************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Jumat, 03 Juni 2011

Zona nyaman



Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [QS. 2:216]

Zona nyaman adalah suatu keadaan, posisi, kedudukan, martabat, kebiasaan, usaha, atau apapun yang berhubungan dengan kehidupan kita, dimana kita sudah merasa nyaman dan tidak mau meninggalkan keadaan itu, padahal situasi ini belum tentu terbaik bagi kita, baik karena potensi untuk mendapatkan keadaan yang jauh lebih baik maupun karena kapasitas yang kita miliki belum tereksploitasi dengan maksimal.

Seorang professional muda yang energik mendapatkan posisi yang baik dan dengan penghasilan yang tinggi sudah bertahun-tahun dalam posisi seperti itu tidak berani mengambil reziko untuk mencari tantangan baru, seorang tukang ojek muda yang cerdas dapat memperoleh penghasilan ratusan ribu perhari sudah merasa senang sehingga tidak sempat lagi mengembangkan potensi yang lain. Dari perspektif yang lain, seorang pengusaha yang sukses yang hidupnya serba menyenangkan sehingga waktunya habis untuk memoles bisinis dan penampilannya, tentunya sudah sulit untuk banyak bermasyarakat apalagi sekedar shalat berjamaah di Masjid. Seorang penikmat dan pemburu makanan-makanan enak di seantero negeri, tentu saja sangat jarang melakukan puasa sunat misalnya.

Ada suatu pepatah yang sudah kita ketahui semuanya: "bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian". Banyak orang sukses yang asalnya dari orang susah mengetahui betul falsafah dari pepatah ini, dan dalam hal tertentu kita semua juga sudah mempraktekkannya. Kalau dibaca terbalik pepatah ini maka orang yang sudah merasa nyaman dengan keadaannya saat ini berarti suatu ketika ia akan mengalami kesulitan, bukankah kenyamanan telah diperoleh sebelumnya, ingatlah bahwa orang-orang kafir akan disempurnakan kesenangannya di dunia.

Daripada Anas Bin Malik r.a. bahwa Rasulullah saw. telah bersabda: “Adapun bagi orang yang kafir: ia akan diberi balasan karena kebaikannya di dunia, tetapi ketika di hari kiamat tidak ada balasan baginya” (Hadith Riwayat Abu Daud)
"Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik”. [QS. 46:20]

Saudaraku, merasakan kesenangan dan kenyamanan dunia bukan berarti sesuatu yang dilarang, tetapi kesenangan dunia ini sangat sepele jangan sampai melupakan kita kepada kesenangan yang sesungguhnya. Dunia bukan tempatnya menikmati hasil kerja, tetapi menikmati beramal saleh, sedangkan segala hasil dan kesenangan nanti kita peroleh di akhirat. Dunia ini tidak mampu menerima kenyamanan yang berkesinambungan karena berakhir dengan penyakit dan kegelisahan. Oleh karena itu fokuskanlah kesenanganmu kepada akhirat. Dan waspadalah apabila merasa berada dalam zona nyaman, ilusi dunia yang banyak menipu orang-orang tak sabar.

dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan. [QS. 93:4]


Tidak ada komentar: