************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Sabtu, 04 Oktober 2008

Sesudah Idul Fitri


Banyak orang yang berpendapat bahwa keluar dari Ramadan yang ditutup dengan Shalat Idul Fitri menjadikan kita kembali ke Fitri, suci seperti bayi yang baru lahir. Tentu saja pendapat ini sangat terbuka untuk diperdebatkan.

Amalan puasa dan ibadah-ibadah lain apabila dilakukan dengan penuh keimanan akan dapat menghapuskan dosa-dosa sepanjang tidak melakukan dosa besar. Penghapusan disini hanyalah hukuman dari perbuatan-perbuatan tersebut, tetapi catatan-catatan hitam yang telah tergores tidak akan hapus dan hilang selamanya, seperti pada ayat berikut,

Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. [QS. 99:7-8]

Lalu bagaimana mungkin kita seperti kesucian bayi kembali?

Persepsi suci kembali seperti bayi dapat menjerumuskan kita kepada kelengahan sehingga kehati-hatian dalam menjaga perbuatan maksiat akan melonggar karena ada anggapan dan kebanggaan tidak punya dosa lagi. Sehingga kalau terpeleset masih merasa aman karena dosanya hanya sedikit, sementara dosa yang lama sudah bersih.

Indikator yang menyatakan bahwa kita telah melewati ramadan dan idul fitri dengan hasil yang gemilang ialah tertatanya hati menghadapi kehidupan yang tercermin pada sikap optimisme, semangat juang, dan ikhlas menghadapi setiap kemungkinan rona kehidupan selanjutnya. Akan timbul suatu kecintaan terhadap Allah dan RasulNya, demikian pula kecintaan terhadap sesama manusia. Dengan demikian dalam pergaulah sehari-hari tidak ada lagi riak kebencian, sekalipun mungkin ia tersakiti oleh orang lain.

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. [QS. 3:133-134]

Buah dari ramadan yang diperoleh seperti diatas (menjadi orang yang takwa), agar tetap terjaga dan tumbuh subur, perlu pemeliharaan yang tiada hentinya dan dengan penuh kesungguhan, yakni tekun dan sabar melaksanakan semua perintah dan meninggalkan semua larangan Allah (defenisi takwa). Dan apabila dalam perjalanan, terperosok dalam perbuatan nista, sebesar atau sekecil apapun, segerahlah memohon ampunan dan taubat dengan sunguh-sungguh, insya Allah kita akan tetap dijalan yang lurus. Siraatolmustakiim.

"Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. 39:53]

Saudaraku, selamat berjuang mudah-mudahan ketemu lagi ramadan mubarak tahun depan.

Tidak ada komentar: