************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Minggu, 16 Agustus 2009

Pekerja keras yang zuhud

Dia (sebut saja Ahmad) hanyalah orang biasa, seperti jutaan orang biasa lainnya. Dalam menapaki kehidupan sehari-hari ia banyak menghadapi kesulitan sebagaimana juga ia banyak memperoleh anugerah rezeki dari Allah swt. Mungkin yang agak istimewa adalah tekadnya untuk selalu mencari dan memperbaharui apa yang telah dimilikinya menjadi lebih baik dari hari ke hari. Memedomani Sabda rasulullah: bahwa orang yang beruntung hanyalah orang yang hari ini lebih baik dari kemarin.

Hadist ini merupakan landasan berpikirnya. Meskipun ilmunya tidak seberapa, tetapi ia tetap tekun meningkatkan pengetahuannya, baik ilmu peribadatan maupun ilmu muamalah. Demikian halnya dalam mencari rezeki ia memiliki daya juang yang tinggi, walaupun penghasilannya tidak seberapa apabila dinilai dari angka-angka perhitungan matematis. Pemahamannya yang sederhana memberinya pengertian bahwa pada kerja keras itulah terletak nilai yang tidak dapat dihitung dengan angka-angka.

Kekayaan baginya adalah sesuatu yang relatip, nisbi, tidak pasti. Kekayaan yang pasti menurutnya adalah sesuatu yang dijanjikan oleh Allah Swt. dan rasulNya. Oleh karena itu orientasinya lebih banyak mengharap janji-janji Allah daripada mengejar kekayaan menurut pandangan umum, apalagi kalau harus dilalui dengan cara-cara yang tidak wajar. Kalau ia melihat orang-orang mengendarai mobil mewah misalnya, tidak begitu mengusik hatinya. Ia yakin saja bahwa ia dapat memperoleh lebih baik dari itu. Bukankah Rasulullah telah bersabda bahwa : Shalat sunnah sebelum subuh dua rakaat lebih baik daripada dunia dan isinya. Ia yakin 100% terhadap janji Allah tersebut melalui RasulNya.

Alur kehidupannya sangat sederhana dan tanpa beban. kalau terjadi persoalan dalam kehidupan kemasyarakatannya, ia akan menyelesaikannya sesegera mungkin. Meskipun ia disakiti, menurutnya solusi yang paling praktis adalah memaafkan kepada orang yang menyakitinya, karena kalau disimpan akan merugikan diri sendiri. Ia yakin bahwa segala persoalan dapat diselesaikan dengan baik, kalau dia tidak dapat menyelesaikannya karena keterbatasan ilmu, ia percaya Allah akan memberinya solusi. Dan solusi paling baik dari segala problematik kehidupan adalah ketika ridha terhapa apa yang telah terjadi tersebut.

Salah satu kenikmatan meliputi kehidupannya adalah menandungkan zikir-zikir secara sirr sambil memacu kerjanya sepanjang hari. Kalau terlewati ia beristighfar karena kealpaannya tersebut. Mungkin memang belum khusuk tetapi ia akan tetap mengulang dan mengulang, karena masih lebih baik daripada tidak melakukannya sama sekali, batinnya.

Saudaraku, apakah ia yang kita bicarakan diatas hanyalah dalam khayalan. Tidak, bahkan disekeliling kita banyak orang yang melakukan seperti itu, hanya saja kita tidak tahu. Mungkin belum dilakukan sepanjang episode kehidupannya, tetapi bagian dari waktunya sepanjang hari sudah didedikasikan untukhal-hal seperti tersebut diatas. Bukankah segala sesuatu memerlukan proses untuk mencapainya, yang penting semangat mujahadah yang ada perlu selalu dijaga dan dan diperbaharui terus menerus.

Saudaraku, berpuluh tahun kesempatan hidup telah kita nikmati. Apabila waktu selama itu kita melakukan peningkatan walau sekecil apapun secara konsisten, pasti hasilnya akan menakjubkan. Bukankah kalau kita merangkak Dia datang berjalan, kalau kita berjalan Dia datang berlari. Kalau ada peningkatan sedikit Dia akan lipatgandakan hasilnya. Yakinlah.

Tidak ada komentar: