************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Senin, 21 Desember 2009

Hikmah dirahasiakannya kematian


Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS.67: 2)

Manusia harus meyakini bahwa perkara dirahasiakannya kematian seseorang adalah semata-mata pencerminan dari kasih sayang Allah kepada hamba-hambaNya. Kesadaran seperti ini sangat penting karena kita dapat merespon kematian dengan baik, pada akhirnya membawa kita kepada kesiapan yang tiada putus-putusnya untuk menghadapi kematian.

Karena kerahasiaan kematian memaksa atau memotivasi kepada kita untuk selalu melalukan perbuatan baik dari pagi hingga sore, dari sejak kecil hingga dewasa yang bisa mengantarkan kita kepada akhir kehidupan yang baik. Kalau kita mempunyai pengetahuan kapan kematian terjadi, katakanlah misalnya pada umur 45 tahun, maka kemungkinan persiapan kematian kita lakukan setahun menjelang kematian. Bukankah setahun itu sudah cukup untuk bertaubat nasuha dan mengerjakan perbuatan baik sebanyak-banyaknya sudah dapat mengantarkan seseorang ke surga. Kalau seperti ini kejadiannya, maka sesungguhnya kita mengalami kerugian selama 44 tahun untuk beribadah dan berbuat baik.

Apabila kita mempunyai pengetahuan tentang kematian, maka pikiran kita akan selalu terfokus ke sana, betapapun waktunya masih jauh, sehingga menurunkan gairah untuk hidup, padahal hidup ini adalah sesempurna-sempurnanya persiapan untuk mati.

Keluarga kita, anak dan istri, sungguh menjadi beban apabila mengetahui kapan kematian kita, demikian pula dengan kerabat atau teman-teman sekalian. Akan semakin berat karena mereka juga memikirkan kematiannya sendiri. Suasana kelabu selalu menggantung, Akhirnya yang akan terjadi adalah kekacauan dalam masyarakat.

Kematian tidak mengenal waktu, tua-muda, miskin-kaya, bila saatnya tiba, maka tidak ada seorangpun yang sanggup menangguhkannya meski sesaat (QS. 63 : 11)

Oleh karena kematian adalah misteri, maka misteri ini kita harus jawab dengan berbuat amal ibadah sebanyak-banyaknya tanpa menunda-nunandanya, menghindarkan diri dari perbuatan tercela, serta memohon ampunan dan taubah sebanyak-banyaknya kepada Allah. Dengan demikian maka sepantasnyalah kalau kita diajak berdoa untuk memohon kepada Allah Hadiah atau ganjaran yang terbaik

“Apabila kamu memohon Surga kepada Allah, maka mohonlah surga Firdaus, karena sesungguhnya Firdaus itu adalah Surga paling tengah-tengah dan Surga paling atas, dan DI ATAS-nya adalah ‘ARSY-Nya Yang Maha Rahman”. (HR. Bukhari)

Saudaraku, apabila memkirkan kematian anggaplah esok hari maut akan menjemput, hal ini akan mendorong kita selalu tekun beribadah dan selalu mohon ampun atas dosa-dosa serta menghindari kemaksiatan, sementara memikirkan kehidupan anggaplah hidup selamanya, dengan demikian akan mendorong kita untuk sekuat tenaga mengerahkan seluruh potensi yang ada untuk berusaha dan bekerja untuk membiayai kehidupan kita. Kedua perilaku ini secara otomatis akan memproduksi amal ibadah sebanyak-banyaknya. Dan itulah syarat untuk mendapat ganjaran yang terbaik, surga firdaus.


Tidak ada komentar: