************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Sabtu, 25 Desember 2010

Hadiah terindah




Nabi saw. bersabda: Saling memberi hadiahlah kalian niscaya kalian saling mencintai (HR al-Bukhari, al-Baihaqi dan Abu Ya‘la)

Apakah anda termasuk orang yang sering memperoleh hadiah atau termasuk orang yang senang memburu hadiah. Apapun itu, pastinya setelah menerima hadiah ada perasaan terbesit bahwa kita menerima karena ada sesuatu yang istimewa pada diri kita.

Ada dua macam hadiah yang sering kita kenal yaitu; hadiah yang diterima karena kita memang memperjuangkan untuk memperolehnya dan hadiah yang diberikan oleh orang lain tidak berdasarkan prestasi secara langsung. Hadiah yang diperjuangkan bisa berupa hadiah karena ada prestasi tertentu dan hadiah melalui kegiatan spekulasi, sedangkan hadiah melalui pemberian, ada yang dilandasi udang dibalik batu dan hadiah yang sifatnya tulus berdasarkan hubungan baik.

Hadiah yang model terakhir yang sangat dianjurkan didalam Islam Karena banyak mengandung manfaat dalam bermasyarakat, sebagaimana disebutkan pada hadist diatas, bahkan sekalipun kita hanya memiliki sesuatu yang sedikit sebagaimana hadis berikut :

Siapa yang diberi sesuatu lalu ia memiliki kelapangan harta, hendaklah ia membalasnya; jika ia tidak memiliki kelapangan harta, hendaknya ia memuji (mendoakan)-nya. (HR Abu Dawud, Tirmidzi, al-Baihaqi).

Hadiah model pertama karena suatu prestasi seperti melalui kejuaran atau kompetisi sebenarnya lebih berupa hak sehingga tidak tepat disebut hadiah. Sama halnya dengan pekerja yang memperoleh gaji karena pekerjaannya.

Hadiah model kedua dan ketiga adalah hadiah yang banyak meracuni masyarakat. Model kedua menyebabkan angan-angan untuk memperoleh sesuatu yang besar tanpa kerja keras, jelas dapat merusak masyarakat karena menurunkan produktivitas secara keseluruhan. Model ketiga menyebabkan suburnya praktik suap dan korupsi.

Pemberian hadiah yang sangat gencar digembar-gemborkan oleh berbagai pihak misalnya perbankan melalui tabungan, provider telepon genggam melalui berbagai program, televisi melalui berbagai macam acara hiburan, meskipun memang ada beberapa orang yang menang, tetapi secara kumulatif adalah marusak karakter bangsa. Yang meraup untung adalah para penyelenggara yang tidak peduli terhadap pengaruh negative terhadap masyarakat luas.

Saudaraku, apabila kita tergiur dengan hadiah maka kita akan kehilangan semangat bekerja keras seoptimal mungkin, padahal kerja keras inilah yang merupakan karunia atau hadiah terbesar dari Allah swt. Dengan bekerja keras ada harapan yang telah ditancapkan untuk hari-hari berikutnya, dengan bekerja keras juga kesehatan lebih terjamin karena semua organ tubuh sering bergerak, kerja keras juga menyebabkan pikiran lebih fokus dan tidak kemana-mana. Dan yang terpenting, dengan kerja keras kita telah menciptakan amal saleh terbaik, dan itulah hadiah terindah.
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala (hadiah) yang besar. [QS. 5:9]

Tidak ada komentar: