************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Minggu, 20 September 2009

Semangat perbaikan



Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin sesunguhnya dia telah beruntung, barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka sesungguhnya ia telah merugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka sesungguhnya ia terlaknat. (HR Dailami)

Ramadhan segera berlalu namun semangat perbaikan diri harus selalu dihidupkan dan diperjuangkan, sesuai dengan pesan dari hadist diatas.

Alhamdulillah selama ramadhan kita banyak mendapat pencerahan melalui ceramah-ceramah tarawih dari para ustad. Karena ilmu agama sangat luas, tentu saja tidak mungkin dalam sebulan kita mendapatkan semuanya. Salah satu kajian ringan yang mungkin luput dari perhatian kita adalah gerakan-gerakan dalam shalat yang tidak termasuk rukun shalat, seperti menggaruk yang berulang-ulang, memegang hidung, memegang janggut, menepuk nyamuk. Menggerak-gerakkan kepala, dsb.

Gerakan-gerakan tsb diatas kalau dilakukan dalam shalat hanya satu dua kali misalnya, masih bisa dimaklumi dan tidak membatalkan shalat, tetapi kalau frekuensi gerakannya sangat sering maka dapat membatalkan shalat paling tidak menjadi makruh, disampaing itu sangat menggangu jamaah yang disampingnya. Anehnya gerakan-gerakan itu malah jarang terjadi diluar shalat.

Hal lain yang lebih mendasar yang harus kita perbaiki dalam shalat berjamaah adalah tata cara mengikuti gerakan imam dalam shalat, patokannya adalah hadist sbb. :

Sesungguhnya imam itu diadakan untuk diikuti. Oleh karena itu, jika di bertakbir, maka bertakbirlah kalian. Jangan kalian bertakbir sehingga dia (selesai) bertakbir. Dan jika ruku’, maka ruku’lah kalian. Dan jangan kalian ruku’ sehingga dia ruku’, jika dia mengucapkan Sami’allahu liman hamidah, maka ucapkanlah; Allahumma Rabbana wa lakal hamdu. Jika dia bersujud. bersujudlah kalian. Dan jangan kalian bersujud sehingga dia bersujud. Dan jika dia shalat sambil berdiri, shalatlah kalian sambil berdiri, dan jika dia shalat sambil duduk, shalatlah kalian semua sambil duduk (HR. Abu Daud, Buakhari, Muslim)

Hadist ini hadist shahih dan memahaminya juga sangat mudah. Ibarat komando dalam kehidupan sehari-hari, kita akan bergerak kalau perintah itu telah selesai diperintahkan. Apabila kita bergerak atau melakukan sesuatu sebelum perintah tuntas diucapkan, bisa-bisa digelari sok tahu. Meskipun hadistnya sangat jelas dan mudah dipahami, sangat berbeda dalam kegiatan shalat berjamaah kita sehari-hari, kadang-kadang ustad juga tidak mempedomaninya, dan kalau kita mengikuti hadist diatas dianggap aneh. Lalu apakah kita mengikuti ustad, kiyai atau mengikuti perintah Rasulullah?

Saudaraku, mari kita gunakan spirit ramadhan untuk berani melakukan perbaikan, seandainya hal-hal yang disebutkan diatas belum kita ikuti sesuai dengan sabda rasulullah. Ilmu yang kita miliki tidak ada gunanya kalau kita tidak berani mengaplikasikannya, bahkan bisa menjadi beban ketika dihisab “Rasulullah telah memerintahkan kamu, tetapi mengapa lebih suka mengikuti cara yang lain”, lalu bagaimana kita menjawabnya.

Tidak ada komentar: