************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Selasa, 31 Maret 2009

Jalan lurus


Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka. [QS. 1:6-7 ]

Doa tersebut kita panjatkan kehadirat Allah Swt paling kurang tujuhbelas kali dalam sehari semalam. Bahkan kalau banyak ditambah dengan shalat-shalat sunnah, bisa mencapai 50 kali dalam sehari semalam. Luar biasa.

Apa yang dapat kita bayangkan, kalau seseorang dengan rasa hormat dan penuh etika datang kepada kita untuk meminta pertolongan atas suatu keperluannya, sementara kita sangat mampu membantunya, minimal tujuhbelas kali dalam sehari semalam? Apakah kita akan menolaknya? Atau dengan rasa senang dan bangga membantunya? Saya kira pertanyaan yang terakhir inilah yang kita rasakan. Jangankan orang yang berbudi mulia, penjahatpun boleh jadi bersedia akan membantu permintaan orang seperti ini.

Lalu bagaimana kalau permintaan itu kita tujukan kepada Allah Swt, seperti yang kita lakukan selama ini? Allah Yang Maha Pengasih, Allah Yang Maha Pemurah, Allah Yang Maha Mendengar, Allah Yang Maha Kaya, Allah Yang Maha Dermawan, Allah Yang Maha Pemberi Karunia, Allah yang Maha Mengabulkan, tentu saja akan mengabulkan permintaan kita. Masalahnya sekarang adalah apakah kita memang benar-benar minta dengan serius dan tulus ikhlas atau hanya sekedar ucapan kosong tidak bermakna, kemudian yang kita mohonkan adalah kenikmatan bermanfaat dengan baik, bukan keinginan hawa nafsu saja.

Yaitu ..nikmat yang dianugerahi oleh Allah, sebagaimana yang dianugerahkan kepada: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. [QS.4:69]

Kenikmatan yang diberikan kepada para nabi, paran shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh, itulah jalan lurus yang selalu kita minta selama ini. Tentu tidak ada lagi kenikmatan yang setara dengan dengan yang diterima oleh mereka. Lalu kenikmatan itu sesungguhnya yang bagaimana. Apakah seperti yang kita bayangkan; selalu makan yang enak-enak, punya harta berkelimpahan, terkenal dimana-mana, tidak pernah menderita ganggauan penyakit, dapat mengatur orang semaunya? Ternyata, semua itu hanyalah kenikmatan semu, kenikmatan yang hakiki yang merupakan jalan lurus, adalah seperti yang difirmankan Allah Swt sbb.

dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. [QS. 36:61]

Saudaraku, jalan lurus yang selalu kita mohonkan berada dalam wilayah penyembahan kepada Allah Swt. Selama kita dalam kondisi berserah diri kepadaNya, selama itu juga kita berada di jalan yang lurus. Jadi terserah kepada kita, apakah permintaan yang kita mohonkan minimal 17 kali sehari semalam mau dikabulkan atau tidak. Kalau mau, ya lakukan peribadatan, penyembahan, atau perbuatan-perbuatan yang diridoi Allah Swt.

Saudaraku, seluruh aktivitas kita adalah ibadah sepanjang diniatkan dan dalam koridor yang diridoi Allah Swt., itulah jalan lurus dan itulah kenikmatan, sebagaimana yang telah dinaugerahkan kepada para nabi, shiddiqin, dan orang-orang shaleh. Insya Allah, kita juga.

Tidak ada komentar: