************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Selasa, 22 Juli 2008

Senda gurau

From: darwin malang [darwin.malang@bni.co.id]
Sent: Friday, March 23, 2007 4:12 PM
Subject: Senda gurau

Sahabat, sudah berapa lamakah kita berselimut dunia. Rasanya belum lama. Orang yang berumur tuapun akan menjawab seperti ini, apalagi yang masih mudah. Dan kita berharap lebih lama lagi hidup didunia ini. Itulah dunia makin dikejar makin menjauh makin dirindu makin menggoda.

Sahabat, belum lepas dari ingatan kita tragedi laut jawa bersama KM Senopati dan KM Lavina. Berapa banyak korban yang tercebur kedalam lautan lepas. Berapa banyak yang akhirnya tenggalam ke dasar laut. Berapa banyak yang selamat. Dari berita yang kita baca, para korban yang selamat setelah terombang-ambing beberapa hari di lautan adalah mereka yang tidak tergoda untuk meminum air laut. Karena kalau diminum tidak menghilangkan dahaga, sebaliknya semakin ketagihan untuk meminumnya, dan itulah akhirnya yang menenggelamkannya. Demikianlah pula dunia. Semakin dikejar semakin ketagihan, tetapi tidak pernah merasakan kepuasan, malahan tenggelam kedalam depressi dan stress.

Sahabat, dalam buku ”Anak-anak Zaman, Himpunan kisah bekal untuk orang-orang bertakwa”, karangan Ibrahim bin ’Abdullah al_Hazimi, terdapat beberapa gambaran tentang dunia seperti berikut ”

Isa a.s bersabda, “Wahai Bani Israel, anggaplah dunia ini sepele, niscaya menjadi sepele bagi kalian; rendahkanlah dunia ini, niscaya kalian dihormati di akhirat; janganlah kalian memuliakan dunia, niscaya akhirat menjadi ringan bagi kalian! Dunia tidak berhak mendapat penghormatan. Sebab, setiap hari ia menyerukan kebinasaan dan kerugian.”

Dunia ibarat bayangan. Dikira ia memilki hakikat yang tetap, nyatanya ia menyusut dan mengkerut. Ketika engkau mengejar untuk menggapainya, engkau tidak akan pernah mendapatkannya. Dunia bagikan patamorgana. Orang-orang yang dahaga mengiranya air; tetapi ketika ia menghampirinya, ia tidak menemukan apapun.

Al-Hasan berkata, “Dunia adalah tempat persinggahan, bukan tempat untuk menetap. Ia bagaikan racun yang dimakan oleh orang yang tidak mengenalinya dan menyebabkan kematiannya. Jadilah engkau di dunia ini laksana orang yang mengobati luka-lukanya dengan cara berdiet untuk sementara waktu lantaran khawatir timbul sesuatu yang tidak menyenangkan dalam waktu yang lama, bersabar menahan pedihnya obat lantaran khawatir menahan penderitaan dalam jangka panjang. Berhati-hatilah terhadap dunia yang penuh tipuan, khayalan, dan ilusi. Ia berhias diri dengan ilusinya, mencelakakan dengan tipu dayanya, menina-bobokkan dengan angan-angannya, dan memikat dengan godaannya. Ia laksana pengantin wanita yang jelita. Semua mata memandangnya, semua hati terpikat padanya, dan semua jiwa merindukannya.

Isa al-Masih berkata, ”Dunia adalah jembatan, maka seberangilah ia dan jangan kalian diami. Jangnlah kalian menjadikan dunia sebagai Tuhan, karena ia akan menjadikan kalian sebagai hamba, seberangilah dunia dan jangan menetap disana. Ingatlah! Pangkal setiap kesalahan adalah cinta dunia.”

Ali r.a menggambarkan dunia sebagai berikut, “Sebuah negeri yang orang sehatnya menjadi pikun, orang sakitnya akan menyesal, orang yang membutuhkannya akan bersedih, dan orang kayanya menghadapi bencana. Dalam kehalalannya ada perhitungan dan dalam keharamannya ada neraka.”

Sahabat, mencintai dunia menjadi obsesi terbesar bagi sebagian orang. At-Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik Radhiallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa yang akhiratnya lebih ia jadikan tujuan terbesarnya, niscaya Allah akan menjadikan kekayaan di dalam hatinya dan memperkuatnya serta akan didatangkan dunia kepadanya dengan mudah. Barangsiapa yang dunianya lebih ia jadikan tujuan terbesarnya, niscaya Allah akan menjadikan kefakiran didepan matanya dan memporak-porandakan kekuatannya serta tidak mendapat dunia kecuali sebesar yang telah ditakdirkan baginya."

Sahabat, dunia adalah laksana candu atau rokok(Merokok dan menyebabkan kanker, lemah syahwat, …), yang oleh pembuatnya telah disampaikan kemudharatan dan bahayanya, tetapi sangat sulit untuk meninggalkannya.

Sahabat, dunia bagi orang yang beriman nilainya tidaklah lebih besar daripada sholat sunnah subuh dua rakaat (Shalat sunnah dua rakaat sebelum subuh adalah lebih baik daripada dunia dan isinya : HR Muslim)

Sahabat, dunia ini laksana setitik oase ditengah padang pasir, yang disinggahi hanya sejenak, jangan terlalu diperdulikan perjalanan masih panjang, ingatlah firman Allah SWT : "Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui". (QS, Al-'Ankabut : 64)

Sahabat, saatnya sudah tiba.
Wassalam



Tidak ada komentar: