************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Minggu, 13 September 2009

Magnet Ramadhan



Rasulullah Saw. Bersabda: “Jika Ramadhan tiba dibukalah pintu sorga dan ditutuplah pintu neraka serta syaitan-syaitan dibelenggu. (HR. Bukhari).

Magnet Ramadhan sesungguhnya menyebar kemana-mana. Sejatinya tidak ada manusia di kolong langit ini tanpa kecipratan berkah ramadhan. Para hamba-hamba pendamba cinta Ilahi, sudah pasti merindukannya sepanjang hidupnya. Lihat saja selepas ramadhan ada rasa sedih menggayuti segenap perasaannya. Para entrepreneur, mereka paling sibuk merancang program dan peluang untuk menggeruk uang sebanyak-banyaknya. Para saudara kita dari agama lain mendapat limpahan rezeki melalui bisnis, bahkan Obamapun memanfaatkan ramadhan untuk memuluskan pemerintahannya. Sedangkan para pembenci umat islam, diakui atau tidak, langsung atau tidak langsung mereka menikmati dinamika dan peluang yang ditawarkan oleh ramadhan.

Khusus bagi kita kaum muslimin, ramadhan adalah saat yang paling ditunggu-tunggu, karena begitu banyak keberkatan yang ada didalamnya. Amal ibadah dilipatgandakan pahalanya, Rahmat dan ampunan Allah diberikan kepada yang berpuasa, didalamnya ada satu malam istimewa yaitu malam lailatul qadr, pintu surga dibuka dan pintu nereka di tutup dan syetan dibelenggu, dan banyak lagi keistimewaan didalamnya.

Penggambaran paling gamblang dari magnet ramadhan tentu saja dapat kita lihat di mesjid-mesjid, terutama pada shalat tarawih dan sholat subuh. Pada pasar-pasar dan mall jelas juga pengaruhnya, tetapi konteksnya lebih ke selera dunia. Kalau ingin melihat yang lebih khusuk dan sarat perenungan, maka dapat diketemukan pada shalat-shalat berjamaah dhuhur dan asar. Ada perasaan gembira melihat muka-muka baru yang berjamaah di mesjid dalam bulan ramadhan. Kejadian seperti ini umumnya dapat kita ketemukan di mesjid-mesjid di berbagai penjuruh daerah. Itulah magnet ramadhan.

Saudaraku, pertanyaan yang selalu mengusik adalah dapatkah dinamika dan motivasi yang selalu ingin dekat dengan Allah ini dipertahankan setelah ramadhan. Kenyataan yang selama ini kita lihat dan alami, setelah ramadhan, muka-muka baru yang khusuk bermunajah dalam mesjid, kembali menghilang dari mesjid, tinggal muka lama yang itu-itu juga. Satu, dua dan sepi. Apakah Allah tidak Maha Pemurah lagi setelah ramadhan sehingga kita enggan memohon dan mendamba kepadanya, atau kita merasa amalan ramadhan sudah cukup untuk sampai pada ramadhan berikutnya.

Saudaraku, kenikmatan beribadah yang kita rasakan dalam bulan ramadhan dapat kita jaga dan nikmati juga diluar ramadhan. Kenapa kita nikmati hanya sebulan kalau setahun dapat diusahakan. Kenikmatan spiritual makin dikejar makin mengkristal dalam suasana kedamaian dan kebahagiaan, sedangkan kenikmatan materi dan kekayaan makin dikejar makin menyengsarakan. Tentu saja statemen ini kenyataannya dapat dijumpai dengan mudah ditengah masyarakat kita.

Kalau ramadhan ke ramadhan sebelumnya siklusnya selalu berulang “begitu-begitu saja”, maka tekadkanlah ramadhan kali ini harus beda, dia harus memberi perubahan sikap kepada kita secara nyata atau “revolusioner”, sehingga kita keluar dari ramadhan ini berbeda dengan pengaruh ramadhan-ramdhan sebelumnya. Insya Allah. Amin.

Tidak ada komentar: