************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Rabu, 04 Maret 2009

Memilah informasi


Mungkin kita sudah sering membaca permainan seorang ibu guru di hadapan murid-muridnya yang melakukan permainan sebagai berikut: "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah "Penghapus!", jika saya angkat penghapus, maka katakanlah "Kapur!". Dan permainan diulang kembali. Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.

Salah satu pelajaran yang dapat diambil dari permainan ini adalah bahwa suatu kebohongan atau kedustaan yang diulang-ulang dalam periode tertentu suatu saat akan dapat diterima menjadi suatu kebenaran. Pada mulanya kita memiliki fitrah yang benar, tetapi lingkunganlah yang selanjutnya sangat besar peranannya dalam membentuk dan menentukan pandangan seseorang.

"Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. Bersabda : "Tidak ada anak yang dilahirkan, kecuali dilahirkan atas kesucian. Dan orang tuanyalah menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi" (HR: Bukhari)

Media massa; surat kabar. Majalah, TV, internet, dll, mempunyai peran yang sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari, dan kita tidak dapat mengelakkannya. Usaha maksimal yang dapat kita lakukan adalah memilah-milah media massa mana dan atau acara/artikel mana yang cocok untuk kita (keimanan) atau tidak. Pengaruh media massa sangat kuat karena mereka dibekali dengan teknologi dan tenaga ahli yang terampil dalam meramu dan memodifikasi tayangan atau sajian sehingga dapat menjangkau dan mempengaruhi sasaran/target, tanpa merasa dipengaruhi.

Dulu pacaran itu tidak pernah singgah ditelinga kita, tabu. Sekarang kalau orang menikah, muncul pertanyaan, kapan pacarannya. Dulu korupsi itu tidak dikenal dalam kosa kata kita, sekarang, orang dengan santainya berkata “biar urusan cepat beres”. Ini hanya contoh-contoh betapa perubahan pandangan itu dengan mudah dibentuk melalui media.

Yang terpenting dijaga atau dipagari adalah keyakinan dan agama kita, karena inilah yang dijadikan sasarn utama media barat dan saudara-saudaranya media Indonesia yang doyan mengikutinya. untuk itu seharusnya sangat selektif dalam memilih media mana yang akan dikonsumsi apalagi untuk dikonsumsi seisi rumah. Tentu saja informasi yang paling baik bagi kita adalah media yang menyampaikan informasi yang berasal dari Allah dan RasulNya.

Siapakah yang lebih baik perkataannya (informasinya) daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" [QS. 41:33]

Saudaraku, kalau kita tidak rela memberi makanan yang haram kepada keluarga kita, maka jauhkanlah juga informasi yang haram bagi mereka. Sediakanlah media yang islami, semisal harian republika, pelita, daripada harian yang membawakan suara agama lain seperti kompas, suara pembaruan, atau lampu merah, lampu hijau yang norak. Nauzubillah.

Tidak ada komentar: