************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Jumat, 26 September 2008

Being a special


Banyak orang yang merasa bahwa ia memiliki sesuatu yang lain, sesuatu yang istimewa sehingga ia pantas termasuk orang yang penting, orang yang hebat, orang yang berkuasa, orang yang ahli, dsb.

Sudah barang tentu orang-orang yang mengaggap dirinya penting atau hebat tersebut memiliki kapasitas tertentu, yang pada tahap tertentu memang dikagumi banyak orang, sehingga ia berani merasa atau berkata seperti itu. Kekaguman terhadap dirinya akan semakin berkembang seiring dengan banyaknya penghargaan atau pengakuan dari masyarakat. Disisi lain masyarakat juga membutuhkan kapasitasnya tersebut karena merasa banyak memperoleh manfaat darinya.

Sampai pada tahap ini masih dalam kondisi yang wajar. Selanjutnya apabila ia mulai merasa paling benar dan gerah dengan adanya kritikan orang lain, maka saatnya untuk waspada dan lebih selektif terhadap pendapat dan kemauannya. Seorang pemuka agama yang merasa mendapat wangsit, bisa berkembang seakan mendapat wahyu, sehingga ia merasa mendapat mandat spesial dari Tuhan untuk mengajarkan pendapatnya kepada masyarakat. Kasus seperti ’amalia Eden’, Muhammad musadek, bisa masuk dalam kategori ini.

Apabila hal ini terjadi pada para pemegang kekuasaan, maka kebijaksanaannya yang mengatasnamakan rakyat, bisa jadi hanya sekedar dalih untuk membenarkan tindakannya yang sebenarnya hanya untuk sekelompok masyarakat kecil. Bahkan mengatasnamakan mandat Tuhan untuk menjustifikasi tindak tanduknya, contoh untuk kasus ini, seperti Firaun, Hitler, atau George W. Bush yang saat ini menjarah Amerika. Hal yang sama bisa terjadi pada para Ilmiawan, Olahragawan, Hartawan dsb.

Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. [QS. 3:26]

Bahkan dalam tataran yang lebih umum sering terjadi. Ketika seorang arsitek mengatakan kalau bukan karena saya proyek ini tidak jadi, ketika seorang pejabat mengatakan kalau bukan karena saya daerah ini tidak berkembang, ketika seorang guru mengatakan kalau bukan karena saya dia tidak jadi gubernur. Semua ini contoh seseorang yang mengklaim kehebatan dirinya dan menafikan ketentuan Allah. Seakan-akan tanpa dia sesuatu itu tidak akan terjadi. Nauzubillah min dzalik.

Saudaraku, segala sesuatu bisa terjadi karena adanya izin Allah. Kalau hanya sekedar kompetensi lalu merasa ia mampu berbuat sesuatu adalah hal yang salah. Berapa banyak orang yang mempunyai kompetensi yang sama tetapi tidak bisa melakukan seperti yang dilakukan yang lain. Sebaliknya ada orang yang menurut kita tidak punya kompetensi tetapi berhasil dan sukses. Contoh ini banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya tidaklah sepantasnya menyombongkan diri kalau mempunyai kelebihan tertentu.

Tidak ada komentar: