia masuk surga.” (HR. Ahmad)

Alangkah menariknya hanya dengan satu kalimat yang diucakan dengan penuh keihklasan dan konsisten mengamalkan dalam seluruh aspek kehidupan, menjadi jaminan ke surga.
"Allâhumma Anta Rabbî, lâ ilâha illâ Anta, khalaqtanî wa ana 'abduk-a wa ana 'alâ 'ahdik-a wa wa'dik-a mastatha'tu, 'aûdzu bik-a min syarri mâ shana't-u. Abûu lak-a bini'matik-a 'alayya wa abûu bidzanbî, faghfirlî fa innah-û lâ yaghfiru- dzdzunûb-a illâ Anta"

Barangsiapa melafadzkannya di pagi hari dengan meyakininya, kemudian ia wafat pada hari itu juga sebelum datangnya sore hari, maka ia termasuk ahli sorga. Dan barangsiapa melafadzkannya pada malam hari dan ia meyakininya kemudian ia wafat sebelum datangnya pagi hari, maka ia termasuk ahli sorga. (HR. Bukhari dan An-Nasa i)

Dengan Sayyidul Istighfar ini kita mengikrarkan kembali keesaan Allah, pengakuan sebagai hamba yang banyak berlumur dosa dan memohon ampunan kepadaNya. Nah, apalagi yang menghalangi kita masuk surga kalau Dia berkenan mengampuni dosa-dosa kita?

“Tidaklah salah seorang diantara kalian berwudhu, lalu membaguskan wudhunya kemudian mengucapkan, “Asyhadu alla ilaaha illallahu wahdahu la syarika lahu, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh, kecuali akan dibukakan untuknya pintu-pintu surga yang delapan lalu dia boleh masuk dari pintu mana saja yang dia inginkan.” (HR Muslim)
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa membaca ayat Kursi setiap kali selesai salat, maka tidak akan menghalangi dia masuk surga kecuali dia tidak mati (maksudnya, dia pasti masuk surga).” (HR an-Nasa’i, Ibnu Hibban, at-Thabarani)

Dua hadist terakhir dapat dilakukan dengan sempurna apabila kita selalu istiqomah menjaga dan memelihara shalat, sebagai kewajiban yang utama. Bukankah shalat sebagai kunci amal, kalau diterima, semua amal untuk ibadah lain akan diterima juga.

Saudaraku, inilah entry awal yang efektif digunakan untuk mendorong meningkatkan gairah dalam menggugah dan memacu rasa rindu dan ketaatan kepada Allah. Setelah kita yakin dengan janji-janji Allah melalui RasulNya tersebut diatas, tentunya tidak sekedar itu akan kita kerjakan, tetapi semua perintah dan ajakan yang disampaikan Rasulullah dengan ikhlas dan tawadu kita laksanakan.


Jumat, 19 Februari 2010

Kartu Identitas Muslim yang Membanggakan

Friday, 19 February 2010 13:15

Setelah putranya memperkenal Islam, sang ibu mengganti Bibel yang biasa dibacanya dengan Al-Quran. Ia pun bangga bisa menjadi Muslim

Hidayatullah.com--Nama saya Fathima Lienberg, seorang wanita kulit putih yang memeluk Islam pada tahun 1995. Saya sangat bangga bisa mengatakan: Saya seorang Muslim! Saya masuk Islam bukan karena putra saya. Bagi saya itu adalah perjuangan yang panjang dan berat, karena harus mengorbankan pekerjaan, teman, dan keluarga.

Sebelum memeluk Islam, saya adalah seorang Kristen yang sangat taat, pengikut Gereja Pantekosta. Saya biasa memungut anak-anak jalanan lalu membawa mereka ke gereja dan sekolah minggu. Kehidupan saya hanya berkutat seputar membaca dan mempelajari Bibel. Hingga satu hari, anak laki-laki saya bercerita tentang Islam.

Suatu hari, ia datang dan berkata, "Ibu, mengapa ibu tidak menjadi seorang Muslim saja?"

Saya sangat terkejut sekali mendengarnya dan langsung mengatakan, "Tidak akan pernah."

Lalu putra saya berkata, "Ibu, Islam itu agama yang murni dan bersih. Mereka shalat lima kali sehari."

Saya kemudian memutuskan akan membaca buku-buku dan terjemahan Al-Quran. Semakin saya baca Al-Quran, semakin saya yakin Islam adalah agama yang tepat untuk saya. Saya pun berpaling ke Allah, dan akhirnya menemukan kedamaian dan ketenangan.

Saya menyembunyikan tentang keislaman ini dari keluarga, hingga satu hari saya putuskan untuk menelepon saudara laki-laki saya.

Ia sangat terkejut, karena kami adalah keluarga Kristen yang sangat taat dan alim. Saya adalah satu-satunya yang pindah memeluk Islam. Keluarga menelepon dan mengatakan agar saya tidak perlu menghubungi mereka lagi, karena saya bukan lagi bagian dari keluarga. Saya sangat mencintai mereka dan merindukannya, tapi saya tahu satu saat pasti akan bertemu kembali. Insya Allah.

Saya sangat gembira ketika mendapatkan 'kartu identitas Muslim', rasanya seperti berdiri di atas atap tertinggi dan berteriak, "Saya seorang Muslim." Saya kehilangan keluarga, tapi saya memperoleh keluarga baru dalam Islam.

Keluarga saya, umat Islam, sangat mengagumkan. Saya sulit untuk mengungkapkannya. Saya ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada keluarga Fakhruddin. Saya mencintai kalian, yang telah memperlakukan saya layaknya keluarga sendiri. Semoga Allah membalas semua kebaikan kalian.

Semoga Allah membalas kebaikan Appa Tasneem. Ketika saya berada di Madrasahmu bersama anak-anak kecil, rasanya seperti dikelilingi malaikat kecil di surga. Saya sangat gembira, karena Allah Ta'ala memilih saya untuk menjadi seorang Muslim.

Saya langsung memakai hijab begitu memeluk Islam, dan tidak akan pernah menanggalkannya. Harapan saya hanyalah bisa pergi ke Mekah, meskipun saya ragu apakah mungkin bisa. Tapi insya Allah, satu hari Allah akan memampukan saya pergi ke sana. Setiap kali saya ingin dekat dengan Allah, maka saya melakukan sunnah-sunnah yang diajarkan Nabi kita tercinta Shalallahu Alaihi Wasallam.

Kertas-kertas tidak akan cukup untuk menceritakan apa yang ingin saya ungkapkan tentang Islam. Saya berterima kasih pada keluarga Kazi, dan para ulama di Jamiatul Ulama serta saudara kita Ahmad Deedat.

Islam adalah pedoman hidup. Islam artinya kedamaian dan Muslim adalah orang yang mencari kedamaian dengan cara beribadah pada Allah Ta'ala.

Bukanlah hal yang mudah bagi saya, seorang wanita Muslim kulit putih yang hidup di antara umat Kristen. Tapi, saya tegakkan kepala ini dan sangat bangga menjadi seorang Muslim. Jadi saudara-saudaraku semua yang dilahirkan sebagai Muslim, namun belum menjadi Muslim yang taat, maka masih ada kesempatan. Mulailah sejak esok atau mungkin malam ini, tegakkanlah kepala-kepala kalian dan tunjukkan pada dunia, bahwa kalian bangga menjadi orang Muslim. [di/is/www.hidayatullah.com]


Menyesallah hari ini

Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman. [QS. 19:39]


Kalau anda tidak sempat bertasbih hari ini, menyesallah.
Kalau anda tidak sempat beristighfar hari ini, menyesallah.
Kalau anda tidak sempat menyapa teman hari ini, menyesallah.
Kalau anda tidak sempat berbagi ilmu dan informasi hari ini, menyesallah.
Kalau anda tidak sempat menyesali kebiasaan buruk sehari-hari, menyesallah.



Rasulullah SAW telah bersabda: “Setiap orang yang telah mati pasti akan menyesal. Sahabat bertanya, “Mengapa dia menyesal wahai Rasulallah?” Rasulullah menjawab, “Jika dia orang yang beramal baik, akan menyesal mengapa tidak menambah amal kebaikannya (sewaktu hidup di dunia). Jika dia orang yang beramal jelek, akan menyesal mengapa tidak bertaubat dan memperbaiki amal jeleknya (sewaktu hidup di dunia). [HR. Tirmidzi dan Baihaqi]

Sebenarnya bagi orang bijaksana tidak perlu menunggu ajal merenggut untuk melakukan penyesalan. Dalam perjalanan panjang yang telah dilaluinya, banyak pengalaman atau kejadian yang dilewati yang harus disesalinya; kenapa ketika muda tidak bekerja keras, kenapa ketika orang tua masih ada suka melawan, kenapa ketika menjadi pemimpin berlaku sewenang-wenang, kenapa ketika melewati persimpangan belok kiri, dst.. dst.

Saudaraku, dihadapan kita, bagaimanapun kondisi dan posisi kita, terbentang ladang luas yang sangat subur dan juga telah tersedia benih unggul. Tugas kita hanyalah mencangkul dan menanam bibit unggul pada ladang yang subur tersebut, panennya, tidak ada keraguan akan memberikan hasil yang berlimpah. Makin banyak yang ditanam makin banyak panen yang dihasilkan. Seberapapun yang ditanam, setelah panen selalu ada penyesalan kenapa sebelumnya tidak menanam lebih banyak lagi

Ladang amal saleh sangat beragam, dapat dikerjakan siapapun. Silakan pilih sendiri atau mau diambil semua juga bisa; zikir, istighfar, tadarus, doa, senyum, sedekah, nasehat, sabar, maaf, syukur, angkut barang, menutup aib orang lain, kewajiban fardhu, dsb. dapat dikerjakan. Musim tanam tidak mengenal waktu tertentu, biaya disesuaikan dengan kemampuan. Apa lagi, rasanya tidak ada alasan untuk tidak mengerjakannya. Sekarang juga. Jangan tunggu setelah ajal datang menjemput.

Saudaraku, kita sering merasa tidak punya waktu karena tumpukan pekerjaan yang tidak ada habis-habisnya, hasilnya hidup kita juga tidak beranjak dari kehidupan yang biasa; berkeluh kesah, tidak tenang, serakah, individualistis, tidak pernah puas. Sekarang saatnya kita rubah menjadi kekurangan waktu karena tumpukan amal saleh yang tidak henti-hentinya kita lakukan. Jaminan Allah atas kehidupan dunia kita akan berubah menjadi lebih damai dan bermakna, dan diakhirat menyesal tidak seperti penyesalan orang-orang kafir.

Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik. [QS. 13 : 28-29]

Kamis, 11 Februari 2010

Quote:


Some years ago, the story came to us in Toronto about a man who was in the merchant marine and made his living on the sea. A Muslim gave him a translation of the Qur'an to read. The merchant marine knew nothing about the history of Islam but was interested in reading the Qur'an.



When he finished reading it, he brought it back to the Muslim and asked, "This Muhammed, was he a sailor?" He was impressed at how accurately theQur'an describes a storm on a sea. When he was told, "No as a matter of fact, Muhammed lived in the desert," that was enough for him. He embraced Islam on the spot. He was so impressed with the Qur'an's description because he had been in a storm on the sea, and he knew that whoever had written that description had also been in a storm on the sea.


The description of "a wave, over it a wave, over it clouds" was not what someone imagining a storm on a sea to be like would have written; rather, it was written by someone who knew what a storm on the sea was like. This is one example of how the Qur'an is not tied to a certain place and time. Certainly, the scientific ideas expressed in it also do not seem to originate from the desert fourteen centuries ago."

(Miller, Gary; The Amazing Qur'an, 199?)

Kesinambungan kerja

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, [QS. 94:7]

Dari ayat tersebut dapat diambil pelajaran; 1. sebelum mengerjakan urusan lain, selesaikan dulu urusan yang pertama, 2. selesai urusan yang pertama segera kerjakan urusan berikutnya, 3. antara satu pekerjaan/proyek dengan proyek berikutnya tidak ada masa istirahat, 4. sebelum selesainya pekerjaan/proyek pertama seharusnya sudah jelas pekerjaan yang akan dikerjakan berikutnya (ada perencanaan), 5. dalam melaksanakan suatu pekerjaan dilakukan dengan sungguh-sungguh, bukan dengan setengah hati, 6. tidak membedakan urusan besar atau kecil.

Yang menarik, ayat sebelumnya memberikan gambaran bahwa dalam melakukan pekerjaan/urusan selalu akan ditemui kesulitan, namun demikian ditegaskan juga bahwa kesulitan-kesulitan yang dihadapi akan selalu ada solusinya, bahkan solusinya itu paling tidak minimal ada dua jalan kemudahan, sebagaimana disebutkan pada ayat :
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. [QS. 94 : 5-6]

Mungkin timbul pertanyaan, kapan istirahatnya? Kalau dalam sistem modern, kita mempunyai dua hari setiap pekan untuk istirahat. Didalam Al Quran disebutkan bahwa waktu istirahat adalah pada malam hari, jadi tidak ada spesifik hari tertentu, sedangkan siang hari digunakan untuk berusaha sebagai mana ayat berikut :
Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. [QS. 25:47]

Sebagaimana kebiasaan Rasulullah yang tidur pada malam hari lebih awal dan bangun pada akhir malam untuk beribadah

Dari ‘Aisyah ra., bahwasanya Nabi saw. biasa tidur pada permulaan malam dan bangun pada akhir malam, kemudian mengerjakan salat. (HR. Bukhari dan Muslim)

Selain tidur pada malam hari sebagai waktu istirahat, hakekatnya shalatpun dapat digunakan sebagai media untuk istirahat, sebagaimana hadis Nabi :
Kepada Bilal, beliau selalu berkata, “Istirahatkanlah harimu dengan shalat, hai Bilal.” Beliau juga bersabda, “Kesenanganku hanya dalam shalat.” (H.R. Ahmad)

Saudaraku, kalau konsep modern yang kita ambil sebagai patokan untuk memaknai waktu istirahat, maka begitu banyak kita kehilangan waktu yang sangat berharga untuk berusaha, sedangkan berusaha merupakan salah satu peribabadatan yang multi dimensi; membantu orang lain, menghidupi keluarga, mensyukuri karunia Allah, silaturami, dsb. serta sarana untuk penghapus dosa.
”Siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja, maka sore itu ia diampuni”. (HR. Thabrani dan lbnu Abbas)



Kamis, 04 Februari 2010

My Facebook 15-01-2010 to 03 Februari 2010


Betapapun hebatnya seseorang pasti ada kekurangan yg dimilikinya.. ini adalah area yg sangat bagus di-ingat2 untuk tdk perlu berbangga diri... dan area utk selalu memperbaiki diri. Betapapun terpuruknya seseorang, sederet kebaikan dpt kita ekplore darinya... ini area dimana kita tetap dpt menghargai seseorang, berusaha... menyelami kehidupannya, dan memberi sesuatu yg mungkin dpt merubahnya menjaid lebih baik lagi...

03 Februari 2010

Mari kita simak ayat berikut :.. [16.89] … Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri….

Sungguh luar biasa, basic prinsipnya, segala sesuatu telah disediakan dalam Kitab yang Mulia ini, tetapi aduhai, ...mengapa sangat enggan kita mendalaminya…atau lebih senang mencari kita-kitab yang lain…

30 Januari jam 15:36

Ada seseorang membenci, menjelek-jelekkan, kita punya point 1…. Apabila dibalas dgn kelakuan yg sama, kita punya point -1.. jadinya impas.. Kalau disambut dgn maaf dan cinta, kita punya point 1, total point kita adalah 2, itulah dahsyatnya maaf dan cinta… Itulah perhitungan matematisnya, sedangkan nilai kualitatifny...a: Pilihan 1, kerugian yg berlipat-lipat Pilihan 2, kebahagiaan yg berlipat ganda.

27 Januari jam 16:16

Ketika senang orang banyak memikirkan kebahagiaan..... dan dia bahagia, ketika dalam keadaan susah orang memikirkan kebahagiaan.... dan dia juga bahagia... berarti kebahagian itu ada ketika dipikirkan. Oleh karenanya banyaklah berpikir positif dan memikirkan kebahagiaan, sesudah itu titik.....

24 Januari jam 11:31 •

Betapa indah dan damai kehidupan ini bila dapat mengikuti junjungan kita :

Dari Abu Hurairah ra, katanya: "Rasulullah SAW bersabda: 'Hindarilah kamu dari prasangka karena sesungguhnya prasangka adalah perbuatan yang paling dusta, janganlah kamu mencari-cari informasi dan janganlah kamu memata-m...atai, janganlah kamu salin...g membenci dan janganlah kamu saling bermusuhan dan jadilah kamu hamba-hamaba Allah yang bersaudara". (HR. Bukhari)

19 Januari jam 14:50

18.49 .. mrka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apkh ini yg tdk meninggalkan yg kecil dan tdk pula yg besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mrka dapati apa yg telah mrka kerjakan ada tertulis. Dan Tuhanmu tdk menganiaya seorang jua pun".

Saudaraku, huruf, koma, titik, gambar, foto, dst. yg kita masukkan ke FB ...ini, kelak jadi saksi, kalau baik, baik kesaksiannya, kalau sebaliknya, kerugianlah yg diperoleh!

18 Januari jam 14:19

[95.4] sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. [95.5] Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), [95.6] kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; . . .

Maka berkaryalah sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya agar kita kembali kebentuk yang sebaik-baiknya...

15 Januari jam 14:56

Tafakkur


(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi [QS. 3:191]

Salah satu cara untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah adalah dengan melalui kebiasaan ber-tafakur. Tafakur adalah suatu proses perenungan dan pemikiran yang mendalam tentang segala sesuatu ciptaan Allah dalam alam semesta ini dan kejadian yang dialami delam kehidupan ini.

Marilah kita mengambil contoh tentang luas alam semesta. Struktur alam semesta ini, tersusun atas; planet, bintang, galaksi, dan kumpulan galaksi. Planet kita (bumi) masuk dalam bintang Matahari dan galaksi milky way. Terdapat ratusan milyar bintang dalam satu galaksi, dan ratusan milyar galaksi dalam satu kumpulan galaksi. Bahkan menurut Sinom Driver dari Australian National University Research School of Astronomy and Astrophysics, dalam penelitiannya mengatakan jumlah bintang di alam semesta ini lebih dari 70 sextiliun atau 70.000 milyar trilyun, jumlah tersebut lebih banyak dari jumlah butir-butir pasir yang terdapat diseluruh pantai dan gurun didunia. Diameter Matahari sekitar 1.390.000 km. Sementara diameter Bumi sekitar 12.740. Untuk diketahui bahwa matahari termasuk bintang yang kecil dalam Bima Sakti (galaksi milky way).

Mari lihat kedalam organ kita. Orang dewasa dibangun oleh 75 trilyun hingga 100 trilyun sel, yang meliputi; organ tubuh kira-kira 4 trilyun sel, darah putih kira-kira 1 trilyun sel, darah merah kira-kira 30 trilyun sel, trombosit kira-kira 2 trilyun sel, bakteri kira-kira 40 trilyun sel. Harap diingat bahwa masing-masing sel merupakan suatu organisme yang mempunyai fungsi kehidupan sendiri yaitu; lahir, makan, melahirkan, dan mati.

Mari kita menjelajah hutan yang ada di seluruh dunia. Untuk memudahkan menghitung, kita mulia dari Indonesia yang luasnya menurut data 120,35 juta hektar, data yang lain mengatakan bahwa luas hutan Indonesia adalah 10% dari hutan dunia, berarti total seluruh hutan didunia ini luasnya 1.203,5 juta hektar. Apabila setiap hektar terdapat 5000 pohon, maka jumlah pohon seluruh dunia adalah 1.302.500.000 x 5.000 = 6,512,500,000,000. Tentu saja masih banyak pohon yang lain yang tidak masuk area hutan. Berapa banyak jumlah daun yang ada dari pohon area hutan dan daun-daun di tempat yang lain di seluruh dunia? Berapa banyak daun yang melambai-lambai, berapa yang gugur, berapa yang kuncup, berapa yang sedang dimakan ulat, wallahu alam, simak saja ayat berikut :

.. dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz). [QS. 6:59]

Saudaraku, apabila kita memikirkan angka-angka yang spektakuler tsb. yang kemungkinan besar lebih kecil dari data sebenarnya, harusnya kita tersungkur sujud mengagumi kebesaran Allah, Yang Maha Berkuasa mengurus segala sesuatu dari yang sekecil-kecilnya sampai yang sebesar-besarnya. Dan yang lebih mencintai kita daripada kita mencari diri sendiri. Lalu masih adakah keraguan sedikitpun dalam hati kita, tetang janji-janji yang telah di firmankan dalam kitab suciNya, Al Quran yang Mulia dan sabda-sabda RasulNya.