************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Kamis, 06 Agustus 2009

Meraih Kemerdekaan


Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa (juga semua individu) dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Kita semua tahu bahwa kalimat diatas adalah Mukaddimah UUD 1945 yang menyatakan kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan. Sejak saat itu secara territorial kita telah merdeka dari penjajahan. Akan tetapi bila dilihat dari segala aspek kehidupan bernegara, sampai saat ini kita masih dibawah dominasi negara lain. Itu urusan negara, sebaiknya kita menengok ke individu masing-masing, apakah kita sudah merdeka atau belum.

Ternyata belum. Kita masih terobsesi untuk menjamin kehidupan keluarga anak dan istri bahkan sampai cucu-cicit, sehingga potensi kita banyak tersita kesana, sementara hak-hak dan tanggung jawab pribadi kita yang lebih luas banyak terabaikan.

Harta yang kita miliki, mungkin banyak atau sedikit, telah merampas secara berkelebihan waktu kita kesana, sejak dari bangun subuh sampai menjelang tidur dinihari. Selain waktu, ketenangan dan kedamaian juga disisihkan dari kehidupan kita.

Selera makan yang kita miliki, adalah imam yang selalu menuntun kita untuk menuju titik-titik lokasi dimana saja bila ada makanan yang memiliki keunikan dan kebanggaan, dengan mengabaikan hambatan dan kesehatan.

Pola pikir yang tertanam dalam diri kita disesaki oleh jutaan informasi yang berseliweran dalam kehidupan kita. Semuanya saling berlomba menanamkan paham sehingga sesuatu yang semula kita anggap tidak benar perlahan-lahan menjadi benar. Kita kehilangan kebenaran bahkan kita kehilangan diri sendiri yang sesungguhnya.

Banyak lagi hal-hal yang menjadi obyek ketergantungan kita kepadanya, mendikte untuk melakukan sesuatu, memaksa mengikuti aturannya, yang kesemuanya pada hakekatnya merampas kemerdekaan kita. Selama ketergantungan-ketergantungan ini ikatannya tidak dapat kita putuskan, maka kebebasan individu atau pribadi yang didambakan tidak pernah tercapai, kita selalu menjadi budak dari nafsu atau obsesi yang kita ciptakan sendiri.

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. [QS. 112:2]

Saudaraku, kemerdekaan hanya dapat kita raih kalau ketergantungan itu hanya dilekatkan kepada Allah Swt semata. sebagaimana disebutkan pada ayat tersebut diatas. Sebaliknya ketergantungan kepada Allah bukanlah suatu pembatasan kemerdekaan karena dialah sumber segala kesempurnaan, sementara kemerdakaan adalah pembebasan diri dari segala yang tidak baik.

Saudaraku, Allah memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk berbuat apa saja yang dikehendakinya, tetapi kemerdekaan hanya diperoleh bagi orang yang menyembah kepadaNya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkanNya, sebagaimana firmanNya :

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. [QS. 51:56]

Tidak ada komentar: