************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Jumat, 30 Mei 2008

Selalu ada maaf bagimu

From: darwin malang [darwin.malang@bni.co.id]
Sent: Tuesday, November 28, 2006 4:18 PM
Subject: Selalu ada maaf bagimu

Sahabat, Ibnu Abbas Ra. Berkata bahwa ada seorang wanita berkulit hitam yang berpenyakit epilepsi dan sering tidak sadarkan diri. Suatu ketika ia datang kehadapan Rasulullah Saw, lalu berkata : “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya sering tidak sadarkan diri, maka doakanlah kepada Allah agar Dia menyembuhkan penyakitku.

Rasulullah Saw menjawab ‘Jika engkau suka, aku akan berdoa kepada Allah untuk kesembuhanmu, maka Dia akan menyembuhkanmu. Dan jika engkau suka untuk bersabar dan berharap pahala, maka bagimu surga’.

Wanitu itu berkata: kalau begitu, aku lebih suka bersabar dan berharap pahala dari-Nya. Akan tetapi doakanlah kepada Allah agar auratku tidak terbuka bila penyakitku kambuh.’ Rasulullah Saw pun berdoa untuknya agar auratnya tidak terbuka saat tak sadarkan diri. Ternyata dia lebih memilih bersabar terhadap cobaan itu karena besarnya pahala baginya disisi Allah (HR Bukhari No.5524 dan Muslim No.6523).

Sahabat, suatu hal yang perlu digarisbawahi dari peristiwa ini adalah keyakinan yang bulat dari wanita tersebut dan tentunya sahabat-sahabat yang lain, akan kata-kata Rasulullah Saw, apalagi terhadap firman Allah. Kata kunci yang menjadi fondasi adalah keyakinan terhadap firman Allah dan sabda Rasulallah Saw. Apabila kedua hal ini mengakar dalam diri, maka segala kejadian apapun bentuknya akan menjadi berkah bagi dirinya.

Sahabat, setiap hari kita menghadapi ujian. Setiap orang menghadapi ujian yang berbeda-beda, sesuai dengan kondisi dan posisinya, yang jelas ujian tidak diluar jangkauan kita, Ia ada bersama kita dan bukan di awang-awang. Allah berfirman ” Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. (Al-Baqarah; 286). Dengan demikian apabila seseorang tidak lulus ujian, bukan karena tidak sanggup tetapi karena belum maksimal untuk mengeksploitir potensi yang dimilikinya.

Sahabat, ada suatu riwayat menyebutkan bahwa para penghuni surga ada yang menyesal saat mengenang kembali kehidupannya di dunia. Dia berharap seandainya pada saat di dunia dahulu lebih banyak lagi mendapat cobaan dan musibah, bahkan kalau seluruh hidup yang dijalani didunia mendapat musibah terus-tenerus. Hal tersebut diucapkan karena dia telah menikmati pahala-pahala yang diperolehnya sebagai kompensasi atas musibah yang menimpanya di dunia dan sabar menjalaninya.

Sahabat, barangkali hal-hal seperti inilah yang menyebabkan orang-orang alim terutama pada saman pendahulu, yang sama sekali tidak risau kalau mendapat cobaan dan musibah. Banyak diantara mereka yang diasingkan, dipenjara, difitnah dan cobaan lain-lain, semuanya diterima dengan ikhlas. Mereka yakin setiap musibah dan cercaan adalah menjadi jalan untuk lebih dekat kepada Allah. Terhadap orang-orang yang menfitnah dan mencelai dirinya, tidak ada dendam, yang muncul adalah maaf yang tidak bertepi. Bukankah dengan demikian ia akan memperoleh 2 kali lipat pahala yaitu pahala karena musibah/cobaan dan pahala karena memaafkan sesama. Mereka cinta mengamalkan perintah Allah : Memaafkan sesama Manusia.

[3.133] Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

[3.134] (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Hendaknya kita mengarah kesana jua. Amin.

Wassalam

Tidak ada komentar: