************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Sabtu, 21 Mei 2011

Kembali ke Al Quran



Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas. [QS.17:12]

Mengapa kita harus kembali ke Al Quran, bukankah Al Quran sudah menjadi darah daging kita sejak dilahirkan ke dunia ini. Di rumah-rumah kita semua punya Al Quran, di Masjid, di musallah bertebaran Al Quran, bahkan telah menjadi kumal karena banyak dipegang dan dibuka atau dibaca. Selain itu setiap hari kita selalu mendengarkan Al Quran dibaca dari menara masjid, dari TV atau dari radio atau dari anak-anak pada TPA sebelah rumah kita.

Itulah yang kita lihat atau dengar, tetapi coba dilihat dari sisi lain. Berapa banyak orang yang datang ketika azan dikumandangkan dari masjid-masjid, berapa banyak orang yang tidak peduli lagi dengan aturan lalu lintas, berapa banyak orang yang tawuran hanya karena masalah sepele- dari anak-anak sekolah sampai masyarakat antar kampung, berapa banyak orang yang menganggap korupsi sudah menjadi budaya sehingga tidak masalah kalau dilakukan, berapa banyak pejabat yang mengatakan jangan tetapi maksudnya boleh, dan banyak lagi dan akan terlalu panjang kalau disebut semua disini. Bukankah semua ini tidak sesuai dengan petunjuk Al Quran.

Mungkin ada ribuan aturan telah kita pedomani, baik sebagai individu atau sebagai anggota masyarakat, tidak pernah memberi solusi yang terbaik karena semuanya itu jauh dari pondasi yang diambil dari Al Quran. Peraturan di manipulir, disiasati, ditabrakan dengan peraturan yang lain atau membuat peraturan yang menguntungkan sekelompok golongan tertentu. Oleh karena itu kita harus kembali ke Al Quran karena didalamnya tidak ada pertentangan satu sama lainnya.

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. [QS. 4:82]

Marilah kita kembali ke Al Quran karena “Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,” [QS. 2:2]

Marilah kita kembali ke Al Quran dengan mulai lebih sering membacanya, mengkajinya, dan menerapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Apabila belum bisa membacanya maka mulailah belajar membacanya sekarang juga, tidak ada alasan untuk menundanya kalau tidak ingin menyesal sepanjang masa.

Saudaraku, marilah kita kembali ke Al Quran, memulai dengan cara termudah yaitu setiap hari memegang mushaf Al Quran. Apabila belum tergerak untuk membacanya tidak apa-apa yang penting sempatkan waktu setiap hari sebisa mungkin memegangnya, percayalah lama-lama hati akan tergerak dengan ikhlas untuk membacanya. Demikianlah seterusnya baca terus walaupun tidak tahu artinya, suatu waktu hati kita menjerit ingin untuk mengetahui artinya dan pada akhirnya akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Yakinlah metode ini akan berhasil apabila anda mulai melakukan sekarang juga. Kok semudah itu, itulah salah satu keajaiban dari Al Quran yang didalamnya telah diatur segala sesuatu yang dibutuhkan manusia sebagaimana disebutkan ayat diatas.
Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentu Al Qur'an itulah dia). [QS. 13:31]


Kamis, 12 Mei 2011

Tantangan dari Allah


Dari Jum’at yang satu sampai Jum’at berikutnya adalah pelebur dosa yang terjadi di antaranya ditambah tiga hari. Nabi bersabda: “Siapa saja yang mandi lalu mendatangi shalat Jum’at. Kemudian shalat semampunya terus mendengarkan khutbah hingga selsesai lalu shalat bersama imam, maka diampunkan dosanya yang terjadi antara dua Jum’at dan bonus tiga hari”. (HR. Muslim)

Shalat sunah semampunya bisa berarti shalat dua rakaat sudah cukup untuk meraih janji Allah melalui RasulNya tersebut diatas, tetapi bila dipahami sebagai suatu kesempatan utama yang diberikan Allah, maka dua rakaat bisa jadi levelnya baru seperti anak SD dalam jenjang pendidikan. Sebagai hamba yang bersyukur tentu akan melakukan sebanyak-banyaknya shalat sunah sesuai kesempatan dan kesehatan yang ada.

Selain itu bukankah hari jum’at adalah hari raya dan hari terbaik bagi seorang muslim yang tentu saja sangat baik diisi dengan amal ibadah terbaik pula yaitu shalat;

Rasulullah Saw bersabda: “Hari paling baik dimana matahari terbit pada hari itu adalah hari jumat, pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga, serta diturunkan dari surga, pada hari itu juga kiamat akan terjadi, pada hari tersebut terdapat suatu waktu dimana tidaklah seorang mukmin shalat menghadap Allah mengharapkan kebaikan kecuali Allah akan mengabulkan permintannya.” (HR. Muslim)

Orang yang senang memperbanyak mengerjakan shalat sunah berpotensi memperoleh tempat yang dekat dengan Rasulullah di surga, sebagaimana yang disabdakan beliau,

Dari Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami bahwa dia bercerita, “Aku pernah menginap di rumah Rasulullah. Aku membawakan air wudhu untuk beliau dan juga untuk buang air. Beliau berkata, ‘Mintalah sesuatu.’ Aku menjawab, ‘Aku ingin menjadi orang yang menemanimu di surga.’ ‘Ataukah ada permintaan lain?’ Tanya beliau. ‘Itu saja’ Jawabku. Beliau lalu bersabda, ‘Bantulah aku untuk menolongmu dengan engkau memperbanyak sujud. (dalam shalat)’” (HR.Muslim).

Dengan memperbanyak shalat sunah, derajat seorang mukmin akan selalu meningkat di surga kelak sebanyak sujud yang dilakukan didalam shalatnya sesuai sabda Rasulullah,
Rasulullah saw bersabda ‘Perbanyaklah sujud, karena setiap kali kamu bersujud kepada Allah, maka Allah mengangkat satu derajat untukmu, dan dengan sujud tersebut dihapus satu dosamu.” (HR. Muslim).

Saudaraku, tantangan Allah diatas bukankah sesuatu yang sangat menggiurkan dan tidak sulit amat untuk dilaksanakan. Apa beratnya shalat dua rakaat lalu ditambah dua rakaat lagi, dst. sesuai dengan kemampuan. Bukankah berlimpah keutamaan bersamanya dan kesempatan menyampaikan permintaan yang tidak akan tertolak.

Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [QS. 29:45]


Sabtu, 07 Mei 2011

Dahsyatnya Ayat Qursi


Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. [QS. 2:255]

Adapun ayat yang paling agung dalam Al Qur’an adalah ayat kursi, ia adalah penegasan kalimat tauhid dan di dalamnya menjelaskan tentang kesempurnaan ilmu Allah dan menafikan segala kekuranganNya. Di dalamnya terkandung nama dan sifat Allah yang Agung dan ismul a’zham yang menunjukkan seluruh nama Allah lainnya.

Rasulullah bersabda : Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya orang itu telah meminta kepada Allah dengan nama-Nya Yang Agung (Ismul A’zhom), yang apabila dipanjatkan doa dengan itu, niscaya Allah akan mengabulkannya, dan apabila meminta dengan Ismul A’zhom itu akan diberi-Nya.” (H.R. Abu Daud)

Dalam kisah Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dengan setan yang mencuri harta zakat selama tiga hari berturut-turut, karena perbuatannya tersebut Abu Hurairah berniat akan melaporkan kepada Rasulullah tetapi setan berkata jangan seraya berkata: “Biarkan aku mengajarimu beberapa kalimat yang Allah memberimu manfaat dengannya. Jika engkau berangkat tidur, bacalah ayat kursi. Dengan demikian, akan selalu ada penjaga dari Allah untukmu, dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi.” Ketika Abu Hurairah menceritakannya kepada Rasulullah Saw, beliau berkata, “Sungguh ia telah jujur, padahal ia banyak berdusta.” (HR.Bukhari)

Dalam kisah lain yang mirip dengan kisah di atas dan diriwayatkan Ubay bin Ka’b radhiallahu ‘anhu, disebutkan bahwa si jin mengatakan: “Barangsiapa membacanya ketika sore, ia akan dilindungi dari kami sampai pagi. Barangsiapa membacanya ketika pagi, ia akan dilindungi sampai sore.” (HR. Thabrani)

Dalam hadits yang lain, Nabi Saw bersabda: “Barangsiapa membaca ayat kursi setelah setiap shalat wajib, tidak ada yang menghalanginya dari masuk surga selain kematian.” (HR. ath-Thabrani, dihukumi shahih oleh al-Albani)

Dari uraian hadist-hadist diatas dapat disimpulkan bahwa seorang muslim yang tawadhu, yang membutuhkan perlidungan dari godaan setan dan rindu kepada surga, membaca ayat Kursi minimal 8 kali dalam sehari semalam, 5 kali selesai shalat fardhu, 2 kali pagi dan petang dan sekali menjelang akan tidur.

Saudaraku, hal-hal yang sederhana seperti ini hendaknya menodorong kita untuk lebih bergairah mengamalkannya, agar kita selalu punya harapan yang besar atas pertolongan Allah dan janji-janjiNya yang telah difirmankan dan disabdakan melalui Rasulullah. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi kita atas ketidakmampuan untuk menghapal Ayat Kursi. Ayat yang agung dan penuh keberkatan.



Jumat, 06 Mei 2011

Jangan berputus asa


Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. [QS.12:87]

Putus asa adalah suatu kondisi dimana seseorang yang mengalaminya tidak punya lagi kemampuan untuk mencari jalan keluar menghadapi kondisi tertekan yang dihadapinya. Setiap kegiatan yang dilakukan selalu berujung pada kegagalan. Kenapa seseorang menjadi putus asa? Karena ada harapan yang telah dibangun dan dikejarnya selama periode tertentu tidak tercapai. Sederhananya orang yang tidak punya harapan tidak akan pernah putus asa, karena tidak ada sesuatu yang dikejar-kejar untuk dicapainya.

Manusia berativitas; bekerja, berpikir dan berhayal karena ada harapan yang hendak dicapai, tentu saja setiap orang bebas menciptakan suatu harapan dalam hidupnya tetapi juga bebas untuk menghilangkan atau mengganti harapan yang telah diciptakannya. Orang yang terbiasa melakukan hal seperti ini, seharusnya tidak perlu putus asa. Gagal mendapatkan sesuatu yang sangat diharapkan, segera alihkan semangat dan energi untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Dunia ini dan bahkan akhirat menawarkan banyak hal untuk diraih menuju kesuksesan dan kebahagiaan.

Ada orang yang bunuh diri karena mengalami kegagalan dalam bisnis, padahal tanpa bisnis ini ia masih tetap dapat hidup dari sumber lain, ada yang bunuh diri karena gagal dalam ujian, padahal dia dapat ujian tahun berikutnya atau pindah ke sekolah/jurusan lain, ada orang yang bunuh diri karena putus cinta, padahal didunia ini ada 6 milyar lebih laki-laki dan wanita. Perhatikanlah, kegagalan ini semua berhubungan dengan cinta dunia padahal dunia ini kecil dan diperkecil lagi karena di dunia ini hanya satu harapan yang menyebabkan kegagalannya itu.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. [QS. 2.286]

Bagi seorang muslim harus yakin bahwa apapun yang terjadi dalam hidupnya kadarnya telah disesuaikan dengan kesanggupannya untuk menghadapinya, sebagaimana disebutkan pada ayat tersebut diatas. Selain itu juga telah dijanjikan bahwa setiap suatu kesulitan akan diikuti dengan kemudahan. Hanya saja setiap orang perlu diuji dan kesulitan itulah merupakan ujian yang harus dihadapi dengan penuh kesabaran. Kalau tidak sabar dan putus asa, inilah yang dihadapinya;
Rasulullah saw. bersabda: Dosa besar itu adalah musyrik kepada Allah, putus asa dari karunia Allah, dan putus harapan dari rahmat Allah. (HR. al-Bazzâr dan ath- Thabrâni )

Sebagian orang putus asa karena terkait dengan kebejatan dan kezalimannya terhadap sesama manusia, sehingga merasa tidak ada lagi tempat untuk menaruh mukanya di muka bumi ini, mereka tidak sadar bahwa seberapapun dosa dan kelaliman yang dilakukan sebelumnya tetapi mau insaf, Allah memberi kesempatan untuk menghapusnya.

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. 39:53]

Saudaraku, orang beriman harus menjauhi rasa putus asa karena "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat".[QS. 15:56]


Teruslah berbuat baik



Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, [QS. 17:7]

Banyak orang beranggapan bahwa membicarakan kebaikan adalah perbincangan yang kurang menarik apalagi kalau dilakukan melalui ceramah atau semacam tausyiah. Meskipun acaranya disajikan dengan promosi yang gencar dan konsumsi yang baik, yang hadir tetap saja tidak banyak dan yang datang kebanyakan para orang tua atau lanjut usia. Bandingkan dengan acara/ seminar motivasi yang kadang-kadang harus dibayar dengan jutaan rupiah, tetap dipenuhi dengam banyak peminat.

Setiap orang dalam mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu selalu didasarkan kepada tujuan untuk memperoleh kebahagiaan. Orang berbuat baik, patuh aturan, rela berkoban untuk orang lain, atau melakukan korupsi, menipu orang dan bahkan dengan menzalimi orang lain, semua itu dilakukan karena dengan cara itulah mereka beranggapan akan memperoleh kebahagiaan.

Saudaraku, Teruslah berbuat baik sekecil apapun karena setiap kebaikan adalah merupakan titik-titik embun kebahagiaan, semakin banyak berbuat baik maka spektrumn kebahagiaan akan bertambah juga. Apabila melakukan perbuatan baik dengan ikhlas, maka perbuatan baik itu akan menghasilan kebaikan yang lain, dan bila dipupuk dan dipleihara terus dengan baik maka ekskalasi perbuatan baik menjadi makin bertambah, dan inilah yang melahirkan kebahagiaan. Simaklah ayat Al Quran berikut ini,

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). [QS. 55.60]

Sebaliknya hindarilah perbuatan jelek dan dosa karena setiap titik noda yang digoreskan akan mengikis kebahagiaan yang ada. Setiap perbuatan jahat akan mendorong terjadinya perbuatan jahat yang lain. Kalau tidak ada motivasi kuat untuk menghentikannya maka ekskalasinya semakin bertambah buruk. Mungkin ada perasaan senang atau kepuasaan pada saat melakukan keburukan, tetapi kesenangan ini adalah hanya melayani nafsu sesaat, padahal inilah yang menenggelamkan kebahagiaan yang didambakan.

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. [QS. 2:10]
Sesungguhnya bila seorang hamba melakukan dosa satu kali, di dalam hatinya timbul satu titik noda. Apabila ia berhenti dari berbuat dosa dan memohon ampun serta bertobat, maka bersihlah hatinya. Jika ia kembali berbuat dosa, bertambah hitamlah titik nodanya itu sampai memenuhi hatinya. (HR Ahmad)

Saudaraku, rumus ini rasanya semua orang sudah tahu, tetapi mengapa sangat sulit untuk memedomaninya. Saya kira faktor utama karena tidak percaya diri, lebih membanggakan apa yang dilihat pada orang lain, tanpa merenungkan lebih jauh apakah itu baik buat dirinya atau tidak. Dunia sekarang sangat canggih dengan tampilan kamuflase, sesuatu yang jelek dapat diusulap menjadi sangat menarik, sesuatu yang tidak bernilai menjadi sangat mahal, bahkan sesuatu yang salah kelihatan menjadi benar. Dalam keadaan seperti inilah maka keputusan yang diambil sering salah karena jarang direnungkan dengan menggunakan kacamata iman. Yakinlah dengan Iman tidak akan terpedaya rayauan dunia.


Minggu, 01 Mei 2011

Motivasi untuk berdzikir



Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. [QS. 33:41]

Alangkah indah dan merdunya apabila setiap saat mulut ini selalu dihiasi dengan dzikir kepada Allah. Setiap Muslim tentu sudah paham betapa banyak hikmah dan keutamaan yang terkandung dalam kebiasaan berdzikir kepada Allah. Namun mengapa dalam kehidupan sehari-hari, kita lebih banyak lupa daripada ingat untuk membiasakan berdzikir kepada Allah.

Bukankah Nabi Sulaiman pernah mengatakan bahwa “Orang beriman yang mengucapkan ‘Subhanallah’ memiliki kekayaan yang lebih banyak dibandingkan dengan kekayaanku”. Ketika ditanya mengapa, “karena harta Sulaiman yang banyak itu akan musnah, sedangkan ucapan ‘Subhanallah’ kekal disisi Allah", jawab Sulaiman.

Barangkali kita sering memanjatkan doa yang panjang dan dzikir yang lama. Ingatlah bhwa: "Rasulullah saw bersabda: Dzikir yang paling utama adalah Laa ilaaha illallaah dan doa yang paling utama adalah Alhamdulillah" (HR. Tirmidzi)

Pada kesempatan yang lain Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallaah dengan ikhlas maka akan masuk ke dalam surga" (HR Ahmad)

Perang Muktah, adalah perang antara kaum muslim melawan pasukan Romawi dengan kekuatan yang tidak seimbang. Pasukan muslim hanya berjumlah 3000 orang, sedangkan Pasukan Romawi berjumlah tidak kurang 200.000 orang. Dengan pekikan Allahu Akbar Pasukan muslim tak gentar menghadapi pasukan musuh, meskipun tiga panglima muslim berturut-turut sahid, tetapi akhirnya pasukan musuh menarik diri dari pertempuran tsb.

Ketika perang melawan agresi Belanda di Surabaya 10 November 1945, persenjataan para pejuang sangat tidak seimbang, tetapi dengan pekikan Allahu Akbar, para pejuang berhasil mempertahankan keutuhan Negara Indonesia. Ucapan tersebut dapat membongkar rasa takut dari dalam dada orang muslim menjadi siap mati untuk membela kebenaran.

Saudaraku, itulah beberapa contoh betapa keutamaan dan keampuhan dzikir apabila diucapkan dan dihayati serta diyakini dengan baik. Sementara apabila dilihat dari sisi pahala dan ganjaran yang dijanjikan Allah maka sungguh sangat besar. Akan tetapi bayangan ganjaran atau kenikmatan yang kita peroleh masih lebih sedikit atau rendah daripada yang sesungguhnya yang akan kita nikmati, sebagaimana firman Allah:

di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya." [QS. 43:71]

Oleh karena itu perbanyaklah berdzikir disetiap waktu dan kesempatan karena apabila anda tidak melaksanakannya maka pastilah menjadi orang yang menyesal kenapa pada saat di dunia diberi kesempatan tetapi tidak melakukan dengan sebanyak-banyaknya.
Rasulullah SAW bersabda: “Setiap orang yang telah mati pasti akan menyesal. Jika dia orang yang beramal baik, akan menyesal mengapa tidak menambah amal kebaikannya. Jika dia orang yang beramal jelek, akan menyesal mengapa tidak bertaubat dan memperbaiki amal jeleknya” (HR. Tirmidzi dan Baihaqi)