************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Sabtu, 21 Agustus 2010

Meraih rahmat melalui penyakit


Dari Jabir Radhiyallahu Anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda : “Allah azza wa jalla berfirman,’Aku berada pada persangkaan hamba-KU kepada KU. Maka hendaklah dia membuat persangkaan kepadak-KU menurut kehendaknya. (HR. Muslim)

Apakah sebuah penyakit kutukan atau rahmat, racun atau madu, pengemblengan atau penghancuran, sangat tergantung kepada masing-masing orang yang mengalaminya. Kalau mau dianggap kutukan ia adalah kutukan, kalau mau dianggap rahmat ia adalah rahmat. Sebagaimana firman Allah melalui hadist qudsi diatas.

Mari kita lihat beberapa rahmat yang terkandung dibalik penyakit:

Allah menakdirkan penyakit kepada manusia disebabkan karena kesalahan manusia itu sendiri, namun demikian dengan panyakit itu Allah memaafkan dan menghapuskan sebagian dosa-dosa manusia, sebagaimana firman Allah :

"Tidak ada satupun musibah yang menimpa kamu kecuali disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (Asy-Syura: 30)

Selain sarana penghapus dosa, penyakit menjadi cara pengemblengan untuk meningkatkan iman dan takwa. Orang yang sakit cenderung lebih mendekatkan diri kepada Allah karena lebih banyak berintrospeksi dan menyadari ketikmampuannya menghadapi penyakitnya sehingga secara fitrah akan memohon pertolongan kepadaNya.

Dengan penyakit dapat mengangkat derajat disisi Allah, sebagaimana sabda Rasulullah: "Tidak ada seorang muslimpun yang tertusuk duri, atau yang lebih dari itu, melainkan ditulis untuknya satu derajat dan dihapus darinya satu kesalahan" (HR. Muslim.), dan sarana mencapai kedudukan yang tinggi, sebagaiman sabda Rasulullah : "Sesungguhnya seseorang akan memperoleh kedudukan di sisi Allah, ia tidaklah memperolehnya dengan amalan, Allah senantiasa terus mengujinya dengan sesuatu yang tidak disukainya, hingga ia memperolehnya" (HR. al-Hakim )

Melalui berbagai penyakit yang dialami, menyebabkan kita lebih beremphati terhadap saudara-saudara yang mengalami suatu penyakit, apalagi terhadap orang-orang yang secara ekonomi kurang mampu membiayai penyakitnya. Dari sini akan muncul kesadaran saling membantu sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Saudaraku, dari beberapa gambaran diatas seharusnya dapat mengantar kita untuk bisa bersyukur, paling tidak dapat bersabar, apabila ditimpa suatu penyakit sekecil atau sebesar apapun intensitasnya. Lebih jauh apabila kita melihat dari manfaat atau pahala karena sakit bisa bersumber dari; pahala sabar, pahala dalam melakukan ikhtiar pengobatan, pahala melalui orang-orang yang memperoleh rezeki melalui penyakit kita, pahala melalui peningkatan ketaatan dan sebagainya. Yang harus menjadi perhatian adalah jangan sampai terjadi setelah sembuh, ketaatan menjadi berkurang dan perbuatan dosa menjadi bertambah. Kalau demikian halnya mendingan sakit terus saja!.

"Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan dengannya, niscaya Dia menimpakan musibah kepadanya" (HR. Bukhari)

Tidak ada komentar: