************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Senin, 04 Oktober 2010

Paradoks pasca ramadhan

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. [QS. 2:208]

Mestinya melalui ramadhan dengan segala kemulian dan keberkatannya akan membawa kita secara perlahan atau cepat menuju kepada Islam yang kaffah, Islam yang komprehensif. Sayang sekali kenyataannya dalam masyarakat kita banyak sekali terjadi paradoks yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari.

Mungkin karena godaan yang begitu massif sehingga sangat sulit kita menghindarinya. Tidak saja bagi orang awam tetapi juga ustad bahkan pak Kyai tidak tahan oleh godaannya. Mari kita ambil beberapa contoh; ibu-ibu (muda) rajin menghadiri salawatan tetapi doyan menggunakan calana pendek, pemuka agama tetapi candu rokok, pengguna busana muslim tetapi suka melanggar lalu lintas.

Ada kemungkinan pada majelis-majelis pengajian, salawatan, kajian agama yang lain sudah jarang membahas masalah aurat ini sehingga fenomena celana pendek ini begitu mudah diserap oleh ibu-ibu muda dan remaja putri dalam kehidupan sehari-hari, seolah-olah bukanlah suatu larangan dalam beragama sehingga menyebar dimana-mana, dari mall, tempat hiburan, pasar tradisionil, hingga pelosok kampung, bahkan mau shalat tarawih saja ada yang memakainya sampai di Masjid. Ironisnya, tak jarang kita temui ibu bapak berbusana lengkap jalan bareng dengan anak gadisnya menggunakan celana pendek.

Paradoks yang lain yang banyak terlihat adalah para pemuka agama dengan demonstatif memperlihatkan kegemarannya merokok. Padahal anak SD saja tahu bahwa merokok itu berbahaya untuk tubuh manusia. Kelompok ini yang susah dinasehati karena merekalah ahlinya. Kadang-kadang kepakaran memang tidak sejalan dengan kebeningan hati. Kalau kita mengambil rujukan hukum rokok yang paling bebas, ia jatuh kepada Makruh. Bagi orang-orang mulia dianggap sebagai perbuatan yang tidak terpuji. Lalu apakah pantas dijadikan panutan kalau senang melakukan perbuatan tidak terpuji?

Paradoks terakhir yang kita jadikan sampel adalah makin banyaknya orang yang begitu mudah melanggar aturan lalu lintas (menerobos lampu merah, melawan arus, dll.) tanpa rasa bersalah, sementara busana yang digunakan mencerminkan kepatuhan. Apakah peraturan lalu lintas dianggap sebagai aturan yang tidak ada kaitannya sebagai bentuk kepatuhan kepada Allah?

Saudaraku, tentu banyak lagi paradoks yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Makin sedikit paradoks yang kita alami, maka ketenangan batin makin bersemi dalam kehidupan kita, sebaliknya makin banyak paradoks yang kita lakukan maka ketenangan batin semakin menjauh. Sebagai muslim yang baik tentunya selalu berusaha untuk terus-menerus mengurangi paradoks yang ada, sehingga menjelang ajal dapat menjadi muslim yang kaffah sebagaimana ayat diatas.

Untuk membantu agar supaya hati tetap istiqamah ada baiknya sering-sering membaca doa Rasulullah Saw berikut :

Ya muqallibal quluub, tsabbit qalbii ‘alaa dinik (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamaMu). (HR. Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah)

Tidak ada komentar: