************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Selasa, 27 Januari 2009

Optimisme tahun baru


Aroma kehangatan tahun baru (Hijriyah dan Miladiyah) masih terasa. Suasana optimisme dan harapan besar masyarakat masih menjadi pembicaraan yang ramai dimana-mana.

Masing-masing pihak membuat rencana yang indah dan baik dengan keyakinan akan dapat mendatangkan hasil yang baik, demikian pula rencana antisipasi sudah disiapkan untuk menghindari segala sesuatu apabila terjadi kegagalan ditengah jalan. Secara cermat langkah-langkah yang akan diambil sudah ditentukan, yang secara akal sehat dan rasional dianggap sebagai suatu strategi yang dapat menjamin keberhasilan.

Kerja keras dan cerdas tentu saja mengiringi rencana yang telah disusun tersebut agar tujuan dapat dicapai dengan sukses. Dan terakhir sebagai seorang muslim yang baik, segala sesuatunya diiringi dengan doa kepada Yang Maha Kuasa untuk keberhasilan tsb.

Dengan segala usaha di atas adakah jaminan apa yang direncanakan tersebut akan berhasil? Kalau keberhasilan itu diukur dengan target-target kuantitatif, maka jawabannya; tentu saja tidak. Akan tetapi kalau ukurannya adalah sebagai suatu pengabdian kepada Allah, maka sesungguhnya tidak ada kegagalan dalam setiap usaha yang kita kerjakan.

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. [QS. 29:69]

Dengan berkarya dan bekerja keras, telah banyak pencapaian yang kita peroleh. Hasil-hasil spektakuler atau hasil yang biasa-biasa saja, semua telah memenuhi pundak kita. dan kemungkinan besar akan terus bertambah. Sesuai dengan hukum keseimbangan hal tersebut diatas akan menjadi masalah kalau tidak diimbangi dengan mengurangi atau menghilangkan sebagian beban yang ada agar terjadi keseimbangan lagi. Caranya. Sebagian sukses itu dibagi dengan orang lain, harta yang menumpuk dikeluarkan zakatnya, ilmu yang cemerlang diajarkan kepada orang lain tanpa meminta bayaran lagi. Dst...

Saudaraku, sebenarnya ada beban lain yang benar-benar tidak kita perlukan karena mereka adalah sampah, sayangnya sangat sering malah kita bawa kemana-mana, yaitu sifat dan kelakuan negatif, yang merusak kehidupan kita dan kehidupan orang lain. Ayo, mari kita buat daftarnya sesuai dengan yang kita miliki, masukkan kekeranjang sampah dan buang di TPA Bantar Gebang Bekasi, .. eh dilebur saja dengan permohonan maaf dan ampunan Allah.

Kalau boleh saya buatkan daftar bayangannya, adalah seperti ini: Prasangka buruk terhadap Allah, prasangka buruk terhadap sesama manusia, egoisme (serba aku), sombong, takabbur, dengki, iri, gibah, dendam, pesimis, pemalas, dst. Itulah hal-hak yg perlu dibuang.

sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. [QS. 91:9-10]

Saudaraku, kesuksesan semakin bermakna kalau diterbarkan, dan angkara murka berganti kedamaian kalau perilaku negatif dikubur dimasa lalu.Tahun baru, hati baru. Insya Allah.

Tidak ada komentar: