************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Jumat, 19 Desember 2008

Kenapa harus memaafkan


Kalau kita dikecewakan orang lain tentu menyakitkan. Kalau kita disakiti orang lain tentu menimbulkan kebencian. Kalau menerima penghinaan tentu akan menghadirkan dendam. Kata orang hal ini adalah manusiawi. Ya, tetapi bukan fitrah.

Mari kita renungkan, berapa lama sakit hati akan mengisi relung-relung hati kita. Sampai mati akan tersimpan di alam bawah sadar kita, dan akan muncul ke alam sadar apabila pemicu sakit hati tersebut hadir dihadapan kita, hadir dalam pemikiran kira, hadir dalam ingatan kita. Bagaimana kalau sedang berekreasi dengan keluarga, tiba-tiba ia muncul, bagaimana kalau anda sedang konsentrasi untuk mengambil keputusan yang penting, tiba-tiba ia muncul. Semuanya itu sangat mengganggu kenyamanan yang sedang dinikmati.

Energi yang dibutuhkan untuk marah, sedih, sakit hati, sangat mengurangi ketahanan fisik manusia sehingga menurunkan produktivitas selama kondisi tsb belum pulih kembali. Ketika seseorang marah memuncak, otot-otot tubuh menegang, detak jantung meningkat, tekanan darah naik, dan pernafasan menjadi sesak, kestabilan emosi akan kacau.

Dapat dibayangkan berapa banyak kerugian yang harus kita alami apabila kondisi emosional ini tidak secepatnya dinetralisir. Kerugian dari sisi finansial terjadi karena kita tidak focus dan maksimal dalam bekerja. Dari segi fisik, akan cepat menimbulkan kelelahan sehingga mudah dihinggapi penyakit dan stress. Kerugian akan semakin menumpuk kalau sumber yang menyebabkan kemarahan, kebencian, dan dendam dari banyak orang dan peristiwa serta kondisinya tidak diselesaikan berhari-hari atau berbulan-bulan.

Hal ini dapat diillustrasikan seperti orang yang menyimpan kentang busuk dalam tas yang selalu dibawa kemana-mana. Setiap muncul perasaan marah, benci, dendam maka kentang busuk dalam tasnya bertambah lagi, dan kentang busuk yang ada dalam tas tidak pernah dikeluarkan, tentunya sangat menyebalkan untuk membawanya kemana-mana setiap saat.

Saudaraku, kata kunci untuk mengakhiri penderitaan dan kerugian tersebut adalah hanya dengan kata ”maaf” . Ya, dengan memaafkan sumber yang membuat emosi kita terganggu dengan ikhlas dan tanpa prasyarat. Ini bukan perkara membantu atau menolong orang lain, tetapi untuk menyelamatkan dan kepentingan diri kita sendiri. Apakah kita mampu dan kuat membawa berton-ton kentang busuk di pundak kita?

Apakah ada orang yang mampu semudah itu memaafkan seseorang yang telah mengoyak-ngoyak harga diri dan kehidupannya?

Saudaraku, ini bukan perkara mampu atau tidak, tetapi masalah kehidupan kita sendiri, apakah mau membawa kentang busuk kemana-mana selamanya atau mengisi kehidupan kita dengan butiran-butiran mutiara. Mutiara kehidupan ada didalam lautan ke’maaf’an.

Saudaraku, mudah-mudahan hadist berikut ini dapat membantu kita memaafkan sesama dengan ikhlas apapun kesalahannya ”Kalian tidak akan beriman kecuali kalian saling mencintai. Maukah kutunjukkan kepada kalian sesuatu yang bila kalian kerjakan kalian saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian.” (HR. Muslim).

Tidak ada komentar: