************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Rabu, 13 Januari 2010

Manisnya Iman


Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu, .. (QS. 49:7)

Sebagai orang yang beriman, tentu kita semua mendambakan dan ingin merasakan bagaimana manisnya iman dalam kehidupan ini. Apakah saat ini kita telah merasakannya, wallahu a’lam. Akan tetapi dengan memiliki indikator-indikator tertentu, mungkin dapat dijadikan parameter untuk menilainya.

kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. 3:139)

Percaya diri, tidak merasa rendah diri kepada siapapun, dengan kodisi yang dimiliki. Bagaimanapun kondisi status, ekonomi, sosial, dan pendidikannya. Tidak malu melakukan kewajiban atau meninggalkan larangan agamanya, meskipun dianggap kuno oleh orang lain, tentu saja juga tidak berlaku sombong dengan agamanya. Kita orang-orang beriman adalah paling tinggi derajatnya disisi Allah.

maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. 2:38)

Kesulitan dan tantangan apapun yang dihadapinya tidak membuat khawatir dan takut karena dia yakin Allah akan menolongnya. Dan apabila ia kehilangan sesuatu, sebesar apapun peristiwanya, dia tidak merasa bersedih, karena sejatinya segala sesuatu adalah kepunyaan Allah dan semua akan kembali kepadaNya. Apapun yang terjadi, itu adalah ketentuan Allah dan dia ridho menerima dan yakin bahwa itulah yang terbaik bagi dirinya.

Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijalan Allah ‘Azza Wa Jalla. (HR. Ahmad)

Harta yang banyak bukan merupakan tujuan utama dalam bekerja. Harta yang banyak tanpa bekerja keras, misalnya karena warisan atau hadiah, adalah kekayaan yang menjerumuskan. Bekerja keras dengan menggunakan seluruh potensi yang dimiliki; tenaga, kecerdasan, bakat, modal, dsb. itulah yang terutama dan bukan pada hasilnya. Bukankah dalam bekerja keras itulah proses amal shaleh mengalir, bahkan bekerja keras sama dengan jihad seperti pada sabda Rasulullah diatas.

Saudaraku, sungguh banyak sifat-sifat yang dapat mengantarkan kita kepada manisnya iman, namun dengan menghayati dan mempedomani beberapa ayat dan hadist diatas dalam kehidupan kita, insya Allah kita bisa sampai kesana, merasakan manisnya iman. Hal ini sejalan dengan hadist berikut :

Diriwayatkan dari Anas ra., dia telah berkata: Nabi Saw telah bersabda: “Tiga perkara, jika terdapat di dalam diri seseorang maka dia akan memperoleh kemanisan iman: “Mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi kecintaannya terhadap sesuatu yang lain, mencintai seseorang semata-mata hanya karena Allah, tidak suka kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkan dirinya dari kekafiran sebagaimana dia merasa tidak suka dicampakkan ke dalam siksa neraka.” (HR. Buhari, Muslim, Nasa’i)


Tidak ada komentar: