************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Senin, 06 Juni 2011

Perjalanan 2 sisi kehidupan



Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. [QS.28:77]

Dua sisi kehidupan yang dimaksud disini adalah kehidupan yang banyak berorientasi dunia dan yang berorientasi akhirat. Penggunaan dua sisi ini hanyalah penyederhanaan saja karena sesungguhnya keduanya tidak dapat dipisahkan, hanya saja dalam kehidupan, kita punya pilihan-pilihan untuk memprioritaskan salah satunya dalam kehidupan sehari-hari.


Mari menengok kebelakang melihat perjalanan kehidupan kita, kadang-kadang kita berujar kelihatannya saya ini terlalu banyak mengejar dunia, atau menilai seseorang yang kerjanya cuma mengejar akhirat saja. Kadang-kadang memang secara tidak sadar atau mungkin juga sengaja lebih focus mengejar dunia berpuluh tahun dan memperhatikan masalah akhirat sangat sedikit. Tentu saja ini dilakukan karena menganggap dengan cara inilah kebahagian dapat diraih. Tetapi kenyataan juga menampakkan bahwa yang kita inginkan itu jauh dari harapan. Disisi lain ada yang gigih mengejar akhirat, tetapi kehidupannya terbengkalai karena tidak sanggup menopang kebutuhan hidupnya secara wajar, juga tidak bisa tenang dalam beribadah.

Sebaiknya dalam kehidupan ini tidak tenggelam dalam memburuh dunia, karena dunia akan ditinggalkan, tetapi juga tidak melulu masalah akhirat yang dikerjakan karena kita hidup didunia, harus ada kesejajaran dan kesinambungan sehingga kita dapat hidup didunia dengan kemampuan melakukan persiapan akhirat yang terbaik.
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? [QS. 6:32]
“Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya. Dan beramallah untuk akhiratmu, seolah-olah kamu akan mati besok” (HR. Baihaqi).

Saudaraku, itulah mungkin yang dianjurkan oleh para pemuka agama agar selalu menjaga adanya keseimbangan antara dunia dan akhirat. Hanya saja keseimbangan ini tidak dapat diukur dalam perhitungan matematis. Seorang petani yang berkerja keras di sawah yang diniatkan untuk menopang kehidupannya agar lebih baik dalam beribadah, setiap memulai kerjanya dengan mengingat Allah dan menyelesaikan dengan rasa syukur dan dalam proses pekerjaannya tidak melakukan yang dilarang oleh Allah, maka disitulah keseimbangan antara dunia dan akhirat.
“Demi, jika seseorang di antara kamu membawa tali dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar, kemudian dipikul ke pasar untuk dijual, dengan bekerja itu Allah mencukupi kebutuhanmu, itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada orang lain…” (HR. Bukhari dan Muslim).

Keterkaitan kepada Allah dalam segala aktivitas yang dilakukan, apakah itu yang bersifat ibadah langsung atau aktivtitas yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari dalam rangka mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan keluarga, adalah kunci tercapainya keseimbangan hidup dunia dan akhirat.

“Kami telah menjadikan untukmu semua di dalam bumi itu sebagai lapangan mengusahakan kehidupan. (QS. 7:10).


Tidak ada komentar: