************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Selasa, 17 Februari 2009

BERAT SEBUAH DOA

Kiriman: Afriandi E. Prasetya (xxx@telkom.net)

Seorang wanita miskin terlihat sangat putus asa, ia berjalan menuju sebuah toko bahan makanan. Dia mendatangi pemilik toko dengan merendahkan diri dan meminta agar ia dapat memperoleh sedikit kebutuhannya. Wanita itu menjelaskan bahwa suaminya sedang terbaring sakit dan tidak dapat bekerja, sedangkan mereka memiliki tujuh orang anak yang sedang kelaparan menunggu makanan.

Pemilik toko, memandang wanita itu dan meminta agar ia pergi meninggalkan tokonya. Mengingat kebutuhan keluarganya, wanita itu mengiba, "Tolonglah, Pak! Saya janji akan membayarnya sesegera mungkin. Tolong, saya mengiba kebaikan anda untuk anak-anak saya yang lapar."

Pemilik toko mengatakan bahwa ia tidak dapat memberikan hutang untuk barang-barang toko kepadanya.

Tak jauh dari situ, seorang pembeli lain, yaitu seorang pria yang terkenal di desa sebagai dermawan yang banyak membantu mereka yang sedang dalam kesulitan, mengikuti percakapan antara wanita itu dan pemilik toko. Ia lalu menghampiri sang pemilik toko dan berkata padanya bahwa ia akan membayar barang-barang yang dibutuhkan wanita miskin itu untuk keluarganya.

Pemilik toko berkata dengan agak kesal, "Apakah kamu punya daftar belanja?"
Wanita miskin itu menjawab, "Ya, saya punya."
"Baiklah," kata pemilik toko dengan suara sedang, "Taruh daftar belanjamu di atas timbangan dan seberat apapun daftar itu akan saya berikan sejumlah barang yang kau inginkan."

Wanita miskin itu termenung sesaat, lalu ia mengambil dompetnya dan mengeluarkan kertas dari dalamnya dan menuliskan sesuatu di kertas itu. Kemudian ia meletakkan kertas tersebut dengan hati-hati di atas timbangan sambil terus menunduk. Mata pemilik toko dan pria dermawan itu terbelalak terkejut melihat timbangan kertas turun dan tetap turun.

Melihat hal itu pemilik toko berkata dalam hati, "Aku tidak dapat mempercayainya." Lalu ia mulai menaruh barang-barang ke sisi yang satunya lagi. Timbangan belum setimbang sehingga ia terus dan terus mengisi timbangan dengan barang-barang sampai tidak muat apa-apa lagi. Pemilik toko berdiri terpaku dengan heran. Akhirnya, ia mengambil lembaran kertas itu dari timbangan dan menatapnya penuh keheranan. Kertas itu bukanlah sebuah daftar belanja, namun sebuah doa yang berbunyi:

"Ya Tuhan, Engkau mengetahui kebutuhanku dan aku menyerahkan ini semua di Tangan-Mu."

Pemilik toko mengemasi barang-barang ke dalam kantung kemudian menyerahkannya kepada wanita itu. Wanita miskin itu mengucapkan terima kaish dan meninggalkan toko. Lalu pria dermawan itu mengambil beberapa lembar uang dari dompet dan memberikannya kepada pemilik toko sambil berkata, "Ini membayar barang-barang itu."

Beberapa saat setelah itu, pemilik toko mendapati ternyata timbangannya memang, namun... hanya Tuhan yang tahu berat sebuah Doa. (111001)

Besarnya potensi dosa harian


Bangun sebelum subuh seraya membaca doa, sudah terlintas dalam pikiran masalah dan kesulitan yang akan dialami hari ini. Dosa pertama, berprasangka buruk kepada Allah.

Keluar dari kamar mandi sedikit kecewa dan ngomel karena ada kebutuhan mandi yang tidak tersedia dalam kamar mandi, dosa kedua, marah kepada istri atau pembantu.

Ketika menghidupkan mobil, ada kedengaran bunyi yang agak kasar pada mesinnya, keluar umpatannya. Dosa ketiga, kepada pemilik bengkal yang menyervis mobilnya.

Jalan keluar komplek perumahan yang akan dilaluinya sudah berlubang-lubang. Kali ini pengembang jadi sasaran kejengkelan karena tidak segera memperbaikinya. Dosa keempat.

Dalam perjalanan ke kantor mobilnya disalib mobil lain. Emosinya naik dan berusaha untuk menyalib balik, sayang tidak kesampaian. Dosa kelima, kepada sesama pengendara mobil.

Daftar ini akan bertambah terus sesuai dengan aktivitas yang dilakukan sampai kembali lagi kerumah untuk istirahat. Boleh jadi dalam melaksanakan segala kegiatan tersebut, kita merasa hal-hal yang kita lakukan wajar-wajar saja, tetapi bagi orang lain boleh jadi menimbulkan ketidaknyaman yang berarti menciptakan perbuatan dosa baru.

Mungkin aktivitas yang kita lakukan, baik dengan tangan (memukul, mencuri, dsb), mata (melihat aurat dsb), telinga (gossip dsb), mulut (menghina, kata-kata kotor, dsb) atau pemikiran (rencana jahat, dsb), kita anggap biasa-biasa saja, tetapi disisi Allah merupakan dosa-dosa kecil atau bahkan dosa-dosa besar. Itu bisa terjadi karena karakter dan kecende-rungan kita telah diperindah dengan manipulasi syeitan dan cinta dunia yang berkelebihan.

Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya setan maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. [QS. 43:36]

Saudaraku, kita diliputi oleh situasi; dari bagun tidur sampai tidur lagi, dalam rumah hingga diluar rumah, dalam keadaan sepi dan ramai, dalam suasana sedih dan gembira, dalam keadaan sadar dan tidak sadar, dimana kita terjebak dalam perbuatan dosa. Banyak yang mungkin dapat dihindari, tetapi juga banyak yang sangat sulit dihindari. Untuk itu solusi pertama yang diperlukan adalah dengan banyak beristighfar kepada Allah.

Saudaraku, dengan menyadari bahwa potensi berbuat dosa setiap hari sangat banyak, maka kewaspadaan kita terhadap segala hal yang akan dikerjakan lebih meningkat, sehingga kemungkinan tercebur dalam perbuatan dosa yang lebih dalam dapat dikurangi, hal ini juga akan menodrong kita untuk tidak terlepas dari zikir dan istighfar, sebab: “Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun." (QS. 8:33).

Saudaraku, marilah kita merobah potensi dosa yang banyak kita kerjakan pada hari-hari mendatang, menjadi potensi rahmat yaitu dengan selalu beristighfar sepanjang hari, sebab Allah SWT telah berfirman, “Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat."(QS. 27:46). Terima kasih, ya Allah atas janji ampunan dan rakhmatMu, meskipun kami selalu lupa dan ingkar kepadaMu.

Wortel Telur dan Kopi


Kisah sebuah Wortel, sebutir Telur dan secangkir Kopi

Seorang gadis mengadu pada ibunya, berkeluh kesah tentang kehidupannya yang dirasa amat berat. Gadis itu tidak tahu bagaimana dia akan melalui semua itu dan merasa ingin menyerah saja. Dia merasa lelah berjuang dan menderita dalam kehidupan ini. Jika satu masalah teratasi, akan timbul masalah baru.

Ibunya mengajak putrinya menuju dapur. Diisinya 3 buah panci dengan air dan direbusnya air itu dengan api yang besar. Begitu semua air mendidih, dia masukkan wortel pada panci pertama, telur pada panci ke dua, dan butiran kopi di panci terakhir. Mereka menunggu sampai ketiga air di panci kembali mendidih.

Dalam 20 menit kompor-kompor dimatikan oleh sang ibu. Wortel dikeluarkan dan diletakkannya di sebuah piring. Begitu juga dengan telur dan kopi diletakkan dalam piring dan gelas berbeda. Sang ibu memandang putrinya sambil berkata :" Katakan apa yang kamu lihat." Putrinya menjawab : " Wortel, telur dan kopi."

Ibunya meminta putrinya agar mendekat dan merasakan wortel itu. " Wortel itu menjadi lembek." Ibunya kemudian meminta putrinya untuk memecahkan telur yang telah matang itu. Setelah mengupas kulitnya, dia sadar bahwa isi telur itu telah mengeras karena direbus. Akhirnya sang ibu meminta putrinya untuk meminum kopi yang telah matang. Putrinya tersenyum merasakan keharuman kopinya. "Apa arti semua ini, ibu ?" tanya putrinya. Ibunya menjelaskan bahwa setiap benda-benda itu telah melewati "Kemalangan" yang sama, yaitu direbus di dalam air mendidih. Namun tiap benda punya reaksi berbeda.

Wortel itu sebelumnya kuat, keras dan "tidak berperasaan." Namun setelah direbus dia menjadi lunak dan lemah. Telur itu sebelumnya rentan, mudah pecah. Punya dinding tipis untuk melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah direbus, cairan di dalamnya menjadi keras. Sedang butiran kopi adalah fenomena unik, ia menjadi air setelah direbus.

" Termasuk yang mana kamu, anakku ?" kata ibu pada putrinya. " Jika kemalangan mengetuk pintumu, bagaimana kamu meresponnya ? Apakah kamu seperti wortel, sebutir telur atau biji kopi ?"

Camkan Hal ini :

Termasuk yang mana aku ini ? Apakah seperti wortel yang terlihat keras namun ketika dihadang masalah dan kemalangan aku menjadi lemah dan kehilangan kekuatanku ?

Apakah hatiku rentan seperti isi telur, namun ketika "di didihkan" oleh kematian, perpisahan, masalah keuangan atau ujian-ujian lainnya menjadikan hatiku kuat ? Apakah dinding luarku masih terlihat sama namun kini didalam aku menjadi seorang yang gigih dan berjiwa keras ?

Atau aku mirip dengan biji kopi ? Biji kopi sebenarnya mengubah air panas disekitarnya, yaitu keadaan yang membawanya dalam kepedihan. Ketika air mulai mendidih, maka dia mengeluarkan aroma dan rasa kopi yang nikmat.

Bila keadaan menjadi kian memburuk, mampukah kalian mengubah situasi di sekitar menjadi suatu kebaikan ? Ketika hari kian gelap dan ujian semakin meningkat, apakah kalian mengangkat diri sendiri ke tingkatan yang lain? Bagaimana kalian menangani masalah-masalah hidup yang datang silih berganti ? Apakah kalian mirip

sebuah wortel, sebutir telur atau biji kopi ?

Semoga kalian mempunyai cukup bekal kebahagiaan untuk membuat hidup terasa indah. Cukup ujian agar membuat kalian kuat, cukup kesusahan agar kalian lebih manusiawi, dan cukup harapan untuk membuat kalian mampu bertahan hidup.

Ketika dilahirkan, bayi menangis disaat semua orang tersenyum menyambut kehadirannya. Menangkan hidup ini agar diakhir perjalanan nanti kita bisa tersenyum ketika semua orang disekitar menangis.

Dunia ini memang panggung sandiwara, kita dan semua yang kita lihat hanyalah ilusi yang penuh dengan kiasan-kiasan. Kita bukan siapa-siapa, kita bukanlah seperti yang kita sangka. Kita hanyalah bayangan-bayangan, pujilah Dia Yang mampu membuat bayangan-bayangan bisa mendengar, melihat, merasa, berbicara, dan berbuat apa saja. Bukalah hati, mata dan pikiranmu semasa di dunia, karena siapa yang buta hatinya di dunia, di akhirat nanti akan semakin dibuat buta oleh Tuhan-nya...

Subhanallah ~

Sumber : internet/milis

Waktu-waktu kasih sayang


Ya Allah, Hanya kepada Engkaulah kami (saya, orang tuaku, anak-anakku, saudara-saudaraku, tetanggaku, teman kantorku, karyawanku, pemimpinku, muslimin semuanya, dst,) menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan (tafsiran QS, 1.5)

Tunjukilah kami (saya, orang tuaku, anak-anakku, saudara-saudaraku, teman kantorku, tetanggaku, pemimpinku, muslimin semuanya, dst,) jalan yang lurus

Ketika engkau mencintaiNya sekali, Ia mencintaimu sepuluh kali
Ketika engkau merindukanNya sepuluh kali, Ia merindukanmu seratus kali
Ketika engkau menyayangiNya seratus kali, Ia menyayangimu seribu kali.
Itulah kasih sayang yang tiada tertandingi

Ketika engkau tenggelam dalam kenikmatan cintaNya,
engkau mohonkan kenikmatan itu dihunjamkan juga dalam sanubari saudara-saudaramu, kerabat-kerabatmu, teman-temanmu dan semua insan pendamba cinta sang Khalik.

Ketika engkau dimabuk rasa rindu kepadaNya,
engkau mohonkan agar kerinduan itu dicurahkan juga kepada saudara-saudaramu, kerabat-kerabatmu, teman-temanmu dan semua insan pendamba rindu sang Khalik.

Ketika engkau berkelimpahan dengan kasih sayangNya,
engkau mohonkan agar kasih sayang itu dilimpahkan juga kepada saudara-saudaramu, kerabat-kerabatmu, teman-temanmu dan semua insan pendamba kasih sayang sang Khalik.

Berilah keselamatan kepada segenap orang-orang shalihin (bacaan tahiyat)

Aku tidak ingin selamat sendiri, aku tidak ingin sejahtera sendiri, aku cinta kepada saudara-saudaraku dan aku ingin mereka semuanya selamat dan sejahtera bersama saya.

Selamat atas kalian semua (segenap muslimin, hewan-hewan, hutan dan rimba, tebing dan gunung, lautan dan daratan, segenap makhluk Allah) dan rakhmat Allah serta keberkatan selalu tercurah kepada kalian semua. (salam)

Itulah; kasih sayang, cinta, dan kepedulian yang selalu kita pancarkan minimal lima kali dalam sehari semalam, bukan hanya setahun sekali (seperti valentine day). Itulah kasih sayang, cinta, dan kepedulian yang tulus, terlahir dari hati yang suci, bukan nafsu ego dan bukan nafsu birahi. Itulah yang didamba manusia-manusia suci, bukan manusia kotor.

Saudaraku, sangatlah naif kalau kita mencari kasih sayang diatas landasan harta, birahi, dan ego. Itu hanya akan membawa ke penderitaan yang berkepanjangan, sementara kita tidak sadar telah diperdaya oleh budaya kapitalisme, hedonisme, dan kaum kuffar (kafir).

Saudaraku, kasihani anak-anak dan generasi muda kita,dengan bertobat dan mohon ampun atas kelakuan kita yang lalu. Pada akhirnya mereka (generasi muda) akan mencontoh kita.

Seseorang dari Masa Lalu


Suatu kali saya diminta oleh beberapa pengurus remaja masjid untuk memberikan materi dalam salah satu acara kajian di masjid mereka. Ketika mereka menyebutkan lokasi acaranya, saya teringat seseorang dari masa lalu yang ingin sekali saya melupakannya. Jelas saya hapal sekali lokasi masjid yang disebutkan itu, karena belasan tahun silam saya sering berkunjung ke sana, bukan ke masjidnya, melainkan ke rumah seorang teman untuk main dan bermalam.

Ketika pengurus masjid itu menyebutkan lokasi acara, saya sempat ragu untuk menyatakan kesediaan saya memberikan materi dalam kajian bertema kerohanian tersebut. Saya hanya khawatir jika nanti di jalan menuju lokasi berpapasan dengannya. Padahal sudah lama saya memendam namanya, membuang jauh-jauh semua episode kehidupan yang pernah saya jalani bersamanya, menghapus segala kenangan yang pernah dilewati bersama, karena semua itu kerap membuat saya menangis menyesali masa lalu, masa lalu yang pernah hampir membunuh masa depan saya.

Bersamanya, saya telah pernah menjalani fase hitam dalam kehidupan ini. Dengannya, juga teman-teman lainnya kami pernah menggelar sebuah pesta bersama yang hampir semua minuman yang tersedia adalah minuman keras beralkohol, sebagian asap yang mengepul di ruangan itu juga bukan asap sembarangan yang biasa dijual di toko. Hari-hari berikutnya selama beberapa tahun juga saya jalani bersamanya dengan aksi kriminal kecil yang hasilnya pun kami gunakan untuk membeli minuman keras dan beberapa obat terlarang. Inilah fase hitam yang saya maksud, fase di masa lalu yang benar-benar ingin saya lupakan.

Ternyata saya tak pernah bisa menghapus semua kenangan itu, karenanya ketika hari disaat saya akan memberikan materi kajian di masjid yang lokasinya sangat saya hapal itu, saya berharap cemas agar tak bertemu dengannya di perjalanan. Saya bahkan khawatir ia melihat saya memasuki masjid, karena ia tahu persis, belasan tahun silam, suara panggilan sholat dari masjid itu adalah suara yang paling tidak kami gubris.

Bersyukur saya, sampai di dalam masjid saya tak bertemu dengannya, saya tak tahu harus menjawab apa kalau saja ia tahu saya berada di masjid itu untuk memberikan materi kajian kerohanian. Pasti, lidah saya kelu saat bertatapan dengannya, kelu dan tercekat disebabkan kekhawatiran ia kan bersaksi bahwa orang yang akan memberikan materi kajian adalah orang yang pernah bersamanya dalam fase kegelapan, di sini, tak jauh dari masjid ini.

Kurang dari setengah jam, masjid penuh dengan jama'ah yang kesemuanya orang-orang muda dan remaja. Seorang panitia membuka acara dan tak lama kemudian mempersilahkan saya untuk memulai kajian. "Assalaamu'alaikum..." baru saja kalimat itu terucap, bibir saya pun bergetar, saya menelan ludah yang tiba-tiba kering begitu mata saya menangkap sesosok wajah putih bersih di depan saya. Ia tersenyum manis, matanya bening dan rambutnya tersisir rapih serta berbaju gamis putih.

Saya nyaris tak sanggup melanjutkan kata-kata untuk memulai kajian itu. Lidah ini kelu mendapatkan tatapan penuh persahabatan dari si empunya wajah berseri itu. Dia, seseorang dari masa lalu yang selama ini sangat ingin saya melupakannya. Saya memang tak bertemu dengannya di perjalanan, ia juga tak melihat saya ketika masuk ke masjid. Tapi, justru saya melihatnya duduk dengan anggun di jajaran terdepan jamaah yang akan mengikuti kajian itu.

Tersenyumlah ia seraya mengangkat ibu jarinya ke arah saya. Beruntunglah saya bukan saya yang dulu lagi, karena seseorang dari masa lalu saya itu juga bukan dia yang dulu lagi. Allah Maha membolak-balikkan hati manusia.

Bayu Gawtama
http://gawtama.blogspot.com
http://gawtama.multiply.com

Musibah Itu Cuma Sebegitu


"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar." (QS. 2:155)

"Tidak sesuatu musibah pun yang menimpa seorang muslim dari penyakit, penderitaan, kesedihan, kesulitan, sampai-sampai duri yang terinjak kakinya, kecuali Allah akan menghapus dengan musibah tadi, kesalahan - kesalahannya." (Mutafaq alaihi)

"Sesungguhya jika Allah mencintai suatu kaum, Dia akan mengujinya. Jika kaum itu ridha dengan ujian tersebut maka Allah akan meridhainya. Dan jika kaum itu marah dengan ujian tersebut, Dia pun akan marah kepadanya." (HR. Turmudzi)
"Tiada seorang muslim pun yang tertimpa musibah lalu ia berkata sesuai dengan petunjuk yang diperintahkan oleh Allah: "Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali. Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku dan gantilah bagiku dengan yang lebih baik darinya." melainkan Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik daripada musibahnya itu." (HR. Muslim)

"Sungguh aneh perihal seorang mu'min. Sesungguhnya semua permasalahan adalah baik baginya. Hal ini tidak dimiliki kecuali oleh orang-orang mu'min. Jika mendapatkan kebaikan ia pun bersyukur, dan kesyukurannya itu lebih baik baginya.Dan jika ditimpa kesusahan ia pun bersabar, dan kesabarannya itu lebih baik baginya." (HR. Muslim)

"Setiap kali kau kena musibah, di sana aku melihat empat nikmat Allah untukku: musibah itu tidak mengenai keagamaanku (imanku), musibah itu cuma sebegitu, aku diberi ridha terhadap-Nya, aku punya pengharapan bahwa Allah akan memberi aku ganjaran karenanya." (Umar bin Khaththab ra.)

"Ada seorang saleh yang terkena penyakit di kakinya. Karena dikhawatirkan akan menjalar ke atas, para dokter memutuskan untuk diamputasi. Setelah diamputasik, ia tak sadarkan diri. Setelah sadar. ia mendapat berita bahwa salah seoraang anaknya jatuh dari atap lalu meninggal. Maka dengan tenang, ia berkata: "Alhamdulillah, ya Allah memang Engkau ambil satu anggota badanku, tapi cuma satu, sedang yang tidak Engkau ambil berbilang jumlahnya. Ya Allah, Engkau memang mengambil seorang anakku, tapi cuma satu, sedang yang Engkau tidak ambil berbilang jumlahnya."

Seorang shalihin mengetahui bahwa ada seseorang mengadukan musibahnya kepada seorang kawannya. Maka orang shaleh itu berkata kepadanya: "Wahai saudaraku, mengapa engkau melakukan ini? Seharusnya engkau mengadukannya kepada Tuhan yang memberi rahmat kepadamu, tetapi engkau justru mengadukannya kepada orang yang tidak mampu memberi rahmat kepadamu."

Pinjaman kepada Allah


Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. [QS. 2:245]

Dalam aktivitas kita sehari-hari tidak terlepas dari kegiatan pinjam meminjam, terlepas dari apakah ybs. termasuk orang berada apalagi bagi orang yang kurang mampu. Ada orang yang meminjam untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan ada yang meminjam dengan tujuan untuk meningkatkan kegiatan usahanya.

Apabila ada investor yang berani menawarkan tingkat bunga yang tinggi, katakanlah dengan tingkat bunga 5% perbulan, maka berbondong-bondonglah orang datang untuk memberikan pinjaman kepadanya, tidak perduli apakah investor itu amanah atau tidak. Para pemberi pinjaman juga beragam dari manager hingga buruh, dari professional sampai tukang sapu, dari professor dan doktor sampai pembantu rumah tangga. Semua kehilangan akal sehat dan tergiur oleh janji dan penawaran muluk alias gombal, dan akhirnya semua tertipu, hilang uang dan harapan. Kejadian seperti ini telah berulang beberapa kali dan herannya selalu banyak orang yang mau percaya, dan akhirnya tertipu lagi.

Mari kita lihat apabila Allah yang menawarkan dengan tingkat bunga yang jauh lebih tinggi, sebagaimana firmanNya pada surah Al An’am ayat 160 : “Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya (QS. 6:160), ini sama dengan 1000%. Atau janji Allah pada ayat lain yang setara dengan tingkat bunga 70.000% :

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. 2:261)

Saudaraku, kalau investor yang menawarkan tingkat bunga yang tinggi, tetapi masih jauh lebih rendah dari yang dijanjikan Allah, orang berbondong-bondong menyambutnya. Mengapa kalau yang menawarkan tingkat bunga yang sangat tinggi dan janji yang tidak akan meleset dari Allah, kita tidak yakin dan antusias menyambutnya.

Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun. (QS. 64:17)]

Dari ayat-ayat diatas dan ayat-ayat lain, keberkatan dan keuntungan yang diperoleh apabila berniaga/meminjamkan kepada Allah, antara lain adalah :
o Allah melipat gandakan pembayaran atas pinjamannya
o akan memperoleh pahala yang banyak
o Allah mengampuni & menghapus dosa-dosa kita
o balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya
o dapat menyelamatkan kita dari azab yang pedih

Pinjaman dan perdagangan yang tidak pernah bankrut, hanyalah pinjaman kepada Allah.