************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Kamis, 11 Februari 2010

Kesinambungan kerja

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, [QS. 94:7]

Dari ayat tersebut dapat diambil pelajaran; 1. sebelum mengerjakan urusan lain, selesaikan dulu urusan yang pertama, 2. selesai urusan yang pertama segera kerjakan urusan berikutnya, 3. antara satu pekerjaan/proyek dengan proyek berikutnya tidak ada masa istirahat, 4. sebelum selesainya pekerjaan/proyek pertama seharusnya sudah jelas pekerjaan yang akan dikerjakan berikutnya (ada perencanaan), 5. dalam melaksanakan suatu pekerjaan dilakukan dengan sungguh-sungguh, bukan dengan setengah hati, 6. tidak membedakan urusan besar atau kecil.

Yang menarik, ayat sebelumnya memberikan gambaran bahwa dalam melakukan pekerjaan/urusan selalu akan ditemui kesulitan, namun demikian ditegaskan juga bahwa kesulitan-kesulitan yang dihadapi akan selalu ada solusinya, bahkan solusinya itu paling tidak minimal ada dua jalan kemudahan, sebagaimana disebutkan pada ayat :
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. [QS. 94 : 5-6]

Mungkin timbul pertanyaan, kapan istirahatnya? Kalau dalam sistem modern, kita mempunyai dua hari setiap pekan untuk istirahat. Didalam Al Quran disebutkan bahwa waktu istirahat adalah pada malam hari, jadi tidak ada spesifik hari tertentu, sedangkan siang hari digunakan untuk berusaha sebagai mana ayat berikut :
Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. [QS. 25:47]

Sebagaimana kebiasaan Rasulullah yang tidur pada malam hari lebih awal dan bangun pada akhir malam untuk beribadah

Dari ‘Aisyah ra., bahwasanya Nabi saw. biasa tidur pada permulaan malam dan bangun pada akhir malam, kemudian mengerjakan salat. (HR. Bukhari dan Muslim)

Selain tidur pada malam hari sebagai waktu istirahat, hakekatnya shalatpun dapat digunakan sebagai media untuk istirahat, sebagaimana hadis Nabi :
Kepada Bilal, beliau selalu berkata, “Istirahatkanlah harimu dengan shalat, hai Bilal.” Beliau juga bersabda, “Kesenanganku hanya dalam shalat.” (H.R. Ahmad)

Saudaraku, kalau konsep modern yang kita ambil sebagai patokan untuk memaknai waktu istirahat, maka begitu banyak kita kehilangan waktu yang sangat berharga untuk berusaha, sedangkan berusaha merupakan salah satu peribabadatan yang multi dimensi; membantu orang lain, menghidupi keluarga, mensyukuri karunia Allah, silaturami, dsb. serta sarana untuk penghapus dosa.
”Siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja, maka sore itu ia diampuni”. (HR. Thabrani dan lbnu Abbas)



Tidak ada komentar: