************************************************************************************************************************
Saudaraku, kalau artikel dalam blog ini bermanfaat informasikanlah kepada muslim yang lain
(Setiap kata yang mencerahkan orang lain, Insya Allah, anda akan mendapat ganjaran pahala)
============================================================================

Kamis, 29 Mei 2008

Nikmatnya berprasangka baik kepada Allah

Anaa 'inda zhanni 'abdiibii

Aku adalah menurut persangkaan hamba-Ku kepada-Ku,

Sungguh dahsyat pernyataan dan janji yang terkandung didalam hadist kudsi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim diatas. Ini adalah jaminan, yang apabila dipegang dan diikuti dengan istiqomah, akan mendatangkan keberhasilan dan kesuksesan dalam mengharungi samudra kehidupan ini. Tidak ada keraguan padanya.

Ketika ada jaminan anak anda akan diterima di universitas ternama, kemungkinan besar apapun hambatannya, anda akan siap menghadapinya.
Ketika ada jaminan anda akan terpilih sebagai gubernur, segala rintangan yang ada tentu anda akan hadapi dengan keyakinan yang gagah berani.
Ketika ada jaminan usaha anda akan berhasil, urusan apapun yang berbelit-belit anda akan selesaikan dengan tekun dan sabar.
Nah, ketika jaminan Allah yang datang, apalagi yang harus anda risaukan dan ragukan. Dengan berprasangka baik, dan berusaha semaksimal mungkin untuk mematuhi perintah dan larangan-Nya segalanya bisa dilalui dengan hasil yang lebih baik.
Kalau jaminan dari manusia kita yakin, kenapa tidak dengan jaminan Allah.

Kalau sedang sakit. Oh, Allah menyayangi aku dengan penyakit ini, sehingga dapat tersadar dari kealpaan dan dosa-dosa yang pernah aku perbuat, dan dengan penyakit ini dosaku dibersihkan.
Kalau tidak lulus SPMB. Oh, Allah menyayangi aku dengan tidak lulus, aku harus lebih bersungguh-sungguh lagi atau ada hal lain yang lebih baik yang akan dianugerahkan Allah.
Kalau saat ini direnda kemiskinan. Oh, Allah menyayangi aku, mungkin kalau diberi kekayaan malahan lupa kepada Allah dan segala nikmat pemberianNya, dan saatny untuk latihan bersabar.
Kalau dianugerahi kekayaan. Oh, Allah menyayangi aku, dengan kekayaan ini aku diuji agar dapat mengeluarkan banyak infaq untuk membantu orang lain yang membutuhkannya.

Dengan berprasangka baik kepada Allah, kalau ditimpa banyak masalah dapat memperkokoh kesabaran, dan kalau diberi banyak nikmat lebih banyak bersyukur dan tidak berlaku sombong dan lupa diri. Prinsip ini mengantarkan kepada kebahagiaan yang hakiki yang tidak tergantung kepada kondisi yang sedang dialami seseorang. Segala peristiwa hadir bersama kasih sayang Allah. Inilah yang dinyatakan oleh Rasulullah seperti dalam sabdanya :

''Sungguh mengagumkan perkara orang Mukmin, seluruh urusannya mengandung kebaikan dan hal itu tidak akan terdapat pada orang lain. Orang Mukmin, Jika diberikan kebahagiaan dan kenyamanan hidup ia bersyukur, maka hal itu menjadi kebaikan baginya dan jika ditimpa kemalangan ia bersabar, maka hal itu juga merupakan kebaikan baginya.'' (HR Ahmad).

Didalam hukum ketertarikan (law of attraction) yang banyak digandrungi orang barat dan kaum sekuler, berlaku hukum yang menyatakan bahwa semakin besar harapan yang dipancarkan seseorang, semakin besar pula hasil yang akan dipersembahkan alam semesta kepadanya.

Manakah yang lebih ampuh, apakah mereka yang berharap kepada alam dan mereka telah membuktikan hasil dengan kajian secara ilmiah dan empiris. Atau kita yang hanya berharap kepada Allah Swt yang menciptakan alam semesta. Disinilah iman berbicara.

Tidak ada komentar: