************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Rabu, 08 Oktober 2008

The Power of Imaan


"Sesungguhnya orang-orang mukmin hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan berjihad dengan harta dan jiwa mereka demi membela agama Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (Q.s. al-Hujurat: 15).

Seorang pendaki puncak gunung Himalayah, bersedia mengorbankan hartanya yang paling berharga, bahkan mempertaruhkan nyawanya, demi untuk mencapai puncaknya (yang setelah sampai diatas paling lama hanya bertahan beberapa jam saja), itu karena kekuatan iman.
Seorang pendemo, rela mogok makan sampai pingsan karena kelaparan, bahkan ada yang sampai mati, demi menuntut sesuatu yang diperjuangkannyam itu karena kekuatan iman.
Seorang selebritis bersedia untuk mengobarkan segalanya, sampai kehormatannya yang paling berharga, untuk mencapai tujuan artis yang laris dan populer, itu karena kekuatan sesuatu yang diyakininya (iman).
Seorang suhada bersedia mati sahid untuk menperjuangkan tegaknya agama di bumi Allah ini, bahkan mati tiga kalipun dia rela, itu karena kekuatan iman.

Kalau yang pertama, kedua, dan ketiga, keyakinan atau keimanannya hanya dihubungkan dengan kenikmatan dam syahwat dunia, sementara yang terakhir adalah iman yang paripurna terhadap Allah Swt. Kesamaannya adalah semuanya punya spirit atau semangat juang yang tangguh untuk mencapai tujuannya. Itulah kekuatan iman yang menjadi motiyator bagi orang yang memilikiya untuk melaksanakan segala sesuatu yang terkait dengan keyakinannya

Ketika Tariq Bin Ziyad dan 7.000 prajuritnya mendarat di pantai selatan Spanyol, tahun 92 H. Ia memerintahkan pasukannya untuk membakar seluruh armada perangnya yang digunakan menyeberangi selat Gibraltar, sementara Raja Spanyol Roderick telah menunggunya dengan kekuatan 100.000 ribu angkatan perang. Kenekatan untuk membakar kapal-kapal perangnya tersebut dianggap sebagai perbuatan yang gila, tetapi itulah kekuatan iman – The power of imaan, dan dia (Tariq dan pasukannya) menang.

Kalau diumpamakan dengan cahaya, iman mereka laksana sinar matahari yang menyinari bumi ini tanpa meninggalkan titik-titik kegelapan. Lalu bagaimana dengan kita, cahaya iman kita. Barangkali kalau dibandingkan dengan mereka cahaya iman kita, hanya laksana lampu pijar 5 watt, dimana ruang yang kecilpun tak mampu memberinya sinar yang terang. Bukankah Azan dari mesjid telah memekakkan telinga kita, tetapi kita berlalu begitu saja tak menghiraukannya. Bukankah rumah kita dari mesjid hanya selemparan batu, tetapi tetap saja berat untuk melangkahkan kaki kesana. Ini sekedar contoh, dan kita punya seabrek contoh untuk menunjukkan kelemahan iman kita.

Saudaraku, apakah dengan cahaya iman yang hanya setara 5 watt itu, mampu menerangi gelapnya alam kubur. Saudaraku, tidak ada jalan lain, cahaya iman kita harus ditingkatkan. Kalau rumah yang kita tinggali hanya bertpuluh tahun kita terangi dengan rasa kebanggaan, bagaimana mungkin kuburan yang kita tinggali ribuan atau jutaan tahun kita biarkan gelap.

Tidak ada komentar: