************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Selasa, 09 November 2010

Bangkit. Bangkitlah!



Wahai orang yang berselimut, bangkitlah . . . , [QS. 73:1-2]

Dalam suasana banyak bencana dan malapetaka, yang menyebabkan banyak orang menjadi korban, kepedihan dan kesedihan tak terhindarkan menyebar ke tengah-tengah masyarakat. Manusia adalah makhluk yang lemah sehingga apabila tertimpah musibah mudah mengeluh dan terperosok, bahkan bisa menjadi putus asa. Dalam keadaan yang demikian manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk dapat bertahan dan kembali ke kondisi normal.

Apabila mendapatkan pelayanan yang baik dan memperoleh cara pemulihan yang tepat, maka motivasi untuk bangkit tidak membutuhkan waktu yang lama, karena secara psikologis pada level-level tertentu orang yang terpuruk dapat menerima kondisinya dan siap melakukan perbaikan dan perubahan. Dengan sentuhan emphaty dan rasa serta dorongan spiritual, bahkan mereka bisa lebih cepat lagi untuk bangkit

… dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". [QS. 12.87]

Lalu bagaimana dengan orang-orang yang tidak mendapat hambatan apa-apa dalam kehidupannya, sudah mapan dengan kondisi yang menyenangkan. Sesungguhnya orang-orang inilah yang sulit untuk bangkit, karena merasa sudah terlena berslimut dangan kemapanannya. Orang kaya sudah terlalu nyaman dengan selimut kekayaannya sehinggah sulit untuk bangkit. Mau bangkait apalagi? Orang terkenal sudah asyik dengan selimut keharuman namanya. Penguasa sudah terlena dengan selimut kekuasaannya. Mereka sudah sampai di puncak dan disekitar mereka hanya ada lembah dan ngarai.

Susah senang Suka dan duka adalah rumus kehidupan yang dialami setiap orang tanpa perbedaan. Yang berbeda adalah sikap dan tanggapan orang menghadapi kondisi yang bergejolak ini. Sebagian apabila dalam keadaan terpuruk cepat putus asa dan apabila sedang diatas bersikap sombong, sementara yang kuat imannya dapat menyadari bahwa semuanya itu adalah ujian untuk meraih sesuatu yang lebih besar lagi. Karunia Allah.

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" [QS. 2:155-156]

Saudaraku, sekian kali telah kita mengalami kemunduran dan sekian kali juga kita tetap bangkit, jadi tidak perlu berkecil hati apabila saat ini dalam kondisi terpuruk. Semua masalah yang dihadapi akan terpecahkan selama kita punya semangat dan keyakinan dapat memecahkannya. Mungkin suatu saat sangat susah bagi kita untuk bangkit dari suatu lembah, tetapi bukankah kita bisa bangkit pada lembah-lembah yang lain.

Yang perlu diwaspadai adalah susana kenikmatan yang sedang dirasakan jangan sampai menjadikan kita terlenah sehingga tidak ada lagi motivasi untuk berubah dan maju diluar selimut kejayaan kita. Suatu waktu ketika telah sampai di puncak, tentu tidak bisa meningkat lagi, tetapi bukankah puncak-puncak yang lain masih banyak.

Saudaraku, akan selalu ada ruang untuk berbuat yang terbaik sesuai dengan kemampuan yang kita miliki apabila diusahan dengan sungguh-sungguh.

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. [QS. 29:69]


Tidak ada komentar: