************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Sabtu, 09 Mei 2009

Layanan Dengan Senyuman


Segala-galanya yang aku ketahui tentang urusan menjual aku pelajari dari ayahku, Walt, pada suatu sore di toko mebelnya di New Era, Michigan. Waktu itu umurku 12 tahun.

Ketika aku sedang menyapu lantai, seorang wanita setengah umur masuk ke toko. Aku meminta kepada ayah apakah aku boleh melayaninya. "Tentu saja boleh," jawab ayah.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanyaku menawarkan pelayanan.

"Ya, ada - anak muda. Saya membeli sofa di toko ini dan sekarang kakinya lepas. Saya ingin tahu, kapan kalian bisa membetulkannya."

"Kapan anda membelinya, nyonya?"

"Sekitar sepuluh tahun yang lalu"

Kukatakan pada ayah bahwa wanita itu mengira kami akan membetulkan sofa tuanya secara gratis. Ayah mengatakan agar memberi tahu wanita itu bahwa kami akan datang siang nanti.

Kami datang ke rumah wanita itu. Setelah menyekrupkan kaki yang baru ke sofanya, kami pergi lagi. Dalam perjalanan pulang, ayah bertanya, "Apa yang sedang kau pikirkan, nak?"

"Ayah khan tahu, aku ingin kuliah. Jika kita selalu saja berkeliling membetulkan sofa-sofa tua secara gratis, lama-kelamaan bisa bangkrut kita nanti!"

"Kau kuajak karena memang kau perlu belajar melakukan pekerjaan perbaikan.
Selain itu, urusan paling penting terlepas dari perhatianmu. Kau tidak melihat nama toko ketika kita membalikkan sofa tadi. Wanita itu membelinya di toko 'Sears'."

"Maksud ayah, kita mengerjakan perbaikan tadi secara gratis, sementara wanita itu sama sekali bukan pelanggan kita?"

Sambil menatapku, ayah berkata, "Sekarang ia menjadi pelanggan kita."

Dua hari kemudian, wanita setengah umur itu datang lagi ke toko kami dan aku melayaninya. Ia membeli mebel baru seharga beberapa ribu dollar. Ketika kami datang di rumahnya untuk mengantar barang itu, ia meletakkan sebuah guci besar yang penuh dengan uang dollar, satuan, limaan, puluhan, dua puluhan, lima puluhan dan ratusan, di atas meja dapur. "Ambil saja sendiri senilai mebel yang saya beli," katanya lalu keluar.

Sejak hari itu sudah 30 tahun lamanya aku bekerja sebagai tenaga sales. Aku selalu berhasil mencapai nilai keberhasilan transaksi tertinggi di setiap perusahaan yang kuwakili, karena aku tidak pernah meremehkan pelanggan. -

Michael T. Burcon (A Cup of Chicken Soup for The Soul - Jack Canfield, dkk.)

Sumber : Internet/milis

Tidak ada komentar: