************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Senin, 17 Januari 2011

Orang yang bangkrut



Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. [QS. 7:99]

Alkisah seorang purna bakti berusaha menyibak peluang dalam berbisnis dengan tujuan untuk mencukupi nafkah keluarganya dan mengisi waktu-waktu luang yang dimilikinya. Pertama kali mencoba, berjalan beberapa saat kemudian bangkrut. Percobaan kedua dengan usaha yang berbeda, berjalan sebentar kemudian juga bangkrut. Percobaan selanjutnya dengan usaha yang lain lagi, berjalan lebih lama tetapi akhirnya juga mengalami kebangkrutan.

Apakah ia putus asa dan menyerah menghadapi kondisi yang dialaminya, ternyata tidak. Ia juga tidak merasa terbebani dengan kegagalan bisnis yang bertubi-tubi dialaminya. Di luar sana lebih banyak lagi orang yang mengalami pengalaman yang sama bahkan jauh lebih buruk darinya. Ia juga berpendapat bahwa apa yang telah dilakukan sangat banyak manfaat yang diperolehnya.

Rasulullah saw pernah bertanya kepada para sahabat: "Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?" Para sahabat menjawab; 'Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.' Rasulullah saw sabda: 'Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.' (HR. Muslim)

Saudaraku, seberapa besar amal yang telah kita perbuat di dunia akan bertahan, kalau satu-persatu orang yang pernah kita caci-maki, menuduh tanpa kebenaran, makan harta tanpa hak, menyakiti, datang kepada kita untuk meminta haknya. Berapa banyak orang yang kita perlakukan seperti ini, satu kampung, satu daerah, satu wilayah, atau satu Negara. Mungkin secara sadar kita melakukannya karena kesombongan atau secara tidak sadar karena kebodohan, sama saja akan menguras pundi-pundi amal kita dan akhirnya menjadi penyebab kebangkrutan.

Saudaraku, bandingkanlah dengan kebangkrutan yang pertama atau di dunia. Kita selalu punya kesempatan untuk bangkit kembali. Mungkin secara materi kita bangkrut tetapi berapa banyak aktivitas yang kita lakukan ketika mengelola usaha, tentu banyak orang terbantu dan terlayani, bukankah itu merupakan amal saleh, oleh karenanya jangan pernah berhenti berusaha meski keseringan jatuh, toh kita punya kekuatan untuk bangun lagi. Bukankah pada saat jatuh atau bangun kita selalu berbuat yang terbaik dan itulah amal saleh yang kita lakukan.

Dengan memahami dua macam kebangkrutan diatas, akan memandu kita untuk selalu menjauhi perilaku penyebab kebangkrutan akhirat pada semua aktivitas kita dan tidak takut menghadapi kebangkrutan dunia.


Tidak ada komentar: