************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Minggu, 24 April 2011

Akhir dari Kebesaran


Semua orang tahu bahwa setiap kekuasaan pasti akan ada akhirnya, tetapi tidak semua menyadari bahwa waktu itu akan datang bahkan lebih cepat. Mencari kekuasaan di dunia anda akan mendapatkannya, mencari kebahagiaan hidup di akhirat juga dapat diperoleh. Kebanyakan orang memilih kekuasaan/kebahagiaan di dunia dan mengabaikan akhirat. Yang paling celaka kalau anda tidak mendapat dunia dan akhirat juga terabaikan.

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh apa-apa di akhirat, [QS. 11:15-16]

Dalam sejarah perkembangan dunia banyak ditemukan tokoh-tokoh besar yang berasal dari orang-orang status sosialnya biasa-biasa saja, bahkan sebagian yang sama sekali tidak diketahui asal usulnya. Tentu saja bagi kita sangat tertarik untuk mengetahui bagaimana prosesnya dan apa-apa saja yang dilakukan sang tokoh sehingga berhasil mencapai puncak kariernya/kekuasaannya.

Sudah barang tentu tidak mungkin akan kita paparkan sejarahnya di sini, tetapi yang dapat dipelajari adalah bahwa mereka bergerak dari awal dengan sesuatu yang sederhana atau kecil, dan mungkin tidak berarti bagi orang lain, Namun dari yang kecil itu dia punya tekad niat yang kuat untuk mencapai sesuatu, dan itulah yang dikembangkangkan dengan tekun dan konsisten dan secara bertahap menaiki tangga satu persatu. Bukan dalam semalam, juga bukan dalam setahun, bahkan puluhan tahun baru ia mendapatkan hasilnya.

Ketekunan, kerja keras, selalu mengembangkan diri, mengembangkan jaringan, mungkin juga ada dengan cara licik dan tipu daya adalah cara-cara yang ditempuh orang untuk mencapai kejayaannya. Sayangnya banyak juga tokoh-tokoh dunia yang tumbang karena keserakahan-keserakahan dan gemerlapnya dunia yang tidak bisa lagi dilepasnya. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari fenomena ini. Salah satunya adalah bahwa kesulitan, penderitaan, kekurangan, mengajarkan kepada kita untuk kerja keras, tekun, tidak cepat putus asa, berhubungan dengan sesama manusia secara jujur dan iklhas. Sementara kemewahan, kemudahan, kesuksesan banyak mengajarkan kita untuk bersaing, saling curiga, menjatuhkan, hidup mubazir dan berfoya-foya.

Sungguh banyak dijumpai orang-orang yang sebelum ‘berhasil’ adalah orang yang santun, ramah, peduli, taat dan menyenangkan, tetapi setelah sukses karakternya berubah menjadi sombong, feodal, egois yang akhirnya menjadi pencinta dunia yang ulung. Coba bayangkan berpuluh tahun berburu sukses tetapi yang didapat hanya nafsu duniawi.

Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. [QS. 40:21]

Saudaraku, itulah kekuasaan, kebesaran, kemewahan yang selalu dikejar-kejar manusia, padahal itu semua hanyalah fatamorgana yang sekejap lewat dalam kehidupan yang tiada artinya kalau tidak dilandasi dengan iman dan takwa. Hidup sederhana lebih menjamin kita untuk mencapai tujuan hakiki yaitu dengan kerja keras, prihatin dan istiqomah yang membawa kita ke kemewahan yang tiada berakhir.


Tidak ada komentar: