************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Senin, 26 Mei 2008

Meraih ketenangan

Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang (bahagia) (QS. 13,28).

Sudah berapa banyakkah usaha yang kita lakukan untuk mencari kedamaian, sudah berapa banyakkah pengorbanan yang kita lakukan untuk meraih kebahagiaan. Mungkin sepanjang hidup yang telah kita lalui, sudah pontang panting, kesana kemari, hanya dengan satu tujuan untuk mencari ketenangan, kedamaian, atau kebahagiaan. Tetapi mengapa sampai saat ini yang kita tuju tersebut rasanya masih jauh. Buktinya, setiap hari masih selalu diwarnai dengan keluhan, sumpah serapa, jor-joran, dan segala macam kegelisahan dan kebingungan.

Padahal rumus untuk mencari ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan ternyata sangat sederhana seperti pada ayat diatas dan dijamin pasti berhasil oleh Sang Sutradara kehidupan kita. Pertanyaan yang mungkin muncul, mengapa orang-orang yang sering membaca, mendengar, atau melagukan ayat tersebut kehidupannya masih diliputi kegelisahaan, kegersangan. Jawabannya adalah karena orang-orang itu tidak mempunyai keyakinan yang bulat terhadap ayat tersebut sehingga tidak dapat menerapkan atau mengaplikasikan dalam kehidupannya.

Atau apakah mengingat Allah itu begitu sangat sulit, sehingga susah melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.

Saudaraku, sebuah rumus sederhana yang mungkin dapat mempermudah kita sehingga setiap saat selalu nyambung (ingat) kepada Allah, yaitu dengan ’meletakkan’ Allah pada penglihatan mata, gerak-gerik tangan, langkah-langkah kaki, lintasan pikiran dan sentuhan perasaan, dengan demikian apapun aktifitas yang dilakukan raga dan jiwa Allah selalu ada bersamanya.

Aku berada sesuai dengan persangkaan hamba-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam hatinya, Aku pasti meningatnya dalam diri-Ku. (Hadis qudsi Riwayat Bukhari-Muslim)

Kalau sudah demikian halnya, maka apa lagikah yang akan menggelisahkan, merisaukan, atau menyusahkan, apalagi ketika kita sudah mengetahui bahwa Allah yang sangat kita cintai dan sangat mencintai kita selalu bersama kita.

Dalam kondisi seperti ini, gangguan apapun yang terjadi tidak ada lagi artinya. Apakah itu penghidupan yang sulit, karier yang tidak bergerak, jodoh yang belum ketemu, dikucilkan orang lain, bahkan mungkin difitnah, atau bencana yang tidak putus-putusnya, semua diterima dengan ridha. Dia merasakan suatu kehidupan yang bermakna.

”Perbandingan antara orang yang berzikir (ingat) dengan orang yang tidak berzikir itu seperti perbandingan orang hidup dengan orang mati”. (HR. Bukhari)

Demikianlah
dia hidup diantara orang-orang yang mati
dia dekat diantara orang-orang yang jauh
dia damai diantara orang-orang yang gelisah

Tidak ada komentar: