************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Minggu, 19 April 2009

Orang-orang terlaknat


Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya. [QS.2:161]

Bagi orang yang beriman ayat tersebut diatas diyakini secara haqqul yakin, tidak ada keraguan sedikitpun, tidak ada pertanyaan yang mengganjal dalam hatinya. Demikianlah adanya, dan dia mengarahkan dan memelihara kehidupannya agar selalu istiqomah dalam keyakinan seperti itu.

Lalu apakah keyakinan ini menghalangi kita untuk bergaul dan berhubungan dengan orang-orang tidak beriman. Sama sekali tidak. Bukankah Rasulullah diutus menjadi rahmatan lil alamin. Dan kita sebagai pengikutnya harus berjuang keras untuk menjadi seperti itu juga.

Tidaklah Aku mengutusmu(Muhammad) kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. [QS. 21:107)

Yakinkanlah, bahwa kita ini adalah duta-duta rahmatan lil alamin, sehingga apabila kita mempunyai teman, rekan bisnis, atau siapa saja yang kita kenal, seharusnya bahkan bisa jadi wajib untuk mengajak mereka bergabung dengan kita. Apakah kita tega mempunyai kenalan yang baik, partner yang saling menopang dan menghargai, disuatu hari kelak terperosok kedalam jurang yang memilukan,

Sesungguhnya Allah melaknat orang-orang yang kafir, dan menyiapkan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka). [QS. 33:64].

Hendaknya pula kita harus introspeksi, setelah kita ketahui ancaman terhadap orang-orang tidak beriman. Apakah sifat-sifat kekafiran sudah bersih dari diri kita. Bukankah kita lebih bangga disebut orang modern ketimbang sebagai orang islam yang taat? Bukankah masih sering kita menganggap bahwa segala urusan bisa diselesaikan dengan uang? Bukankah kita lebih senang mengambil referensi orang-orang barat daripada Al Quran untuk mengarahkan kehidupan kita? Bukankah kita lebih bangga ke café daripada ke mesjid? Bukankah kita bangga melihat anak-anak kita bergaya glamour model barat daripada islami?

Saudaraku, camkanlah hadist ini : "Al-Islamu ya'lu wa laa yu'la 'alaihi" Artinya : Islam itu tinggi dan tiada yang dapat menandingi ketinggiannya

Sedangkan mereka yang sering membuat kita silau, lebih rendah, bahkan sangat rendah :
Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman. [QS. 8:55]

Saudaraku, apakah ayat-ayat diatas belum meyakinkan kita, untuk berpikir saja menjadi bagain dari mereka (orang-orang kafir) adalah suatu pekerjaan yang paling bodoh dan mengerikan, apalagi meniru-niru atau mengikuti mereka.

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu. [QS. 66:6). Inilah intinya Saudaraku seiman.


Tidak ada komentar: