************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Jumat, 29 Agustus 2008

Berbahagialah !


Ada orang yang berpendapat bahwa ia akan bahagia apabila ia menjadi orang kaya. Mari tanya orang-orang kaya, apakah mereka berbahagia karena kekayaannya.

Ada orang yang berpendapat bahwa ia akan bahagia kalau ia menjadi penguasa, pejabat atau panglima. Mari tanya mereka apakah mereka bahagia dengan kekuasaannya.

Ada orang yang berpendapat bahwa ia akan bahagia kalau ia menjadi orang yang terkenal, artis atau pesohor lainnya. Mari tanya mereka apakah menjadi orang terkenal merasa bahagia karena kepopulerannya.

Saya tidak punya data yang akurat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas, tetapi saya yakin bahwa tidak ada seorangpun yang bahagia hanya berdasarkan masing-masing dari setiap kondisi diatas. Orang kaya tidak pernah merasa sepenuhnya orang kaya, malahan lebih sering merasa kekurangan. Penguasa tidak pernah merasa berkuasa sepenuhnya, bahkan lebih sering merasa curiga kepada orang-orang yang dikuasainya. Orang tenar tidak pernah sepenuhnya menikmati ketenarannya, sebaliknya lebih sering merasa susah untuk memelihara ketenarannya.

Kebahagiaan tidak mungkin dapat diperoleh dengan mengantungkan kepada sesuatu sebab. Kalaupun merasa bahagia hanya dalam periode yang sangat singkat, pada saat mencapainya saja. Setelah itu gantungan atau tujuan tempat kebahagiaan bergantung berobah lagi, sehingga harus mulai lagi mengejar kebahagiaan dari bawah. Berputar dan berkejaran seperti langkah-langkah yang tiada berakhir.

Kebahagiaan ada pada kita apabila kita mempunyia sikap/iman yang benar. Apapun yang terjadi di sekitar kita, tidak ada bedanya, karena kebahagiaan itu muncul dari dalam. Jadi orang kaya, jadi tukang ojek, jadi presiden, jadi kuli bangunan, jadi ulama, jadi artis, semua punya potensi yang sama untuk menikmati kebahagiaan, syaratnya hanya sikap atau iman yang benar. Kenapa demikian? Karena sikap yang benar hanya bergantung kepada Allah. Tempat ketergantungan yang tidak tergantung lagi kepada sesuatu.

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. [QS. 112:2]

Kenapa kita sulit mencapai kebahagiaan, karena adanya anggapan bahwa kebahagiaan itu ada diluar sana, sehingga perlu dikejar. Kebahagiaan itu tergantung pada sesuatu, sehingga gantungannya harus dimiliki. Ini keliru. Makanya carilah gantungan hanya semata kepada Allah. Dan bukankah Allah itu dekat lebih dekat daripada urat leher kita [QS. 50:16]

Saudaraku, berhentilah mengejar kebahagiaan. Karena kebahagiaan itu ada dalam dirimu. Katakanlah sekarang aku bahagia, maka anda bahagia. Allah Maha Pemurah dan Maha Penyayang kepada hambaNya dan Allah sangat bahagia kalau hambaNya (kita) merasa bahagia. Konsentrasi, tutup mata, ingat Allah, tarik nafas pelan-pelan dan dalam lalu hembuskan nafas pelan-pelan kemudian ucapkan Alhamdulillah. Berbahagialah!

Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. [QS. 13:28]

Tidak ada komentar: