************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Sabtu, 04 Juli 2009

Berpura-puralah


“Bacalah Al-Qur’an dan menangislah karenanya. Bila kalian tidak bisa menangis maka berpura-puralah untuk menangis.”

Inilah salah satu adab didalam membaca Al-Qur’an. Mengapa, karena apabila bisa menangis ketika membaca Al-Qur’an menandakan bahwa seseorang itu telah muncul rasa takut dan cinta kepada Allah yang mendalam. Apabila hal ini telah dimiliki, maka jaminan Allah akan diperolehnya berupa; berada di bawah naungan Allah di hari kiamat, akan terbebas dari adzab Allah, berada dalam limpahan cinta kasih ilahi, dan berada dalam ampunan dan maghfirah-Nya.

Lalu, kenapa harus berpura-pura menangis? Kalau berpura-pura menangis karena dilandasi dengan niat tulus sebagai jalan untuk menggali dan menghadirkan keagungan Allah, maka hal ini benar-benar akan menghantarkan seseorang untuk lebih banyak menangis daripada tertawa. Inilah step pembelajaran yang harus dilalui karena hati masih keras dan lalai.

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Kalau saja kamu mengetahui apa-apa yang aku ketahui, niscaya kamu sedikit tertawa dan banyak menangis". (HR: Bukhari)

Kalau menangis karena takut kepada Allah dapat dicapai dengan latihan pura-pura menangis, maka sewajarnya banyak kebajikan dapat dicapai yang diawali dengan pura-pura menyukai atau melakukannya, tentunya dengan landasan iman dan hasrat yang tinggi untuk mencapai tujuan akhir yang dikehendaki.

Ketika anda pura-pura menikmati berzikir, lalu berusaha untuk berzikir terus-menerus suatu ketika anda benar-benar akan merasakan nikmatnya berzikir tanpa kepura-puraan lagi.

Ketika anda pura-pura mencintai pekerjaan anda, dan anda terus melakukannya (mungkin karena tidak ada pekerjaan di tempat lain, atau kemungkinan yang lain), suatu ketika anda akan menikmati pekerjaan tersebut. Bandingkan kalau terus menerus mengeluh, maka sampai kapanpun yang didapatkan adalah keluhan yang tidak berujung.

Kalau kita lanjutkan, apakah pura-pura cinta kepada Allah akan membangkitkan juga cinta sejati kepada Allah. Kalau metode pura-pura menangis di atas kita terapkan, disertai niat dari awal untuk meraih cinta Allah, maka seharusnya cara ini dapat digunakan untuk meningkatkan kecintaan kepada Allah. Dengungkanlah selalu dalam hati “Ya Allah Aku mencintaiMu”, seraya tetap taat dalam menjalankan kewajiban dan menjauhi laranganNya, Insya Allah akan sampai maksud dan keinginan kita.

Banyak diantara kita ketika pertama kali ketemu pasangan saat ini, berawal dari tidak ada rasa cinta, bahkan mungkin benci dan acuh tak acuh yang ada. Melalui proses waktu yang panjang berbagai jalan sehingga sampai pada kebahagiaan bersama yang dirasakan saat ini.

Saudaraku, ketika kita bertekad untuk mencintai Allah, Cinta Allah telah meliputi seluruh sel-sel dalam tubuh kita, ingatlah “Bila ia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku mendekatinya satu lengan. Bila ia mendekati-ku satu lengan, maka Aku akan mendekatinya satu depa panjang. Bila ia datang pada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlarian.” (HR Al-Tirmidzi).

Tidak ada komentar: