************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Sabtu, 25 Desember 2010

Hadiah terindah




Nabi saw. bersabda: Saling memberi hadiahlah kalian niscaya kalian saling mencintai (HR al-Bukhari, al-Baihaqi dan Abu Ya‘la)

Apakah anda termasuk orang yang sering memperoleh hadiah atau termasuk orang yang senang memburu hadiah. Apapun itu, pastinya setelah menerima hadiah ada perasaan terbesit bahwa kita menerima karena ada sesuatu yang istimewa pada diri kita.

Ada dua macam hadiah yang sering kita kenal yaitu; hadiah yang diterima karena kita memang memperjuangkan untuk memperolehnya dan hadiah yang diberikan oleh orang lain tidak berdasarkan prestasi secara langsung. Hadiah yang diperjuangkan bisa berupa hadiah karena ada prestasi tertentu dan hadiah melalui kegiatan spekulasi, sedangkan hadiah melalui pemberian, ada yang dilandasi udang dibalik batu dan hadiah yang sifatnya tulus berdasarkan hubungan baik.

Hadiah yang model terakhir yang sangat dianjurkan didalam Islam Karena banyak mengandung manfaat dalam bermasyarakat, sebagaimana disebutkan pada hadist diatas, bahkan sekalipun kita hanya memiliki sesuatu yang sedikit sebagaimana hadis berikut :

Siapa yang diberi sesuatu lalu ia memiliki kelapangan harta, hendaklah ia membalasnya; jika ia tidak memiliki kelapangan harta, hendaknya ia memuji (mendoakan)-nya. (HR Abu Dawud, Tirmidzi, al-Baihaqi).

Hadiah model pertama karena suatu prestasi seperti melalui kejuaran atau kompetisi sebenarnya lebih berupa hak sehingga tidak tepat disebut hadiah. Sama halnya dengan pekerja yang memperoleh gaji karena pekerjaannya.

Hadiah model kedua dan ketiga adalah hadiah yang banyak meracuni masyarakat. Model kedua menyebabkan angan-angan untuk memperoleh sesuatu yang besar tanpa kerja keras, jelas dapat merusak masyarakat karena menurunkan produktivitas secara keseluruhan. Model ketiga menyebabkan suburnya praktik suap dan korupsi.

Pemberian hadiah yang sangat gencar digembar-gemborkan oleh berbagai pihak misalnya perbankan melalui tabungan, provider telepon genggam melalui berbagai program, televisi melalui berbagai macam acara hiburan, meskipun memang ada beberapa orang yang menang, tetapi secara kumulatif adalah marusak karakter bangsa. Yang meraup untung adalah para penyelenggara yang tidak peduli terhadap pengaruh negative terhadap masyarakat luas.

Saudaraku, apabila kita tergiur dengan hadiah maka kita akan kehilangan semangat bekerja keras seoptimal mungkin, padahal kerja keras inilah yang merupakan karunia atau hadiah terbesar dari Allah swt. Dengan bekerja keras ada harapan yang telah ditancapkan untuk hari-hari berikutnya, dengan bekerja keras juga kesehatan lebih terjamin karena semua organ tubuh sering bergerak, kerja keras juga menyebabkan pikiran lebih fokus dan tidak kemana-mana. Dan yang terpenting, dengan kerja keras kita telah menciptakan amal saleh terbaik, dan itulah hadiah terindah.
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala (hadiah) yang besar. [QS. 5:9]

Mereka orang hebat


Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. [QS.3:110]

Setiap hari mungkin kita bertemu dengan orang-orang hebat. Apakah itu melalui televisi, di surat kabar, di jalanan, di rapat-rapat umum, di kantor, paling tidak pada buku, pada sejarah, banyak orang-orang yang hebat pada bidangnya masing-masing.

Ada orang yang tidak pernah merasa dirinya termasuk di dalam orang-orang hebat tersebut, sehingga dia merasa tersisih dan tidak sukses dalam kehidupan ini. Kesuksesan sepertinya ada pada pencapaian orang lain, di luar dirinya, sehingga ia sibuk meniru kesuksesan orang lain. Setelah berhasil, ia meniru kesuksesan orang lain lagi, sehingga ia tetap saja merasa tidak sukses. Tidak hebat.

Ada orang yang merasa paling sukses, yang dicapainya melalui kerja keras dan kecerdikan dalam mengelola kehidupannya. Berdasarkan pada pengalamannya ia menganggap orang yang tidak sukses, sesuai kriteria dia, karena malas dan tidak berani menantang kehidupan ini. Ukuran kesuksesan baginya kalau seseorang dapat meraup kekayaan yang berlimpah, kekuasaan yang kuat, nama yang cemerlang. Itulah orang-orang hebat.

Benarkah demikian, mari membuat simulasi ketika jasadnya membujur diselimuti kain kafan, apakah orang menganggap dia beruntung karena pernah juara tinju dunia, orang terkaya di seantero negeri, orang terkenal dan dipuja di mana-mana. Atau orang-orang akan berkata dia beruntung atau hebat karena banyak membantu orang lain, taat beribadah, akhlaknya baik.

Saudaraku, Seorang mukmin ukuran kehebatan dan kesuksesannya adalah berdasarkan ketakwaannya kepada Allah Swt. Sebagaimana firmanNya:

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. [QS. 49.13]

Setiap orang mukmin mungkin sudah mengetahui makna ayat ini, tetapi mengapa tetap saja merasa bahawa kesuksesan dan kehebatan seseorang sesuai dengan pencapaian secara phisik. Secara jujur memang kita harus mengakui kerja keras, kegigihan dan kecerdasan orang-orang telah berhasil dalam ukuran kita diatas sebagai suatu pencapaian yang hebat, tetapi orang-orang yang sudah melakukan hal yang sama namun belum berhasil secara materil, tetap juga melakukan langkah yang hebat. Allah tidak menilai seseorang berdasarkan hasil pencapaiannya, tetapi yang dilihat adalah bagaimana dia berusaha atau berjuang untuk mencapai sesuatu dengan cara yang benar.
Agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya (bukan hasilnya-pen). [QS. 18:7]

Saudaraku, kesalahan terbesar dalam hidup ini adalah ketika kita mengetahui jalan yang benar tetapi sebaliknya mengikuti jalan yang lain. Ayo, mari kita mengoreksi jalan kedepan dengan mengikuti jalan yang benar meskipun penuh rintangan sebelum sampai ke terminal terakhir. Kita dapat melakukannya karena kita orang-orang yang hebat.



Selasa, 14 Desember 2010

Menggandakan keuntungan

Nabi Saw. bersabda: "sangat beruntung orang yang mendapatkan buku catatan amalnya dipenuhi dengan istighfar. (HR. Ibnu Majah)

Banyak diantara kita bukanlah termasuk orang yang memiliki harta kekayaan yang berlimpah, dimana dengan kekayaannya dapat mengumpulkan amal sebanyak-banyaknya sebagai bekal hidup di akhirat.

Banyak juga diantara kita tidak mempunyai pengetahuan yang mumpuni yang mana dengan pengetahuannya tsb. dapat mengajar, mendidik dan mengajak orang untuk memperbaiki kehidupan, yang dengan kegiatannya tersebut dapat mengumpulkan amal sebanyak-banyaknya sebagai bekal menjadi penghuni surga.

Apakah kita sebagai orang kebanyakan juga diberi potensi Allah Swt. suatu jalan untuk mengumpulkan amal sebanyak-banyaknya seperti yang diberikan kepada mereka yang mempunyai kelebihan harta, ilmu dan kekuasaan. Pertanyaan ini mungkin sering terlintas dalam pikiran kita terutama mereka yang ingin mempunyai kedudukan di sisi Allah.

Saudaraku, Allah Swt. memberikan kesempatan yang sama kepada semua hambaNya untuk memperoleh derajat yang tinggi di sisiNya. Kalau orang kaya dapat dicapai dengan amalan kekayaannya, orang berilmu dengan ilmunya, dan penguasa denga kekuasaannya. Sedangkan kita orang kebanyakan dapat dicapai diantaranya dengan banyak-banyak beristighfar dan berzikir.

“Ya, Rasulullah saw! Saudara kami yang berharta-benda telah meningkat darajat yang setinggi-tingginya disebabkan harta kekayaan mereka. Mereka bersembahyang seperti kami bersembahyang, mereka berpuasa seperti kami berpuasa, tetapi karena harta kekayaan, mereka telah mendahului kami dengan mengerjakan haji, umrah, jihad dan lain-lain." Rasulullah s.aw bersabda: "Mahukah kamu sekalian aku ajarkan sesuatu untuk mendahului sesama kamu sehingga tiadalah lagi seorang pun yang lebih afdal daripada kamu kecuali orang yang berbuat seperti yang kamu perbuat?" Selanjutnya Baginda Rasulullah s.a.w bersabda: "Bacalah kamu sekalian selepas tiap-tiap sembahyang. membaca Subhanallah 33x, Alhamdulillah 33x, dan Allahuakbar 34x.” (HR Bukhari)

Beristighfar dan berzikir tidak memerlukan; modal yang besar, tenaga yang banyak, ilmu yang luas, atau nama dan kekuasaan yang tinggi. Padahal keutamaannya sungguh luar biasa, dengan beristighfar dapat mengikis dosa-dosa dan meningkatkan derajat di surga, dengan senantiasa berzikir dapat memupuk cinta kepada Allah, menambah pundi-pundi amal dan meningkatkan derajat di surga.

Tentu saja manfaat daripada zikir dan istighfar sangat banyak, namun dua contoh diatas apabila dihayati, sungguh luar biasa. Kalau dosa semakin berkurang dan kecintaan kepada Allah dan pahala semakin banyak, maka apalagi yang dicari. Ketenteraman, kedamaian, kebahagiaan, semuanya akan datang dengan sendirinya. Tidak percaya, coba saja.

… sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, [QS. 91:9]
... laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. [QS. 33:35]


Minggu, 05 Desember 2010

Jangan gunakan akal

Dan orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang yang berbuat baik. [QS. 29:69]

Ketika Hajar dan Ismail ditinggal Ibrahim di padang tandus, tiada air tiada pepohonan, dengan bekal yang tidak memadai, akal sehat tidak berlaku lagi. Hajar tahu benar bahwa tidak ada air dan makanan dan orang lain disekitar tempat itu, tetapi dia tetap berusaha mencari sesuatu yang dapat dimakan dengan usaha yang maksimal yaitu dengan bolak balik antara safa dan marwah sebanyak 7 kali. Apakah karena St Hajar sedang panik. Tidak, buktinya usahanya malah menjadi rukun ibadah Umrah dan Haji.

Ketika Thariq bin Ziyad dengan pasukannya sebanyak 7.000 orang berlabuh di Andalusia (Eropa) setelah menyebrangi selat Gibraltar, ia telah ditunggu oleh tentara kristen dibawah pimpinan Raja Roderick sebanyak 100.000 orang. Thariq memerintahkan kepada para panglima dan angkatan perangnya untuk membakar armada kapalnya. Apakah Thariq bin ziyad gila, tidak tetapi memang dia tidak lagi menggunakan otak. Tapi imannya.

Saudaraku dalam kehidupan kita sehari-hari apabila kita cermat mengamatinya, kita sudah pernah mengalami peristiwa dimana hal itu tidak akan dilakukan seandainya menggunakan akal rasional, tetapi dorongan dari dalam yang sangat kuat membimbing kita melakukannya.

Misteri kehidupan alam raya ini begitu banyak dan luas, dan otak kita tak sanggup untuk memecahkan semuanya, itulah sebabnya kita diberi tuntunan yang lengkap berupa Al Quran dan Hadist agar supaya selamat dalam perjalanan panjang di dunia ini.

.. dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". [QS. 17:85]

Saudaraku, apabila disekeliling terasa semua jalan telah tertutup, solusi dan jalan keluar berujung pada jalan buntu, waktunya untuk tidak mengandalkan otak-kepintaran, tetapi bergerak dan berusahalah terus melakukan apa yang dapat dikerjakan sambil berserah diri dan bermohon kepada Allah, yakinlah di depan sana ada jalan lempang menanti anda.

Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. [QS. 65:2]

Setelah otak diperas, mengotak-atik peluang dan harapan, kaki dan tangan telah mengolah dan mengayun langkah, doa dan pasrah telah ditumpahkan, maka pertolongan Allah akan segera datang. Jangan ragukan, sebab itulah yang dijanjikan kepada hamba-hambaNya.
… Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. [QS. 2:214] .. Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman. [QS. 30:47]

Mengapa pertolongan Allah sering datang pada saat-saat terakhir, ketika sudah dalam kondisi kritis dan tenaga telah terkuras. Inilah salah satu bentuk kasih sayang dan pertolongan Allah yang menghendaki hambanya berusaha secara maksimal karena dari sanalah munculnya amal saleh, yang nantinya diberi balasan pahala tidak terbatas.
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. [QS. 5:9]

Kesaksian


Nabi Saw. bersabda: "Dosa yang paling besar diantara dosa-dosa besar lainnya adalah menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, kesaksian palsu, kesaksian palsu (beliau mengulanginya tiga kali), (Bukhari)

Hari-hari ini sedang ramainya disidangkan seorang pesohor, yang diduga telah menyebarkan dan mengedarkan rekaman jejak langkahnya yang tidak senonoh ke tengah masyarakat. Para hamba hukum sampai saat ini belum dapat membuktikan perbuatan ini dan ybs. tidak mengakui perbuatannya. Kenyataan yang sulit dibuktikan. Kejadian yang lain adalah seorang tahanan dengan mudahnya melakukan pelesiran lengkap dengan keluarganya ke Bali. Memang pada awalnya disangkal tetapi pada akhirnya juga diakui ybs. Meskipun demikian misteri disekitar wisata bui tersebut masih banyak yang tidak terungkap. Sekali lagi banyak hal-hal yang sulit dibuktikan.

Secanggih apapun para penyidik yang berusaha untuk mengungkap peristiwa-peristiwa diatas, atau peristiwa semacamnya yang lain, tentu tidak dapat menbongkar sampai keakar-akarnya karena ada kepentingan yang berbeda-beda. Ada saksi yang bungkam, tidak jujur, saksi palsu. Ada pengacara yang menutupi kejadian. Ada hakim yang punya kepentingan lain. Ada kejadian yang tidak boleh diungkap untuk menjaga kepentingan Negara atau pejabat, dan seribu satu alasan lainnya. Dan itulah pengadilan dunia.

Demikianlah kemampuan yang dimiliki oleh peradilan dunia banyak kesaksian yang tidak terjangkau. Sangat berbeda dengan peradilan akhirat, kesaksian akan diperhadapkan semua kepada setiap orang yang menghadapi pengadilan. Kesaksian berlapis dan tidak mungkin ada yang terlewati.

Pertama, kesaksian Yang Maha Agung ..… “Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.” [QS. 22:17]. “Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” [QS. 4:79]. “Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Qur'an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya.” [QS. 10:61]

Kedua, kesaksian dari para malaikat Rakib dan Atid … “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” [QS. 13:11]

Ketiga, kesaksian dari anggota badan sendiri, “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. ” [QS. 36:65]. “Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.” [QS. 41:20]

Keempat, Kesaksian bumi dan segala isinya. “pada hari itu bumi menceritakan beritanya,” [QS.99:4]. “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata”. [QS. 41:21].

Saudaraku, kalau di dunia kita bisa berkelit dari perbuatan kita, di akhirat semua perbuatan dan segala gerak gerik kita terekam dengan sempurna dan datang sebagai saksi. Pilihannya mau saksi menggembirakan atau saksi mengerikan, keputusannya ada pada kita, saat ini.



Kamis, 25 November 2010

Kegiatan yang melengahkan

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. [QS. 102:1-2]

Bermegah-megahan dan bersenang-senang tidak selalu berkaitan dengan kemewahan, sehingga semua orang dapat mengalaminya. Tidak juga selalu berkaitan dengan kekuasaan dan nama besar. Dia bersama siapa saja ketika ia memperturutkan keinginan dan hawa nafsunya. Malas adalah bermegah-megahan dari segi kesempatan dan juga bersenang-senang karena tidak mengerjakan sesuatu.

Hobby atau kegemaran, meski yang produktif sekalipun, bisa jadi bermegah-megahan yang melalaikan apabila karena menekuninya sesuatu yang lebih penting terabaikan.

Ada Persepsi yang tertanam di alam bawah sadar kita bahwa dengan kemegahan dan kesenangan kepada harta yang banyak disitulah kebahagiaan bisa diperoleh. Dengan persepsi seperti inilah yang menjadi landasan dalam berkativitas, sehingga seluruh kegiatan terfokus pada tujuan ini, kesenangan duniawi, sehingga melupakan atau memberikan perhatian yang hanya sedikit kepada hal-hal yang fundamental seperti keseimbangan emosi, pengingkatan kepatuhan dalam beragama; sebagai kebahagiaan yang hakiki.

Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik surga. [QS. 3:14]

Obsesi terhadapat suatu kegiatan atau kegemaran yang dianggap memberikan kebahagiaan duniawi yang maksimal, termasuk kegiatan yang melalaikan karena ia menyita begitu banyak waktu sementara kebahagiaan yang sesungguhnya, diakhirat nanti, tidak dialokasikan waktu yang cukup untuk mempersiapkannya. Kalau dihitung-hitung waktu yang kita gunakan untuk mencari dunia; dari pagi sampai petang dan kadang-kadang malam sampai pagi, berulang setiap hari. Hasilnya mungkin banyak, tetapi periode menikmatinya sangat singkat; setahun?, 5 tahun?, 10 tahun?, 20 tahun?, atau 50 tahun?, semuanya ini sangat singkat. Tidak percaya, tanyalah kakek-nenek kita atau siapa saja yang telah berumur lanjut. Apalagi kalau diukur dengan waktu akhirat, jelas sangat singkat. Lebih singkat dari mimpi di siang bolong. Maka jelaslah bahwa: “kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” [QS. 3:85]

Apakah kegiatan yang saya lakukan saat ini termasuk yang melalaikan?

Saudaraku, kegiatan apapun yang anda lakukan saat ini, laksanakanlah dengan sebaik-baiknya, apapun ia kalau kegiatan yang tidak melanggar aturan dan norma agama adalah percerminan ibadah selama diniatkan seperti itu. Secara keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan harus proporsional dan seimbang. Shalat terus-meneruspun tidak ada aturannya, demikian pula dengan bekerja tanpa mengenal waktu juga tidak benar. Ada keseimbangan antara bekerja dan istirahat, beribadah dan bermasyarakat, dst.

Kehidupan ini tidak perlu berakhir dengan kemegahan dan kemewahan, tetapi harus berakhir dengan pengabdian, kemegahan dan kemewahan menjauhkan kita dari kuburan sedangkan pengabdian kepada Allah; kuburan adalah pintu menuju kebahagian abadi.

Transformasi pahala akhirat



Pernahkah anda mendengar atau membaca bahwa :

Satu langkah ke masjid bisa menghapus dosa dan meningkatkan satu derajat di surga dan selama dalam perjalanan dicatat sebagai orang yang mengerjakan shalat (Muslim, Ahmad)
Salat dua rakaat sebelum subuh lebih baik daripada dunia dan isinya (Muslim)
Subhanallah walhamdulillah dapat memenuhi langit dan bumi (pahala). (Muslim)
Membaca dua ayat Al quran lebih baik daripada dua unta besar (Muslim)

Melalui Kitab Suci Al Qur’an dan Hadist Rasulullah, banyak sekali amal ibadah yang apabila dikerjakan akan mendapatkan ganjaran yang besar, apakah itu amalan yang berat maupun amalan yang sebenarnya sangat ringan, seperti beberapa yang dicontohkan diatas. Semua orang islam terpelajar maupun yang awam dapat mengetahuinya dengan mudah, karena informasinya memang sering disampaikan baik melaui para da’i maupun bahan bacaan yang bertebaran di toko buku atau pinggir jalan kaki lima. Tetapi mengapa tidak banyak orang yang menggalakkannya?

Bandingkan dengan hal-hal keduniaan yang menjanjikan hadiah besar seperti; kontes-kontes, belanja berhadiah, tamasya, atau pemberian langsung melalui balas jasa, yang sebenarnya kebesaran hadiahnya tidak sesuai dengan hal-hal yang telah dikorbankan seperti harga diri, perasaan, harta benda, kesehatan dan waktu. Semua hal itu tidak menghalangi orang-orang untuk memburuhnya padahal yang memperoleh hadiah, mungkin hanya satu dalam seribu, satu dalam sejuta atau bahkan lebih.

Mengapa orang malas memburuh hadiah akhirat yang jauh lebih besar dan siapapun dapat memperolehnya tanpa melalui undian dan pertarungan yang sia-sia, karena siapapun mengikutinya pasti memperoleh kemenangan. Sementara hadiah dunia pemenangnya hanya segelincir orang saja. Inilah yang perlu dilatih secara terus menerus untuk meyakinkan diri bahwa janji Allah dan RasulNya itu bukanlah janji kosong.

Marilah kita mencoba dan berusaha mentransformasikan nilai-nilai pahala akhirat sehingga benar-benar menyatu dalam hati dan pikiran bahwa keutamaan pahala akhirat bisa juga dinikmati di dunia sebelum kenikmatan yang sesungguhnya. Bagaimana caranya kita dapat melakukan hal diatas. Jawabnya adalah dengan selalu meningkatkan keimanan kita kepada Allah, karena puncak iman ketika kita sudah dapat mempraktekkan Sami’na wa atho’na, “kami dengar dan kami patuhi”. Lalu bagaimana cara meningkatkan keimanan? Dengan menuntut ilmu-ilmu agama dan ilmu pengetahuan pada umumnya dan mempraktekkan ilmu yang telah diperoleh tsb dalam kehidupan sehari-hari.

Saudaraku, apabila kita dapat mentransformasikan nilai-nilai pahala akhirat dalam mengerjakan amal saleh melalui peningkatan keimanan yang terus menerus maka, hati akan menjerit apabila kehilangan shalat berjamaah, perasaan terasa teriris apabila tak sempat shalat sunnah, nelangsa dan lesu karena lupa berzikir, dan banyak beristighfar karena tidak sempat membaca Al Qur’an. Itu semua adalah musibah dalam kehidupannya.

Akhirnya tidak ada lagi keraguannya atas perkataan Allah Swt. dan RasulNya sehingga kenikmatan yang dijanjikan di akhirat telah dirasakan nikmatnya saat ini. Karena ia yakin :

Dan janji Allah adalah pasti benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah? [QS. 4:122]


Selasa, 09 November 2010

Bangkit. Bangkitlah!



Wahai orang yang berselimut, bangkitlah . . . , [QS. 73:1-2]

Dalam suasana banyak bencana dan malapetaka, yang menyebabkan banyak orang menjadi korban, kepedihan dan kesedihan tak terhindarkan menyebar ke tengah-tengah masyarakat. Manusia adalah makhluk yang lemah sehingga apabila tertimpah musibah mudah mengeluh dan terperosok, bahkan bisa menjadi putus asa. Dalam keadaan yang demikian manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk dapat bertahan dan kembali ke kondisi normal.

Apabila mendapatkan pelayanan yang baik dan memperoleh cara pemulihan yang tepat, maka motivasi untuk bangkit tidak membutuhkan waktu yang lama, karena secara psikologis pada level-level tertentu orang yang terpuruk dapat menerima kondisinya dan siap melakukan perbaikan dan perubahan. Dengan sentuhan emphaty dan rasa serta dorongan spiritual, bahkan mereka bisa lebih cepat lagi untuk bangkit

… dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". [QS. 12.87]

Lalu bagaimana dengan orang-orang yang tidak mendapat hambatan apa-apa dalam kehidupannya, sudah mapan dengan kondisi yang menyenangkan. Sesungguhnya orang-orang inilah yang sulit untuk bangkit, karena merasa sudah terlena berslimut dangan kemapanannya. Orang kaya sudah terlalu nyaman dengan selimut kekayaannya sehinggah sulit untuk bangkit. Mau bangkait apalagi? Orang terkenal sudah asyik dengan selimut keharuman namanya. Penguasa sudah terlena dengan selimut kekuasaannya. Mereka sudah sampai di puncak dan disekitar mereka hanya ada lembah dan ngarai.

Susah senang Suka dan duka adalah rumus kehidupan yang dialami setiap orang tanpa perbedaan. Yang berbeda adalah sikap dan tanggapan orang menghadapi kondisi yang bergejolak ini. Sebagian apabila dalam keadaan terpuruk cepat putus asa dan apabila sedang diatas bersikap sombong, sementara yang kuat imannya dapat menyadari bahwa semuanya itu adalah ujian untuk meraih sesuatu yang lebih besar lagi. Karunia Allah.

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" [QS. 2:155-156]

Saudaraku, sekian kali telah kita mengalami kemunduran dan sekian kali juga kita tetap bangkit, jadi tidak perlu berkecil hati apabila saat ini dalam kondisi terpuruk. Semua masalah yang dihadapi akan terpecahkan selama kita punya semangat dan keyakinan dapat memecahkannya. Mungkin suatu saat sangat susah bagi kita untuk bangkit dari suatu lembah, tetapi bukankah kita bisa bangkit pada lembah-lembah yang lain.

Yang perlu diwaspadai adalah susana kenikmatan yang sedang dirasakan jangan sampai menjadikan kita terlenah sehingga tidak ada lagi motivasi untuk berubah dan maju diluar selimut kejayaan kita. Suatu waktu ketika telah sampai di puncak, tentu tidak bisa meningkat lagi, tetapi bukankah puncak-puncak yang lain masih banyak.

Saudaraku, akan selalu ada ruang untuk berbuat yang terbaik sesuai dengan kemampuan yang kita miliki apabila diusahan dengan sungguh-sungguh.

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. [QS. 29:69]


Kabar gembira dan peringatan

Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. [QS. 34:28]

Manusia adalah makhluk Allah yang termulia dimuka bumi apabila dia mematuhi ketentuan Tuhannya, sebaliknya menjadi makhluk yang terhina bilamana menentang ketentuan Allah.

sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), [QS. 95:4-5]

Manusia memiliki kebebasan untuk menjadi yang terbaik atau yang terhina. Dalam rangka pemilihan kebebasan ini telah disediakan panduan yang jelas berupa Quran dan Hadist melalui pemberi kabar gembira dan peringatan akan azab yaitu Rasulullah Saw.

Lalu mengapa manusia sangat berat untuk mematuhi amal-amal yang merupakan kabar gembira dan gemar mengikuti amal-amal buruk meskipun telah mendapat peringatan atau ancaman azab yang pedih.

Ketika perayaan ditingkat RT kita menerima hadiah yang besar, apakah sama besarnya ketika menerima hadiah yang besar dari Presiden? tentu saja beda. Lalu bagaimana besarnya hadiah/ganjaran besar yang diperoleh, kalau yang mengatakan Yang Maha Besar, tentu tidak dapat digambarkan bagaimana besarnya.

Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. [QS. 48:29]

Ketika anak kecil tergores pisau tentu akan menjerit kuat-kuat. Akan lebih perih lagi kalau seorang pendekar terkoyak dadanya. Dan bagaimana pedihnya kalau yang mengatakan adalah Yang Maha kuasa, tentu kepedihannya tak bisa dibayangkan. Kalau awan panas gunung merapi 600C dapat membinasakan semua makhluk hidup, bagaimana dengan panas matahari yang 6000C, lalu berapa temperatur panas api neraka. Tidak bisa dibayangkan. Simaklah hadist berikut.

Rasulullah saw sabda: "Sungguh, penduduk neraka yang paling ringan siksanya, dia memakai dua sandal dari api neraka yang mana otaknya mendidih disebabkan panasnya kedua sandalnya." (Muslim)

Saudaraku, janji Allah yang menyiapkan kenikmatan yang tidak dapat dibayangkan melalui amal perbuatan seringkali kita tidak mengacuhkannya, meskipun hanya melalui perbuatan yang kecil dan sederhana, bandingkan dengan janji manusia yang nilainya tidak seberapa kita mengejarnya kemana saja dan tahan sampai dini hari. Sebaliknya, ancaman pedihnya azab neraka tidak dapat mencegah kita untuk menghindari perbuatan dosa-dosa besar, bandingkan dengan ancaman manusia, kita menyembah-nyembah untuk menghindarinya.

Sangat banyak bukti-bukti yang dapat kita amati sehari-hari betapa berita gembira dan peringatan dari Allah tidak terbantahkan lagi, tetapi kita masih tetap saja mengejar dunia tanpa mengenal lelah dan membiarkan akhirat terbengkalai, meski umur tinggal selangkah lagi masuk kubur. Sadarlah dan bersyukurlah, masih diberi waktu memperbaikinya.


Jumat, 29 Oktober 2010

Kezaliman tersembunyi


Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. [QS. 33:58]

Dalam kehidupan bermasyarakat, interaksi antara sesama anggota masyarakat sangat banyak dilakukan. Ada interaksi yang direncanakan, tetapi lebih banyak yang terjadi dengan sendirinya karena mobilitas yang kita lakukan. Dari hubungan-hubungan ini baik yang direncanakan maupun yang terjadi begitu saja sering terjadi perbuatan dan perlakuan yang tidak menyenangkan atau menyakitkan orang lain, baik karena kesengajaan maupun karena kehilafan.

Muslim yang baik bukanlah orang yang terbebas dari kesalahan yang disebabkan karena kehilafan, namun demikian sekuat mungkin menghindari kesalahan karena kesengajaan, dan apabila berbuat kesalahan sesegera mungkin memperbaikinya dengan memohon maaf kepada sesama manusia dan mohon ampun kepada Allah Swt.

Abdullah Bin Umar berkata bahwa Nabi SAW telah bersabda “seorang muslim adalah orang yang menyebabkan orang–orang islam (yang lain) selamat dari lisan dan tangannya…”. (HR. Bukhari, Abu Dawud, Dan Nasa’i)

Demi menjaga kesucian diri, hendaknya selalu memikirkan apakah perbuatan yang kita lakukan terbebas dari kemungkinan menyakiti orang lain tanpa disadari, boleh jadi sepintas lalu aktivitas yang dilakukan dianggap baik tetapi setelah ditelusuri ternyata dapat menyebabkan keluhan bagi banyak orang, yang tentu saja menjadi tambang dosa bagi kita. Sebagai contoh sederhana adalah mengalirkan air kejalan umum dari sisa cucian mobil/motor, cucian piring dari warung/restoran, atau kesengajaan menyiram jalanan yang kadang-kadang menggunakan air comberan.

Banyak kemungkinan yang bisa terjadi dari contoh diatas. Bisa saja terjadi pengendara motor terpleset dan menabrak sesama pengendara yang lain. Pegawai yang terpercit air harus kembali ke rumah untuk mengganti pakaian. Seorang muslim yang beribadah berkurang kesempurnaannya karena terkena kotoran, dan banyak kemungkinnan lain. Betapapun setiap orang yang mengeluh dan merasa terganggu berarti sebanyak itulah tambahan dosa yang harus kita tanggung. Bagaimana kalau orang yang merasa teraniaya mengeluh kepada Allah, tentu balasannya lebih berat lagi. Coba simak hadis berikut:

Rasulullah Saw telah bersabda: “Demi Allah, tidak beriman; demi Allah, tidak beriman; demi Allah, tidak beriman! Nabi ditanya: Siapa, wahai Rasulullah? Nabi menjawab: ‘Adalah orang yang tetangganya tidak merasa tentram karena perbuatan-nya’. (Muttafaq’alaih).

Saudaraku, mungkin banyak kegiatan lain yang kita lakukan tetapi tidak disadari bahwa hal itu menimbulkan gangguan dan keluhan pada orang lain, atau memandangnya sebagai perbuatan yang sepele dan menjadi terbiasa kita melakukannya, padahal sangat berpotensi menjadi lumbung dosa yang membinasakan dan merugikan diri sendiri.

“Hati-hati kalian dari dosa-dosa kecil, karena dosa-dosa kecil itu bila berkumpul pada diri seseorang akan membinasakannya.” (HR. Ahmad)


Kamis, 21 Oktober 2010

Cerdas beribadah


“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad.” [QS. 58 : 11]

Melaksanakan shalat berjamah bagi banyak orang adalah salah satu pekerjaan yang berat. Bagi orang yang cerdas beribadah, shalat berjamaah memang berat tetapi menyenangkan. Mengapa? Karena shalat berjamaah bukanlah satu pekerjaan, tetapi beberapa aktivitas pekerjaan yang secara simultan beriringan, yaitu; shalat berjamaah, silaturrahim, sarana menuntut ilmu, dan I’tikaf. Keempatnya mempunyai keutamaan yang tinggi.

Seorang tukang ojek yang cerdas beribadah, selain mencari rezeki untuk keluarganya sebagai amal utama, juga selalu menyenandungkan zikir yang tidak membutuhkan biaya dan menggunakan tenaga yang sedikit sekali, tetapi reward atau ganjarannya sangat besar.

Mukminin yang cerdas selalu memaksimalkan potensi yang dimiliki. Salah satu cara terbaik yang dapat dilakukan adalah berusaha selalu dalam keadaan berwudhu, dengan demikian segala amal saleh yang dikerjakan mempunyai potensi untuk dilipat gandakan hasilnya

Dari Abu Hurairah ra. berkata: “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya pada hari kiamat nanti umatku akan dipanggil dalam keadaan putih cemerlang dari bekas wudhu. Dan barangsiapa yang mampu untuk memperlebar (memperbanyak wudhu-peny.) putihnya maka kerjakanlah hal itu”". (HR. Bukhari dan Muslim)

Saudaraku, itulah beberapa contoh amal saleh yang dilakukan dengan ganjaran yang diperoleh jauh lebih besar, meskipun dengan pekerjaan yang sama tetapi hasil yang berbeda karena memahami cara yang terbaik untuk melakukannya, tentunya dengan bantuan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Dengan memiliki ilmu pengetahuan yang lebih banyak akan memudahkan jalan ke surga :
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)

Bahkan kedudukan orang yang berilmu jauh lebih tinggi daripada ahli ibadah yang sewaktu-waktu bisa tersesat karena kurang ilmunya, seperti sabda Nabi saw: “Keutamaan orang ‘alim atas orang ahli ibadah adalah seperti keutamaan diriku atas orang yang paling rendah dari sahabatku.” (HR At Tirmidzi).

Saudaraku, mukmin yang berilmu dapat melaksanakan peribadatan dengan lebih sempurna sehingga memperoleh ganjaran pahala yang lebih besar, selain itu dia dapat mengajar orang lain dengan ilmunya yang berguna yang apabila dilaksanakan oleh orang lain ia juga akan mendapat pahala tanpa mengurangi pahala orang yang mengerjakannya.

Rasulullah bersabda : “orang yang menyeru kebaikan (mengajarkan ilmu), dia memperoleh pahala seperti orang yang mengamalkan seruannya, tanpa mengurangi pahala si pengamal sedikitpun” (HR. Muslim, Ibnu Majah)

Kemampuan kita untuk beramal sangat terbatas, tetapi kita telah diberi jalan untuk memperluas potensi amal kita melalui ilmu yang diajarkan, maka tetaplah menuntut ilmu dan membaginya kepada sebanyak-banyaknya orang lain. Selain itu dengan ilmu bisa mendapat banyak kebaikan dari Allah.
Dari Mu'awiyah ra. berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: "Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan kepadanya, niscaya Allah akan pahamkan dia tentang agama(nya)." (Muttafaqun 'alaih)


Minggu, 10 Oktober 2010

Dari Catatan lama

Assalamu Alaikum warahmatullah wabarakatuh,

Sahabat, selamat bersua kembali melalui media ini,
setelah lama tidak muncul, kerinduan membuncah laksana lava pada level derajat 27
berjuta peristiwa berlalu tanpa dapat berbagi makna
duka berlalu dengan enggannya,
suka berlalu tanpa permisi
sedih yang hadir seakan tak bertepi,
gembira yang digenggam erat hanya seperti bayangan di giribangun.

Sahabat, disekeliling kita berjuta keputusasaan merambat bagai ....
segala peristiwa dimaknai sebagai mata air kesulitan
benih-benih yang subur dipandang sebagai hasil dari pupuk korupsi
bunga-bunga yang layu dimaknai tertimpa dosa masa lalu
lalu semua jalan itu seakan sudah terpasang ranjau-ranjau yang siap menikam.
Sehingga semua tatakrama dianggap hanyalah mozaik masa lalu
kesepakatan-kesepakatan luhur hanyalah benteng-benteng yang memagari kesuksesannya
visinya hanya sebatas bayangan fatomargana

Sahabat, apakah kita sebagai penonton dalam arena seperti ini
Alhamdulillah, patut dilantunkan untuk keberposisian seperti ini
paling tidak posisi ini sudah diluar arus yang sia-sia diatas
atau barangkali ini adalah titik nadir untuk semakin menjauh dari arus diatas
mengumpulkan lembaran-lembaran putih untuk mulai menulis sesuatu yang bermakna
atau boleh jadi sebagai saat kontemplasi menjahit kesia-siaan masa lalu dan merajut masa berikutnya.

Sahabat, hanya seperti inikah yang dapat kita lakukan,
bukankah junjungan kita Rasullah Swa bersabda bahwa orang yang beruntung hanyalah yang hari ini keberadaannya lebih baik dari yang lalu dan esok keberadaannya lebih baik dari hari ini
bukankah ini yang dikatakan orang modern adalah trend yang sangat menguntungkan, pasti!
oleh karena itu kita harus jadi bagian opisisi dari arus diatas,
apakah sebagai penghambat, penghalang, penggempur agar tidak menjalar kepada orang lain
atau sebagai penyejuk, peneduh, pengasuh sehingga dapat menarik satu atau dua orang penganutnya untuk tobat.

Sahabat, kita tak akan merubah dunia
tetapi Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk meramaikan dunia ini
kita adalah umat yang tertinggi dibandingkan dengan umat-umat lain
sehingga adalah aneh kalau kita tidak menorehkan sesuatu sekecil apapun dipersada ini
sesuatu yang mulia sesuai dengan kedudukan yang mulia itu
you may do it, you can do it

mau lihat yang terang anda akan memperolehnya
mau berbuat yang baik anda dapat melakukannya
mau suasana yang tentram anda dapat menikmatinya
mau bahagia anda bahagia

Sabtu, 09 Oktober 2010

Tanda-tanda kekuasaan Allah


Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. [QS. 30:24]

Ketika guntur menggelegar di angkasa seakan menelan bumi, perasaan apakah yang terlintas dalam hati dan apa yang direnungkan oleh pikiran. Tentu saja masing-masing orang mempunyai hati dan pikiran menerawang kemana-mana, tetapi ada yang sama yaitu bahwa kita manusia begitu kecil, sangat kecil dibandingkan dengan alam semesta dan peristiwa yang dibawanya.

Ketika petir menyambar malam seakan kilat membakar semesta, masihkah ada rasa aman dalam istana-istana atau benteng-benteng atau gedung pencakar langit sebagai tempat perlindungan utama manusia

Ketika ombak bagaikan gunung menggulung samudra, masih adakah harapan bahtera atau kapal sampai ke tujuan. Adakah percakapan yang lebih indah selain merintih dan minta pertolongan kepada Yang Maha Kuasa.

Ketika banjir bandang menyapu kampung-kampung dilereng bukit, bahkan menjeritpun tidak sempat lagi diteriakkan, karena mayat-mayat telah berlomba dengan batu-batuan, rumah, jembatan, diseret arus yang tidak kenal belas kasihan.

Itulah beberapa gambaran peristiwa alam yang sering terjadi dalam sejarah kaum-kaum sebelumnya, sebagai azab karena ingkar dan tidak mau mengikuti nabi-nabi yang diturunkan kepada mereka. Dan sekarang kejadian-kejadian seperti itu berturut-turut kita alami di Tanah Air tercinta ini. Adakah ini pertanda azab?

Saudaraku, kita yang mungkin jauh dari bencana mungkin merasa aman-aman saja dan tidak memperdulikan pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa-peristiwa alam seperti diatas atau peristiwa alam lainnya. Jangan begitu, simaklah ayat-ayat berikut :
Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang? atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? [QS. 67:16-17]

Ketika musibah-musibah ini datang semua manusia sama, rakyat atau presiden, kaya atau miskin, dalam ketakutan dan putus asa. Dan tiba-tiba begitu dekat dengan Yang Maha Kuasa, tetapi setelah musibah berlalu kebanyakan manusia ingkar kembali.

Saudaraku, ingatlah bahwa musibah itu hanyalah batu kerikil dan musibah sebenarnya adalah ketika kita menjauh atau tidak lagi memahami peringatan dari Allah Swt

Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); [QS. 32:21] Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal. [QS. 20:127]

Senin, 04 Oktober 2010

Paradoks pasca ramadhan

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. [QS. 2:208]

Mestinya melalui ramadhan dengan segala kemulian dan keberkatannya akan membawa kita secara perlahan atau cepat menuju kepada Islam yang kaffah, Islam yang komprehensif. Sayang sekali kenyataannya dalam masyarakat kita banyak sekali terjadi paradoks yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari.

Mungkin karena godaan yang begitu massif sehingga sangat sulit kita menghindarinya. Tidak saja bagi orang awam tetapi juga ustad bahkan pak Kyai tidak tahan oleh godaannya. Mari kita ambil beberapa contoh; ibu-ibu (muda) rajin menghadiri salawatan tetapi doyan menggunakan calana pendek, pemuka agama tetapi candu rokok, pengguna busana muslim tetapi suka melanggar lalu lintas.

Ada kemungkinan pada majelis-majelis pengajian, salawatan, kajian agama yang lain sudah jarang membahas masalah aurat ini sehingga fenomena celana pendek ini begitu mudah diserap oleh ibu-ibu muda dan remaja putri dalam kehidupan sehari-hari, seolah-olah bukanlah suatu larangan dalam beragama sehingga menyebar dimana-mana, dari mall, tempat hiburan, pasar tradisionil, hingga pelosok kampung, bahkan mau shalat tarawih saja ada yang memakainya sampai di Masjid. Ironisnya, tak jarang kita temui ibu bapak berbusana lengkap jalan bareng dengan anak gadisnya menggunakan celana pendek.

Paradoks yang lain yang banyak terlihat adalah para pemuka agama dengan demonstatif memperlihatkan kegemarannya merokok. Padahal anak SD saja tahu bahwa merokok itu berbahaya untuk tubuh manusia. Kelompok ini yang susah dinasehati karena merekalah ahlinya. Kadang-kadang kepakaran memang tidak sejalan dengan kebeningan hati. Kalau kita mengambil rujukan hukum rokok yang paling bebas, ia jatuh kepada Makruh. Bagi orang-orang mulia dianggap sebagai perbuatan yang tidak terpuji. Lalu apakah pantas dijadikan panutan kalau senang melakukan perbuatan tidak terpuji?

Paradoks terakhir yang kita jadikan sampel adalah makin banyaknya orang yang begitu mudah melanggar aturan lalu lintas (menerobos lampu merah, melawan arus, dll.) tanpa rasa bersalah, sementara busana yang digunakan mencerminkan kepatuhan. Apakah peraturan lalu lintas dianggap sebagai aturan yang tidak ada kaitannya sebagai bentuk kepatuhan kepada Allah?

Saudaraku, tentu banyak lagi paradoks yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Makin sedikit paradoks yang kita alami, maka ketenangan batin makin bersemi dalam kehidupan kita, sebaliknya makin banyak paradoks yang kita lakukan maka ketenangan batin semakin menjauh. Sebagai muslim yang baik tentunya selalu berusaha untuk terus-menerus mengurangi paradoks yang ada, sehingga menjelang ajal dapat menjadi muslim yang kaffah sebagaimana ayat diatas.

Untuk membantu agar supaya hati tetap istiqamah ada baiknya sering-sering membaca doa Rasulullah Saw berikut :

Ya muqallibal quluub, tsabbit qalbii ‘alaa dinik (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamaMu). (HR. Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah)

Rabu, 29 September 2010

Sue Watson: Misionaris yang Kini Menyerahkan Hidupnya untuk Islam

Rabu, 29 September 2010, 17:02 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--''Apa yang terjadi padamu?'' Pertanyaan itu kerap diterimanya ketika bertemu mantan teman-teman sekolah, teman dan pendeta ketika mengetahui dirinya telah memeluk Islam. Mereka heran dan tak habis pikir mengapa Sue Watson, seorang profesor, pendeta, dan misionaris, yang pantas disebut sebagai fundamentalis radikal, kini telah menjadi seorang Muslimah.

Tapi itulah jalan hidup. Hidayah menghampiri Watson, membuatnya menjadi tertarik pada Islam, dan akhirnya memeluk agama yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW ini. Semua itu bermula ketika ia baru saja lulus dari pendidikan pasca sarjana. Lima bulan setelah mendapatkan gelar Master of Divinity (Ketuhanan) dari sekolah seminari ternama, dia bertemu seorang wanita yang pernah bekerja di Arab Saudi dan telah memeluk Islam.

Jiwa misionarisnya muncul. Dia pun coba bertanya-tanya kepada wanita itu dengan maksud menjalankan misi kristennya. Kepada wanita itu, Watson bertanya tentang perlakuan Islam terhadap wanita. ''Saya terkejut dengan jawabannya. Jawaban itu bukan yang saya harapkan, jadi saya bertanya lagi tentang Tuhan (Allah SWT) dan Muhammad,'' ujarnya. Namun wanita itu tidak mau menjawab pertanyaan tersebut. Wanita itu justru mengajak Watson untuk berkunjung ke Islamic Center karena di sana ada orang yang bisa menjawab pertanyaan itu dengan lebih baik.

Selama delapan tahun, Watson kuliah di sekolah teologi. Sebagai seorang penganut Kristen yang taat, dia memandang Islam sebagai agama setan. Dalam setiap doanya, dia meminta kepada Yesus agar dilindungi dari roh-roh jahat. Namun setelah peristiwa di atas dan dia kemudian berdialog di Islamic Center tersebut, dia seperti mendapatkan pandangan lain tentang Islam. ''Saya cukup terkejut dengan pendekatan mereka (umat Islam), karena langsung dan lugas. Tidak ada intimidasi, pelecehan (terhadap agama lain), dan tak ada manipulasi psikologis,'' kisahnya.

Bahkan, Watson menceritakan, ulama atau ustadz di Islamic Center itu menawarkan dirinya untuk mempelajari Alquran di rumahnya. ''Ini seperti studi tandingan untuk Alkitab. Saya tak percaya, mereka kemudian memberikan beberapa buku mengenai Islam dan mengatakan jika saya memiliki pertanyaan maka mereka akan bersedia menjawabnya di kantor,'' katanya.

Malamnya, Watson langsung membaca semua buku itu. Itulah untuk kali pertama, dia membaca buku tentang Islam yang ditulis oleh seorang Muslim sendiri. Selama ini, dia hanya membaca buku-buku mengenai Islam yang ditulis oleh orang Kristen. Keesokan harinya, dia kembali menemui Ustadz itu untuk menanyakan beberapa hal mengenai Islam yang didapatnya dari membaca buku itu. Hal itu terus terulang setiap hari selama sepekan. Hingga tanpa terasa, dia telah membaca sebanyak 12 buku dalam tempo sepekan itu.

Dari situ, dia mulai memahami mengapa Muslim itu merupakan orang yang paling sulit di dunia ini untuk diajak memeluk Kristen. ''Mengapa? Karena tak ada lagi yang bisa ditawarkan kepada mereka (Muslim). Islam mengajarkan hubungan dengan Tuhan, pengampunan dosa, keselamatan, dan janji kehidupan yang kekal,'' paparnya.

Selama menjalani proses dialog itu, secara alamiah, pertanyaan pertamanya terpusat kepada Allah, Tuhan-nya umat Islam. Siapakah Allah yang disembah kaum Muslim ini? Sebagai seorang Kristen, dia diajarkan bahwa Allah itu merupakan Tuhan palsu. Namun setelah membaca buku Islam dan berdialog, dia baru mengetahui bahwa Allah itu Maha Kuasa, Maha Mengetahui, dan Allah itu Esa. Tak ada Tuhan lain yang mendampingi Allah.

Lantas, pertanyaan penting tentang Muhammad. Siapa ini Muhammad? Dia baru mengetahui bahwa umat Muslim tidak berdoa kepada Muhammad, seperti orang Kristen berdoa kepada Yesus. Dia (Muhammad) juga bukan seorang perantara, sehingga dilarang berdoa kepadanya. Dia pun mengetahui bahwa umat Islam juga percaya pada Yesus sebagai seorang nabi seperti Muhammad. Menurutnya, banyak kesalahpahaman dari penganut Kristen tentang Islam.

Tanpa disadarinya, dia mulai mengakui kebenaran Islam. ''Tapi saya tidak beralih memeluk Islam pada waktu itu juga karena saya belum percaya sepenuhnya di dalam hati. Saya terus pergi ke gereja, membaca Alkitab, tapi di satu sisi juga belajar Islam di Islamic Center. ''Saya benar-benar meminta petunjuk Tuhan, karena tak mudah untuk pindah agama. Saya tak mau kehilangan keselamatan,'' ucapnya.

Dua bulan setelah proses pengenalannya tentang Islam, Watson masih terus meminta kepada Tuhan agar diberikan petunjuk. Hingga akhirnya, suatu ketika, dia merasakan ada sesuatu yang jatuh meresap ke dalam dirinya. ''Saya lantas terduduk, dan itulah untuk kali pertama saya menyebut nama Allah SWT. Ada kedamaian yang dirasakan. Dan sejak itu, empat tahun lalu hingga sekarang, saya percaya bahka Engkaulah satu-satunya Tuhan dan hanya Engkau Tuhan yang sesungguhnya,'' tuturnya.

Keputusannya memeluk Islam bukannya tanpa risiko. Setelah menjadi mualaf, Watson dipecat dari pekerjaan sebagai pengajar di dua Perguruan Tinggi Kolese, dikucilkan oleh mantan teman-temannya di sekolah Teologi dan sesama profesor teologi, dan tidak diakui lagi oleh keluarga suaminya. Pilihannya itu juga disikapi negatif oleh anak-anaknya yang sudah dewasa dan dicurigai oleh pemerintahnya sendiri.

''Tanpa adanya kekuatan iman, mungkin saya sudah tak sanggup menghadapi itu semua,'' ujarnya. ''Saya sangat berterima kasih kepada Allah SWT yang telah menjadikan saya sebagai Muslim. Dan saya berharap hidup dan mati sebagai Muslim.''

Mantan misionaris yang kini telah bergantii nama menjadi Khadijah Watson itu, sekarang bekerja sebagai seorang guru untuk melayani kalangan perempuan di salah satu pusat dakwah di Jeddah, Arab Saudi.

Kamis, 23 September 2010

My Facebook 23 Juli to 21 September 2010


Saudaraku, berita bagus yang pingin memperbanyak pengetahuan melalui hadist. Ini ada website Hadist online (Lidwa.com) meliputi sembilan Imam hadist

Salah satu petikan hadist :
Anas bin Malik berkata, "Nabi Saw ...tidak pernah mengangkat tangannya saat berdoa kecuali ketika berdoa dalam shalat istisqa'. Beliau mengangkat tangannya hingga terlihat putih kedua
ketiaknya." HR. Bukhari

21 September 2010 pukul 21:12 •

malam seribu bulan menantimu
datanglah ke rumahNya dengan seribu usaha
singkirkan halangan dengan seribu harapan
benamkan rintangan dengan seribu tasbih
dan mulailah melangkah dengan pasti
...malam ini suadaraku, tidak ada sesuatu yang lebih berharga
kecuali mendekat kepadaNya

30 Agustus jam 14:15 •

Untuk memperoleh keberkahan maksimal ramadhan harus melalui aksi/amal. Puncak amal adalah melalui shalat. Mari tekadkan dalam ramadhan "sehari shalat 50 rakaat". Hitungannya : Fardhu=17 rakaat, sunnah rawatib=18 rakaat, tharawih/tahajjud/witir=11 rakaat, dhuha=4 rakaat. Apakah bisa? Bisa...bisa..bisa!

09 Agustus jam 21:28 •

Masih ingat persiapan para pelatih dan masing-masing tim nasional negara para peserta pilala dunia yg baru lewat. Lihat betapa rapi, sistematis dan siap dalam countdown even tsb. Kita harusnya lebih rajin, terencana dan siap menghadapi countdown kita masing-2, walaupun waktunya kita tidak tahu, tetapi ia adalah point o...f no return. Ayo menjelang ramadhan lebih serius menata countdown kita masing-masing. Kita bisa!

29 Juli jam 23:05 •

Langkah pertama yang perlu ditanamkan dalam beribadah ialah bahwa segala perbuatan yang kita lakukan adalah untuk keuntungan atau kerugian diri sendiri.
"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri
dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri"
(QS. al-Isra' (17) : 7)

23 Juli jam 22:54 •



Indahnya mudik


.. dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya? [QS. 12.109]

Ada suatu kegembiraan yang sulit digambarkan dialami oleh orang-orang yang mudik. Mulai dari persiapan, diperjalanan hingga sampai di tempat tujuan. Karena perasaan senang yang memuncak itulah sehingga apapun rintangan yang dihadapi tidak akan membuat mereka surut kebelakang.

Motivasi yang kuat, nyali yang besar dan tekad yang kokoh ini tentunya dilatarbelakangi oleh suatu tujuan besar dan agung, paling tidak menurut masing-masing para pemudik ini. Diantaranya yang paling menonjol adalah sitaturrahim di kampung halaman dengan orang tua, saudara, kerabat atau sahabat lainnya. Tujuan lain seperti mengenang masah kecil, memperlihatkan keberhasilan dan tujuan-tujuan lainnya.

Mudik mempererat persaudaraan, memperkokoh kebersamaan dan memberi kepuasan secara emosional dan spiritual terhadap jiwa, yang terhadap kosong oleh kehidupan sehari-hari di kota-kota besar, sehingga meskipun menguras tenaga dan keuangan tetap saja menjadi dambaan bagi banyak orang setiap tahunnya.

Saudaraku, apakah spirit mudik ini dapat kita aplikasikan untuk Mudik Besar yang bakal dijalani, dimana mudik ini akan kita jalani hanya sekali dan tidak berulang lagi? Kalau mudik tahun ini belum memberikan kepuasan yang maksimal, tahun depan kemungkinan masih dapat dilakukan dan dapat disiapkan dengan perencanaan yang labih baik.

Ketika mudik tahunan (mudik kecil) dilakukan persiapan dengan sangat hati-hati dengan pengorbanan waktu, tenaga dan uang yang cukup banyak, tetapi kenapa kaki ini sangat berat melangkah ke masjid yang tidak jauh dari rumah pada saat azan dikumandangkan. Bukankah ini merupakan persiapan terbaik untuk Mudik Besar?

Setahun bekerja mencari nafkah kita habiskan pada saat mudik, hendaknya sepanjang hidup kita bekerja digunakan persiapan Mudik Besar. Kalau mudik kecil hanyalah senda gurau maka Mudik Besar itulah sesungguhnya kehidupan yang abadi.

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? [QS. 6:32]

Apabila mudik, biasanya kita bersama-sama dengan orang lain; keluarga, sahabat, teman sekerja, se professi dst., sehingga apabila menghadapi kesulitan banyak orang lain yang siap membantu. Berbeda dengan Mudik Besar, kita pulang sendiri dan tidak ada siapapun yang dapat membantu kecuali persiapan kita sebelum mudik, berupa amal ibadah.

Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri. [QS. 19:95]

Saudaraku, gunakanlah spirit mudik untuk mempersiapkan mudik terakhir kita. Mengapa kita sanggup berbuat dengan maksimal untuk merengguk setitik embun, sedangkan lautan kebahagian yang abadi menggunakan tenaga setengah-setengah?


Menuju cinta

"... Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan” [QS. 49: 7]

Suatu hari seorang putri menulis catatan di kertas putih dan meletakkannya di dapur, di tempat ibu selalu membuatkan makanan untuk anggota keluarganya. Daftar catatan sang putri memuat: ongkos mencuci piring Rp 25.000, ongkos menyapu Rp 25.000, ongkos menjaga adik Rp 25.000, ongkos belanja ke took Rp 25.000, ongkos merapikan tempat tidur Rp 25.000,….. total ongkos Rp 250.000. Ketika ibu melihat catatannya, dia tersenyum dan membuat catatan dibelakang kertas: ongkos mengandung selama sembila bulan – gratis, ongkos ngidam – gratis, ongkos tidak bisa tidur dengan posisi yang baik – gratis, ongkos mencuci kotoran dan popok – gratis, ongkos begadang – gratis,….. total – gratis. Selesai sang putri membaca catatan ibunya, ia mencoret satu persatu catatannya dan dibagian bawah ditulis: lunas. Ketika ibu membaca lagi catatannya, sang putri datang dan merangkul ibunya seraya berucap “Ibu, aku mencintaimu”

Apakah sang putri dapat membalas budi dan ketulusan ibunya dengan segala kemewahan yang dihadirkan, dengan segala pelayanan yang diberikan? Semua hal itu belum dapat mengimbangi apa yang diberikan ibunya. Tapi dengan cinta membuat segalanya menjadi lain.

Seorang hamba Allah yang saleh, menyembah selama 500 tahun, diperintahkan masuk surga dengan rahmat Allah. Sang hamba protes dan merasa berhak masuk surga karena amalnya. Maka dilakukanlah perhitungan, ternyata ibadahnya tidak seberapa dibandingkan dengan ni’mat yang diberikan Allah kepadanya.

Sebelah mata, berapa banyak anda menghargainya, shalat tahajjud setiap malam? Sebelah telinga, dengan dhuha setiap hari? Sebelah tangan, dengan puasa daud? Sebelah kaki, dengan umrah setiap bulan? Segenap muka dan kepala, dengan shalat fardhu berjamaah setiap waktu?. Seandainya anda dapat melakukan semua itu tetap saja belum sebanding dengan apa-apa yang telah dianugerahkan Allah kepada Kita, belum lagi ni’mat-ni’mat diluar tubuh kita. Udara, air, cahaya, tanah, tumbuh-tumbuhan, planet, bintang, semuanya disediakan untuk manusia dengan gratis. Lalu bagaimana mungkin kita tidak bisa bersyukur?

Saudaraku, banyaklah-banyaklah merenung untuk menafakkuri begitu banyak ni’mat yang kita perolah, mudah-muhahan kita mendapat rahmat sehingga tumbuh cinta-mahabbah dalam diri kita kepada Allah. Lihatlah sang putri, seorang anak kecil, setelah mendapat pencerahan yang singkat dan sederhana kecintaannya yang tulus muncul dari sanubarinya.

Ramadhan yang berlimpah keberkahan dan kemuliaan adalah sarana yang Allah berikan kepada kita untuk memupuk cinta. Ganjaran spektakuler yang dijanjikan melalui ramadhan adalah jalan-jalan cinta. Ketika cinta sudah bersemi dalam suasana dan saat kapan pun pengabdian akan tetap tumbuh dan berkembang dengan baik, karena ibadah-ibadah itu adalah pernyataan cinta seorang hamba kepada Allah.

"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mencintai-Mu, mencintai siapa saja yang mencintai-Mu, serta mencintai perbuatan yang mengantarkan aku untuk mencintai-Mu." (HR. Tirmidhi)


Minggu, 05 September 2010

Menuju kemenangan

Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh maka Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). itulah keberuntungan yang nyata. [QS. 45:30]

Bagi seorang mukmin kemenangan atau kesuksesan diperolah jika mampu mengabdi kepada Allah secara lebih baik dan lebih banyak dari waktu-waktu sebelumnya. Pengabdian yang berarti mentaati perintah dan menjauhi laranganNya. Suatu ukuran atau parameter yang sangat sederhana dan dapat dirasakan setiap orang mukmin.

Kalau kemenangan atau kesuksesan kita letakkan sebagai pencapaian harta yang banyak, atau karier yang menanjak, pengikut yang banyak, maka kita mendistorsi kemenangan dengan jarak yang pendek, sependek pandangan mata, sependek pendengaran, dan sependek umur kita. Artinya kemenangan atau kesuksesan diukur berdasarkan materi, suatu hal yang tidak pernah membuat manusia bahagia. Bukankah kebahagiaan sifatnya immaterial.

Seberapa besar kemenangan yang kita raih, adalah sebesar dan sebanyak pengabdian yang kita lakukan. Apakah kita siap memperoleh kemenangan. Sangat tergantung kepada kita sejauh mana kemauan untuk melakukan perbaikan dan perubahan, dan hal ini semua orang dapat melakukannya. Untuk menjadi orang kaya tidak semua orang bisa, untuk menjadi terkenal, tidak semua orang bisa, untuk menjadi pejabat, tidak semua orang bisa, tetapi untuk menjadi orang baik dan pemenang semua orang bisa. Dan jalan yang terbaik untuk mencapainya adalah dalam bulan ramadhan.

Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? [QS. 4:125]

Setelah menuntaskan puasa dengan baik sebagaimana yang dijanjikan Allah: menjadi manusia yang takwa, maka kita berhak merayakan idul fitri, sebagai kemenangan yang besar. Idul fitri sebagai pentasbihan perubahan-perubahan besar yang dilakukan dalam bulan ramadhan, karena kita tidak akan memperoleh perubahan yang besar, sebaik dalam bulan ramadhan.

Kata kunci untuk penopang keberhasilan menuju kemenangan adalah kemampuan menahan godaan nafsu dan setan yang tercermin dalam sifat cinta dunia; harta, wanita dan tahta. Dalam bulan ramadhan kecenderungan ini lebih mudah dikendalikan, itulah sebabnya kalau dalam bulan ramadhan tidak dapat dikendalikan maka pada bulan lain lebih mustahil bisa dilakukan.

Saudaraku, mari kita jadikan ramadhan benar-benar sebagai bulan kemenangan dan kesuksesan. Dalam sejarah Islam, banyak kemenangan dicapai dalam bulan ini, seperti; perang badar pada 17 di bulan Ramadhan tahun 2 H, penaklukan kota Makkah 21 bulan Ramadhan tahun ke-8 H, Thariq bin Ziyad masuk ke Spanyol pada 28 Ramadhan tahun 92, Shalahuddin Al-Ayyubi membebaskan masjid Al-Aqsha Ramadhan tahun 658 H, bahkan proklamasi 17 Agustus 1945 RI terjadi saat bulan Ramadhan. Dan Saudaraku, hendaknya ramadhan ini juga dapat menaklukkan nafsu kita untuk memperoleh kemenangan besar.

Kamis, 26 Agustus 2010

Selamat jalan ramadhan

Sesungguhnya aku tidak tahu apakah aku yang meninggalkan ramadhan atau ramadhan yang meninggalkanku, yang kutahu ramadhan telah tiada.

Padahal aku rindu malam-malam tarawih yang melelahkan
Aku rindu mendengarkan bacaan Al Quran para imam tarawih
Aku rindu tausiyah para ustad yang menyejukkan dan memotivasi
Aku rindu gesekan bahu-bahu jamaah tarawih yang beragam

Padahal aku rindu tadarrus Al Quran di shaf-shaf dan pojok-pojok masjid
Aku rindu segera menyelesaikan tilawah pada setiap akhir juz
Aku rindu mengejar ketertinggalan beberapa jus pada akhir hari
Aku rindu menyelesaikan tilawah seraya melawan tirani kantuk

Padahal aku rindu melantunkan zikir sepanjang pagi sepanjang petang
Aku rindu mengucap zikir yang berlomba menawarkan keutamaan
Aku rindu mengulang-ulang zikir seraya merasakan beban kerja di pundak
Aku rindu melantunkan zikir disetiap langkah kemanapun kaki beranjak

Padahal aku rindu memperbanyak shalat-shalat sunnah, bukankah Rasulullah meminta demikian apabila ingin dekat dengannya di surga?
Aku rindu menegakkan shalat malam menemani sahur, saat Tuhan mendekat ke hambaNya
Aku rindu menegakkan badan yang lelah, shalat pada malam yang dijanjikan akhir ramadhan
Aku rindu berjuang untuk merasakan shalat khusuk yang jarang terjadi

Aku rindu detik-detik yang penuh rahmah sejak hilal 1 ramadhan sampai fajar 1 syawal
Aku rindu detik-detik bertabur ampunan siang dan malam sebulan penuh di ramadhan
Aku rindu detik-detik terbebas dari api neraka sebulan ramadhan pembakar dosa-dosa

Ya Allah, ampuni kami, hambaMu yang tidak tahu diri, hadiah teragung yang engkau letakkan di pintu-pintu rumah kami, kami sisihkan dibalik pintu, lalu mengejar sembako, hadiah lebaran (yang sebagian kadaluarsa), amplop, dari hambaMu yang setengah ikhlas.

Ya Allah, ampuni kami, hambaMu yang mengejar ilusi dan nama di kampung dengan alasan silaturrahmi, sementara kantong-kantong keberkatan dan pahala yang Engkau sediakan di akhir-akhir ramadhan kami sisihkan

Ya Allah, ampuni kami, hambaMu yang mengejar lembaran-lembaran obral besar di mall dan pasar-pasar,sementara firman-firmanMu dalam lembaran Al Quran kami lipat rapat-rapat

Saudaraku, apakah ramadhan masih bersama kita? Tentu saja kalau kita mau. Bukankah Rasulullah telah mengatakan bahwa kalau kita tahu kemuliaan dan keagungan ramadhan maka kita inginkan ia hadir sepanjang tahun. Sayang, ramadhan yang sebulan saja kita sudah bosan dan ingin segera meninggalkan ramadhan.

Saudaraku, ketika ramadhan hadir, berusahalah untuk menghadirkannya, bukan hanya sekedar melewatinya, berusahalah menikmatinya karena ia adalah nikmat yang terbesar dan spesial untuk anda, orang-orang beriman.

Sabtu, 21 Agustus 2010

Meraih keistimewaan malam lailatul qadr

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. [QS. 97:1-5]

Adakah yang luar biasa yang pernah anda alami dalam kehidupan ini? Saya kira semuanya kita pernah mengalami hal-hal yang luar biasa, sesuatu yang jarang terjadi, misalnya pedagang yang untung besar, prestasi di sekolah, promosi yang tidak terduga, terhindar dari kecelakaan, dst.

Dan apakah anda menyadari bahwa dalam bulan ramadhan ini, kita sedang menantikan suatu malam yang luar biasa yang menjadikan pengalaman-pengalaman lain kita hanyalah hal-hal yang biasa. Bagaimana tidak luar biasa, yang menciptakan alam semesta ini sendiri Allah Swt. yang memberinya kemuliaan yang tinggi. Dalam matematis yang sederhana dikatakan ekskalasi kemuliaannya lebih besar dari 30.000 kali.

Apakah tidak menakjubkan kalau pedagang ketiban untung 30.000 kali. Apakah tidak mengagumkan kalau nilai seninya lebih indah 30.000 kali dari lukisan monalisa. Apakah tidak menggairahkan kalau daya motivasinya 30.000 kali lebih kuat dari motivator yang terbaik. Lalu mengapa kebanyakan kita membiarkan berlalu seperti hal-hal yang biasa saja. Apakah kita tidak yakin dengan janji Allah, bukankah Ia telah berfirman :

Ingatlah, sesungguhnya janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka (manusia) tidak mengetahui(nya) [QS. 10:55]

Saudaraku, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak ikut serta secara aktif dan bergairah untuk mengisi malam kemuliaan tersebut dengan perbuatan yang terbaik. Kalau kita sering bertahun-tahun mencari peluang untuk mencari usaha yang baik, mengapa kita tidak dapat menyempatkan waktu untuk mencari malam lailatul qadr hanya dalam 5 malam-malam ganjil akhir ramadhan. Ingat, tidak perlu modal yang besar, tidak perlu kalkulasi yang ngejelimet, tidak perlu nama besar dan restu sang pandito, semua kita dapat melakukannya dengan modal ketulusan dan kehambaan.

Manfaatkan potensi yang kita miliki, harta: sedekah sekuatnya, zikir: paling mudah dilakukan maka perbanyaklah melafaskannya disetiap tempat dan kesempatan, shalat sunnah: puncak ibadah, tafakur atas alam dan perjalan hidup kita, perbanyak doa untuk diri, keluarga, tetangga, dan sesama muslim. Nasehat-menasehati demi kebaikan, saling memaafkan. Demikianlah potensi-potensi yang dapat kita maksimalkan. Ingat, semua akan mendapat ganjaran dengan kelipatan lebih dari 30.000 kali.

Saudaraku, Allah begitu menyayangi kita dengan menawarkan kemuliaan pada malam yang luar biasa. Mari kita sambut dengan amal terbaik. Bukankah hal ini semata-mata untuk keuntungan diri kita sendiri?
Dari Abu Hurairah Rasulullah S.A.W telah bersabda: Sesiapa yang menghidupkan malam lailatul qadar penuh keimanan dan keikhlasan akan diampun baginya dosa yang telah lalu. (Muttafaqun alaih)


Meraih rahmat melalui penyakit


Dari Jabir Radhiyallahu Anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda : “Allah azza wa jalla berfirman,’Aku berada pada persangkaan hamba-KU kepada KU. Maka hendaklah dia membuat persangkaan kepadak-KU menurut kehendaknya. (HR. Muslim)

Apakah sebuah penyakit kutukan atau rahmat, racun atau madu, pengemblengan atau penghancuran, sangat tergantung kepada masing-masing orang yang mengalaminya. Kalau mau dianggap kutukan ia adalah kutukan, kalau mau dianggap rahmat ia adalah rahmat. Sebagaimana firman Allah melalui hadist qudsi diatas.

Mari kita lihat beberapa rahmat yang terkandung dibalik penyakit:

Allah menakdirkan penyakit kepada manusia disebabkan karena kesalahan manusia itu sendiri, namun demikian dengan panyakit itu Allah memaafkan dan menghapuskan sebagian dosa-dosa manusia, sebagaimana firman Allah :

"Tidak ada satupun musibah yang menimpa kamu kecuali disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (Asy-Syura: 30)

Selain sarana penghapus dosa, penyakit menjadi cara pengemblengan untuk meningkatkan iman dan takwa. Orang yang sakit cenderung lebih mendekatkan diri kepada Allah karena lebih banyak berintrospeksi dan menyadari ketikmampuannya menghadapi penyakitnya sehingga secara fitrah akan memohon pertolongan kepadaNya.

Dengan penyakit dapat mengangkat derajat disisi Allah, sebagaimana sabda Rasulullah: "Tidak ada seorang muslimpun yang tertusuk duri, atau yang lebih dari itu, melainkan ditulis untuknya satu derajat dan dihapus darinya satu kesalahan" (HR. Muslim.), dan sarana mencapai kedudukan yang tinggi, sebagaiman sabda Rasulullah : "Sesungguhnya seseorang akan memperoleh kedudukan di sisi Allah, ia tidaklah memperolehnya dengan amalan, Allah senantiasa terus mengujinya dengan sesuatu yang tidak disukainya, hingga ia memperolehnya" (HR. al-Hakim )

Melalui berbagai penyakit yang dialami, menyebabkan kita lebih beremphati terhadap saudara-saudara yang mengalami suatu penyakit, apalagi terhadap orang-orang yang secara ekonomi kurang mampu membiayai penyakitnya. Dari sini akan muncul kesadaran saling membantu sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Saudaraku, dari beberapa gambaran diatas seharusnya dapat mengantar kita untuk bisa bersyukur, paling tidak dapat bersabar, apabila ditimpa suatu penyakit sekecil atau sebesar apapun intensitasnya. Lebih jauh apabila kita melihat dari manfaat atau pahala karena sakit bisa bersumber dari; pahala sabar, pahala dalam melakukan ikhtiar pengobatan, pahala melalui orang-orang yang memperoleh rezeki melalui penyakit kita, pahala melalui peningkatan ketaatan dan sebagainya. Yang harus menjadi perhatian adalah jangan sampai terjadi setelah sembuh, ketaatan menjadi berkurang dan perbuatan dosa menjadi bertambah. Kalau demikian halnya mendingan sakit terus saja!.

"Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan dengannya, niscaya Dia menimpakan musibah kepadanya" (HR. Bukhari)

Senin, 09 Agustus 2010

Abu Bakar Ba'asyir Menolak Diperiksa

Mega Putra Ratya - detikNews
Senin, 09/08/2010 21:50 WIB

Jakarta - Abu Bakar Ba'asyir menolak tegas penangkapan dirinya oleh Densus 88. Untuk itu dirinya tidak menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh penyidik Mabes Polri kepada Pimpinan Jamaah Ansuro Tauhid (JAT) ini.

"Dengan izin Allah saya menolak dengan tegas tentang penangkapan saya juga pemeriksaan karena saya yakin penangkapan dan pemeriksaan saya tidak lebih dari satu komoditas politik untuk menyenangkan musuh-musuh Islam yakni Amerika dan Israel serta segala antek-anteknya di Indonesia," begitulah bunyi pernyataan sikap Abu Bakar Ba'asyir yang dibacakan oleh Koordinator Tim Pengacara Muslim (TPM) Mahendradatta di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Senin (9/8/2010) malam.

Ba'asyir menyatakan menolak tegas diperiksa oleh Densus 88.

"Atas izin Allah saya menolak untuk diperiksa oleh Densus 88 karena menurut keyakinan saya hal itu adalah diharamkan karena Densus 88 menurut pandangan saya merupakan kepanjangan dari musuh-musuh Islam, dalam hal ini AS dan Israel yang masuk dalam kategori kafir harbi, kafir yang sedang memerangi Islam dan umat Islam," tegas Ba'asyir.

Menurut Ba'asyir penangkapan dirinya merupakan strategi Amerika dan Israel dalam memusuhi Islam.

"Maka haram bagi saya untuk memberikan keterangan dalam pemeriksaan oleh Densus 88. Karena itu berarti membantu kafir harbi yang sekarang dikutuk oleh Allah SWT," ungkap Ba'asyir.

http://www.detiknews.com/read/2010/08/09/215026/1416888/10/abu-bakar-baasyir-menolak-diperiksa?991101605
(mpr/anw)

Jumat, 06 Agustus 2010

Menghadirkan dahsyatnya Ramadhan

Rasulullah saw. bersabda: "Siapa saja yang mendekatkan diri kepada Allah dengan perbuatan baik pada bulan Ramadhan, sama seperti menunaikan suatu kewajiban (fardhu) pada bulan yang lain. Siapa saja yang menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan, sama dengan orang yang mengerjakannya 70 kali kewajiban tersebut di bulan yang lain". (Imam Ibnu Khuzaimah)

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan dan kemuliaan. Namun keberkahan dan kemuliaan tersebut tidak secara otomatis dirasakan bahkan oleh orang-orang yang beriman. Untuk itu perlu upaya untuk mengasah hati dan rasa agar bisa hadir dalam dada. Beberapa tip berikut ini mudah-mudahan dapat membantu usaha tersebut.

Pertama, Ramadhan adalah anugerah yang maha besar dari Allah Swt sebagai tanda cintaNya kepada orang-orang mukmin. Salah satu hadis yang menggambarkan betapa ramadhan mempunyai keutamaan yang dahsyat

"Sekiranya umatku mengetahui keutamaan-keutamaan yang ada di bulan Ramadhan, niscaya mereka menghendaki agar sepanjang tahun adalah bulan Ramadhan" (HR Ibnu Majah)

Kedua, selama setahun di luar ramadhan keseimbangan antara amal dan dosa kita rasa-rasanya banyak dosanya. Bukankah mata, telinga, mulut, pikiran, bahkan seluruh tubuh dan panca indra setiap hari memproduksi dosa-dosa, baik yang disengaja maupun yang terpaksa dilakukan. Maka dengan kedatangan ramadhan memberikan kesempatan kepada kita untuk membalikkan situasi pada hari-hari yang lain tersebut.

Ketiga, Kebaikan apapun yang kita kerjakan pada bulan ramadhan dilipatgandakan berlipat kali sedangkan perbuatan dosa dihitung seperti biasa.

Keempat, Ramadhan adalah spesial buat kaum muslimin. Pada umat-umat yang lalu tidak memperoleh kehormatan menikmati keberkahan seperti keberkahan di bulan ramadhan, maka manfaatkanlah kesempatan ini agar tidak tersesat seperti umat yang lain.

Kelima, Ramadhan dapat memperpanjang umur efektik kita. Kalau nilai ibadah dalam bulan ramadhan dilipatgandakan menjadi 70 kali, berarti umur efektif kita meningkat 70 kali. Selain itu salah satu malam di bulan ramadhan nilainya 30.000 kali, sehingga apabila umur seorang mukmin antara 60 – 70 tahun, maka umur efektifnya bisa diatas 5000 tahun.

Keenam, anggaplah ramadhan ini terakhir sehingga tidak ada penundaan perbuatan baik untuk ramadhan berikutnya. Kita segera berangkat tetapi perbekalan belum siap, maka raihlah sebanyak-banyaknya dalam bulan ramadhan ini.

Ketujuh, kerja keras yang kita fokuskan untuk memburu dunia hasilnya tidaklah seberapa. Sehebat Qarun, Bill Gates, Aburizal Bakri? Tidak mungkin. Padahal kekayaan mereka tidak ada apa-apanya. Bahkan kalau segala kekayaan di dunia ini dikumpulkan seluruhnya maka nilainya tidak lebih bernilai dari sayap nyamuk disisi Allah. Sementara amal ibadah yang sekecil apapun akan diberi ganjaran yang berlipat dari Allah Swt.

Rasulullah saw. bersabda, “Andaikan dunia itu senilai dengan sayap nyamuk di sisi Allah, maka Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir walaupun seteguk air dari dunia.” (HR. Tirmidzi)


Sabtu, 31 Juli 2010

Bulan bertabur pahala


Rasulullah saw. bersabda: "Siapa saja yang mendekatkan diri kepada Allah dengan perbuatan baik pada bulan Ramadhan, sama seperti menunaikan suatu kewajiban (fardlu) pada bulan yang lain. Siapa saja yang menunaikan kewajiban di bulan Ramadlan, sama dengan orang yang mengerjakannya 70 kali kewajiban tersebut di bulan yang lain". (Imam Ibnu Khuzaimah)

Semua ummat islam tahu bahwa bulan ramadhan adalah bulan bertabur pahala, tetapi tidak semua dapat memanfaatkan kesempatan tersebut. Ada yang ragu-ragu dengan janji Allah dan rasulNya. Ada yang lebih memilih kesibukan dunia yang pahalanya lebih nyata dan dapat dinikmati secepatnya. Ada yang berpendapat bahwa nanti setelah tua, mendekati ajal baru memanfaatkan kesempatan tsb, dan banyak lagi alasan yang lain. Marilah kita ambil beberapa ibadah berpahala besar & mudah dikerjakan.

"Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf; lam satu huruf dan mim satu huruf. " (HR. At-Tirmidzi, katanya: hadits hasan shahih).

Pahala Huruf = 10 x 70 = 700. Kalau setiap baris = 35 huruf dan setiap halaman 15 baris. Maka pahala yang didapat per halaman = 35 x 15 x 700 = 367.500 kebajikan/pahala.

Nabi SAW: “Barang siapa mengucapkan (zikir): dalam sehari seratus kali, maka itu sama dengan pahala sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan untuknya dan dihapus seratus dosanya. Juga menjadi pelindungnya dari setan pada hari itu sampai sore dan tidak ada satupun yang lebih utama dari amalannya kecuali seorang yang beamal dengan amalan yang lebih banyak dari hal itu.” [Hadits riwayat Al Bukhori]. Berarti Zikir 100 kali dalam bulan ramadhan = 10 x 70 = membebaskan 700 budak

Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Aisyah : “dua raka’at fajar (shalat sunnah sebelum Subuh) lebih baik dari dunia seisinya.” (HR Muslim)

Dalam bulan ramadhan nilainya bisa lebih besar dari 70 dunia dan isinya, lalu kalau ditambah dengan shalat fardu (nilainya 70 sunnah) dan shalat sunnah yang lain (katakanlah ½ pahala sunnah subuh) selama bulan ramadhan bisa diatas ratusan ribu nilai dunia dan isinya.

(Sunnah subuh = 30x70) + (fardhu = 5x70x30x70) + (Shalat sunnah lain = 20x30x(1/2x70)) = 2100 + 735.000 + 21.000 = 758.100


Nabi bersabda "Seutama-utamanya sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan" (HR. Tirmidzi ). Setiap sedekah mendapat ganjaran bisa sampai 700 kali, sehingga dalam bulan ramadhan adalah 70 x 700 = 49.000. kelipatan bisa sampai 49.000 atau lebih.

Lalu berapa pahala yang dapat diperoleh pada malam lailtul qadr, yang perkaliannya 30.000 kali:
Mengaji 1 halaman = 525 x 30.000 = 15.750.000. 1 Juz = 525 x 20 x 30.000 = 315.000.000. Pahala
Shalat sunnah 2 rakaat = ½ x 30.000 = 15.000. 10 rakaat = 10 x ½ x 30.000 = 150.000 dunia/isinya.
Zikir 100 kali = 10 x 30.000 = 300.000, 1000 kali = 10 x 10 x 30.000 = 3.000.000 budak dibebaskan.
Sedekah 1000 = 1000 x 700 x 30.000 = 21 milyar, sedekah 10.000 = 10000 x 700 x 30000 = 210 m.

Saudaraku, janganlah ragu dalam memburuh pahala asal semata-mata kita menburunya kepada Allah. Kalau mendekat kepada Allah sehasta, Ia datang sedepa, kalau kita datang kepadaNya dengan jalan, Ia akan datang kepada kita dengan berlari. Dan di dalam Alquran Alah berkali-kali menjanjikan pahala yang besar kepada orang mukmin yang beramal saleh.

Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar. [QS.4:40].

Maka isilah ramadhan dengan ikhlas dan amal yang banyak.