************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Rabu, 20 April 2011

Kepatuhan dengan ridho atau terpaksa

Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan. [QS.3:83]

Umumnya apabila orang ditanya apakah ingin kebebasan, maka jawabnya sebagian besar menjawab, ya. Sayangnya dari pertanyaan itu sendiri kita telah mengakui bahwa kita, manusia, sebenarnya tidak memiliki kebebasan yang sempurna. Bahkan kalau dikaji apabila menusia diberi kebebasan menurut versinya, maka bukan kebebasan yang dijumpai, tetapi kekacauan dan keonaran.

Kalau kebebasan dapat mengantarkan manusia menuju kekacauan dan keonaran, maka kepatuhan akan mengantarkan manusia kepada kedamaian dan kesejahteraan. Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa kebanyakan manusia mengejar kebebasan dan menolak kepatuhan. Jawabannya adalah karena godaan hawa nafsu dan cinta dunia. Sebab yang lain karena merasa kuasa melakukan sesuatu yang didorong oleh rasa bangga dan sombong.

Sebenarnya banyak hal dimana manusia, seberapapun kekuasaan dan kepintarannya, tidak berdaya. Ketika petang datang dia tidak berdaya untuk menolaknya, rambut di kepalanya tidak kuasa menahannya untuk tumbuh, keresahan dalam hatinya tidak kuasa dibendungnya, anak-anak yang dilahirkannya malah membuatnya seperti budak. Lalu bagaimana dia bisa menahan matahari yang terbit esok harinya, dan puncaknya adalah kematian yang menutup segala mimpi-mimpi kekuasaannya sekaligus kebodohannya.

Ketidakpatuhan atau kebebasan menurut kehendaknya sendiri bisa saja menjadi pilihannya, padahal kebebasan itulah yang mengikat dirinya sendiri untuk mengetahui hal-hal di luar pemikirannya yang jauh lebih baik daripada yang diyakininya, karena keyakinannya itu terbentuk hanya karena ego dan kesombongan dirinya. Orang-orang seperti inilah yang terpaksa patuh setelah di akhirat, kepatuhan yang disesali selama-lamanya.

Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu, hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. [QS. 23:99-100], Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala."(QS. 67:10)

Saudaraku, mungkin masih ada di antara kita yang tidak menerima seluruhnya ajaran agama kita ini, karena tidak sesuai dengan pemikiran, pemikiran yang terbentuk karena pengaruh sekuler dan cinta dunia. Yakinkanlah diri atau paksalah diri untuk menerimanya, hasil buah pikiran kita terlalu kecil bila diperhadapkan dengan ketentuan Allah Swt. Apabila berat menerimanya banyak-banyaklah beristighfar dan berdoa untuk menyelaraskan pemikiran-pemikiran kita dengan agama yang kita peluk ini.

Saudaraku, masukilah agama ingin keseluruhan ajarannya, meski berat tetapi yang terpenting adalah selalu memperbaharui niat untuk bertekad melaksanakan ajarannya dengan sebaik-baiknya, dan berhentilah dari usaha-usaha untuk mengingkarinya.

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. [QS. 02:208]


Tidak ada komentar: