************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Kamis, 23 September 2010

Indahnya mudik


.. dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya? [QS. 12.109]

Ada suatu kegembiraan yang sulit digambarkan dialami oleh orang-orang yang mudik. Mulai dari persiapan, diperjalanan hingga sampai di tempat tujuan. Karena perasaan senang yang memuncak itulah sehingga apapun rintangan yang dihadapi tidak akan membuat mereka surut kebelakang.

Motivasi yang kuat, nyali yang besar dan tekad yang kokoh ini tentunya dilatarbelakangi oleh suatu tujuan besar dan agung, paling tidak menurut masing-masing para pemudik ini. Diantaranya yang paling menonjol adalah sitaturrahim di kampung halaman dengan orang tua, saudara, kerabat atau sahabat lainnya. Tujuan lain seperti mengenang masah kecil, memperlihatkan keberhasilan dan tujuan-tujuan lainnya.

Mudik mempererat persaudaraan, memperkokoh kebersamaan dan memberi kepuasan secara emosional dan spiritual terhadap jiwa, yang terhadap kosong oleh kehidupan sehari-hari di kota-kota besar, sehingga meskipun menguras tenaga dan keuangan tetap saja menjadi dambaan bagi banyak orang setiap tahunnya.

Saudaraku, apakah spirit mudik ini dapat kita aplikasikan untuk Mudik Besar yang bakal dijalani, dimana mudik ini akan kita jalani hanya sekali dan tidak berulang lagi? Kalau mudik tahun ini belum memberikan kepuasan yang maksimal, tahun depan kemungkinan masih dapat dilakukan dan dapat disiapkan dengan perencanaan yang labih baik.

Ketika mudik tahunan (mudik kecil) dilakukan persiapan dengan sangat hati-hati dengan pengorbanan waktu, tenaga dan uang yang cukup banyak, tetapi kenapa kaki ini sangat berat melangkah ke masjid yang tidak jauh dari rumah pada saat azan dikumandangkan. Bukankah ini merupakan persiapan terbaik untuk Mudik Besar?

Setahun bekerja mencari nafkah kita habiskan pada saat mudik, hendaknya sepanjang hidup kita bekerja digunakan persiapan Mudik Besar. Kalau mudik kecil hanyalah senda gurau maka Mudik Besar itulah sesungguhnya kehidupan yang abadi.

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? [QS. 6:32]

Apabila mudik, biasanya kita bersama-sama dengan orang lain; keluarga, sahabat, teman sekerja, se professi dst., sehingga apabila menghadapi kesulitan banyak orang lain yang siap membantu. Berbeda dengan Mudik Besar, kita pulang sendiri dan tidak ada siapapun yang dapat membantu kecuali persiapan kita sebelum mudik, berupa amal ibadah.

Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri. [QS. 19:95]

Saudaraku, gunakanlah spirit mudik untuk mempersiapkan mudik terakhir kita. Mengapa kita sanggup berbuat dengan maksimal untuk merengguk setitik embun, sedangkan lautan kebahagian yang abadi menggunakan tenaga setengah-setengah?


Tidak ada komentar: