************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Sabtu, 24 Mei 2008

Kesempatan untuk memilih

Seorang pemuda, 17 tahun, terkena peluruh nyasar di Riyad Arab Saudi dan harus dibawah ke rumah sakit. Dalam perjalanan pemuda itu memandang ibunya yang sedang menangis sedih seraya berkata, ”Wahai Ibunda, jangalah engkau bersdih, aku dalam keadaan baik, sesungguhnya aku akan meniggal, demi Allah aku mencium semerbak wangi surga.”

Setibanya di ruang gawat darurat, seorang dokter berusaha untuk menanganinya, akan tetapi pemuda itu berkata, ”Wahai Saudaraku! Sungguh aku akan mati, aku telah mencium semerbak wangi surga, karena itu janganlah engkau merepotkan dirimu, aku hanya menginginkan kehadiran Ayah dan Ibuku disisiku.” Setelah kedua orang tuanya berada disisinya, ia menyampaikan selamat tinggal kepada mereka lalu mengucapkan ”Asyhadu Alla Ilaaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammad Rasulullah”.

Kisah lain, seorang ayah yang sedang menghadapi sakaratul maut. Anaknya berusaha sebisa mungkin untuk mentalqinnya dengan dua kalimat syahadat, akan tetapi setelah bersuaha dengan susah payah, jawaban ayahnya sungguh mencengangkan, ”Wahai anakku! Aku mengerti apa yang engkau katakan, akan tetapi lidahku tidak bisa mengucapkannya, aku telah berusaha wahai anakku, aku telah berusaha akan tetapi aku tidak bisa.”

Wahai Saudaraku, apakah yang melatarbelakangi kedua peristiwa diatas. Yang pertama yang meninggal dengan Husnul Khatimah adalah seorang pemuda yang tekun melakukan shalat malam dan membaca Al-Quran, selalu membangunkan orang tuanya untuk shalat shubuh dan berusaha sekuat tenaga untuk shalat wajib di Mesjid berjamaah. Sedangkan pada kisah kedua sang ayah yang meninggal dengan Su’ul Khatimah, pada masa hidupnya suka melalaikan kewajiban shalatnya.

Wahai Saudaraku, Alhamdulillah, kita masih diberi kesempatan untuk memilih, apakah ingin meninggal seperti pada kisah pertama (husnul khatimah) atau meninggal dengan cara pada kisah kedua (su’ul khatimah). Mari bermuhasabah (introspeksi), keadaan kita saat ini cenderung kearah mana akan berakhir. Sekiranya belum yakin berakhir husnul khatimah, saatnya untuk berubah. Jangan terkecoh dengan kilauan mas dan perak, oleh empuknya kedudukan, dan jelitanya cinderellah. Semuanya itu tidak bernilai, sebab bisa jadi setelah ini, setelah kembali kerumah, atau setelah membaca lembaran ini anda harus mengucapkan selamat tinggal pada semuanya karena dijemput sang maut. Semuanya bisa terjadi kalau saatnya sudah tiba.

”Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati” (QS 23.15).

*Disarikan dari buku ”Kesaksian Seorang Dokter”, oleh: dr. Khalid bin Abdul Aziz Al-Jubair, SpJP

Tidak ada komentar: