************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Minggu, 24 April 2011

Masjidku



Masjidku, teringat ketika masih kecil menjadi merupakan pusat kegiatan, ngaji, shalat, main, main bola, volly. Tentu saja dua terakhir ini dilakukan; volly pada dihadapan masjid, sedangkan bola pada sebelah kanan masjid. Sayang sekali lapangan bolanya tidak ada lagi karena di ganti dengan proyek pendirian SMP Negeri (sesuatu yang disesalkan kemudian hari).

Bangunan masjidnya dulu sebenarnya lebih tinggi. Ketika itu atap dan kubah masih menggunakan kayu dan seng sehingga lebih ringan. Sebelum berubah, kubahnya ada lima buah, satu kubah yang besar terletak ditengah-tengah, sedangkan pada empat sudut ada kubah yang lebih kecil. Karena masjid tidak mempunyai menara maka muazzin biasanya mengumandangkan Azan pada salah satu kubah kecil tersebut (kubah sebelum lengkungan seng ada tiang-tiang dan diselah-selah itulah biasanya corong dikeluarkan sebagian dan diarahkan kesenganap penjuru)

Seingat saya, saya tidak pernah mengumandangkan azan disitu, tetapi saya sering naik ke kubah kecil itu, sebagaimana anak-anak yang lain terutama kalau sedang ada pertandingan bola pada sore hari. Selain dari kubah kecil tsb kadang-kadang kita turun juga ke atap seng masid dibawah kubah kecil yang lebih dekat dengan lapangan bolanya. Masih teringat sambil nonton juga bawa Al quran keatas nonton sambil baca, maklum saat itu lagi getol-getolnya belajar ngaji dan juga terinspirasi oleh pahala membaca Al Quran setiap hurufnya.

Kenangan lain yang selalu teringat adalah pada malam-malam ramadhan biasanya kita bersama-sama dengan orang tua dan anak-anak mencari malam lailatul qadr. Walaupun tersedia makanan kecil seperti kue-kue, gorengan, kacang dan m inuman teh dan kopi, tetap saja perlu perjuangan keras untuk melawan kantuk. Bisa saja sih langsung tidur, tapi takut kelewatan malam lailatul qadr-nya, resikonya sedikit-sedikit keluar ke kolam untuk mencuci muka agar tidak ngantuk sambil memperhatikan langit mencari tanda-tanda lailatul qadr atau siapa tahu tiba-tiba air di kolam sudah membeku.

Masjidku, dulu tidak punya nama
tetapi sekarang sudah punya
Masjid Al-Ansar
Menolong jamaah-jamaahnya
agar iman tetap kokoh


Tidak ada komentar: